Bel selesai istirahat berbunyi. Nampaknya janji Albert kepada Alana akan ditunda hari ini. Mungkin hari ini bukan keberuntungan Albert. Alana dan Albert berjalan kembali menuju ke kelas. Sepertinya Albert mulai nyaman dengan Alana dan perasaan canggung kepada Alana perlahan hilang.Albert mencoba mengajak Alana untuk dapat pulang bersama. Sekali lagi dia harus menyiapkan mental. Ini yang pertama bagi Albert. Jatuh cinta ternyata tidak semenakutkan itu. Tapi apa Albert mampu mengatasi jika sakit hati nanti. Hanya Albert yang tahu. Mulailah Albert berbicara dengan Alana.
"Lan, maaf sebelumnya kamu mau pulang bersamaku nanti ?" tanya Albert dengan keringan yang bercucuran karena grogi.
"Of course, mau dong. Toh, kan rumah kita juga searah bert," ucap Alana sambil menatap Albert yang grogi itu.
"Serius?"
"Dua rius malah, hahaha..,"cap Alana yang agak sedikit garing.
Ada sedikit rasa lega dihati Albert, setidaknya Alana mulai memberi sinyal positif kepada Albert. Entah hanya Albert yang merasa kepedean atau itu benar cinta. Tapi setidaknya Albert mencoba mengejar pujaan hatinya itu perlahan demi perlahan.Tak terasa sudah dua jam saja setelah jam istirahat tadi, masih ada tiga puluh menit lagi waktu untuk mendekati bel pulang sekolah. Seluruh siswa yang ada dikelas itu mulai merasa mengantuk, karena hari ini pelajaran cukup berat. Ya, begitulah anak IPA penuh dengan segudang rumus dan hal-hal lain yang amat rumit. Serumit cinta yang mulai dirasakan Albert.
"Kring..kring..kring.," bel pulang sekolah berbunyi.
Para murid lainnya mulai berhamburan keluar. Diikuti pula oleh Alana dan Albert. Mereka menuju kearah parkiran motor untuk pulang bersama.
"Oh,ya Alana maaf ya aku cuma bawa helm satu hari ini. Tapi next time aku bakal bawa helm satu lagi khusus buat kamu," ucap Albert menjelaskan kepada Alana.
"Jadi kamu mau jadi ojek offline aku nih tiap hari? Hahahahaha..,"sahut Alana sambil meledek Albert.
Tiba-tiba saja pipi Albert memerah. Dia terlalu senang dengan ucapan Alana. Ion positif yang diberikan Alana kepada Albert. Seakan memulai hidup Albert yang baru. Tadinya Albert hanya hidup terpusat dengan musiknya. Tapi sekarang punya Alana yang sangat riang dan menyenangkan.
"Dengan senang hati aku jadi ojekmu Alana, jangankan ojek online. Buatin kamu makanan setiap hari aku juga rela," ucap Albert balas meledek Alana.
"Hahaha kau ini bert, aku hanya meledekmu saja," sahut Alana.
"Iya aku tahu ko," sahut Albert dengan cengengesan.
"Alana sebentar ya aku panasij motor dulu, maklum lah motor tua," kata Albert.
"Iya selow aja bert, aku tungguin ko," jawab Alana.
"Udah nih na, naik aja kemotor.Hati-hati naiknya," ucap Albert.
"Siap bert..," sambil memegang pundak albert untuk berpegangan karena ingin menaiki vespa Albert.
"Udah siap? Kita jalan ya. Pegangan nanti jatuh lagi." Ucap Albert dengan modus-modusnya.
"Kamu ini modusin aku mulu ya, ga cape apa bert," kata alana.
"Gak dong yang penting sama kamu, hahaha apaan sih gw geli sendiri jadinya Lan," ucap Albert.
"Gw aja geli apa lagi lu yang ngomong bert. Eh, kayanya better kita ngomongnya lo sama gw aja deh. Biar lebih akrab ga kaku gitu. Iya ga sih?" tanya Alana kepada Albert.
"Setuju sih gw lan," sahut Albert.
"Nah gitu dong,hehehe."
Semilir angin menghembus kearah mereka. Pohon-pohon yang hijau disamping kiri kanan. Jalanan yang macet seakan seperti musik yang mengiringi jalan mereka karena bunyi klakson kendaraan yang saling bersahutan. Berjalan dengan Alana seakan aku mendapatkan banyak hal. Aku bisa mendapat sosok kaka perempuan dari dia, bisa mendapat sosok adik ataupun ibu. Dia wanita yang mudah bergaul. Disampinh sisi seriusnya ketika menghadapi pelajaran.
"Alana janji gw sama lu, gw tepatin besok pas disekolah ya?. Janji buat anter keliling sekolah", tanya albert dengan keras karena jalanan begitu berisik.
"Iya Albert, tenang aja. Tadi kan lu ga jadi ajak gw keliling juga karena udah kepotong bel masuk juga kan. It's ok lah, ga usah dipikirin banget. Santai aja."ucap Alana yang selalu santai dan chill.
"Okelah kalau begitu," ucap Albert.
"By the way ya bert, Jakarta banyak berubah juga ya. Lebih bagusan sekarang. Tempat nongkrong juga banyak yang instagramable ya, cozy gitu." kata Alana.
"Bukannya lebih bagus Bandung lan?, disini mah banyakan polusi. Di Bandung kan Adem lan. Lebih asri kalau menurutku dan banyak tempat instagramable juga," sahut Albert dengan opininya.
"Dibandung gw jarang keluar rumah bert, banyakan dirumah nonton film atau belajar. Temen gw juga ga begitu banyak. Seringan juga gw ngobrol sama pembantu gw, nyokap sama bokap kan pada pergi kerja dan jarang balik cepet, bert." Sahut Alana.
"Yah, padahal sayang banget ya lan. Bandung masih banyak yang harus di explore lagi tuh tempat wisatanya," timpal Albert.
"Kapan-kapan ke Bandung bareng mau ga?" ajak Albert.
"Ngide banget deh lu bert, ya boleh aja sih" sahut Alana.
Percakapan mereka selama dimotor membuat waktu tak terasa. Tiba-tiba saja mereka sudah sampai didepan gerbang komplek mereka. Beberapa gang dan belokan lagi mereka akan sampai.
"Cepet juga ya bert, ga berasa keasikan ngobrol sih kita", kata Alana.
"Eh, lan. Besok mau berangkat bareng ga?kalau mau sih", ajak Albert.
"Boleh dong, lumayan gratis hahaha." Sahut Alana.
"Alan udah sampe nih."
"Oh, ya haahahahaha. Ga berasa. Thanks ya Albert," ucap Alana sambil teriak.
"Yo, sama-sama. Besok bareng ya?" tanya Albert.
"Oke siap, bye bert." ucap Alana.
Diparkirnya vespa Albert digarasi mobil yang ada dibasement rumahnya. Berjalanlah dia menyusuri tangga untuk menuju keruang utama. Dilihatnya mama yang sedang asyik menonton tv. Lalu Albert berbicara kepada mama.
"Hai, ma." Sapa Albert dengan wajah yang berbinar-binar.
"Kamu kenapa bert? Keliatannya seneng banget hari ini," tanya mam dengan penasaran.
"Coba tebak dong ma," sahut Albert kepada mamanya.
"Hmmmm, apa ya? Kamu pulang sama Alana ya? Kayanya kalau ga salah denger tadi ada suara Alana," timpal mama sambil tersenyum.
"Ah ga seru mama udah tau,"jawab Albert.
Setelah selesai percakapan itu Albert menuju kamarnya dan segera beristirahat. Masih saja dia membayangkan Alana. Seakan Alana mulai menghipnotis Albert dan mewarnai hidup Albert. Begitulah cinta pertama. Seperti Albert masuk kedalam dunia baru yang Alana ciptakan. Alana yang sangat periang dan mudah bergaul itu seperti magnet positif di dalam hidup Albert. Sedangkan Albert yang kadang malas , urakan , dan Arogan itu seakan luluh didepan Alana. Perlahan sifat itu Hilang. Itulah cinta, ajaib dan penuh teka-teki.
Sabtu adalah waktu untuk hari ekstrakulikuler. Namun Albert teringat akan janjinya kepada Alana,Karena belum sempat menepati janjinya kepada Alana. Akhirnya Albertpun mengajak Alana berkeliling. Albert menjelaskan mulai dari posisi toilet, laboratorium, ruang kepala sekolah, ruang guru , UKS dan tempat penting lain kepada Alana. Memang agak terlambat karena sudah beberapa hari Alana bersekolah disana. Alana memilih ekstrakulikuler dance dan Albert mengikuti esktrakulikuler basket.Mereka segera bersiap untuk berganti pakaian yang mereka kenakan untuk mengikuti eskul. Baru saja masuk keruangan eskul Alana sudah mendengar perbincangan dari teman-teman perempuannya, mereka membahas soal murid pindahan yang mereka lihat ketika memasuki ruang kepala sekolah. Teman-teman Alana membahas bahwa murid pindahan itu mempunyai paras yang tampan, tinggi semampai dan terlihat gagah serta sangat mempesona. Dari yang Alana dengar mungkin saja nanti murid pindahan itu bisa menjadi cowok popule
Keadaan disekolah hari ini sangat berbeda. Terlihat para murid wanita berkumpul didepan ruang kepala sekolah dengan dinding yang transparan. Seperti ingin mengantri sembako, sampai banyak sekali wanita berkerumun disana. Rupanya mereka semua melihat murid baru yang sedang berbicara dengan kepala sekolah. Bagai seorang artis saja, orang itu mampu menghipnotis para perempuan yang ada disekolah hingga tak berkedip memandanginya.Murid baru itu datang kesekolah menggunakan mobil sport satu pintu nan megah. Stylenya pun sangat kece, tak heran para wanita itu tak henti memandanginya dari awal sampai akhir. Kulitnya yang putih dan rupanya yang menawan menambah nilai plus bagi orang yang memandangnya. Ketika murid itu menyelesaikan perbincangannya dengan kepala sekolah dia meraih gagang pintu dan segera membukanya.Dia melihat tatap penuh gairah dari para perempuan yang berjejer disekitar ruangan kepala sekolah. Tatapannya seperti ingin menerkam murid baru itu. Murid bar
Pagi ini didalam ruangan yang berhiaskan poster band-band jadul dan dinding yang dikelilingi oleh warna hitam disetiap sudutnya. Itulah kamar Louis, dia sangat menyukai warna hitam. Memang terlihat sedikit seram dan gelap. Didalam kamarnya, Louis masih saja teringat oleh Alana. Bukan hanya penasaran saja, mungkin Louis juga mulai menyukai Alana.Gaya Alana yang sangat cuek kepada orang lain dan tidak terlalu mencampuri urusan orang lain yang menjadi salah satu pancingan untuk Louis agar bisa terus melihatnya tanpa Alana menyadarinya. Tapi dari tatapan mata Alana seakan menyiratkan kebencian dengan Louis. Belum pasti jelas alasannya. Mungkin karena Alana benci kepada orang yang terlalu kepedean. Atau mungkin dia bosan mendengar nama Louis dikumandangkan para gadis disetiap harinya selama bersekolah dengan Louis.Pagi ini tepat tujuh hari Louis bersekolah disekolah yang sama dengan Albert dan Alana. Awalnya Albert tidak menyangka bahwa Louis menyukai Alana. Tapi dalam be
Usaha Louis untuk mendektai Alana tidak sampai disitu saja, dia mencari seribu cara agar Alana menjadi luluh kepadanya. Tidak tahu jelas apakah Louis benar-benar menyukai Alana atau hanya merasa Alana saja yang membuatnya penasaran dan tidak terkendali. Hanya Alana saja yang mampu membuat Louis seakan terhipnotis dan tidak dapat mengatasi rasa penasarannya. Alana wanita yang sangat dingin dan sangat sulit ditaklukan.Dengan memberanikan diri Louis berusaha mendapatkan kontak Alana bahkan mendapatkan alamat rumahnya. Dia mulai menjadi pengagum rahasianya. Dengan misterius banyak sekali hadiah yang secara bergantian datang dirumah Alana. Tanpa Alana tahu siapa pengirim dari barang-barang misterius itu. Mulai dari bunga, boneka, coklat dan beberapa benda lain yang biasa wanita suka. Namun hal itu sedikit menakutkan bagi Alana. Dia merasa seperti sedang diawasi seorang penguntit.Nomor misterius mengirimi Alana pesan. Alana bertanya dalam hatinya nomor siapa ini. Diucapkan
Minggu sore ini Albert dan Alana pergi ke sebuah mall yang tidak jauh dari kawasan daerah mereka tinggal. Mall ini cukup ternama dikalangan para remaja seumuran Alana dan Albert. Seperti biasa Alber memcbawbaa Alana bersama dengan Vespa antiknya itu untuk berangkat menuju mall tersebut. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai di mall yang akan mereka tuju itu. Diparkirkannya motor vespa Albert yang berada dibasement mall dan mereka lalu masuk kedalam mall. Tempat pertama yang akan mereka tuju adalah toko buku, disana Alana akan membeli beberapa buku pelajaran yang sudah tidak tersedia lagi disekolah.Alana mencari disekeliling rak, mencari dimana letak buku-buku itu dipajang. Alana ingin membeli buku Biologi dan Kimia tahun ajaran 2020. Dibantu dengan Albert akhirnya mereka berdua pun menemukan buku yang akan Alana beli. Selain buku itu Alana juga ingin membeli beberapa novel yang ia sangat gemari. Alana yang sangat hobi membaca sangat menyukai novel bergenre horror dan m
Besok sudah mulai sekolah lagi, libur weekend terasa lebih cepat daripada biasanya. Terlebih lagi besok pasti melelahkan. Banyak sekali tambahan pelajaran dan tugas serta pendalaman materi. Itulah sekolah kadang terasa menyenangkan, kadang juga sangat menyebalkan. Namun menikmati sekolah menengah atas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Pagi menjelang seperti biasa Alana dan Albert berangkat bersama menuju kesekolah, tentunya dengan vespa kesayangan Albert. Papa dan mama Albert sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Papa sibuk dengan semua peliharaannya itu dan mama tentu saja sibuk dengan penulisan novel-novelnya. Disisi lain Albert sedang memakai kaos kaki dan sepatunya. Seperti biasa dia hanya menyantap satu buah roti lalu segera berangkat menuju sekolahya. Tentunya tidak lupa dia berangkat bersama Alana. Hari ini Alana tidak banyak bicara, apa mungkin dia masih kesal dengan kelakuan Louis. Albert sedari tadi hanya dapat memandangi Alana dari spion vespany
Setelah kembali dari kantin sekolah Alana menemukan bunga diatas mejanya, awalnya dia mengira bahwa cokelat itu berasal dari Albert. Lalu Alana mencoba bertanya tentang bunga yang ada diatas mejanya itu. Namun Alana masih menunggu Albert untuk sampai dikelas, karena setelah dari kantin tadi Alana dan Albert sempat berpisah. Mereka berpisah sejenak karena Albert ingin menuju ketoilet terlebih dahulu, setelah beberapa menit munculah Albert didepan kelas Alana langsung memanggilnya. "Albert...Albert...Cepet kesini dulu," teriak Alana dengan sangat keras agar Albert dapat mendengar suaranya karena pada saat itu kondisi diluar sedang ramai. "Kenapa Alana?" Sahut Albert memberikan pertanyaan kepada Alana. "Bert, ini bunga lo yang kasih ke gue?" Tanya Alana dengan muka yang penuh penasaran. "Gue ga ngasih apa-apa ke lo kok, ini aja gue baru sampai dikelas kan daritadi gue ditoilet" Ucap Albert menjelaskan kepada Alana. "Terus ini dari siapa dong?" Ta
Hari keempat dari minggu ini semua hal berjalan seperti biasanya, kecuali hal yang satu ini. Tiba-tiba saja ada sosok misterius yang mengirimi Alana kejutan-kejutan disetiap harinya, namun Alana sendiripun belum tahu pasti siapa sebenarnya orang misterius ini. Seperti bayangan dia mampu bersembunyi dengan rapat dari pandangan dan pencarian Alana.Siapa orang misterius itu sebenarnya, mengapa dia tidak berani memunculkan dirinya dihadapan Alana. Hari ini Alana mendapat kejutan lagi dari pengagum rahasianya itu. Pertama-tama dia memberikan bunga yang dia taruh secara misterius diatas meja, lalu hari ini ada sebuah surat yang dia letakkan diatas meja Alana dengan bertuliskan your secret admirer yang didalamnya bertuliskan sebuah pesan.“Matamu bagaikan sebuah lukisan yang indah menghiasi hari-hariku, senyummu yang selalu terlintas dalam benakku serta parasmu yang sangat menawan membuat hatiku luluh dan tidak dapat berpaling kepada bidadari yang lainnya.&rdq
Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters
Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s
Bila ada pertemuan yang indah seringkali selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Ada kalanya Albert merasa takut kehilangan sosok Alana yang sangat ceria. Pasca kesembuhan Alana, Albert hanya bisa menjaganya dengan sangat ketat. Maklum Alana merupakan sosok perempuan yang sangat keras kepala. Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko. Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.
Setelah perjalanan yang agak macet menuju kerumah sakit tibalah Albert dirumah sakit cipta bangsa tempat Alana dirawat. Alana dirawat di kamar melati nomor 802 lantai dua rumah sakit cipta bangsa, Albert segera bertanya ke resepsionis rumah sakit mengenai letak dan posisi kamar perawatan Alana.“Permisi kak saya mau tanya kamar melati 802 dimana ya ka? Saya mau menjenguk teman saya yang dirawat disini.” Ucap Albert kepada reseptionis yang berada tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.“Mas nanti kearah kiri terus lurus saja nanti mas ketemu sama lift, nanti mas bisa naik kelantai 1 terus posisi kamarnya itu disebelah kanan lift ya kurang lebih beberapa langkah nanti mas sampai ke kamar melati 802, dari sini sudah cukup jelas mas?” tanya resepsionis itu kepada Albert.“Sudah cukup jelas kak, terimakasih sebelumnya.” Jawab Albert kepada resepsionis itu.Albertpun melangkahkan kakinya sesuai dengan arah yang dibilang oleh r
Sudah beberapa hari ini Alana tidal masuk sekolah, Thomas mencari kabar dari beberapa teman Alana yang sekelas dengannya namun mereka tidak mengetahui mengapa Alana tidak masuk beberapa hari ini. Thomas pun mencoba menghubungi nomor Alana namun tak kunjung ada balasan juga yang dia dapat beberapa hari ini. Thomas terpikir untuk mengunjungi rumah Alana tapi dia berpikir kembali takut kehadirannya akan sia-sia bila Alana nanti tidak ada dirumah.Didalam kelas Albert sedari tadi hanya melamun saja, biasanya dia selalu diramaikan oleh suara Alana yang sangat berisik dan bawel dengan segudang ceritanya. Beberapa hari ini terasa sepi karena tiba-tiba saja Alana menghilang tidak ada kabar. Albert masih mengira mungkin saja Alana masih sakit dan tidak sanggup untuk masuk sekolah, untung saja ujian sekolah sudah usai. Albert berbicara sendiri dalam hatinya.“Kemana ya Alana? Tumben banget chat gue ga dibales,” keluhnya dalam hati dengan muka yang muram.&ldqu
Semakin hari Alana dan Thomas bagaikan sepasang kekasih. Thomas tak henti-hentinya membuat Alana merasa seperti ratu dibuatnya. Perlakuan Thomas kepada Alana sangat manis dan sopan. Namun selalu muncul dibenak Alana mengenai keraguan kepada Thomas, entah mengapa hatinya bisa mempunyai firasat seperti ini. Disisi yang lain Thomas adalah anak yang baik dan sangat baik memperlakukan perempuan, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata kasar kepada Alana.Tidak seperti waktu pertama mereka melakukan pendekatan, perasaan yang dirasakan oleh Alana sekarang terhadap Thomas seakan menjadi hambar. Perasaan yang awalnya kagum dan mulai menyukai Thomas secara perlahan berubah seketika. Alana merasa sosok Thomas hanya cocok dijadikan sebagai teman atau kakak baginya. Apa semua ini karena Thomas terlalu baik atau ada hal lain yang membuat Alana merasa seperti itu, namun Alana tidak mengerti benar dengan yang ia rasakan.Semenjak bertemu dan mengakrabkan dirinya kembali denga
Jam tiga sore pun akhirnya tiba, Alana segera bergegas dari tempat tidurnya yang nyaman itu menuju ke lantai bawah rumahnya. Dia berlari dengan tergesa-gesa, sampai lupa membawa tasnya akhirnya dia kembali ke kamarnya lagi dan mengambil tasnya. Alana segera berpamitan pada kedua orang tuanya untuk meminta ijin pergi bersama Albert, kebetulan kedua orang tua Alana sedang ada diruang keluarga sambil menonton acara televisi bersama. Sampailah Alana diruang keluarga.“Pa, Ma. Alana ijin pergi keluar dulu yang sama Albert?” tanya Alana pada kedua orang tuanya yang sedang duduk disofa.“Oke Alana, hati-hati ya kamu. Diantar Albert kan perginya?” Ucap Papa kepada Alana.“Diantar sama Albert kok pah,” Ucap Alana kepada papanya.“Jangan lupa pakai jaket ya, soalnya kayanya udara sedang dingin hari ini.” Ucap mama kepada Alana“Alana sudah siapkan jaketnya kok ma, Alana pamit ya.” Ucap Alana s
Seperti yang sudah dijanjikan kemarin, hari ini Alana dan Albert akan pergi bersama. Ini adalah itikad baik Alana agar hubungan persahabatan antara Alana dan Albert tidak menjadi renggang lagi seperti beberapa hari kemarin. Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, karena hari ini sekolah libur Alana dan Albert membalaskan dendam mereka agar dapat tidur lebih lama daripada biasanya ketika mereka akan pergi ke sekolah.Berbeda dengan Alana, mama Albert jarang sekali membiarkan anaknya untuk terlelap lebih lama diatas kasurnya itu. Pasti saja ada saja hal yang akan disuruh oleh mama Albert agar membuat Albert bangun pagi. Niat mama Albert sebenarnya baik, agar anaknya tertib bangun pagi walaupun tidak berangkat kesekolah.Mama Albert yang masih ada disofa ruang tamunya sambil menonton televisi dengan acara berita pagi yang biasa dia tonton setiap harinya. Seperti biasa mama Albert akan mengganggu Albert dan membangunkannya tidur Albert saat berita pagi yang dia tonton
Untuk memperbaiki hubungan persahabatan yang renggang antara Alana dan Albert, Alana berinisiatif ingin mentraktirnya makan weekend nanti. Dia merasa semua ini karena salahnya juga, memang Albert tidak marah padanya namun tetap saja dia menyadari perubahan Alana yang sangat drastis mulai dari kebiasaannya sampai tingkah lakunya pun berubah.Semenjak percakapan mereka dimotor waktu pulang kemarin, Alana baru menyadari dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri tanpa memikirkan Albert sekalipun. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah Alana, namun apa boleh buat orang yang sedang jatuh cinta sulit menyadari sesuatu yang berubah. Alana ingin mulai bercerita kembali dengan Albert seperti biasanya, dia pun segera meraih handphonenya dari meja kecil disamping tempat tidurnya. Dibukanya kunci layar handphonenya lalu mencari kontak Albert dan mengiriminya pesan teks melalui sosial medianya.“Pagi sahabat kesayanganku.” Sap