Share

Sewaktu Hujan Turun

Bos Bagong tidak bersama keluarga. Ia tengah duduk di ruang VVIP diskotiknya sembari menikmati sapuan asap yang keluar dari cerutu tua. Aroma nikotin bercampur dentuman musik menjelegar, sama kerasnya dengan petir yang menyambar kegelapan malam. Hujan turun mendayu-dayu, membuat dinding-dinding basah, membuat kaca-kaca ruko di emper jalan penuh embun.

Sementara itu, Putra tengah memandang jendela di kamarnya, mengamati daun-daun tanaman hias yang basah kuyup oleh sapuan hujan. Tiada cahaya bulan yang singgah, pancaran sinar lampu di taman pun diselubungi dengan kabut. Ia menatap nanar tanpa peduli dengan angin kencang yang mengembuskan beberapa kubik percik air. Lihatlah, bahkan tirai rumahnya basah karena jendela tidak ditutup. Ia melawan gigil karena kalut pada hidup, membiarkan dingin memeluknya kuat-kuat. Kulitnya membiru, demikian dengan bibir dan perasaannya. Terjebak melulu di kursi roda, dianggap orang cacat membuat mobilisasinya sangat terganggu. Apalagi ia merasa tersisih d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status