Share

Bab 4 kebebasanmu Adalah Milikku

Logan telah pergi setelah Valerie keluar dari kamar. Dia disambut oleh seorang wanita paruh baya dan dia adalah pelayan pribadi Logan. Wanita itu tersenyum dengan ramah sebelum menyapanya.

“Pagi, Nyonya.”

“Pagi, mana Logan?” Valerie melihat sekitar, mencari keberadaan pria arogan itu.

“Tuan sudah pergi, Nyonya. Apa Nyonya menginginkan sesuatu? Aku akan menyiapkannya jadi katakan saja.”

“Tidak perlu, aku sedang terburu-buru,” sebaiknya dia tidak menyentuh apa pun di rumah itu tanpa persetujuan Logan. Dia tidak mau membuat masalah. Dia ingin hidup tenang sampai perannya selesai.

“Apa Nyonya yakin?” tanya pelayan itu.

“Ya, kau tidak perlu merepotkan diri untukku karena aku bisa mengurus diri sendiri. Satu hal lagi, besok pagi tolong beritahu aku apa yang Logan sukai dan tidak supaya aku tidak membuat kesalahan.”

“Baik, Nyonya,” pelayan itu terlihat baik. Semoga saja pelayan itu dapat diajak bekerja sama namun setelah Valerie pergi, dia langsung menghubungi Logan untuk memberi laporan jika Valerie tidak menyentuh sarapan yang sudah dia siapkan.

Setelah mendapat laporan dari pelayan pribadinya, entah kenapa dia justru menjadi kesal. Valerie sepertinya tidak menghargai dirinya sebagai suaminya padahal dia tidak akan melarang Valerie. Apa Valerie sengaja untuk mempermalukan dirinya?

Logan memerintahkan anak buahnya untuk mencari tahu di mana Valerie bekerja. Dia juga memerintahkan anak buahnya mengikuti Valerie. Dia ingin lihat apakah Valerie mengindahkan peringatannya atau tidak.

Sebelum pergi ke restoran, Valerie memutuskan untuk pulang ke rumah ayahnya. Dia disambut oleh kedua kakaknya yang seperti tak senang dengan kepulangannya.

“Lihatlah, adik kita yang begitu berbakti telah kembali,” ucap salah satu kakaknya mencibir.

“Aku pulang bukan untuk mencari masalah dengan kalian. Aku hanya ingin menjenguk Daddy jadi jangan membuat hariku yang buruk semakin buruk saja!”

“Kenapa kau berkata seperti itu? Kau pasti diperlakukan dengan tidak menyenangkan oleh Logan, bukan?”

“Bukan urusanmu, kakak!”

“Lihatlah akibat kebodohanmu. Pura-pura berbakti dan mengorbankan diri tapi apa yang kau dapatkan? Seharusnya kau biarkan saja Leon mendekam di dalam penjara. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan tapi dengan begitu bodohnya kau justru mengorbankan hidupmu untuk menolong orang yang tidak pantas kau tolong!”

“Kakak, yang aku pikirkan adalah keadaan Daddy serta perusahaan keluarga yang telah Daddy bangun sejak muda. Aku tidak memikirkan Leon. Terserah dia mau jadi apa. Apa yang aku lakukan saat ini hanyalah untuk Daddy. Jika kalian peduli denganku. Kenapa tidak kalian saja yang menikah dengan Logan?”

“Kami masih waras, Valerie. Kami masih menyayangi hidup dan masa depan kami oleh sebab itu kami menolak sekalipun Logan adalah pria sempurna.”

“Jika begitu jangan mengatakan apa pun akan keputusan yang telah aku ambil. Jika aku tidak melakukannya maka percayalah, tidak saja Leon tapi kita semua akan menjadi gelandangan!”

Valerie meninggalkan kedua kakaknya, dia mencari keberadaan ayahnya di dalam kamar. Mendapati putrinya kembali tentu saja membuat David begitu senang.

“Mana suamimu, apa kau pulang sendiri?” itu seperti sebuah pertanyaan bodoh karena seharusnya dia tahu Logan tidak mungkin mengikuti putrinya pulang.

“Logan sedang sibuk, Dad. Aku pulang untuk melihat keadaan Daddy. Daddy baik-baik saja, bukan?”

“Kau tidak perlu mengkhawatirkan keadaan Daddy. Valerie. Yang Daddy khawatirkan justru keadaan dirimu. Katakan, apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?”

“Tentu saja. Daddy bisa melihatnya jika aku baik-baik saja,” Valerie tersenyum. Dia tak boleh membuat ayahnya khawatir.

“Kau pasti berbohong!” David memeluk putrinya, dia tahu Valerie pasti menipu dirinya.

“Aku baik-baik saja Dad, percayalah,” Valerie berusaha meyakinkan ayahnya jika dia baik-baik saja.

Kedua Kakaknya menghampiri, mereka berdua meminta ayahnya untuk tidak terlalu memikirkan keadaan Valerie karena dialah yang ingin berkorban. Mendengar ucapan kedua putrinya membuat David cukup kesal namun Valerie meminta ayahnya untuk tidak marah karena dia kembali bukan untuk membuat keributan.

Valerie tidak tahu jika Logan berada di luar. Begitu mendengar dari anak buahnya bahwa Valerie pulang ke rumah ayahnya membuat Logan memutuskan untuk mendatangi Valerie.

Seperti yang dia duga, Valerie sengaja tidak menyentuh apa pun agar dia terlihat menyedihkan di mata keluarganya. Sungguh wanita yang begitu licik.

Valerie yang hendak pergi sangat terkejut ketika sebuah mobil mewah berhenti di dekatnya tapi yang paling membuatnya terkejut adalah keberadaan Logan.

“Masuk!” perintah Logan.

“Untuk apa kau berada di sini?” aneh, tidak mungkin Logan mengikuti dirinya.

“Apa kau tuli? Masuk sekarang juga jika tidak aku akan memerintahkan mereka untuk menarikmu!”

Valerie tampak kesal. Dia tidak percaya jika ini hanyalah sebuah kebetulan semata namun Valerie tetap naik ke mobil tapi baru saja dia duduk dan menutup pintu, Valerie begitu terkejut sebab Logan menarik tangannya secara tiba-tiba dan mencengkeram dagunya dengan kuat.

“Apa yang kau lakukan?” Valerie memegangi tangan Logan, berusaha menyingkirkannya.

“Drama apa yang sedang kau mainkan, Valerie? Apa kau sengaja melakukannya untuk menjatuhkan reputasiku?” Logan terlihat menakutkan sedangkan Valerie tidak tahu kesalahan apa yang telah dia lakukan sampai-sampai membuat pria itu begitu marah padanya.

“Aku sungguh tak mengerti, Logan. Drama apa yang kau maksudkan?”

“Cih, kau sengaja tidak menyentuh apa pun yang ada di rumahku lalu memilih pulang. Apakah kau pikir aku tidak tahu niat busukmu?” cengkramannya semakin kuat yang membuat Beverly meringis kesakitan. Rahangnya bisa remuk karena tenaga Logan yang tidak main-main.

“Sakit, bisakah melepaskan daguku? Aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang kau maksudkan?” benci, dia benar-benar benci dengan pria itu.

“Sekali lagi kau melakukannya, aku tidak akan memberi ampun dan satu hal lagi, mulai sekarang kau harus meminta izin untuk apa pun yang hendak kau lakukan sekalipun kau mau pulang!” Logan mendorong Valerie dengan kasar.

“Apa?” Valerie memegangi dagunya yang sakit, apa dia tidak salah mendengar?

“Sekarang keluar!” perintah Logan.

“Tunggu, apa maksudmu aku harus meminta izin?”

“Seharusnya kau tahu. Hidupmu adalah milikku dan selama kau menjadi istriku, semua kebebasanmu adalah milikku!”

“Kau gila. Aku bersedia menjadi wadah untuk melahirkan anakmu tapi aku tidak menjual kebebasanku!” teriak Valerie marah.

“Selama kau terikat denganku, maka tidak hanya hidupmu tapi kebebasanmu juga milikku!”

Valerie mencengkram kedua tangan. Bibirnya pun digigit dengan kuat. Dia tidak menduga, rupanya Logan begitu gila. Tak tahan berlama-lama bersama Logan, Valerie keluar dari mobil dan membanting pintu dengan keras. Dia melangkah pergi, dengan segala sumpah serapah yang dia ucapkan.

Sekarang, dia merasa ada sebuah rantai yang membelenggu kedua kakinya serta sebuah bola besar yang membuatnya tidak bisa lagi melangkah dengan mudah.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
logan lumpuh tp beronde², GK cinta tp cemburunya melebihi orang mencintai huuhhh
goodnovel comment avatar
mr lie
Logan lagi bermain teka teki, mbok bilang yg jelas gt. Val, hon, sayangku klu keluar rumah hrs sdh sarapan jgn lsg main cengkram aja. 2 kakak Val suka bgt ya nyir2 bukannya terimakasih krn Val kalian tdk jd gelandangan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status