Share

161. Manusia Paling Kejam

Habiba tersenyum senang. Ia mengejar Husein dan berterima kasih.

Mereka menuju ke ruang tamu, dimana Cindy tengah memberi makan Moty, ditemani oleh Qansha. Anak itu tampak ceria sekali. Terus saja tertawa bahagia.

"Qansha, ayo kita pulang!" ajak Habiba.

Qansha menggeleng.

"Qansha tidak boleh di sini terus," bujuk Habiba.

"Qansha mau sama tante Cindy," polos Qansha enteng sekali.

Cindy tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Qansha.

"Qansha tidak boleh mengganggu tante Cindy. Tante Cindy juga harus bekerja. Tidak mungkin menjaga Qansha terus. Lagi pula Qansha harus sekolah bukan?" tanya Habiba dengan lembut.

"Qansha tidak mau sekolah. Qansha takut diejek teman- teman tidak punya papa," sahut Qansha polos sekali.

Cindy mengernyit. "Tidak punya papa?"

Qansha mengangguk. "Qansha memang tidak punya papa. Qansha tidak pernah lihat ada papa di rumah seperti teman- teman yang lain. Mama bilang, papa tidak ada. Dan mama berhutang penjelasan kepada Qansha. Mama belum jelaskan semua ini."

"Aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Krista April
Husein kenapa kmu ngak ceraikan sindy kmu kn ngak mncntainya kembali bersatu lh SMA biba diwanita yang kmu cntai dan kmu jga sudah punya 2 anak bersmanya aku ngak setuju kalau kmu pertahankan sindy
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
dah tau Husein gak cinta n gak anggep km knp km msh bertahan mang bodoh..km kn yg maksa biba juga buat pergi dr Husein kelarena alesan klurgamu yg di ancem alkan..mlh keluargamu yg hancurin klurga Husein ..gak sadar diri jg ni si cindy
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ayo, husein.kamu harus bersikap tegas dan memilih keputusan untuk masa depanmu.kalo dirimu emang mencintai biba dan tidak mencintai cindy, lebih baik ceraikan cindy.daripada cindy statusnya istrimu tapi dirimu selalu mengabaikan cindy
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status