Beranda / Romansa / Alana dan Albert / Berjalan Bersama Alana

Share

Berjalan Bersama Alana

Penulis: justkins
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bisa dibilang ini kali pertama bagi Albert. Tapi mengapa terasa begitu menyenangkan. Serasa ada kupu-kupu berwarna-warni yang hinggap dipikiran dan hatinya. Aliran darahpun jadi tak teratur. Setiap hari berhalusinasi tentang Alana. Pikiran Albert melayang, raganya saja yang ada dikamar, tapi jiwa dan hatinya dibawa melayang bersama Alana. Mantra apa yang Alana punya sehingga Albert bisa sangat terpikat.

Pagi ini lain seperti pagi biasanya. Hati Albert penuh tawa riang, seakan tidak ada lagi mendung lagi yang akan datang. Jantungnya memompa darah dengan semangat, berdetak sangat cepat. Hampir saja Albert tak bisa mengontrol setiap detik detakan itu. Tawa riang, pipi merona, perasaan gelisah. Diambilnya sikat gigi yang ada didalam wadah plastik di dalam kamar mandi Albert. Dia berkaca membayangkan Alana bersender dipundaknya. Entah apa lagi halusinasi Albert nanti.

Bahkan dikaca saat dia menggosok giginya, dia masih saja bisa melihat wajah Alana terpampang nyata didalam lamunannya.Menyeka muka dengan hannduk dilehernya. Menyalakan keran dan membasuh mukanya yang berminyak itu. Dinyalakannya keran bak mandinya itu. Berendam dengan sejuta pikirannya tentang Alana. Padahal kalau bisa dibilang dia bisa melihat Alana setiap hari. Tapi beberapa jam saja bagai satu windu dibuatnya bila tak memandang wajah Alana. Alana seakan menjadi candu bagi Albert.

Diraihnya seragam sekolah dan segala perlengkapan untuk sekolahnya. Betapa senang hatinya karena ini hari pertama dia bersama berangkat menuju sekolah bersama Alana. Beruntungnya Albert mendengar kata "Ya" dari Alana. Kasian Alana harus menghadapi laki-laki seperti Albert. Itulah cinta, ion negatif harus bertemu dengan ion positif.

Turunlah dia perlahan meniti anak tangganya perlahan. Tak lupa juga ia siapkan helm untul Alana. Setibanya Albert dilantai bawah, dia melihat mama yang sedang duduk di meja makan. Lalu mama memanggil Albert.

“Albert, tumben kamu jalan pagi banget. Sarapan dulu sini sama mama dan papa,” ajak mama kepada Albert.

“Ma..pa, Albert sarapan dikantin sekolah aja ya, hehehe. Soalnya Albert  janji mau bareng berangkat sekolah sama Alana. Kasian Alana sudah siap-siap soalnya,” sahut Albert.

“Hmmm...pantas saja kamu sudah rapih pagi-pagi. Ya, sudah hati-hati ya dijalan, bawa motornya jangan ngebut-ngebut kasian Alana nanti masuk angin lagi,” ucap papa.

Albertpun berjalan mendekati papa dan mamanya untuk berpamitan dan mencium tangan mereka sebelum jalan menuju ke sekolah. Berjalanlah Albert menuju pintu rumahnya. Dipegangnya gagang pintu itu lalau dibukanya. Dia meraih sepatunya dan memasangnya di kedua sepatunya tidak lupa juga dia menali ikat sepatunya dengan erat. Terlihat Alana yang sudah berdiri didepan pintu rumahnya sambil menunggu Albert. Albertpun berjalan menghampiri Alana.

“Bagaimana sudah siap?” tanya Albert sambil menyodorkan helm untuk Alana.

“Udah dong, yuk berangkat!” jawab Alana sambil mengajak Albert.

Alana segera menaiki motor vespa Albert dan memakai helm yang diberikan Albert tadi. Dinyalakan motor vespa itu dan segera berjalan menyusuri komplek lalu menuju keluar.Setelah keluar dari area komplek itu Alana seakan menghapal jalan dan memperhatikan dengan seksama, mungkin karena dia baru dengan lingkungan yang sekarang.Jalanan hari itu tidak selancar kemarin, ditambah lagi dengan banyaknya lampu merah yang mereka lalui. Tapi untungnya udara pagi ini tidak panas. Karena terlalu lama berdiam diri dimotor, Albert memulai percakapan dengan Alana.

“Eh lan,” ucap Albert.

“Kok, diem saja daritadi?”ucap Albert.

“Habis bingung sih mau tanya apa,” kata Alana.

“Iya juga sih, gue daritadi mau tanya juga bingung mau tanya apa hahahaha,” sahut Albert.

“Sama gue juga anjir, takut pertanyaan gue krik begitu pas lo denger,” timpal Alana.

“Ihh, padahal ga tahu selow saja sama gue lan”, ucap Albert.

“Ya udah deh gue tanya nih. Lo, sudah makan pagi belom?. Perut gue keroncongan masa. Tadi bibi gue belom masak soalnya, hahahahaha...,” tanya Alana.

“Sama banget, gue juga belom sarapan. Sama-sama keroncongan kita hahaha. Ya, sudah nanti sarapan dikantin aja. Toh, sebentar lagi kita mau sampe,” jawab Albert.

Ketika asyik berbicara dengan Alana, tidak terasa mereka sudah melihat gerbang sekolah. Motor vespa milik Albert makin dekat dengan gerbang sekolahnya itu. Seperti biasa selalu ada satpam sekolah yang stand by didepan gerbang. Menjadi penjaga untuk mereka yang telat. Lalu albert menyapa pak satpam itu.

“Pagi, pak ,” ucap Albert.

“Pagi bert, cie berdua ini yeee,” ucap pak satpam sambil meledek.

“Truk aja gandengan pak,masa saya sendiri terus pa hahaha. Duluan ya pak.” Sahut Albert.

“OK, bert.” Jawab pak satpam.

Albert segera menuju parkiran sekolahnya dan memarkirkan motor vespanya itu disitu. Alana pun turun dari motor vespa milik Albert dan menyerahkan helm yang ia pakai kepada Albert. Mereka berdua pun berjalan masuk kedalam sekolah untuk menaruh tas mereka ditempat duduk mereka lalu menuju kekantin untuk sarapan bersama.

“Lan, yuk makan. Lumayan ini kita masih punya 45 menit lagi sebelum bel masuk,” ajak Albert sambil tersenyum.

“Yukk...yukk laper banget asli mau makan yang banyak huhuhu,” ucap Alana kepada Albert.

Mereka berdua akhirnya bergegas menuju kantin dan sarapan bersama. Semakin hari Albert dan Alana semakin dekat seperti sudah mengenal lama rasanya. Mereka duduk tidak jauh dari pintu masuk kantin. Lalu membeli sarapan yang mereka inginkan.

“Lo, jadi beli makan apa Lan?” tanya Albert.

“Gue beli nasi uduk jadinya sama es teh hehehe. Hidup ga seru kalau ga minum es haha. Kalo lo jadinya beli apa bert?” tanya Alana.

“Beli nasi goreng jadinya sama jus strawberry. Ngide banget ya gue beli jus pagi-pagi auto ke toilet deh gue hahaaha.”

“Ya, semoga saja ga ya,” sahut Alana.

Makanan yang mereka pesan akhirnya datang juga. Pelayan kantin membawa nampan berisi makanan dan minuman yang dipesan Albert dan Alana. Mereka makan dengan lahapnya. Bagaimana tidak, karena perut mereka belum diisi makanan sama sekali.

“Sumpah, kenyang juga akhirnya bert,” kata Alana.

“Iya, kenyang banget Lan, rasanya kaya ga makan tiga hari hahaha. Bener-bener deh ini perut,” sahut Albert.

“Sama anjir, gue juga hahaaha. Duduk dulu ya sepuluh menit habis itu kita ke kelas,” kata Alana.

Kekenyangan, itu yang mereka rasakan. Karena porsi makanan yang mereka makan pagi itu cukup banyak. Semoga saja makanan itu tidak membuat mereka mengantuk nantinya. Tepat sepuluh menit mereka duduk dibangku kantin. Terdengarlah bunyi bel masuk. Mereka berjalan menyusuri lorong dan menuju ke kelas mereka. Dengan perut yang menggendut dan rasa kantuk yang tiba-tiba muncul karena rasa kenyang sehabis sarapan tadi. Mereka mulai menguap dan merasakan kantuk yang luar biasa. Sampai tidak sadar mereka tertidur di kelas.

Bab terkait

  • Alana dan Albert   Pulang Bersama Alana

    Bel selesai istirahat berbunyi. Nampaknya janji Albert kepada Alana akan ditunda hari ini. Mungkin hari ini bukan keberuntungan Albert. Alana dan Albert berjalan kembali menuju ke kelas. Sepertinya Albert mulai nyaman dengan Alana dan perasaan canggung kepada Alana perlahan hilang.Albert mencoba mengajak Alana untuk dapat pulang bersama. Sekali lagi dia harus menyiapkan mental. Ini yang pertama bagi Albert. Jatuh cinta ternyata tidak semenakutkan itu. Tapi apa Albert mampu mengatasi jika sakit hati nanti. Hanya Albert yang tahu. Mulailah Albert berbicara dengan Alana."Lan, maaf sebelumnya kamu mau pulang bersamaku nanti ?" tanya Albert dengan keringan yang bercucuran karena grogi."Of course, mau dong. Toh, kan rumah kita juga searah bert," ucap Alana sambil menatap Albert yang grogi itu."Serius?""Dua rius malah, hahaha..,"cap Alana yang agak sedikit garing.Ada sedikit rasa lega dihati Albert, setidaknya Alana mulai memberi sinyal positif kepad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Murid Pindahan ?

    Sabtu adalah waktu untuk hari ekstrakulikuler. Namun Albert teringat akan janjinya kepada Alana,Karena belum sempat menepati janjinya kepada Alana. Akhirnya Albertpun mengajak Alana berkeliling. Albert menjelaskan mulai dari posisi toilet, laboratorium, ruang kepala sekolah, ruang guru , UKS dan tempat penting lain kepada Alana. Memang agak terlambat karena sudah beberapa hari Alana bersekolah disana. Alana memilih ekstrakulikuler dance dan Albert mengikuti esktrakulikuler basket.Mereka segera bersiap untuk berganti pakaian yang mereka kenakan untuk mengikuti eskul. Baru saja masuk keruangan eskul Alana sudah mendengar perbincangan dari teman-teman perempuannya, mereka membahas soal murid pindahan yang mereka lihat ketika memasuki ruang kepala sekolah. Teman-teman Alana membahas bahwa murid pindahan itu mempunyai paras yang tampan, tinggi semampai dan terlihat gagah serta sangat mempesona. Dari yang Alana dengar mungkin saja nanti murid pindahan itu bisa menjadi cowok popule

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Kehadiran Murid Baru

    Keadaan disekolah hari ini sangat berbeda. Terlihat para murid wanita berkumpul didepan ruang kepala sekolah dengan dinding yang transparan. Seperti ingin mengantri sembako, sampai banyak sekali wanita berkerumun disana. Rupanya mereka semua melihat murid baru yang sedang berbicara dengan kepala sekolah. Bagai seorang artis saja, orang itu mampu menghipnotis para perempuan yang ada disekolah hingga tak berkedip memandanginya.Murid baru itu datang kesekolah menggunakan mobil sport satu pintu nan megah. Stylenya pun sangat kece, tak heran para wanita itu tak henti memandanginya dari awal sampai akhir. Kulitnya yang putih dan rupanya yang menawan menambah nilai plus bagi orang yang memandangnya. Ketika murid itu menyelesaikan perbincangannya dengan kepala sekolah dia meraih gagang pintu dan segera membukanya.Dia melihat tatap penuh gairah dari para perempuan yang berjejer disekitar ruangan kepala sekolah. Tatapannya seperti ingin menerkam murid baru itu. Murid bar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Rasa Penasaran Louis

    Pagi ini didalam ruangan yang berhiaskan poster band-band jadul dan dinding yang dikelilingi oleh warna hitam disetiap sudutnya. Itulah kamar Louis, dia sangat menyukai warna hitam. Memang terlihat sedikit seram dan gelap. Didalam kamarnya, Louis masih saja teringat oleh Alana. Bukan hanya penasaran saja, mungkin Louis juga mulai menyukai Alana.Gaya Alana yang sangat cuek kepada orang lain dan tidak terlalu mencampuri urusan orang lain yang menjadi salah satu pancingan untuk Louis agar bisa terus melihatnya tanpa Alana menyadarinya. Tapi dari tatapan mata Alana seakan menyiratkan kebencian dengan Louis. Belum pasti jelas alasannya. Mungkin karena Alana benci kepada orang yang terlalu kepedean. Atau mungkin dia bosan mendengar nama Louis dikumandangkan para gadis disetiap harinya selama bersekolah dengan Louis.Pagi ini tepat tujuh hari Louis bersekolah disekolah yang sama dengan Albert dan Alana. Awalnya Albert tidak menyangka bahwa Louis menyukai Alana. Tapi dalam be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Tidak berhenti Disitu Saja

    Usaha Louis untuk mendektai Alana tidak sampai disitu saja, dia mencari seribu cara agar Alana menjadi luluh kepadanya. Tidak tahu jelas apakah Louis benar-benar menyukai Alana atau hanya merasa Alana saja yang membuatnya penasaran dan tidak terkendali. Hanya Alana saja yang mampu membuat Louis seakan terhipnotis dan tidak dapat mengatasi rasa penasarannya. Alana wanita yang sangat dingin dan sangat sulit ditaklukan.Dengan memberanikan diri Louis berusaha mendapatkan kontak Alana bahkan mendapatkan alamat rumahnya. Dia mulai menjadi pengagum rahasianya. Dengan misterius banyak sekali hadiah yang secara bergantian datang dirumah Alana. Tanpa Alana tahu siapa pengirim dari barang-barang misterius itu. Mulai dari bunga, boneka, coklat dan beberapa benda lain yang biasa wanita suka. Namun hal itu sedikit menakutkan bagi Alana. Dia merasa seperti sedang diawasi seorang penguntit.Nomor misterius mengirimi Alana pesan. Alana bertanya dalam hatinya nomor siapa ini. Diucapkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Minggu dengan Alana

    Minggu sore ini Albert dan Alana pergi ke sebuah mall yang tidak jauh dari kawasan daerah mereka tinggal. Mall ini cukup ternama dikalangan para remaja seumuran Alana dan Albert. Seperti biasa Alber memcbawbaa Alana bersama dengan Vespa antiknya itu untuk berangkat menuju mall tersebut. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai di mall yang akan mereka tuju itu. Diparkirkannya motor vespa Albert yang berada dibasement mall dan mereka lalu masuk kedalam mall. Tempat pertama yang akan mereka tuju adalah toko buku, disana Alana akan membeli beberapa buku pelajaran yang sudah tidak tersedia lagi disekolah.Alana mencari disekeliling rak, mencari dimana letak buku-buku itu dipajang. Alana ingin membeli buku Biologi dan Kimia tahun ajaran 2020. Dibantu dengan Albert akhirnya mereka berdua pun menemukan buku yang akan Alana beli. Selain buku itu Alana juga ingin membeli beberapa novel yang ia sangat gemari. Alana yang sangat hobi membaca sangat menyukai novel bergenre horror dan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Kenapa Harus Satu Sekolah Dengannya

    Besok sudah mulai sekolah lagi, libur weekend terasa lebih cepat daripada biasanya. Terlebih lagi besok pasti melelahkan. Banyak sekali tambahan pelajaran dan tugas serta pendalaman materi. Itulah sekolah kadang terasa menyenangkan, kadang juga sangat menyebalkan. Namun menikmati sekolah menengah atas adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Pagi menjelang seperti biasa Alana dan Albert berangkat bersama menuju kesekolah, tentunya dengan vespa kesayangan Albert. Papa dan mama Albert sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Papa sibuk dengan semua peliharaannya itu dan mama tentu saja sibuk dengan penulisan novel-novelnya. Disisi lain Albert sedang memakai kaos kaki dan sepatunya. Seperti biasa dia hanya menyantap satu buah roti lalu segera berangkat menuju sekolahya. Tentunya tidak lupa dia berangkat bersama Alana. Hari ini Alana tidak banyak bicara, apa mungkin dia masih kesal dengan kelakuan Louis. Albert sedari tadi hanya dapat memandangi Alana dari spion vespany

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Alana dan Albert   Pengagum Misterius

    Setelah kembali dari kantin sekolah Alana menemukan bunga diatas mejanya, awalnya dia mengira bahwa cokelat itu berasal dari Albert. Lalu Alana mencoba bertanya tentang bunga yang ada diatas mejanya itu. Namun Alana masih menunggu Albert untuk sampai dikelas, karena setelah dari kantin tadi Alana dan Albert sempat berpisah. Mereka berpisah sejenak karena Albert ingin menuju ketoilet terlebih dahulu, setelah beberapa menit munculah Albert didepan kelas Alana langsung memanggilnya. "Albert...Albert...Cepet kesini dulu," teriak Alana dengan sangat keras agar Albert dapat mendengar suaranya karena pada saat itu kondisi diluar sedang ramai. "Kenapa Alana?" Sahut Albert memberikan pertanyaan kepada Alana. "Bert, ini bunga lo yang kasih ke gue?" Tanya Alana dengan muka yang penuh penasaran. "Gue ga ngasih apa-apa ke lo kok, ini aja gue baru sampai dikelas kan daritadi gue ditoilet" Ucap Albert menjelaskan kepada Alana. "Terus ini dari siapa dong?" Ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Alana dan Albert   Cemas

    Perasaan yang Albert sembunyikan begitu lama, akhirnya akan dinyatakan juga pada hari ini kepada Alana."Semoga saja hari ini adalah hari keberuntunganku", gumam albert dalam hatinya.Hari ini, Albert berencana mengajak Alana untuk pergi bersama agar niatnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.Dengan senyuman yang lebara, Albert segera mengetik pesan untuk Alana."Pagi Alana, kalau hari ini kita ketemuan bisa?", ucap Albert dalam telefon.Albert menunggu dengan rasa khawatir, takut Alana telah mempunyai janji dengan orang lain.Dibukanya pintu kamar Albert dan pergilah dia menuju ruang tamu. Menunggu dengan perasaan yang belum tenang sambil menonton televisi.Terdengar suara mama dari kejauhan dan suaranya makin mendekat kearag Albert." Kamu, Ok kan?" tanya mama kepada Albert." Lagi, mikirin apa sih nak? ", ucap mama yang penasaran dengan raut muka Albert." Ma, kalau Albert suka sama cewek, tapi dia sahabat Albert sendiri gimana ya ma?", tanya albert kepada Alana.Sambil ters

  • Alana dan Albert   Perjalanan Pulang

    Hiruk-pikuk suasana jalanan siang ini. Banyak sekali orang yang tidak sabar untuk melaju. Terdengar suara klakson mobil dan motor di mana-mana. Kurangnya rasa sabar, atau mereka sedang terburu-buru. Disisi lain Albert masih asyik mengamati keadaan itu sambil menunggu lampu merah. Lampu merah siang ini terasa lama, tak seperti biasanya. Mungkin karena letih yang dirasa Albert atau suasana jalanan yang tidak mendukung. Namun hal ini tidak sebanding, karena hari ini dia ingin berjalan dengan Alana. Sejuta rasanya, ada perasaan senang dan berbunga-bunga. Albert terkadang menjadi bingung kenapa perasaannya kepada Alana tetap sama sampai sekarang. Terlihat lampu hijau terlihat, berjalanlah Albert dengan perlahan dengan motor kesayangannya itu. "Setidaknya, hari ini masih terasa udara segar yang diselimuti oleh mendung, " ucap isi hatinya. "Tuhan, tolong tahan hujan turun. Agar, aku tetap bisa pergi bersama Alana, " pinta Albert dalam doa kecilnya s

  • Alana dan Albert   Senang

    Bila ada pertemuan yang indah seringkali selalu ada perpisahan yang menyakitkan. Ada kalanya Albert merasa takut kehilangan sosok Alana yang sangat ceria. Pasca kesembuhan Alana, Albert hanya bisa menjaganya dengan sangat ketat. Maklum Alana merupakan sosok perempuan yang sangat keras kepala. Dokter berkata, untuk pulih lebih cepat Alana memerlukan waktu kurang lebih satu bulan lamanya dengan pantauan asupan makanan yang cukup. Belakangan ini Albert lebih sering menghabiskan waktunya dengan Alana. Dia selalu menemani Alana sepanjang waktu senggangnya. Bukan hanya sangat akrab bahkan lebih dari amplop dan perangko. Albert sangat sering memandangi wajah Alana yang tidak pernah membosankan. Saat Alana diam, tertawa, melamun ataupun bertingkah konyol. Albert senang pasca Alana sakit, Alana lebih mendengarkan Albert untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatannya. Tak lupa Albert selalu meminjamkan catatan pelajaran sekolah agar Alana tidak tertinggal pelajaran.

  • Alana dan Albert   Cemas dengan Alana

    Setelah perjalanan yang agak macet menuju kerumah sakit tibalah Albert dirumah sakit cipta bangsa tempat Alana dirawat. Alana dirawat di kamar melati nomor 802 lantai dua rumah sakit cipta bangsa, Albert segera bertanya ke resepsionis rumah sakit mengenai letak dan posisi kamar perawatan Alana.“Permisi kak saya mau tanya kamar melati 802 dimana ya ka? Saya mau menjenguk teman saya yang dirawat disini.” Ucap Albert kepada reseptionis yang berada tak jauh dari pintu masuk rumah sakit.“Mas nanti kearah kiri terus lurus saja nanti mas ketemu sama lift, nanti mas bisa naik kelantai 1 terus posisi kamarnya itu disebelah kanan lift ya kurang lebih beberapa langkah nanti mas sampai ke kamar melati 802, dari sini sudah cukup jelas mas?” tanya resepsionis itu kepada Albert.“Sudah cukup jelas kak, terimakasih sebelumnya.” Jawab Albert kepada resepsionis itu.Albertpun melangkahkan kakinya sesuai dengan arah yang dibilang oleh r

  • Alana dan Albert   Kemana Perginya Alana

    Sudah beberapa hari ini Alana tidal masuk sekolah, Thomas mencari kabar dari beberapa teman Alana yang sekelas dengannya namun mereka tidak mengetahui mengapa Alana tidak masuk beberapa hari ini. Thomas pun mencoba menghubungi nomor Alana namun tak kunjung ada balasan juga yang dia dapat beberapa hari ini. Thomas terpikir untuk mengunjungi rumah Alana tapi dia berpikir kembali takut kehadirannya akan sia-sia bila Alana nanti tidak ada dirumah.Didalam kelas Albert sedari tadi hanya melamun saja, biasanya dia selalu diramaikan oleh suara Alana yang sangat berisik dan bawel dengan segudang ceritanya. Beberapa hari ini terasa sepi karena tiba-tiba saja Alana menghilang tidak ada kabar. Albert masih mengira mungkin saja Alana masih sakit dan tidak sanggup untuk masuk sekolah, untung saja ujian sekolah sudah usai. Albert berbicara sendiri dalam hatinya.“Kemana ya Alana? Tumben banget chat gue ga dibales,” keluhnya dalam hati dengan muka yang muram.&ldqu

  • Alana dan Albert   Risau Hati ini

    Semakin hari Alana dan Thomas bagaikan sepasang kekasih. Thomas tak henti-hentinya membuat Alana merasa seperti ratu dibuatnya. Perlakuan Thomas kepada Alana sangat manis dan sopan. Namun selalu muncul dibenak Alana mengenai keraguan kepada Thomas, entah mengapa hatinya bisa mempunyai firasat seperti ini. Disisi yang lain Thomas adalah anak yang baik dan sangat baik memperlakukan perempuan, dia tidak pernah sekalipun mengucapkan kata-kata kasar kepada Alana.Tidak seperti waktu pertama mereka melakukan pendekatan, perasaan yang dirasakan oleh Alana sekarang terhadap Thomas seakan menjadi hambar. Perasaan yang awalnya kagum dan mulai menyukai Thomas secara perlahan berubah seketika. Alana merasa sosok Thomas hanya cocok dijadikan sebagai teman atau kakak baginya. Apa semua ini karena Thomas terlalu baik atau ada hal lain yang membuat Alana merasa seperti itu, namun Alana tidak mengerti benar dengan yang ia rasakan.Semenjak bertemu dan mengakrabkan dirinya kembali denga

  • Alana dan Albert   Ditraktir Alana

    Jam tiga sore pun akhirnya tiba, Alana segera bergegas dari tempat tidurnya yang nyaman itu menuju ke lantai bawah rumahnya. Dia berlari dengan tergesa-gesa, sampai lupa membawa tasnya akhirnya dia kembali ke kamarnya lagi dan mengambil tasnya. Alana segera berpamitan pada kedua orang tuanya untuk meminta ijin pergi bersama Albert, kebetulan kedua orang tua Alana sedang ada diruang keluarga sambil menonton acara televisi bersama. Sampailah Alana diruang keluarga.“Pa, Ma. Alana ijin pergi keluar dulu yang sama Albert?” tanya Alana pada kedua orang tuanya yang sedang duduk disofa.“Oke Alana, hati-hati ya kamu. Diantar Albert kan perginya?” Ucap Papa kepada Alana.“Diantar sama Albert kok pah,” Ucap Alana kepada papanya.“Jangan lupa pakai jaket ya, soalnya kayanya udara sedang dingin hari ini.” Ucap mama kepada Alana“Alana sudah siapkan jaketnya kok ma, Alana pamit ya.” Ucap Alana s

  • Alana dan Albert   Mimpi

    Seperti yang sudah dijanjikan kemarin, hari ini Alana dan Albert akan pergi bersama. Ini adalah itikad baik Alana agar hubungan persahabatan antara Alana dan Albert tidak menjadi renggang lagi seperti beberapa hari kemarin. Waktu masih menunjukkan pukul delapan pagi, karena hari ini sekolah libur Alana dan Albert membalaskan dendam mereka agar dapat tidur lebih lama daripada biasanya ketika mereka akan pergi ke sekolah.Berbeda dengan Alana, mama Albert jarang sekali membiarkan anaknya untuk terlelap lebih lama diatas kasurnya itu. Pasti saja ada saja hal yang akan disuruh oleh mama Albert agar membuat Albert bangun pagi. Niat mama Albert sebenarnya baik, agar anaknya tertib bangun pagi walaupun tidak berangkat kesekolah.Mama Albert yang masih ada disofa ruang tamunya sambil menonton televisi dengan acara berita pagi yang biasa dia tonton setiap harinya. Seperti biasa mama Albert akan mengganggu Albert dan membangunkannya tidur Albert saat berita pagi yang dia tonton

  • Alana dan Albert   Memperbaiki Keadaan

    Untuk memperbaiki hubungan persahabatan yang renggang antara Alana dan Albert, Alana berinisiatif ingin mentraktirnya makan weekend nanti. Dia merasa semua ini karena salahnya juga, memang Albert tidak marah padanya namun tetap saja dia menyadari perubahan Alana yang sangat drastis mulai dari kebiasaannya sampai tingkah lakunya pun berubah.Semenjak percakapan mereka dimotor waktu pulang kemarin, Alana baru menyadari dia terlalu asyik dengan dunianya sendiri tanpa memikirkan Albert sekalipun. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah Alana, namun apa boleh buat orang yang sedang jatuh cinta sulit menyadari sesuatu yang berubah. Alana ingin mulai bercerita kembali dengan Albert seperti biasanya, dia pun segera meraih handphonenya dari meja kecil disamping tempat tidurnya. Dibukanya kunci layar handphonenya lalu mencari kontak Albert dan mengiriminya pesan teks melalui sosial medianya.“Pagi sahabat kesayanganku.” Sap

DMCA.com Protection Status