Menjadi Istri Tuan Muda Arogan

Menjadi Istri Tuan Muda Arogan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Oleh:  EselitaaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
31Bab
383Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Alisha Fairuzah, 33 tahun, selalu dipaksa menikah oleh keluarganya. Dia masih ingin fokus karir apalagi bisnisnya sedang turun. Namun kali ini penolaknnya tidak bisa diterima. Saat Alisha Fairuzah mengira pria yang dia nikahi itu baik, Shaka Yar Nigar menunjukkan sifat arogannya. Dia mulai hancur tetapi seringkali Aido Eishiro, temannya, menghiburnya. Hingga temannya itu menyatakan cinta padanya. Alisha Fairuzah yang merasa telah kehilangan segalanya memutuskan pilihannya. Siapa yang akan dia pilih? Namun apakah dia bisa memilih?

Lihat lebih banyak

Bab 1

01

Jemari Alisha Fairuzah mengetuk-ngetuk meja toko pakaiannya yang beberapa Minggu yang lalu ramai, matanya mengamati rak-rak berdebu yang dulunya dipenuhi kain-kain berwarna cerah dan desain-desain elegan. Keheningan di toko itu memekakkan telinga, hanya dipecahkan oleh derit pintu sesekali saat seorang pejalan kaki mengintip masuk dan segera pergi.

“Alisha Fairuzah, latih hatimu buat sabar dan ikhlas dalam menghadapi setiap cobaan,” bisik Alisha Fairuzah pada dirinya sendiri. 

Tumpukan tagihan di mejanya seperti batu bata yang membebaninya, mengancam akan menghancurkannya sepenuhnya.

Toko itu adalah pekerjaan utamanya, harga dirinya, kemandiriannya. Dia telah mencurahkan segalanya untuk itu—tabungannya, energinya, mimpinya. Namun sekarang, dia menghadapi kenyataan pahit kebangkrutan. Dia tidak bisa membeli stok lagi dan karyawan terakhirnya telah berhenti dua minggu lalu. 

“Alisha Fairuzah, kamu nggak bisa terus hidup seperti ini,” suara ibunya, Inayah,  memotong pikirannya.

Alisha Fairuzah mendongak dan melihat ibunya berdiri di ambang pintu toko, ekspresinya campur aduk antara khawatir dan jengkel. 

Inayah sebenarnya adalah seorang ibu yang baik hati dan lembut tetapi seiring berjalannya waktu usia putri pertamanya bertambah, dia menjadi sedikit berubah. 

“Tahukah kamu apa yang orang-orang katakan tentangmu? Seorang wanita berusia 33 tahun, belum menikah, dan sekarang bisnismu bangkrut? Berapa lama kamu berencana untuk menderita seperti ini nak?”

“Ibuku sayang, aku nggak pernah memilih begini. Semua ini mungkin cobaan dan aku yakin akan berlalu. Tenang saja, aku hanya butuh lebih banyak waktu.”

“Waktu nggak akan menyelesaikan ini,” ibunya berkata sedikit penuh penekanan, melangkah mendekat. “Kamu butuh seorang suami, Alisha Fairuzah. Seseorang yang dapat mendukungmu, menafkahimu.”

Rahang Alisha Fairuzah mengencang. Dia telah mendengar argumen ini ribuan kali sebelumnya. “Ibu, aku nggak butuh seorang laki-laki untuk menyelamatkanku. Aku bisa menyelesaikan ini sendiri.”

Mata ibunya melembut, tetapi suaranya tetap tegas. “Kamu kuat, aku tahu itu. Tetapi kekuatan nggak akan membayar tagihan.  Dan itu nggak akan mengubah kenyataan kamu sendirian. Ayahmu dan aku telah menemukan seseorang. Dia kaya, berasal dari keluarga yang baik, sukses, dan dia tertarik padamu. Namanya Shaka Yar Nigar.”

Hati Alisha Fairuzah mencelos. “Makasih bu tapi jawabanku tetap sama, enggak.”

Inayah tidak menoleransi argumen. “Dia muda—27 tahun—tetapi dia dewasa, dan dia memiliki reputasi yang baik. Keluarganya sangat dihormati. Ini adalah kesempatan terbaik yang pernah kamu miliki.”

“Bu, bahkan kalau aku menikah sama pria yang lebih baik dari Shaka Yar Nigar, belum tentu hidupku jadi lebih baik,” kata Alisha Fairuzah berharap penolakannya masih berlaku. 

Ibunya mengangkat tangan untuk menghentikannya. “Cukup, Alisha Fairuzah. Ayahmu dan aku sudah berbicara dengan keluarganya. Pernikahannya sebulan lagi. Dan…Yumna harus jadi dokter.”

Yumna adalah adiknya Alisha Fairuzah yang bercita-cita menjadi dokter. Karena Alisha Fairuzah sudah menjadi tulang punggung keluarga, jadi biaya kuliah Yumna dia yang menanggungnya. 

Bulan itu berlalu begitu saja dengan persiapan yang terburu-buru dan tekanan yang tak henti-hentinya. Alisha Fairuzah juga tidak mengerti kenapa Shaka Yar Nigar tidak pernah menemuinya. Dia juga tidak ingin bertanya pada orang tuanya. Barangkali memang keinginan Shaka Yar Nigar bertemu setelah mereka sudah sah sebagai suami istri.

Orang tua kedua pengantin sangat gembira, kerabatnya bersorak kegirangan, dan bahkan tetangganya berbisik tentang betapa beruntungnya Alisha Fairuzah mendapatkan jodoh seperti Shaka Yar Nigar. Namun, Alisha Fairuzah tidak merasakan apa pun kecuali ketakutan.

Pada hari pernikahan, Alisha Fairuzah duduk di depan cermin, bayangannya hampir tidak dapat dikenali. Penata rias telah merias wajahnya dengan lapisan alas bedak dan perona pipi, gaun pengantinnya yang sederhana dihiasi dengan manik-manik. 

“Putriku, akhirnya…akhirnya ibu bisa melihatmu menikah. Kamu sangat cantik,” kata Inayah berdiri di belakang putrinya dengan air mata di matanya. “Shaka Yar Nigar akan sangat bangga memiliki kamu sebagai istrinya.”

Alisha Fairuzah memaksakan senyum, jantungnya berdebar kencang di dadanya. Setiap kali merasa berada di titik rendah, dia berusaha untuk sabar dan ikhlas meskipun rasanya sulit. Namun tak dapat dipungkiri sebenarnya saat ini dia ingin berteriak, berlari, memberitahu semua orang bahwa ini bukanlah yang diinginkannya. Namun, dia tidak bisa lari lagi. Ia merasa seperti tenggelam.

Pernikahan diadakan di aula perjamuan mewah yang dipenuhi banyak tamu. Alisha Fairuzah segera mendengar suara Shaka Yar Nigar. Setelah sah, dia turun ke lantai pertama untuk menemui suaminya. Ketika melihatnya, dia berhenti berjalan.

Ekspresi Shaka Yar Nigar tak terbaca. Ia tampan, dengan raut wajah tegas dan tatapan tajam, tidak menatapnya sama sekali dan justru terlihat tidak tertarik. Ada kesombongan dalam dirinya yang membuat Alisha Fairuzah gelisah. 

Shaka Yar Nigar tidak menyentuh, mengajaknya berbicara, atau sekedar menatapnya. Seolah-olah tidak menganggap kehadirannya disampingnya. Alisha Fairuzah teringat ibunya pernah bilang kalau Shaka Yar Nigar tertarik padanya. Tetapi benarkah itu?

Seiring berlalunya malam, Alisha Fairuzah merasa seperti penonton di pernikahannya sendiri. Para tamu mengobrol dan tertawa kecil, udara dipenuhi aroma mawar dan parfum mahal. Shaka Yar Nigar masih tak berbicara padanya, perhatiannya terpusat pada teman-teman dan rekan bisnisnya. Saat ia tersenyum pada suaminya itu, dia justru mendapatkan balasan tatapan dingin yang membuat bulu kuduknya merinding.

Lagi-lagi Alisha Fairuzah ingin menangis. Saat acara berakhir, dia harus pindah ke rumah suaminya. Padahal sejak dulu dia sudah memiliki rencana apabila suatu saat dia menikah, dia tetap ingin tinggal bersama kedua orang tuanya dan suaminya yang harus mengalah. Tetapi bahkan orang tuanya menyuruhnya untuk ikut suaminya.

Alisha Fairuzah berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Sebagai istri yang berbakti pada suaminya, dia bersedia ikut suaminya.

Mereka tiba di rumah baru. Rumah itu sangat besar, berlantai marmer, tetapi terasa kosong, tanpa kehangatan. 

Beberapa pelayan berlarian membantu Alisha Fairuzah dan kedua mertuanya mengeluarkan barang-barang Alisha Fairuzah dari mobil.

“Mas Shaka, mohon bantuanya ya mas.”

Shaka Yar Nigar malah mengabaikan istrinya dan masuk begitu saja ke dalam rumah. Dia menyerahkan kunci mobil pada pengawal pribadinya.

Nida dan Emir, orang tuanya Shaka Yar Nigar saling pandang menyaksikan menantu mereka terdiam memandangi punggung putra tunggal mereka.

“Nak Alisha. Sekali lagi maafkan Shaka ya? Dia kan nggak pernah deket sama perempuan dan akhirnya dia menikah. Dia belum terbiasa denganmu. Kamu juga begitu kan? Kamu pastinya nggak pernah deket sama laki-laki manapun,” kata Nida.

“Kalau sudah terbiasa denganmu, Shaka pastinya nggak seperti itu. Tolong bersabar ya Nak Alisha,” kata Emir.

“Nggak apa-apa pak bu, Terima kasih banyak sudah bawakan barang-barangku. Biarkan aku membawanya sendiri ke dalam. Kalian istirahat saja,” kata Alisha Fairuzah.

“Biar saya antarkan ke kamar nyonya,” kata Sena, salah satu pelayan di rumah Shaka. 

Barang-barang yang dipegang Alisha dan mertuanya diambil alih oleh para pelayan. 

“Terima kasih mbak dan jangan memanggil nyonya, panggil saja Alisha,” kata Alisha Fairuzah mengikuti Sena.

Alisha Fairuzah merasa ada yang aneh ketika Sena mengantarkannya ke sebuah kamar kosong yang tampak rapi dan bersih. Tidak ada Shaka. Tidak ada bau suaminya. Dia pikir suaminya belum masuk ke kamar. Tetapi dia segera curiga suaminya tidak mau satu kamar dengannya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
31 Bab
01
Jemari Alisha Fairuzah mengetuk-ngetuk meja toko pakaiannya yang beberapa Minggu yang lalu ramai, matanya mengamati rak-rak berdebu yang dulunya dipenuhi kain-kain berwarna cerah dan desain-desain elegan. Keheningan di toko itu memekakkan telinga, hanya dipecahkan oleh derit pintu sesekali saat seorang pejalan kaki mengintip masuk dan segera pergi. “Alisha Fairuzah, latih hatimu buat sabar dan ikhlas dalam menghadapi setiap cobaan,” bisik Alisha Fairuzah pada dirinya sendiri. Tumpukan tagihan di mejanya seperti batu bata yang membebaninya, mengancam akan menghancurkannya sepenuhnya.Toko itu adalah pekerjaan utamanya, harga dirinya, kemandiriannya. Dia telah mencurahkan segalanya untuk itu—tabungannya, energinya, mimpinya. Namun sekarang, dia menghadapi kenyataan pahit kebangkrutan. Dia tidak bisa membeli stok lagi dan karyawan terakhirnya telah berhenti dua minggu lalu. “Alisha Fairuzah, kamu nggak bisa terus hidup seperti ini,” suara ibunya, Inayah, memotong pikirannya.Alisha F
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
02
Alisha Fairuzah terbiasa bangun untuk sholat tahajud setelah itu membaca Al-qur’an sampai subuh. Dia merasa sangat lelah tetapi dia paham bahwa lelah ini bukan menjadi penghalang untuk dirinya melakukan ibadah seperti biasanya. Dia bertanya-tanya apakah Shaka bangun juga dan sholat. Setelah subuhan, dia keluar untuk membuatkan sarapan untuk suaminya. Ternyata keadaan sepi. Bahkan banyak lampu yang masih dimatikan. Dia menyalakan beberapa lampu.“Mbak Alisha Fairuzah sudah bangun?” tanya Sena terkejut.“Ya. Dimana Mas Shaka?” tanya Alisha Fairuzah.“Beliau belum bangun mba,” jawab Sena.“Apa?” kaget Alisha Fairuzah. “Kan sudah waktunya untuk sholat subuh kenapa dia belum bangun?”Sena terdiam. Dia melihat ke arah lain seraya tersenyum canggung. “Soal itu..”Sena bingung harus memberitahukan kepada Alisha Fairuzah bagaimana. Pasalnya majikannya itu hampir tidak pernah sholat. Dia selalu bangun pukul setengah delapan.“Nggak usah menjawabnya mbak. Tolong mbak tunjukkan saja padaku dimana
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
03
Tentu saja Alisha Fairuzah merasa dibohongi oleh mertuanya. Mereka bilang Shaka Yar Nigar tidak terbiasa dengannya karena dia belum pernah menjalin hbungan dengan perempuan manapun. Kenyataannya itu cuma untuk menutupi sifat asli anaknya. Dan sepertinya orang tuanya sendiri tidak tahu sifat asli Shaka Yar Nigar. Alisha Fairuzah ingin sekali berteriak pada Shaka Yar Nigar tetapi dia menahan diri karena ada para pelayan. ”Mas Shaka, ayo bicara sebentar berdua saja!”Alisha Fairuzah berusaha meraih tangan suaminya. ”Tarik tanganmu sebelum aku berbuat lebih jauh padamu! Dan jangan pernah memanggilku mas! Kau lebih tua dariku, wanita nggak tahu diri!” ancam Shaka Yar Nigar. ”Ibuku bilang meskipun kamu lebih muda dariku tetapi karena kamu suamiku dan untuk menghormatimu, aku memanggilmu mas. Katakan padaku mas, kamu mau dipanggil apa?””Kau pikir aku punya waktu untuk berbicara omong kosong denganmu?”Kedua mata Alisha Fairuzah berkaca-kaca. Ini pertama kalinya mereka bertatapan cukup l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
04
Aido Eishiro terlahir di sebuah keluarga yang kaya raya di Jepang. Saat dia masih remaja, dia sempat menjadi model dan cukup terkenal. Dia seringkali berpenampilan sederhana tetapi pakaian dan barang-barangnya memiliki harga yang fantastis dan bermerk. Meskipun dia sekarang membantu keluarganya yang di negara ini, tetapi tampaknya penghasilannya tidak berkurang.Alisha Fairuzah sempat mendengar bahwa keluarganya itu memiliki beberapa properti yang disewakan, ada juga yang dijual dan Aido Eishiro membantu mereka menjualnya. Selain itu, dia juga fokus menjual produk-produk pertanian. Dia juga baru saja kembali dari luar kota karena urusan pekerjaan.“Kamu kenapa nggak balas pesanku? Apa bukan kamu yang membacanya?”“Itu aku kok.”Jawaban yang singkat, padat, dan jelas. Tiga kata itu bagi Aido Eishiro sudah cukup menggambarkan Alisha Fairuzah. Menurutnya Alisha Fairuzah juga seolah tak kenal lelah, seolah tak kenal menyerah, dan seolah-olah tidak memiliki emosi. Bagaimana bisa perempuan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya
05
Shaka Yar Nigar memiliki cerita yang panjang dengan Mutiara. Mutiara bisa dibilang bukan dari keluarga Rainhold. Dia adalah anak dari Nathan, duda yang menikah dengan bibinya Shaka Yar Nigar, Iris. Meskipun begitu, Nathan dan putrinya diterima dengan baik oleh keluarga Rainhold. Nathan juga sangat kaya. Pertemuan pertama Mutiara dengan Shaka Yar Nigar adalah ketika Shaka Yar Nigar berusia 22 tahun. Mutiara yang lebih muda dua tahun dari Shaka Yar Nigar langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Berbeda dengan Shaka Yar Nigar yang bersikap tidak mempedulikannya, bahkan saking dinginnya, dia seolah-olah menganggap Mutiara tidak ada. Mutiara mendekati Shaka Yar Nigar perlahan-lahan. Seiring berjalannya waktu, bertahun-tahun, akhirnya Shaka Yar Nigar membuka hatinya dan mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Tentunya mereka tidak mau hubungan mereka ketahuan oleh keluarga mereka. “Kamu harus secepatnya menceraikan wanita itu!” Kini mereka berada di sebuah penthouse mewah seharga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya
06
Masalah hutang, biaya hidup, cicilan, dan masih banyak lagi milik keluarga Arman sudah dibicarakan dengan Shaka Yar Nigar oleh ibu pria itu. Namun Shaka Yar Nigar dengan dingin menolak mentah-mentah untuk membantu."Kamu mau mengingkari janjimu?" tanya Nida dengan nada tajam. "Jangan konyol, bu. Kapan aku pernah berjanji untuk hal-hal semacam itu? Ibu kan uangnya banyak kenapa nggak dipakai saja buat kesepakatan itu? Lagi pula, aku nggak pernah menginginkan wanita itu!" sengit Shaka Yar Nigar. "Shaka!" bentak Nida. "Aku nggak pernah mau dengar soal perceraian."Shaka Yar Nigar menghela nafas panjang. "Aku telah melakukan semua yang Ibu minta dariku selama bertahun-tahun. Setiap keputusan, setiap langkah yang kuambil—selalu demi keluarga, selalu demi Ibu. Tapi kali ini..." Dia berhenti sejenak, suaranya bergetar sejenak. "Aku nggak bisa menjalani hidupku terikat pada seseorang yang nggak kucintai. Kalau ibu menyuruhku buat menjalani pernikahan inj tanpa membawa perasaan, tentu saja s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya
07
"Bu, Mas Shaka dimana ya?" tanya Alisha Fairuzah seraya celingukan mencari suaminya dengan kedua matanya.Ekspresi Nida menjadi lebih dingin daripada biasanya tetapi Alisha Fairuzah tidak menyadari itu. "Ke taman paling. Dia suka nongkrong disana sambil baca buku," kata Nida. Alisha Fairuzah ingin menyusul suaminya tetapi dia khawatir tindakannya itu akan dianggap tidak sopan oleh ibu mertuanya. Kesempatan untuk menyusul suaminya tampaknya tertunda karena orang-orang yang belum pernah ia lihat seblumnya berjalan menghampirinya dengan langkah tegas. "Apakah dia istrinya Shaka Yar Nigar?""Lumayan cantik.""Terlihat cukup dewasa."Alisha Fairuzah tersenyum canggung, berusaha untuk menunjukkan sikap seramah mungkin. Dia langsung mencoba bersalaman dengan orang-orang itu tanpa disuruh dulu oleh ibu mertuanya. "Kelihatannya seperti yang dikatakan Nida kalau kamu wanita yang baik."Alisha Fairuzah masih saja tersenyum tipis. "Mutiara, akhirnya kamu memiliki teman baru di keluarga ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
08
Shaka Yar Nigar mendorong Alisha Fairuzah ke kasur dengan cukup kasar. Alisha Fairuzah meringis kesakitan. "Hanya dalam khayalanmu aku menyentuhmu! Kau itu benar-benar tuli ya? Apa yang kukatakan padamu tempo lalu? Bahkan saat kita berada di rumahku ibuku sempat bilang. Tetapi kau bahkan seolah-olah nggak mendengarnya.""Sejujurnya, aku bahkan nggak pernah membayangkan akan bersentuhan sama kamu mas," bisik Alisha Fairuzah. "Aku paham kok semua yang kamu bilang termasuk soal perceraian. Jadi apa masalahnya mas? Dimana letak kesalahanku?"Shaka Yar Nigar meraih vas kristal kemudian membantingnya ke lantai. Alisha Fairuzah langsung menjaga jarak dengan suaminya itu dengan raut wajah ketakutan. "Dasar wanita bermuka dua! Kau pasti sengaja menarik perhatian keluargaku demi keuntunganmu sendiri kan?""Mas Shaka tolong dengarkan aku dulu. Jangan mengamuk! Aku takut mas. Begini, aku meminta bantuan salah satu temanku cowok buat bantu toko pakaianku yang lagi bangkrut sampai akhirnya bisa b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya
09
Tidak sulit mengingat semua makanan kesukaan Shaka Yar Nigar. Alisha Fairuzah merasa senang karena akhirnya mendapatkan kesempatan melayani suaminya secara langsung. Jika di depan orang tuanya, suaminya pastinya tidak akan bisa menolak perhatian yang dia berikan kan? "Semua itu adalah makanan kesukaan Shaka, kamu tahu Alisha?" tanya Nida dengan senyuman ramah di wajahnya. "Ya. Aku langsung tanya ke Mbak Sena soal makanan-makanan kesukaan Mas Shaka begitu sampai di rumah." "Shaka, kamu dengar kan? Beruntung kamu mendapatkan seorang istri yang perhatian seperti Alisha Fairuzah! Kamu harus bersyukur," kata Emir. "Hal wajar dan biasa seorang istri perhatian pada suaminya. Malah aneh kalau nggak perhatian. Kenapa sesuatu yang wajar seperti itu malah terkesan perlu dibanggakan?" tanya Shaka Yar Nigar tanpa menatap ke orang tuanya. Dia fokus pada makanannya. "Seperti yang diharapkan dari Shaka Yar Nigar. Aku setuju sama kamu Shaka," kata Mutiara ramah. "Kamu sendiri bagaimana? Suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya
10
Alisha Fairuzah menggelengkan kepalanya cepat. Dia berusaha terlihat biasa saja supaya bisa meyakinkan ibu mertuanya kalau dia tidak berbohong tetapi gugupnya sulit disembunyikan. "Ini sama sekali nggak ada hubungannya sama Mas Shaka bu," ucap Alisha Fairuzah lembut. Nida menyuruh pelayan memanggilkan putranya. Seperti biasa, Alisha Fairuzah terbangun di malam hari untuk sholat tahajud. Dia tidak sengaja membangunkan suaminya. Akibatanya suaminya marah besar dan membanting banyak barang di kamar. Dia didorong dan terluka lagi. Alisha Fairuzah mulai trauma dengan suaminya. Tangannya gemetaran tetapi ibu mertuanya tidak menyadari itu. "Bu, sebenarnya aku harus pergi sekarang ke toko," bisik Alisha Fairuzah. "Begitu. Ibu tahu Shaka kejam padamu jadi aku nggak bisa membiarkan dia mengantarmu. Alih-alih sampai di toko dengan selamat, dia bisa saja membuangmu di tengah jalan. Ibu tahu ini berat untukmu Alisha. Kamu pasti belum pernah menghadapi orang seperti Shaka kan? Maafkan ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status