Pagi ini didalam ruangan yang berhiaskan poster band-band jadul dan dinding yang dikelilingi oleh warna hitam disetiap sudutnya. Itulah kamar Louis, dia sangat menyukai warna hitam. Memang terlihat sedikit seram dan gelap. Didalam kamarnya, Louis masih saja teringat oleh Alana. Bukan hanya penasaran saja, mungkin Louis juga mulai menyukai Alana.
Gaya Alana yang sangat cuek kepada orang lain dan tidak terlalu mencampuri urusan orang lain yang menjadi salah satu pancingan untuk Louis agar bisa terus melihatnya tanpa Alana menyadarinya. Tapi dari tatapan mata Alana seakan menyiratkan kebencian dengan Louis. Belum pasti jelas alasannya. Mungkin karena Alana benci kepada orang yang terlalu kepedean. Atau mungkin dia bosan mendengar nama Louis dikumandangkan para gadis disetiap harinya selama bersekolah dengan Louis.
Pagi ini tepat tujuh hari Louis bersekolah disekolah yang sama dengan Albert dan Alana. Awalnya Albert tidak menyangka bahwa Louis menyukai Alana. Tapi dalam beberapa kesempatan Albert sempat mempergoki Louis melihat Alana secara diam-diam. Bukan hanya itu Louis seperti seorang stalker , saking penasaran akan Alana dia sampai membuat akun fake untuk sekedar mengecek bahkan memberi like disetiap feed i*******m Alana.
Alana belum tahu soal hal itu, karena dia hanya menganggap bahwa mungkin akun fake milik Louis itu mungkin saja hanya sebatas fans didunia mayanya. Albertpun yang mengetahuinya enggan bercerita terlebih dahulu kepada Alana walaupun dia sempat mempergoki Louis mempergunakan akun fake tersebut . Semakin hari Albertpun mulai curiga kepada Louis dia seperti seorang psikopat dalam pikirannya.
“Kenapa Louis tidak bertanya langsung saja kepada Alana ya? Kenapa Louis harus mencari tahu semuanya sendiri? Bahkan kerap kali aku mempergokinya membuntuti Alana saat disekolah, apa aku harus menegurnya?” ucap Albert dalam hatinya dengan beribu pertanyaan yang menyelimuti benaknya itu.
“Apa aku harus beritahu Alana tentang ini ya? Lama-kelamaan aku takut kepada Louis yang seperti seorang penguntit, apa mungkin itu caranya untuk mengetahui apa yang disukai Alana?” ucap Albert yang masiih saja berbicara dalam hati sambil berjalan menuju kelasnya.
Sebentar lagi memasuki pelajaran olahraga. Para murid bersiap menuju tempat mengganti pakaian. Terdapat ruangan pria dan wanita yang dipisahkan dengan dinding tebal. Dilain sisi Albert masih saja memperhatikan gerak-gerik Louis. Dia sangat cemas dengan Alana. Albert takut Louis merupakan lelaki ang tidak baik. Bisa jadi juga Louis merupakan lelaki yang mesum dengan gelagak yang aneh dan sangat misterius itu.
Albert tidak habis pikir dibuatnya. Seniat itu Louis sampai mencari info apapun tentang Alana. Albert merasa ada saingan baru untuk mendapatkan hati Alana. Namun yang Albert inginkan adalah persaingan yag sehat. Albert hanya ingin Alana menyukainya bukan karena terpaksa melainkan dari hati Alana yang terdalam. Setelah selesai mengganti pakaian mereka masing-masing para murid laki-laki dan perempuan segera berlari menuju lapangan.
Sebelum melakukan pelajaran olahraga, para murid terbiasa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Agar otot mereka semua tidak kaku dan merasa keram. Mereka semua mulai berlari mengitari lapangan dengan sepuluh kali putaran. Lalu disusul dengan melakukan peregangan. Kebetulan hari ini ada praktek bermain basket. Guru olahragapun membagi mereka dalam beberapa tim.
Kebetulan Albert dan Louis ada di tim yang berlawanan. Kesempatan ini dimanfaatkan Louis dan Albert untuk menunjukkan bakat dan skill mereka agar Alan menoleh kepada mereka. Guru olahraga pun melempar bola basket keatas disusul bunyi peluit tanda pertandingan telah dimulai. Louis menampis bola basket itu untuk bisa meraihnya, dilewatinya dengan mudah tim dari Albert. Namun saat sampai dekat ujung ring, saat Louis melayangkan bola basket kearah ring, seketika Albert berlari dan menampis bola basket itu agar tidak masuk ketengah-tengah ring. Dikursi penonton Alana memperhatikan pertandingan mereka.
Tapi mata Alana hanya menuju kepada Albert. Saat sedikit melihat Louis hanya tatapan sinis saja yang dia lontarkan kepada Louis. Tatapan mata penuh dendam yang tidak jelas. Itulah wanita apapun yang mereka perbuat selalu saja benar dalam kamusnya. Angka pertandingan antara tim Albert dan tim Louis berimbang. Terlihat dipapan score terpampang angka 3-3. Karena score mereka berimbang. Guru olahraga pun mengusulkan adanya pertandingan tambahan beberapa menit untuk menentukan siapa pemenang dari pertandingan ini.
Pertandingan itu sangat menantang bagi kedua tim. Terlebih lagi dari Albert dan Louis. Hanya demi merebut perhatian Alana mereka rela bertanding dengan sengit. Itulah cinta apapun rela dilakukan, kata orang tua jaman dulu. Detik-detik terakhir penetuan babak final pertandingan bola basket antara kedua tim itu mulai menegangkan. Didetik-detik terakhir tembakan bola jarak jauh dilemparkan oleh Albert menuju ring, Louis dengan sigap mencoba menangkis bola tersebut namun sayang usahanya gagal. Tembakan jarak jauh bola yang dilemparkan oleh Albert menuju ring itu membawa timnya menuju kemenangan. Tentunya dengan kemenangan itu membuat tim Albert mendapatkab nilai terbaik dalam ujian praktek itu.
Walau hanya sebatas ujian, tapi seperti berada ditengah-tengah pertandingan sebenarnya yang sering disiarkan stasiun televisi secara langsung. Tanpa disadari Alana sangat senang ketika mengetahui bahwa bukan Louis yang menang melainkan Albert. Alana berdiri dan mengucapkan “Yes”. Dari kejauhan Alana melambaikan tangan untuk memberi kode kepada Albert agar dia menoleh kearahnya. Alana hanya membentuk jarinya dengan simpul “Ok”, Albert pun menjawab sinyal yang diberikan Alana dengan mengangkat kedua jempol tangan kanan dan kirinya kepada Alana.
Belum sempat tim wanita melakukan pertandingan, bel selesai pelajaran berbunyi. Guru olahragapun mengumumka bahwa ujian praktek bagi siswa wanita akan diadakan minggu besok dan guru olahraga membubarkan mereka semua. Bel selesai pelajaran olahraga itu sekaligus merupakan bel istirahat makan siang. Albertpun segera menuju kearah alana dan mengajaknya kekantin.
“Makan yuk, asli laper banget!” ajak Albert kepada Alana sambil memegang perutnya yang kelaparan itu.
“Hayuk, sama laper juga masa. Pengin makan yang banyak, tapi takut ngantuk nanti kan kita masih ada satu mata pelajaran lagi,” ucap Alana dengan raut mukanya yang sedih.
“Ya, sudah yuk jalan dulu kekantin. Nanti keburu jam istirahatnya selesai,” ucap Albert kepada Alana.
Mereka berdua berjalan menuju kantin. Sesampainya dikantin mereka disambut oleh kegadudan Louis yang mengumpulkan para murid kelas mereka untuk mentraktir mereka semua makan siang. Dari kejauhan Alana menatap dengan tatapan sinisnya kepada Louis.
“Apa lagi yang anak itu perbuat!! Entah kenapa dia selalu membuatku illfeel. Biar dibilang apa coba traktir satu kelas? Ingin banget dibilang kaya apa ya? Jauh-jauhin deh gue dari manusia kaya begitu.” Ucap Alana dalam hatinya.
Hal yang sangat dibenci Alana tiba-tiba saja berjalan menuju arahnya. Dengan senyum manisnya Louis mendekati Alan dan berkata.
“Alana aku traktir sekalian mau?” ucap Louis dengan senyuman kepada Alana.
“Ga usah, gue punya duit kok buat beli makanan gue sendiri. Mending simpan saja uang lo itu ga usah jadi pahlawan kesiangan deh,” ucap Alana dengan sangat ketus kepada Louis.
Usaha Louis untuk mendektai Alana tidak sampai disitu saja, dia mencari seribu cara agar Alana menjadi luluh kepadanya. Tidak tahu jelas apakah Louis benar-benar menyukai Alana atau hanya merasa Alana saja yang membuatnya penasaran dan tidak terkendali. Hanya Alana saja yang mampu membuat Louis seakan terhipnotis dan tidak dapat mengatasi rasa penasarannya. Alana wanita yang sangat dingin dan sangat sulit ditaklukan.Dengan memberanikan diri Louis berusaha mendapatkan kontak Alana bahkan mendapatkan alamat rumahnya. Dia mulai menjadi pengagum rahasianya. Dengan misterius banyak sekali hadiah yang secara bergantian datang dirumah Alana. Tanpa Alana tahu siapa pengirim dari barang-barang misterius itu. Mulai dari bunga, boneka, coklat dan beberapa benda lain yang biasa wanita suka. Namun hal itu sedikit menakutkan bagi Alana. Dia merasa seperti sedang diawasi seorang penguntit.Nomor misterius mengirimi Alana pesan. Alana bertanya dalam hatinya nomor siapa ini. Diucapkan
Minggu sore ini Albert dan Alana pergi ke sebuah mall yang tidak jauh dari kawasan daerah mereka tinggal. Mall ini cukup ternama dikalangan para remaja seumuran Alana dan Albert. Seperti biasa Alber memcbawbaa Alana bersama dengan Vespa antiknya itu untuk berangkat menuju mall tersebut. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai di mall yang akan mereka tuju itu. Diparkirkannya motor vespa Albert yang berada dibasement mall dan mereka lalu masuk kedalam mall. Tempat pertama yang akan mereka tuju adalah toko buku, disana Alana akan membeli beberapa buku pelajaran yang sudah tidak tersedia lagi disekolah.Alana mencari disekeliling rak, mencari dimana letak buku-buku itu dipajang. Alana ingin membeli buku Biologi dan Kimia tahun ajaran 2020. Dibantu dengan Albert akhirnya mereka berdua pun menemukan buku yang akan Alana beli. Selain buku itu Alana juga ingin membeli beberapa novel yang ia sangat gemari. Alana yang sangat hobi membaca sangat menyukai novel bergenre horror dan m
Besok sudah mulai sekolah lagi, libur weekend terasa lebih cepat daripada biasanya. Terlebih lagi besok pasti melelahkan. Banyak sekali tambahan pelajaran dan tugas serta pendalaman materi. Itulah sekolah kadang terasa menyenangkan, kadang juga sangat menyebalkan. Namun menikmati sekolah menengah atas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Pagi menjelang seperti biasa Alana dan Albert berangkat bersama menuju kesekolah, tentunya dengan vespa kesayangan Albert. Papa dan mama Albert sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Papa sibuk dengan semua peliharaannya itu dan mama tentu saja sibuk dengan penulisan novel-novelnya. Disisi lain Albert sedang memakai kaos kaki dan sepatunya. Seperti biasa dia hanya menyantap satu buah roti lalu segera berangkat menuju sekolahya. Tentunya tidak lupa dia berangkat bersama Alana. Hari ini Alana tidak banyak bicara, apa mungkin dia masih kesal dengan kelakuan Louis. Albert sedari tadi hanya dapat memandangi Alana dari spion vespany
Setelah kembali dari kantin sekolah Alana menemukan bunga diatas mejanya, awalnya dia mengira bahwa cokelat itu berasal dari Albert. Lalu Alana mencoba bertanya tentang bunga yang ada diatas mejanya itu. Namun Alana masih menunggu Albert untuk sampai dikelas, karena setelah dari kantin tadi Alana dan Albert sempat berpisah. Mereka berpisah sejenak karena Albert ingin menuju ketoilet terlebih dahulu, setelah beberapa menit munculah Albert didepan kelas Alana langsung memanggilnya. "Albert...Albert...Cepet kesini dulu," teriak Alana dengan sangat keras agar Albert dapat mendengar suaranya karena pada saat itu kondisi diluar sedang ramai. "Kenapa Alana?" Sahut Albert memberikan pertanyaan kepada Alana. "Bert, ini bunga lo yang kasih ke gue?" Tanya Alana dengan muka yang penuh penasaran. "Gue ga ngasih apa-apa ke lo kok, ini aja gue baru sampai dikelas kan daritadi gue ditoilet" Ucap Albert menjelaskan kepada Alana. "Terus ini dari siapa dong?" Ta
Hari keempat dari minggu ini semua hal berjalan seperti biasanya, kecuali hal yang satu ini. Tiba-tiba saja ada sosok misterius yang mengirimi Alana kejutan-kejutan disetiap harinya, namun Alana sendiripun belum tahu pasti siapa sebenarnya orang misterius ini. Seperti bayangan dia mampu bersembunyi dengan rapat dari pandangan dan pencarian Alana.Siapa orang misterius itu sebenarnya, mengapa dia tidak berani memunculkan dirinya dihadapan Alana. Hari ini Alana mendapat kejutan lagi dari pengagum rahasianya itu. Pertama-tama dia memberikan bunga yang dia taruh secara misterius diatas meja, lalu hari ini ada sebuah surat yang dia letakkan diatas meja Alana dengan bertuliskan your secret admirer yang didalamnya bertuliskan sebuah pesan.“Matamu bagaikan sebuah lukisan yang indah menghiasi hari-hariku, senyummu yang selalu terlintas dalam benakku serta parasmu yang sangat menawan membuat hatiku luluh dan tidak dapat berpaling kepada bidadari yang lainnya.&rdq
Thomas, begitu orang sediktarnya sering memanggilnya. Thomas lahir di daerah pamulang, usianya sekarang adalah 17 tahun. Thomas dikenal sebagai pribadi yang sangat mempedulikan orang lain, dia sangat aktif dibeberapa kegiatan sosial seperti menggalang dana untuk anak yatim dan membantu korban bencana alam serta beberapa kegiatan positif yang ia isi dalam setiap waktu luangnya. Selain itu Thomas dikenal juga sebagai siswa populer karena memiliki banyak sekali bakat dan dia mengasah semua bakat itu secara otodidak. Mulai dari musik, melukis dan Thomas juga merupakan seorang aktor film.Thomas merupakan anak keturunan bali dan ambon, dia memiliki kulit sawo matang dan senyum yang manis serta rambut yang sedikit ikal. Secara keseluruhan Thomas adalah pribadi yang baik, namun dalam sisi kebaikannya itu terkadang dia masih merasa kesepian karena beberapa perempuan yang dengan sengaja menggoda dan ingin merebut hatinya selalu saja gagal dan tidak berhasil menggambil hati Thomas. Sem
Didepan cermin terlihat sosok berambut panjang dengan senyum yang sangat manis, rambut yang berwarna hitam berkilau serta bibir tipis yang selalu mengukir senyum diwajahnya. Disisirnya rambut panjang itu helai demi helai sambil melihat dirinya pada pantulan cermin itu. Dipoleskannya bedak tabur ke seluruh wajah, tak lupa juga dia berikan blush on pada kedua pipinya itu serta lip tint yang berwarna orange yang menghiasi bibirnya pagi itu. Ya, Alana ingin nampak terlihat cantik hari ini. Itu semua karena dia ingin bertemu dengan Thomas. Pria yang selama setahun ini mengaguminya dari kejauhan dan baru bebrapa ini berani mendekatinya walau tidak secara langsung. Namun hari ini berbeda Alana dan Thomas akan bertemu di kantin sekolah sebentar lagi, entah apa yang akan diucapkan Alana kepada Thomas nanti. Rasa senang, gelisah dan grogi bercampur menjadi satu. “Belum berjumpa dengan dia secara lansung saja aku mendadak nervous begini, bagaimana bil
Setelah pertemuan dikantin beberapa hari lalu, Thomas dan Alana menjadi semakin dekat tidak hanya saat sekolah mereka juga sering bertemu namun saat hari libur. Belom ada cacat sama sekali tentang Thomas dimata Alana. Thomas yang sangat pengertian kepada Alana, mampu mencairkan sifat keras Alana, saat bersama Thomas dia selalu merasa aman dan nyaman berbicara dan berkeluh kesah.Dilain sisi Albert mulai mempertanyakan mengapa Alana belakangan ini tidak pernah pergi kesekolah bersamanya. Tiap hari Albert menunggu Alana memberi kabar kepada dirinya terlebih dahulu, namun tak kunjung ada pesan dari Alana. Walaupun mereka duduk berdekatan, namun sekarang Alana seakan menjauh dari dirinya. Alana yang biasanya selalu berbagi cerita apapaun dengan Albert, namun sekarang dia hanya asyik dengan handphonenya dan tersenyum-senyum setiap memandangi handphonenya itu.“Apa mungkin Alana sedang dekat dengan pria lain ya? Atau mungkin dia sudah mulai bosan berkeluh kesah dengank
Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters
Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s
Bila ada pertemuan yang indah seringkali selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Ada kalanya Albert merasa takut kehilangan sosok Alana yang sangat ceria. Pasca kesembuhan Alana, Albert hanya bisa menjaganya dengan sangat ketat. Maklum Alana merupakan sosok perempuan yang sangat keras kepala. Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko. Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.
Setelah perjalanan yang agak macet menuju kerumah sakit tibalah Albert dirumah sakit cipta bangsa tempat Alana dirawat. Alana dirawat di kamar melati nomor 802 lantai dua rumah sakit cipta bangsa, Albert segera bertanya ke resepsionis rumah sakit mengenai letak dan posisi kamar perawatan Alana.“Permisi kak saya mau tanya kamar melati 802 dimana ya ka? Saya mau menjenguk teman saya yang dirawat disini.” Ucap Albert kepada reseptionis yang berada tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.“Mas nanti kearah kiri terus lurus saja nanti mas ketemu sama lift, nanti mas bisa naik kelantai 1 terus posisi kamarnya itu disebelah kanan lift ya kurang lebih beberapa langkah nanti mas sampai ke kamar melati 802, dari sini sudah cukup jelas mas?” tanya resepsionis itu kepada Albert.“Sudah cukup jelas kak, terimakasih sebelumnya.” Jawab Albert kepada resepsionis itu.Albertpun melangkahkan kakinya sesuai dengan arah yang dibilang oleh r
Sudah beberapa hari ini Alana tidal masuk sekolah, Thomas mencari kabar dari beberapa teman Alana yang sekelas dengannya namun mereka tidak mengetahui mengapa Alana tidak masuk beberapa hari ini. Thomas pun mencoba menghubungi nomor Alana namun tak kunjung ada balasan juga yang dia dapat beberapa hari ini. Thomas terpikir untuk mengunjungi rumah Alana tapi dia berpikir kembali takut kehadirannya akan sia-sia bila Alana nanti tidak ada dirumah.Didalam kelas Albert sedari tadi hanya melamun saja, biasanya dia selalu diramaikan oleh suara Alana yang sangat berisik dan bawel dengan segudang ceritanya. Beberapa hari ini terasa sepi karena tiba-tiba saja Alana menghilang tidak ada kabar. Albert masih mengira mungkin saja Alana masih sakit dan tidak sanggup untuk masuk sekolah, untung saja ujian sekolah sudah usai. Albert berbicara sendiri dalam hatinya.“Kemana ya Alana? Tumben banget chat gue ga dibales,” keluhnya dalam hati dengan muka yang muram.&ldqu
Semakin hari Alana dan Thomas bagaikan sepasang kekasih. Thomas tak henti-hentinya membuat Alana merasa seperti ratu dibuatnya. Perlakuan Thomas kepada Alana sangat manis dan sopan. Namun selalu muncul dibenak Alana mengenai keraguan kepada Thomas, entah mengapa hatinya bisa mempunyai firasat seperti ini. Disisi yang lain Thomas adalah anak yang baik dan sangat baik memperlakukan perempuan, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata kasar kepada Alana.Tidak seperti waktu pertama mereka melakukan pendekatan, perasaan yang dirasakan oleh Alana sekarang terhadap Thomas seakan menjadi hambar. Perasaan yang awalnya kagum dan mulai menyukai Thomas secara perlahan berubah seketika. Alana merasa sosok Thomas hanya cocok dijadikan sebagai teman atau kakak baginya. Apa semua ini karena Thomas terlalu baik atau ada hal lain yang membuat Alana merasa seperti itu, namun Alana tidak mengerti benar dengan yang ia rasakan.Semenjak bertemu dan mengakrabkan dirinya kembali denga
Jam tiga sore pun akhirnya tiba, Alana segera bergegas dari tempat tidurnya yang nyaman itu menuju ke lantai bawah rumahnya. Dia berlari dengan tergesa-gesa, sampai lupa membawa tasnya akhirnya dia kembali ke kamarnya lagi dan mengambil tasnya. Alana segera berpamitan pada kedua orang tuanya untuk meminta ijin pergi bersama Albert, kebetulan kedua orang tua Alana sedang ada diruang keluarga sambil menonton acara televisi bersama. Sampailah Alana diruang keluarga.“Pa, Ma. Alana ijin pergi keluar dulu yang sama Albert?” tanya Alana pada kedua orang tuanya yang sedang duduk disofa.“Oke Alana, hati-hati ya kamu. Diantar Albert kan perginya?” Ucap Papa kepada Alana.“Diantar sama Albert kok pah,” Ucap Alana kepada papanya.“Jangan lupa pakai jaket ya, soalnya kayanya udara sedang dingin hari ini.” Ucap mama kepada Alana“Alana sudah siapkan jaketnya kok ma, Alana pamit ya.” Ucap Alana s
Seperti yang sudah dijanjikan kemarin, hari ini Alana dan Albert akan pergi bersama. Ini adalah itikad baik Alana agar hubungan persahabatan antara Alana dan Albert tidak menjadi renggang lagi seperti beberapa hari kemarin. Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, karena hari ini sekolah libur Alana dan Albert membalaskan dendam mereka agar dapat tidur lebih lama daripada biasanya ketika mereka akan pergi ke sekolah.Berbeda dengan Alana, mama Albert jarang sekali membiarkan anaknya untuk terlelap lebih lama diatas kasurnya itu. Pasti saja ada saja hal yang akan disuruh oleh mama Albert agar membuat Albert bangun pagi. Niat mama Albert sebenarnya baik, agar anaknya tertib bangun pagi walaupun tidak berangkat kesekolah.Mama Albert yang masih ada disofa ruang tamunya sambil menonton televisi dengan acara berita pagi yang biasa dia tonton setiap harinya. Seperti biasa mama Albert akan mengganggu Albert dan membangunkannya tidur Albert saat berita pagi yang dia tonton
Untuk memperbaiki hubungan persahabatan yang renggang antara Alana dan Albert, Alana berinisiatif ingin mentraktirnya makan weekend nanti. Dia merasa semua ini karena salahnya juga, memang Albert tidak marah padanya namun tetap saja dia menyadari perubahan Alana yang sangat drastis mulai dari kebiasaannya sampai tingkah lakunya pun berubah.Semenjak percakapan mereka dimotor waktu pulang kemarin, Alana baru menyadari dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri tanpa memikirkan Albert sekalipun. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah Alana, namun apa boleh buat orang yang sedang jatuh cinta sulit menyadari sesuatu yang berubah. Alana ingin mulai bercerita kembali dengan Albert seperti biasanya, dia pun segera meraih handphonenya dari meja kecil disamping tempat tidurnya. Dibukanya kunci layar handphonenya lalu mencari kontak Albert dan mengiriminya pesan teks melalui sosial medianya.“Pagi sahabat kesayanganku.” Sap