Share

40. Amarah di Toko

Toko yang seharusnya sudah bisa beroperasi hari ini, terpaksa harus diundur. Isyana merasa belum puas dalam tata letak serta konsep yang sangat monoton.

Terlihat sangat kaku, karyawannya menata toko yang bukannya memberikan kesan lega, justru sangat sesak. Banyak juga yang tidak sesuai di matanya.

“Andi, Lo kok bisa buat konsep seperti ini sih?”

Isyana hanya geleng-geleng kepala melihat ini. Tangannya juga mengelus dada. Harus banyak beristighfar dengan kelakuan pria yang seharusnya sudah paham dengan keinginannya.

“Maaf Bu, ini saya sudah atur agar semua barang bisa masuk ke rak. Tempatnya terbatas jadi—”

“Jadi Lo mau salahin tempat yang seuprit ini, terus barangnya banyak, gitu?”

Pria bermata sipit itu hanya bisa garuk-garuk kepala. Rasanya sulit juga menyesuaikan hal ini. Karena di pusat, toko yang Isyana sewa sangat besar. Banyak yang bisa dia atur. Sementara di sini, mereka menyewa tempat yang cukup kecil, belum lagi diapit dua brand besar.

“Bukan begitu Bu. Hanya saja—”

“Udah .
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status