novel Alana dan Albert mengisahkan tentang dua sejoli yang sedang .dilanda cinta, namun gengsi akan perasaan masing-masing. Alana yang merupakan siswi pindahan baru disekolah yang sama dengan Albert. Ternyata mereka berdua juga merupakan tetangga satu komplek. Dari pandangan pertama Albert kepada Alana, ia mulai memiliki perasaan suka kepada Alana. Namun tidak begitu lama munculah siswa pindahan baru yang bernama Louis. Louis merupakan orang yang sedikit sombong dan angkuh. karena ketampanannya tidak sedikit wanita disekolah itu yang tertarik dengan karismanya. Hanya Alana saja yang cuek dan acuh kepada Louis. Namun hal itu yang membuat Louis semakin penasaran dan ingin mengenal Alana lebih jauh lagi. Akankah Albert ataukah Louis yang dipilih Alana untuk menjadi kekasihnya. Bisakah Alana menemukan kekasih yang tepat untuk hatinya?
View MoreHari itu cuaca sangat cerah, angin berhembus perlahan ditambah dengan suara burung yang sangat merdu yang terdengar dari pohon di depan kamar Albert. Albert yang sedang duduk dikamar sambil memetikan gitar tuanya itu. Gitar pemberian ayahnya waktu Albert berusia 7 tahun. Ayah Albert dulunya merupakan seorang musisi yang sangat terkenal pada zamannya. Bakat musik ayah albertpun menurun kepada Albert sedari albert kecil.
Sedang asyiknya Albert memainkan sebuah lagu dia mendengar suara mobil yang diparkir diseberang rumahnya. Dia penasaran dengan suara mobil itu lalu berjalan menghampiri jendela dan meraih hordeng yang menggantung dijendela kamarnya itu. Dia mengintip lewat sudut jendela kamarnya itu dan memperhatikan mobil diseberang rumahnya itu.
"Bukannya rumah itu kosong?apa mereka penghuni baru rumah itu?," ungkap Albert dalam hatinya.
Albert masih mengamati rumah itu. Selang beberapa menit ada seorang perempuan yang membuka pintu mobil dan keluar dari pintu mobil yang mungil itu. Perempuan itu berambut panjang bergelombang, berkulit putih, mempunyai bibir yang merah dan parasnya yang bagai bidadari. Membuat Albert terdiam dan melamun memandanginya. Belum pernah dia melihat perempuan secantik itu. Albert yang tabu akan cinta mulai mempercayai cinta pada pandangan pertama. Benar saja dia jatuh cinta kepada perempuan itu. Mata Albert tidak henti melihat perempuan itu sampai dia berjalan masuk kedalam rumah.
Terlintas dalam pikiran Albert untuk mencari mamanya. Siapa tahu mamanya tahu siapa tetangga barunya itu. Segera dia melangkahkan kaki dan membuka pintu kamarnya. Dia berjalan dengan hati-hati menyusuri tangga menuju ke lantai kebawah. Dia mengamati sekeliling berharap menemukan mamanya dengan segera.
"Duh, mama kemana sih? Giliran dicari aja ga ada," ucap Albert dengan menggerutu.
Albert masih saja mencari mamanya ke setiap sudut rumahnya.Di berjalan kedapur, ke kamar mamanya bahkan ke dekat kolam renang tapi tak kunjung menemukan mamanya.
"Oh, iya kenapa tidak terpikir olehku. Mama pasti ada diruang kerjanya," ucap Albert dalam hatinya.
Akhirnya Albert segera berlari menuju ruang kerja mamanya. Dia melihat mamanya duduk disudut meja kerjanya sedang sibuk dengan segudang cerita dan imajinasi yang dia ketik dalam novelnya. Tante nadia yaitu mama Albert merupakan seorang novelis yang terkenal dengan karya-karyanya yang bergenre horror. Tante nadia sering memenangkan berbagai macam kompetisi. Dari tingkat nasional maupun tingkat internasional.
"Ma, daritadi Albert nyariin mama tau," ucap Albert kepada mamanya.
"Kenapa kamu cariin mama Albert?," jawab mamanya sambil menurunkan kacamatanya.
"Ma, mama kenal tidak tetangga yang baru pindah ke rumah seberang rumah kita?," tanya Albert dengan semangatnya.
"Oh, itu keluarga tante Pevita. Kemarin mama sempat ketemu sewaktu mama lagi siram tanaman. Kenapa emangnya bert?" tanya mama dengan penasaran.
"Tadi Albert melihat perempuan sebaya dengan Albert. Perempuan itu cantik sekali ma. Albert sampai melamun melihat parasnya. Albert melihat perempuan itu dari seberang rumah kita ma".
"Itu Alana, anak bu Pevita dan pak Jordi. Tetangga depan rumah kita. Mama denger mereka menyekolahkan anaknya satu sekolah denganmu. Karena hanya sekolahmu yang jaraknya paling dekat dengan komplek rumah ini,"ucap mama Albert menjelaskan.
"Serius ma? Asyik kayanya Albert ada harapan nih,"ucap Albert sambil tertawa.
"Aduh anak mama udah mulai genit ya sekarang,"sahut mama meledek Albert.
"Kan Albert laki-laki tulen ma, masa lihat lihat cewek sebening Alana aku ga tertarik sih ma," jawab Albert.
"Ya sudah, terserah kamu saja. Yang penting tidak mempengaruhi nilaimu disekolah, dan membuat kamu lebih kearah yang positif mama sih oke aja," ucap mama Albert.
"Yaudah, yah ma, Albert mau kekamar lagi. Sambil duduk deket jendela. Siapa tau aja Alana nanti keluar lagi. Biar mata ini Adem terus ma".
"Udah kesambet cinta kayanya anakku ini,"sahut mama sambil tersenyum sambil menggelengkan kepalanya karena heran.
Setelah percakapan itu Albert berjalan keluar ruang kerja mamanya sambil senyum-senyum sendiri. Dia amat senang mendengar bocoran dari mama bahwa Alana akan satu sekolah dengannya. Albert tak sabar menunggu esok lagi. Untuk memandangi Alana seharian penuh. Walaupun harus curi-curi pandang.
"Ternyata benar ya, Cinta itu buta dan membuat seseorang bisa lepas kendali,"ungkap Albert dalam hatinya.
Sampailah Albert kedalam kamarnya . Dia meraih gitarnya dan mulai memainkan gitar tuanya itu. Tak sadar dia menyayikan sebuah lagu yang spontan terucap dari bibir tipisnya itu. Lagu itu berisi tentang Alana, isinya tentang pandangan pertamanya kepada Alana. Lagu cinta pertama yang Albert buat untuk seorang perempuan yang dia cintai pada pandangan pertama.
Tak terasa waktu berlalu cepat. Malam pun tiba, langit berubah menjadi gelap. Angin malam ini dingin sekali seakan sebentar lagi hujan akan turun. Terkadang Albert bingung dengan cuaca ini. Seharusnya musim kemarau tetapi selalu turun hujan akhir-akhir ini. Dan karena hujan juga terkadang Albert selalu ketiduran dan lupa mengerjakan tugas sekolahnya dan tertidur lelap. Tak sering juga Albert ketinggalan makan malamnya karena sifat kebonya yang keterlaluan.
Waktu terasa berlalu begitu cepat berlalu. Ayam jago peliharaan papa Albert berkokok dipagi hari. Sering kali juga burung kakak tua yang dipelihara keluarga Albert ikut membangunkan Albert dengan cuitannya yanh berbicara "Pagi..pagi". Papa Albert sangat menyayangi binatang. Dia punya beberapa jenis binatang yang di pelihara dikebun belakang rumahnya.
Mulai dari burung, kucing, anjing , ular dan kura-kura. Dan masih banyak spesies binatang lain yang mungkin Albert tidak paham. Hampir sebulan sekali papa dan mama bertengkar karena ulah papa yang ingin menambah peliharaannya lagi. Padahal menurut mama Albert kebun belakang rumahnya itu susah sesak diisi binatang.
Di lain ruangan Albert masih bersembunyi didalam selimutnya. Dia hanya menggeliat kesana dan kemari sambil meregangkan badanya. Namun tetap saja matanya tertutup dengan rapat. Entah apa yang membuat Albert begitu kebo sekali. Teman-teman Albert disekolah sering menyebutnya "Pelor" , si nemplok langsung molor. Ya, begitulah Albert. Walaupun dia seperti itu tapi Albert merupakan murid berprestasi dan aktif disegala bidang di sekolahnya. Dia juga merupakan ketua Osis, seringkali juga Albert mengikuti lomba mewakili sekolahnya dan selalu mendapat juara pertama.Berfokus lagi kepada Albert yang masih terbujur diatas kasur empuknya itu. Dengan piyama andalannya yang membuat tidurnya makin nyaman.
"Kring...Kring...Kring". Alarm Albert berbunyi berkali-kali.
Albert sering membuat banyak Alarm untuk bisa membangunkannya dipagi hari. karena satu alarm saja tidak akan cukup untuk membuka matanya. Hampir setiap hari mama membangunkan Albert dengan meneriaki kuping anaknya itu.Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi, tapi Albert tak kunjung bangun dari kasurnya. Datanglah mama menuju kamar Albert dan mengetuk pintu kamarnya. Satu sampai lima kali mama mengetuk pintu kamar anaknya itu. Tapi tak kunjung juga ada jawaban darinya.
Akhirnya tante nadia memegang gagang pintu dan memutarnya agar pintu kamar Albert dapat dibuka. Mamanya bergerak perlahan menuju kasur Albert. Lalu mencoba menggoyangkan badan Albert untuk membangunkannya. Suara lirih keluar dari mulut mamanya, tapi tak kunjung membuat mata Albert terbuka juga. Akhirnya tante diana kehabisan kesabaran dengan anaknya itu. Dan apa yang dia perbuat, dia meneriaki kuping anaknya itu.
"Bangun Alberttttt..Ini sudah jam berapa!" teriak tante Nadia dengan nada yang sangat kesal.
Serontak saja Albert kaget dan terbangun dari tidurnya. Lalu membuka matanya dan duduk dikasurnya itu.
"Ma, mama jahat banget sih bangunin Albert kaya gitu. Kepala Albert jadi pusing kan ma," kata Albert kepada mamanya.
"Mama ga tahan sama kamu yang kebo banget. Kalau begini terus darah tinggi mama bisa kambuh tiap pagi Albert. Kamu lihat itu udah jam berapa? kamu mau telat sampai sekolah?" bentak mama sambil memegang pinggannya.
"Yaudah, iya ma Albert mandi".
"Beneran mandi ya, awas kalau mama lihat kamu tidur lagi. Mama suruh kamu kesekolah jalan kaki nanti,"sahut mama kepada Albert dengan penuh kesal.
Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters
Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s
Bila ada pertemuan yang indah seringkali selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Ada kalanya Albert merasa takut kehilangan sosok Alana yang sangat ceria. Pasca kesembuhan Alana, Albert hanya bisa menjaganya dengan sangat ketat. Maklum Alana merupakan sosok perempuan yang sangat keras kepala. Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko. Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.
Setelah perjalanan yang agak macet menuju kerumah sakit tibalah Albert dirumah sakit cipta bangsa tempat Alana dirawat. Alana dirawat di kamar melati nomor 802 lantai dua rumah sakit cipta bangsa, Albert segera bertanya ke resepsionis rumah sakit mengenai letak dan posisi kamar perawatan Alana.“Permisi kak saya mau tanya kamar melati 802 dimana ya ka? Saya mau menjenguk teman saya yang dirawat disini.” Ucap Albert kepada reseptionis yang berada tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.“Mas nanti kearah kiri terus lurus saja nanti mas ketemu sama lift, nanti mas bisa naik kelantai 1 terus posisi kamarnya itu disebelah kanan lift ya kurang lebih beberapa langkah nanti mas sampai ke kamar melati 802, dari sini sudah cukup jelas mas?” tanya resepsionis itu kepada Albert.“Sudah cukup jelas kak, terimakasih sebelumnya.” Jawab Albert kepada resepsionis itu.Albertpun melangkahkan kakinya sesuai dengan arah yang dibilang oleh r
Sudah beberapa hari ini Alana tidal masuk sekolah, Thomas mencari kabar dari beberapa teman Alana yang sekelas dengannya namun mereka tidak mengetahui mengapa Alana tidak masuk beberapa hari ini. Thomas pun mencoba menghubungi nomor Alana namun tak kunjung ada balasan juga yang dia dapat beberapa hari ini. Thomas terpikir untuk mengunjungi rumah Alana tapi dia berpikir kembali takut kehadirannya akan sia-sia bila Alana nanti tidak ada dirumah.Didalam kelas Albert sedari tadi hanya melamun saja, biasanya dia selalu diramaikan oleh suara Alana yang sangat berisik dan bawel dengan segudang ceritanya. Beberapa hari ini terasa sepi karena tiba-tiba saja Alana menghilang tidak ada kabar. Albert masih mengira mungkin saja Alana masih sakit dan tidak sanggup untuk masuk sekolah, untung saja ujian sekolah sudah usai. Albert berbicara sendiri dalam hatinya.“Kemana ya Alana? Tumben banget chat gue ga dibales,” keluhnya dalam hati dengan muka yang muram.&ldqu
Semakin hari Alana dan Thomas bagaikan sepasang kekasih. Thomas tak henti-hentinya membuat Alana merasa seperti ratu dibuatnya. Perlakuan Thomas kepada Alana sangat manis dan sopan. Namun selalu muncul dibenak Alana mengenai keraguan kepada Thomas, entah mengapa hatinya bisa mempunyai firasat seperti ini. Disisi yang lain Thomas adalah anak yang baik dan sangat baik memperlakukan perempuan, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata kasar kepada Alana.Tidak seperti waktu pertama mereka melakukan pendekatan, perasaan yang dirasakan oleh Alana sekarang terhadap Thomas seakan menjadi hambar. Perasaan yang awalnya kagum dan mulai menyukai Thomas secara perlahan berubah seketika. Alana merasa sosok Thomas hanya cocok dijadikan sebagai teman atau kakak baginya. Apa semua ini karena Thomas terlalu baik atau ada hal lain yang membuat Alana merasa seperti itu, namun Alana tidak mengerti benar dengan yang ia rasakan.Semenjak bertemu dan mengakrabkan dirinya kembali denga
Jam tiga sore pun akhirnya tiba, Alana segera bergegas dari tempat tidurnya yang nyaman itu menuju ke lantai bawah rumahnya. Dia berlari dengan tergesa-gesa, sampai lupa membawa tasnya akhirnya dia kembali ke kamarnya lagi dan mengambil tasnya. Alana segera berpamitan pada kedua orang tuanya untuk meminta ijin pergi bersama Albert, kebetulan kedua orang tua Alana sedang ada diruang keluarga sambil menonton acara televisi bersama. Sampailah Alana diruang keluarga.“Pa, Ma. Alana ijin pergi keluar dulu yang sama Albert?” tanya Alana pada kedua orang tuanya yang sedang duduk disofa.“Oke Alana, hati-hati ya kamu. Diantar Albert kan perginya?” Ucap Papa kepada Alana.“Diantar sama Albert kok pah,” Ucap Alana kepada papanya.“Jangan lupa pakai jaket ya, soalnya kayanya udara sedang dingin hari ini.” Ucap mama kepada Alana“Alana sudah siapkan jaketnya kok ma, Alana pamit ya.” Ucap Alana s
Seperti yang sudah dijanjikan kemarin, hari ini Alana dan Albert akan pergi bersama. Ini adalah itikad baik Alana agar hubungan persahabatan antara Alana dan Albert tidak menjadi renggang lagi seperti beberapa hari kemarin. Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, karena hari ini sekolah libur Alana dan Albert membalaskan dendam mereka agar dapat tidur lebih lama daripada biasanya ketika mereka akan pergi ke sekolah.Berbeda dengan Alana, mama Albert jarang sekali membiarkan anaknya untuk terlelap lebih lama diatas kasurnya itu. Pasti saja ada saja hal yang akan disuruh oleh mama Albert agar membuat Albert bangun pagi. Niat mama Albert sebenarnya baik, agar anaknya tertib bangun pagi walaupun tidak berangkat kesekolah.Mama Albert yang masih ada disofa ruang tamunya sambil menonton televisi dengan acara berita pagi yang biasa dia tonton setiap harinya. Seperti biasa mama Albert akan mengganggu Albert dan membangunkannya tidur Albert saat berita pagi yang dia tonton
Untuk memperbaiki hubungan persahabatan yang renggang antara Alana dan Albert, Alana berinisiatif ingin mentraktirnya makan weekend nanti. Dia merasa semua ini karena salahnya juga, memang Albert tidak marah padanya namun tetap saja dia menyadari perubahan Alana yang sangat drastis mulai dari kebiasaannya sampai tingkah lakunya pun berubah.Semenjak percakapan mereka dimotor waktu pulang kemarin, Alana baru menyadari dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri tanpa memikirkan Albert sekalipun. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah Alana, namun apa boleh buat orang yang sedang jatuh cinta sulit menyadari sesuatu yang berubah. Alana ingin mulai bercerita kembali dengan Albert seperti biasanya, dia pun segera meraih handphonenya dari meja kecil disamping tempat tidurnya. Dibukanya kunci layar handphonenya lalu mencari kontak Albert dan mengiriminya pesan teks melalui sosial medianya.“Pagi sahabat kesayanganku.” Sap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments