Share

Bab 142

"Sebentar doang, Ra. Kan kelewatan," ujar Reyhan lagi.

Mobil yang dikendarai Reyhan melaju sedang membelah jalan yang mulai menggelap. Lampu-lampu dari bangunan mulai dinyalakan, menjadi tanda hari akan berganti malam.

Seperti yang Reyhan ucapkan, pria itu benar-benar membawaku ke restoran Mama. Dia menepikan mobil, memperlihatkan aktivitas di restoran yang masih sibuk.

"Percaya kan? Kamu berhasil membuat restoran semakin rame."

Ada rasa bangga dalam diri ketika melihat pengunjung yang hilir mudik datang dan pergi. Tak terasa, bibirku melengkung tersenyum bahagia.

Benarkah itu karenaku?

Mungkin iya. Namun, aku tidak ingin sombong. Wajar jika restoran ramai, karena aku memberikan potongan harga sebagai promosi menu baru.

"Senang, ya?"

Aku mengalihkan pandangan dari bangunan restoran, ke wajah Reyhan yang kembali bicara.

"Enggak normal jika aku merasa sedih," kataku seraya terkekeh, dan dibalas tawa oleh pria itu.

Reyhan melajukan mobilnya meninggalkan keramaian restoran Mama. D
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status