Share

Perasaan Seorang Ibu

Kecamasan itu semakin hari bertambah buncah. Rutinitas pesantren yang kian sibuk karena mendekati khataman sebelum kedatangan Bulan Ramadhan, tetap tidak membuat pikiran Umi mengasingkan kabar Gus Farhan. Ia terus memburu penjelasan dan berita baru dari kontrakan sederhana yang disewa oleh anaknya tersebut dari Kang Zaki. Sayangnya kabar yang dinanti-nantinya itu tidak pernah hadir sesuai pengharapan. Umi enjadi sosok yang kerap termenung dengan pandangan berbinar sambil menatap langit kuning di belahan dunia barat. Umi juga kerap kehilangan fokus, pernah menumpahkan air mendidih bukan pada gelasnya, akhirnya telapak tangan dan permukaan kakinya melepuh karena air mendidih. Anehnya Abah Aziz hanya diam saja, seolah tidak mempedulikan nasib Gus Farhan yang belum diketahui rimbanya.

“Bagaimana, Zaki? Apakah Farhan sudah pulang ke kontrakan? Kalau memang sudah, katakanlah dengan jujur, dia tidak kembali ke ndalem tidak mengapa, Zaki. Terpenting dia sehat tanpa kekurangan apa pun,” rintih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status