Share

Penasaran

Hujan menyepuh seluruh permukaan kota. Malam bertambah remang dengan kisi-kisi cahaya yang memantul pada bening bola-bola air. Selokan-selokan penuh oleh debit air yang hanyutkan sampah plastik. Trotoar basah, menghapus jejak para pelangkah. Sebagian pengendara motor mangkir di kedai kopi, tenggak gigil demi lepas penat dan harap hangat. Meja-meja menjadi ramai dengan lamunan-lamunan seputar pertemuan. Ada yang menaruh bimbang sebab hujan tak kunjung pulang, ada pun yang justru menikmati sensasi kehadirannya dengan kembangkan kenangan di pelupuk pandang.

Ketika itu, Agam duduk di sebrang meja, memandang wajah aneh Anggi. Baginya memang perempuan dengan rambut pirang dan tatapan sayu serupa kembang sedap malam kehilangan aromanya itu aneh, bertingkah tidak seperti biasanya.

"Pertama kali aku makan dengan teman setelah ibuku meninggal," ujar Anggi sambil menyendok mie dan potongan bakso yang ia iris menggunakan sendok.

Agam menghela napas panjang, ia merenggangkan tubuh dengan menyan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status