“Apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?” pertanyaan ayah mertuanya membuat Valerie tersenyum.
Logan memberikan lirikan tajam. Dia harap Valerie menjawab dengan benar dan tidak membuat ayahnya curiga. “Tentu saja, Dad. Logan memperlakukan aku dengan begitu baik. Dia begitu mencintai aku jadi Daddy tidak perlu khawatir karena hubungan kami baik-baik saja.” “Aku sangat senang mendengarnya. Aku khawatir jika Logan menikahimu bukan karena cinta.” “Dad. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika aku tidak mencintainya lalu untuk apa aku menikahinya?” “Aku hanya khawatir saja, Logan. Aku tahu di mana hatimu berada!” Logan mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Dia harap Logan mencintai Valerie dengan tulus dan dia harap pernikahan mereka bukan sandiwara seperti yang dia khawatirkan karena dia tahu jika putranya masih sakit hati pada Sovia tapi dia juga masih menyimpan perasaannya pada Sovia. “Aku tidak suka membahas hal ini!” sendok dan garpu diletakkan dengan kasar. Logan memilih pergi, meninggalkan makan malam yang belum selesai. “Logan, tunggu!” pinta Valerie namun dia tidak enak hati meninggalkan ayah mertuanya begitu saja. “Dia selalu bersikap seperti itu. Tidak perlu kau pikirkan. Semenjak kecelakaan yang dia alami, dia memiliki temperamen yang buruk apalagi setelah pengkhianatan itu dia dapatkan. Aku harap kau memaklumi sikapnya yang kasar dan bisa menahan diri." "Aku tahu, Dad. Aku mulai terbiasa," ucap Valerie sambil tersenyum. "Aku senang mendengarnya, Valerie. Aku sangat berharap, kau tidak menjadi pelampiasannya saja dan aku harap kalian tidak membohongi aku!" kini ayah Logan memandang Valerie dengan tatapan curiga. Dia tahu watak putranya oleh karena itu dia khawatir Valerie hanyalah wanita yang dibayar oleh Logan akibat terdesak sebab Logan memutuskan untuk menikah secara mendadak di saat dia hendak mengenalkan Logan pada seorang putri seorang sahabatnya. “Sebenarnya apa yang terjadi, Dad?” Valerie mengalihkan percakapan, dia pura-pura penasaran. Jangan sampai dia salah bicara yang membuat ayah Logan jadi tahu akan hubungan mereka. Jika sampai hal itu terjadi, maka perjanjian mereka batal dan pengorbanannya menjadi sia-sia. "Apa dia tidak pernah memberitahu dirimu sebelumnya?” jika Valerie adalah wanita yang dicintai oleh Logan seharusnya Logan memberitahu akan hubungannya yang kandas dengan Sovia. Jangan katakan kecurigaannya benar jika Valerie hanyalah wanita yang dinikahi oleh putranya karena uang. “Valerie!” Logan berteriak memanggil. Jangan sampai Valerie berbicara terlalu banyak dengan ayahnya. "Maaf, Dad,” Valerie beranjak, dia terpaksa meninggalkan ayah Logan. Padahal dia kira dia akan mendapat jawaban atas rasa penasarannya. “Apa yang kau lakukan. Kenapa kau tidak mengikuti aku keluar?” “Aku rasa tidak baik meninggalkan orang tua begitu saja, Logan.” “Itu urusanku, bukan urusanmu. Sebagai istriku, kau harus mengikuti aku kemanapun aku pergi dan apapun yang aku lakukan!” “Maaf. Aku sudah terbiasa dididik untuk menghormati orang tua jadi aku tidak bisa mengabaikan orang tua begitu saja.” “Apa maksudmu? Apa kau pikir aku tidak pernah diajari untuk menghormati orang tua?” Logan menatapnya tajam, dia tidak suka Valerie seperti sedang mencibir dirinya. “Setiap orang pasti diajari untuk menghormati orang tua, Logan. Begitu juga dengan dirimu. Aku tahu kau pria yang berpendidikan jadi perlakukanlah ayahmu dengan baik. Maaf, aku bukan ingin menggurui. Tapi hargailah ayahmu selagi dia masih. Kau harus tahu, tangisanmu tidak akan berguna nanti setelah dia tiada!” demi satu-satunya orang tua yang masih dia miliki, dia bahkan rela menikahi pria arogan itu dan dia harap Logan juga memperlakukan ayahnya dengan baik. Logan menatapnya tajam namun dia tidak mengatakan apapun. Diam-diam Adam Dmitry mendengar apa yang Valerie katakan. Senyuman menghiasi wajahnya, sepertinya Logan tidak salah memilih dan dia sangat berharap Valerie dapat mengubah sikap putranya yang tak menyenangkan itu. “Ayo kembali, kau belum selesai makan,” Valerie mendorong Logan kembali ke meja makan. Entah seperti apa hubungan ayah dan anak itu, yang pasti hubungan mereka tampak tidak terlalu harmonis. Logan menatap ayahnya dalam diam ketika mereka telah kembali. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu namun perkataan itu terasa sulit diucapkan. “Maaf, Dad. Maaf jika aku mengacaukan makan malam ini,” ucap Valerie basa-basi. “Tidak apa-apa. Aku yang salah karena aku mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya aku katakan. Mari kita lanjutkan makannya, Logan.” “Hm,” Logan menjawab dengan singkat. Valerie mengambilkan makanan untuk suaminya, dia juga mengambilkan makanan untuk ayah mertuanya. Suasana mulai menghangat. Logan dan ayahnya mulai berbincang seperti biasanya. Mereka bahkan berbincang sampai malam sedangkan Valerie memilih beristirahat di dalam kamar Logan. Dia menjadikan itu sebagai kesempatan untuk melihat-lihat apa yang ada di dalam kamar pria itu. Selain foto masa kecil, beberapa piala akan prestasinya serta beberapa pajangan, tidak ada yang lain tapi sebuah foto menarik perhatiannya. Di foto itu, Logan sedang memeluk seorang wanita dan dia terlihat begitu bahagia. Valerie mengambil foto itu dan melihatnya. Apakah wanita itu Sovia? Wajahnya begitu cantik dan manis. Tubuhnya juga tidak terlalu tinggi. Sepertinya yang Logan cintai memang wanita itu. Valerie meletakkan foto itu kembali. Sebaiknya dia tidak memusingkan hal itu karena bukanlah urusannya. Dia tidak boleh mencari gara-gara karena dia ingin menjalani perannya sampai selesai dengan damai. Valerie sudah tertidur ketika Logan masuk ke dalam kamar. Dia berbincang dengan ayahnya cukup lama sampai melupakan waktu. Logan naik ke atas ranjang dengan perlahan, pelukan yang dia berikan membuat Valerie terbangun. “Jam berapa sekarang?” Valerie hendak bangun namun Logan mencegahnya. “Mau ke mana?” “Mengambilkan sesuatu untukmu. Apa ada yang kau inginkan?” “Aku tidak menginginkan apapun. Tidurlah!” “Yakin kau tidak menginginkan sesuatu?” tanya Valerie memastikan. “Tidur, Valerie!” Logan semakin menarik dan mendekat. Valerie merasa canggung. Ini bukan pertama kali mereka tidur bersama tapi masih ada rasa canggung pada dirinya untuk pria itu. Tangan Logan mengusap kepalanya dengan perlahan. Dia juga menarik tangan Valerie dan melingkarkan ke tubuhnya. Apa yang dia lakukan semakin membuat Valerie tak mengerti namun dia tidak akan bertanya. Nikmati saja malam itu selagi Logan bersikap baik pada dirinya. “Selamat malam, Logan,” Valerie memberanikan diri, mencium pipi pria itu. Jujur dia takut, Logan marah tapi rupanya, Logan memegangi dagunya dan mencium bibirnya. Mereka berdua tenggelam dalam ciuman yang mereka lakukan. Mereka menikmatinya dan tak ada yang mengatakan apapun setelah ciuman itu berakhir namun mereka saling pandang sesaat sebelum Valerie masuk ke dalam pelukannya. Tidak, dia tidak boleh menatap mata pria itu terlalu lama. "Tidur!" perintah Logan. Mereka tidak akan melakukan hal itu malam ini karena dia sedang tidak ingin melakukannya.Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau ak
“Bukankah itu istri presdir? Kenapa dia jadi cleaning service?” ucapan itu dapat didengar oleh Valerie meskipun diucapkan dengan pelan oleh karyawan Logan.Semenjak dia menjadi cleaning service, para karyawan Logan tentu saja heboh. Mereka mengira Valerie datang hanya untuk mengantar Logan tapi siapa yang menduga, dia bekerja di perusahaan itu dan dia berada di posisi yang paling rendah di perusahaan itu.Valerie tidak memperdulikan omongan mereka. Dia melakukan pekerjaannya dengan serius bahkan dia membuatkan minuman untuk semua orang yang ada di perusahaan itu. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak canggung memerintahkan Valerie meskipun Valerie adalah istri dari bos mereka. Valerie adalah Cleaning service baru dan tak ada yang boleh melupakan hal itu.Logan memandangi Valerie dari balik kaca sebuah ruangan. Dia kira Valerie akan menyerah dan tak melakukan pekerjaannya akibat rasa malu tapi dia tak menduga Valerie melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.Wanita itu tak d
Valerie tidak bisa tidur. Dia sudah berusaha namun kedua matanya sulit terpejam. Dia tidak berani bergerak karena dia takut membangunkan Logan. Pria itu sedang memeluknya dari belakang, Valerie sangat berharap Logan melepaskan dirinya supaya dia dapat pergi.Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Segala perasaan yang dia rasakan setelah mereka menikah terasa begitu menyesakkan dada. Meski Logan tidak selalu memperlakukan dirinya dengan buruk, tapi ucapan yang dia lontarkan terkadang menyakiti hati.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut diiringi dengan pelukan erat yang diberikan oleh Logan.Valerie tersenyum pahit, sepertinya dia hanya seorang pengganti. Seharusnya dia tidak memperdulikan hal itu karena tidak ada perasaan di antara mereka berdua namun mendengar secara langsung pria yang dia nikahi memanggil nama wanita lain rasanya cukup menyedihkan.“Jangan pergi, Sovia!” permintaan itu terdengar menyedihkan. Sepertinya Logan begitu mencintai wanita bernama Sovia itu tapi kenapa dia j
Lagi-lagi Valerie mendapatkan pesan dari ayahnya. Apalagi jika bukan memintanya untuk berbicara kepada Logan supaya Logan mau memberikan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Padahal Valerie sudah menolak karena dia tahu apa yang akan diucapkan oleh Logan namun pesan yang dikirimkan ayahnya berisi begitu banyak permohonan serta bujukan supaya Valerie mau membicarakan hal itu dengan Logan.Rasanya jadi sedikit frustasi. Ayahnya benar-benar sulit diajak bicara. Yang ayahnya pikirkan hanya perusahaan saja. Dia tidak memikirkan apa yang akan Valerie dapatkan atas permintaannya itu.Valerie menyimpan ponselnya. Dia akan pura-pura tidak tahu dengan apa yang ayahnya inginkan. Lebih baik dia melakukan tugasnya daripada dia mendapatkan amarah dari Logan.“Kenapa begitu lama?” tanya Logan ketika Valerie baru kembali dengan sebuah handuk bersih.“Aku kesulitan menemukannya. Maaf,” dusta Valerie.“Lain kali, perhatikan semua barang dengan benar agar hal ini tidak terjadi lagi!”“Baiklah!” Valer
Lagi-lagi Logan memperhatikan Valerie dari balik jendela kaca yang berada di sebuah ruangan. Valerie tidak menyadari karena kaca itu memiliki sisi yang berbeda. Dia diperintahkan untuk membersihkan ruangan Logan dan semua itu harus bersih sebelum Logan kembali dari rapat, namun sesungguhnya pria itu telah kembali. Logan memperhatikan Valerie begitu lama. Sial, dia benci ini. Seharusnya dia tidak memperdulikan permintaan Valerie tapi dia jadi memikirkannya. Mereka hanya ingin memeras dirinya, dia sangat tahu itu tapi gara-gara Valerie, dia jadi seperti orang bodoh. Valerie terlihat begitu lelah. Logan berusaha mengabaikannya agar tidak timbul perasaan iba di dalam hati. Dia tidak boleh lupa jika wanita itu hanyalah wadah yang diperlukan untuk melahirkan seorang pewaris bagi dirinya. “Sial!” Logan membawa kursi rodanya pergi, dia tidak mau melihat lagi. Dia lebih memilih berdiam diri di depan jendela namun pikirannya justru berada di mana-mana. Seharusnya dia tidak memikirkanny
Uang 50 ribu dolar sudah berada di tangan Valerie. Logan mengijinkannya pulang ke rumah ayahnya untuk memberikan uang itu setelah pulang kerja. Dia tidak mengantar Valerie, dia membiarkan istrinya pulang sendiri karena dia tidak mau berbasa basi lagi dengan ayah mertuanya.Kepulangannya tentu akan dijadikan kesempatan bagi Valerie untuk berbicara dengan ayahnya. Ini terakhir kali dia dapat membantu ayahnya dan setelah ini dia harap ayahnya meminta bantuan kepada kedua saudara perempuannya.Kepulangannya disambut dengan baik oleh ayahnya karena dia tahu Valerie membawa uang yang dia inginkan. Walau di luar harapan tetapi uang itu cukup untuk mengembangkan bisnisnya yang baru.“Daddy tahu hanya kau saja yang bisa diandalkan, Valerie?”“Tidak perlu berbasa-basi, Dad. Ini akan menjadi terakhir kali aku membantu Daddy.”“Kenapa seperti itu, apa kau tidak peduli lagi dengan Daddy?” “Daddy yang tidak peduli denganku. Aku rela berkorban demi Leon juga demi perusahaan. Uang yang aku miliki ti
Pakaian Valerie telah terlepas, Logan membaringkannya dengan perlahan di atas ranjang sambil mencium bibirnya. Malam ini dia memperlakukan Valerie dengan lembut. Perlakuan yang dia berikan tidak seperti yang sudah-sudah. Dia bahkan memperlakukan Valerie seperti wanita yang dia cintai namun Valerie tidak mengharap lebih.Tangannya bergerak, menelusuri tubuh Valerie. Ciumannya pun membuat Valerie melayang. Dia tak ingin memikirkan apapun. Yang dia inginkan hanya menikmati kegiatan yang mereka lakukan.Ciuman lembut yang Logan berikan, semakin membuatnya terbuai. Pria itu sudah berpengalaman, dia bisa merasakannya. Wanita bernama Sovia itu, pasti sudah menghabiskan banyak malamnya bersama dengan Logan.Bodoh, kenapa dia jadi memikirkan hal itu? Tidak seharusnya dia memikirkan wanita lain di saat dia sedang dicumbui oleh suaminya. Apa yang telah Logan lakukan dengan wanita lain sebelum menikah dengannya, bukanlah urusannya.“Logan,” Valerie memanggil ketika Logan mencium lehernya. Kedua t
Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi namun mereka berdua masih tidur. Itu karena mereka melakukan banyak percintaan malam itu. Mereka saling menyentuh, saling memberikan kepuasan sehingga mereka melewati malam yang penuh gairah, malam yang tak pernah mereka lewati sebelumnya.Tangan yang menarik dan memeluknya membangunkan Valerie. Kedua matanya masih terpejam, rasanya enggan untuk segera bangun. Hangatnya tubuh Logan membuatnya nyaman. Dia juga merasa damai berada di dalam pelukan Logan.Seandainya hubungan mereka terus seperti ini, bukankah indah? Tidak ada pertengkaran, mereka menjalani pernikahan yang harmonis meski tanpa adanya cinta. Mungkin mereka akan berpisah tanpa adanya dendam sama sekali dikemudian hari.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut dan gara-gara nama itu membuat suasana hati Valerie yang tadinya berbunga-bunga, langsung suram.Dia tidak suka Logan menganggapnya sebagai wanita bernama Sovia. Meski dia bukanlah orang yang dicintai oleh Logan, tapi dia tidak sudi Logan