Mimpi Kelam Lilian

Mimpi Kelam Lilian

last updateLast Updated : 2022-04-26
By:  Jasmine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
41 ratings. 41 reviews
86Chapters
7.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kisah Lilian (dalam Kiss for Prince Kouza). Warning 21+ harap bijak dalam membaca. Lilian Audrey Grey, gadis misterius yang penuh dengan rahasia kelam dan memiliki kemampuan spesial yang unik, mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Ia mau tak mau harus berurusan dengan Jaden, pria berengsek yang kasar dan sangat membencinya itu. Jaden selalu mengintimidasinya karena warisan dari neneknya yang Lilian terima tanpa sepengetahuannya, membuat pria itu menganggapnya sebagai seorang penipu yang licik. Pria itu selalu mengganggunya, hingga akhirnya Lilian tak berkutik saat dihadapkan pada sebuah ancaman dan perjanjian kontrak mesum tak bermoral secara sepihak dari pria yang membencinya itu. Kontrak apakah itu? Apakah Lilian akhirnya menyetujui kontrak meresahkan yang sangat menggodanya bagaikan madu tersebut dan menyerah pada Jaden? Lalu bagaimana dengan Jaden sendiri? Apakah ia akhirnya dapat melihat Lilian dengan cara yang berbeda saat mengetahui rahasia kelam dan unik tentangnya? Atau ia akan tetap pada pendiriannya untuk menyiksa wanita itu dan menganggap Lilian sebagai wanita penipu selicik ular seperti sebelumnya?

View More

Latest chapter

Free Preview

1. Lilian Audrey Grey

Lilian menghela napasnya dan kembali mendesah. Gadis berkacamata berambut hitam bergelombang itu tampak sangat gelisah di depan meja kerjanya. Kemarin saat dirinya menghadiri pesta pernikahan Myan dan Devon yang merupakan putra dari bos tempatnya bekerja, Lilian sudah merasakan firasat yang begitu buruk. "Ini untukmu, mungkin tidak seberapa, aku harap kau dapat menemukan kebahagiaanmu dan segera menyusulku Lilian." Ucapan Myan kemarin masih terngiang-ngiang jelas di pikirannya. Lilian ingat ekspresi lembut dan tulus dari Myan saat ia berkata pada dirinya. Setelahnya, ia merasa tidak tenang karena Myan, istri Devon memberikan sepasang gelang kulit berbandul kristal kepadanya tempo hari. Mengembalikan lebih tepatnya, karena memang gelang tersebut sebelumnya adalah miliknya. "Kau wanita yang baik, berkat dirimu aku dapat bersatu dengan orang yang aku cintai. Aku berharap kau pun dapat mengalaminya Lilian." Myan tersenyum padanya. "I

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Marko Xaviero
Suka sekali dengan ceritanya. Lilian dan Jaden kombinasi seru, keren!......
2023-05-06 17:38:04
1
user avatar
Zhu Phi
Rumah Kosong di Dusun Angker sudah update lagi ya. Kali ini sampai tamat. Ikuti terus perjalanan Clara.
2022-12-05 00:13:51
1
user avatar
Rytíř
Cerita yang cukup relate dengan peliknya dunia profesional. Semangat berkarya kak, jangan sampai terbawa suasana dengan kondisinya Jillian yang kelam.
2022-04-07 20:59:13
1
user avatar
Hervina Nataya
lanjut Kak, suka ...
2022-04-04 22:04:02
1
user avatar
Galuh Arum
lanjutkan cerita bagus
2022-04-04 21:05:24
1
user avatar
V I L
ceritanya menarik dan seru. si jaden bikin greget aja ya. lanjut kak
2022-04-04 20:10:44
1
user avatar
Ervin Warda
Bagus, Kak. harusnya gelangnya jangan dibuang, kasih aku aja wkwk. Semangat, Kakak!
2022-02-17 04:14:46
1
user avatar
Diganti Mawaddah
Cerita yang menarik Kak
2022-02-16 17:26:16
1
user avatar
Roesaline
Wah perjuangan cinta nih, semangat Lilian...
2022-02-16 16:14:26
1
user avatar
Selene21
Keren ceritanya, alurnya menarik.
2022-02-14 12:18:33
1
user avatar
CahyaGumilar79
Semakin keren aja, alurnya kena banget. GoodJob kak
2022-02-14 12:16:01
1
user avatar
Galuh Arum
keren keren semangat
2022-02-14 12:08:00
1
user avatar
Anggrek Bulan
Menarik banget cerita ini
2022-02-14 12:02:36
1
user avatar
icher
21+ ya thor, aku masih 15 tahun lho tapi suka bacanya. 15 tahunnya sih 15 tahun yang lalu pula ...
2022-02-03 20:39:32
2
user avatar
caprinna ninna
Thoorrr..rajin2 nulis ya thor ......... Bagus2 novelnya..
2022-02-01 10:22:08
2
  • 1
  • 2
  • 3
86 Chapters

1. Lilian Audrey Grey

Lilian menghela napasnya dan kembali mendesah. Gadis berkacamata berambut hitam bergelombang itu tampak sangat gelisah di depan meja kerjanya.  Kemarin saat dirinya menghadiri pesta pernikahan Myan dan Devon yang merupakan putra dari bos tempatnya bekerja, Lilian sudah merasakan firasat yang begitu buruk. "Ini untukmu, mungkin tidak seberapa, aku harap kau dapat menemukan kebahagiaanmu dan segera menyusulku Lilian." Ucapan Myan kemarin masih terngiang-ngiang jelas di pikirannya. Lilian ingat ekspresi lembut dan tulus dari Myan saat ia berkata pada dirinya. Setelahnya, ia merasa tidak tenang karena Myan, istri Devon memberikan sepasang gelang kulit berbandul kristal kepadanya tempo hari. Mengembalikan lebih tepatnya, karena memang gelang tersebut sebelumnya adalah miliknya. "Kau wanita yang baik, berkat dirimu aku dapat bersatu dengan orang yang aku cintai. Aku berharap kau pun dapat mengalaminya Lilian." Myan tersenyum padanya. "I
Read more

2. Mencari Gara-gara

Lilian duduk di samping Greg selama meeting berlangsung. Setelah ia menyiapkan ruangan dan materi yang sekiranya sesuai dengan profil Jaden, ia berfokus pada laptopnya dan bersiap untuk mencatat poin-poin penting. "Selamat siang, maaf saya sedikit terlambat." Seth, sekretaris Jaden sendiri ikut bergabung beberapa menit sebelum meeting dimulai. Para peserta meeting lainnya juga telah bersiap di tempatnya masing-masing untuk pertemuan kali ini. Selain dirinya, perwakilan dari divisi Media Planner, Creative Director, serta seorang Account Executive senior kepercayaan Greg juga turut serta di dalam meeting. "Tak apa, silakan bergabung, Tuan." Greg tersenyum santai dan ramah. Klien yang agensi dapatkan kali ini adalah seorang selebriti chef terkenal yang sedang naik daun. Greg tentu saja akan memberikan pelayanan maksimal untuk memenuhi kebutuhan klien penting tersebut. Jaden yang memiliki begitu banyak penggemar sudah pasti akan menjadi magnet yang bagus untuk perusahaan agensi perik
Read more

3. Terganggu

"Jaden! Ya Tuhan, apa kau sudah tak waras? Entah mengapa kau mulai berlaku tak sopan padanya. Mengapa sepertinya kau hendak mencari gara-gara?!" Seth menyemburkan kegeramannya. "Kita di sini untuk bekerjasama dengan perusahaan ini, jadi aku harap kau tak melakukan sesuatu yang aneh lagi, apa pun itu, oke?!" Seth berani berteriak pada Jaden setelah Lilian keluar dari ruangannya. "Seth, taukah kau? Hanya ia wanita di sini yang tak menatapku sejak kedatanganku siang tadi. Bahkan saat pertama kali ia melihatku, wanita itu tampak begitu menghindariku. Aneh!" gumam Jaden sambil seolah sedang menerka-nerka jalan pikiran Lilian. "Bukan wanita itu. Jangan menyebutnya begitu! Namanya Lilian," ralat Seth. "Dan baguslah jika ia tak mempedulikanmu, berarti ia memiliki selera yang tinggi." Seth mengangkat kedua bahunya. "Dan, serius kawan, jangan mencari masalah, oke?" Jaden menggeleng, "Tidak ... tidak. Coba kau pikir, apa kau sebelumnya pernah melihat ada
Read more

4. Penasaran

Lilian meletakkan tas kerjanya begitu saja saat ia sampai ke kediamannya. Rumah mungil yang terlihat sangat nyaman itu ia beli sebulan yang lalu dengan harga yang terjangkau dari seorang wanita tua baik hati tetangga sebelahnya. Edith. Wanita tua yang memiliki rumah dua cluster tepat di sebelahnya itu memberikan setengah cluster miliknya untuk dijual dan ditempati oleh Lilian. Lilian yang awalnya ragu dan menolak untuk pindah bahkan tak pernah terpikirkan untuk membeli rumah sendiri itu, akhirnya menyerah karena bujukan Edith. Ia kemudian menyetujui untuk membeli sebagian rumah Edith itu dengan seluruh tabungannya. Sayang hanya berselang beberapa minggu setelah ia membeli rumah Edith, Edith jatuh sakit hingga akhirnya ia meninggal. Sudah seminggu semenjak kepergian Edith, Lilian masih merasa kesepian dan enggan pulang ke rumahnya sendiri. Ia merasa takut karena dirinya sadar ia sudah tak memiliki tetangga hangat yang menyenangkan lagi yang biasanya selalu menyambutnya setiap hari d
Read more

5. Menakutkan

"Lilian, ajukan semua jadwalku hari ini dan tolong bawakan semua berkas yang harus aku tanda tangani." Pagi itu, Lilian mendapat perintah dari Greg saat ia masuk ke dalam ruangannya. "Aku akan mempersiapkan proyek terbaruku, mungkin tidak semua jadwal dapat aku tangani sendiri. Oleh karena itu, kau bisa membantuku dengan beberapa urusan kontrak dan jadwal meeting bukan?" Greg menutup laptopnya, memandang Lilian dengan tatapan penuh harap. "Maaf, Tuan. A ... apa? Maksud saya, saya sendiri tidak yakin apa dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan Anda, Tuan. Bagaimana mungkin Anda menyerahkan begitu saja semuanya pada saya?" tanya Lilian tidak yakin. "Kau bisa Lilian. Kau sudah bekerja denganku bertahun-tahun, hanya kau yang mengerti sistem dan cara kerjaku. Jadi percaya dirilah, oke?" "Tapi, Tuan ..." "Tak ada alasan lagi. Kau hanya perlu percaya pada dirimu sendiri. Jika ada sesuatu yang tak bisa kau putuskan sendiri, kau tahu kau dapat m
Read more

6. Pindah

"Terima kasih Tuan, seharusnya Anda menghubungi kami saja, agar Anda tidak perlu repot untuk mengantar berkas kontrak ini." Lilian sedikit kikuk saat Seth berkunjung ke kantornya tanpa pemberitahuan sebelumnya. "Tak apa-apa, tolong panggil saja Seth." Seth mengirimkan sendiri berkas kontrak sewa menyewa yang kemarin Lilian kirim ke email Jaden tepat pada saat jam makan siang. "Baik, apakah ada hal lain lagi yang mungkin masih kurang jelas dalam kontraknya, Tuan?" "Seth ..." Seth kembali mengingatkan dengan halus. Entah mengapa ia masih merasa begitu bersalah saat menatap wajah Lilian. Jelas-jelas Jaden lah yang berulah saat pertemuan terakhir mereka, tetapi Seth yang merasakan perasaan canggung pada Lilian. Pasalnya, ia juga belum sempat meminta maaf atas kelakuan Jaden tempo hari. "Ah, baiklah ..." jawab Lilian canggung. "Maaf, aku tidak tahu jika kemarin Jaden kemari. Jika saja aku mengetahuinya, maka aku akan ikut me
Read more

7. Iblis Muncul

Lelah dengan pekerjaannya hari ini, Lilian memutuskan untuk berendam air hangat pada bathtub sederhananya sesampainya ia di rumah. Lilian selalu berendam air hangat saat dirinya mulai lelah dengan semua pekerjaan yang menumpuk. Dengan membenamkan dirinya dalam air hangat yang nyaman dan menyalakan lilin aromaterapi, ia berharap dapat sedikit membantunya untuk rileks. Karena beberapa hari semenjak dirinya bertemu dengan Jaden, ia merasakan tekanan luar biasa yang benar-benar membuatnya frustasi. Ia tak suka melihat pria itu berada di sekitarnya. Tatapannya yang berubah-ubah membuatnya bingung. Di lain waktu ia bisa tersenyum dengan ramah bak mentari pagi yang cerahnya sangat menyilaukan, tetapi lain lagi saat pria itu bersamanya. Baik ucapannya maupun tatapannya selalu dingin menusuk dan mengintimidasinya. Entah, itu hanya perasaannya saja atau memang Jaden tidak suka padanya. "Oh ... sungguh nyaman sekali," gumamnya dengan puas. Lilian memejamkan matanya untuk fokus merasakan air
Read more

8. Serangan Panik

Lilian masih membeku di tempatnya. Ia berusaha mencerna ucapan Jaden dengan kepanikan yang terus menyergapnya. Belum lagi kakinya yang berdenyut hebat memberikan sensasi nyeri yang teramat sangat hingga ke puncak kepalanya, membuat Lilian tak dapat berpikir jernih. "Ma ... maaf, apa kau bilang tadi? Rumah ini milikmu? Bagaimana bisa?! Maksudku, ini rumah Edith, dan setahuku ia tidak pernah berencana untuk menjual rumahnya sebelum ..." Lilian terhenti, tercekat. Ada rasa sedih yang menyelimutinya, sehingga ia tak mampu meneruskan ucapannya lagi. "Sebelum ia meninggal maksudmu?!"  Jaden menatap tajam Lilian. Dan wanita itu hanya mengangguk pelan dengan sorot pilu yang terpampang nyata di wajahnya. Walau malam ini begitu gelap, dengan lampu temaram yang menyorot dari balkonnya, dan lampu terang benderang yang menyilaukan dari rumah wanita itu, cukup membuat Jaden untuk bisa melihat dengan jelas perubahan sekecil apa pun mimik wajah yang Lili
Read more

9. Sekamar Semalaman

Dalam tidur lelapnya, dalam dunia mimpinya, Lilian tampak sedang berjalan bertelanjang kaki menyusuri sebuah lorong panjang yang gelap. Ia memusatkan tatapannya pada sebuah cahaya lampu kecil yang bersinar temaram pada tangga meliuk panjang yang menjulang di hadapannya. Perlahan tapi pasti, Lilian menapaki anak tangga satu demi satu yang ada di hadapannya itu. Setiap kali Lilian melangkah, setiap kali pula keadaan di sekitarnya menjadi gelap. Lilian mengerjap, mencoba untuk menggapai segala sesuatu yang dapat diraihnya. Namun semua kosong, gelap, dingin dan tampak tak berujung. Mimpi siapa ini? Begitu gelap, dingin, dan penuh dengan kesesakan. Ya, seperti yang sering terjadi, Lilian sekarang sedang bermimpi. Dan ia sadar. Saat ini dirinya pasti sedang terseret oleh mimpi seseorang. Ia selalu terseret ke dalam sebuah mimpi asing saat seseorang yang terhubung dengannya itu sudah terlelap dan memulai mimpinya. Benar. Lilian memili
Read more

10. Perjanjian Kontrak Mesum

Lilian telah sampai ke kantor dengan tepat waktu. Walau ia tidak terlambat, tetapi dalam sejarahnya, belum pernah ia berangkat bekerja begitu siang sebelumnya. Ia sedikit menghembuskan napasnya dengan lega saat ia duduk di kursinya. Lilian yang tak ingin membuang waktu lagi segera memulai pekerjaannya hari ini. Walau kakinya yang terkilir masih sedikit berdenyut, ia tak mempermasalahkan hal itu. "Lilian, apa hari ini aku akan mendampingi Tuan Greg lagi?"  Silvia yang sudah melihat kedatangan Lilian tadi serta merta menghambur ke dalam kantornya begitu saja. "Ya, Silvia. Bukankah sudah kukatakan bahwa kau akan bertugas mendampingi Tuan Greg untuk beberapa waktu ini." "Tapi, Lilian ...." "Silvia ..." Potong Lilian lagi, "Kau tahu bahwa Tuan Greg akan segera mengurus proyek penting bukan? Jadi, aku harap kau dapat bekerja sama dengan baik." "Lilian, bisakah hari ini kau menggantikanku? Hari ini saja, please? Kau tahu
Read more
DMCA.com Protection Status