Share

Jangan Berharap Lebih

Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.

Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.

Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.

“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.

“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.

“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”

“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau akan membiarkan Valerie tetap bekerja di luar? Kenapa kau tidak membiarkannya membantumu di kantor?”

“Aku tahu apa yang harus aku lakukan, Dad. Aku pasti akan memberikannya sebuah pekerjaan supaya dia tidak lagi bekerja di luar.”

“Baiklah jika begitu. Aku lega mendengarnya dan aku percaya denganmu,” dia yakin putranya akan memperlakukan Valerie dengan baik karena dia sudah melihat jika Logan memperlakukan Valerie layaknya wanita yang dia cintai.

Valerie pamit pada ayah mertuanya. Dia sangat berterima kasih atas jamuan serta sambutan hangat yang diberikan oleh ayah mertuanya. Meskipun putranya menyebalkan tapi tidak dengan ayahnya yang begitu baik.

“Ayahmu sangat baik, Logan. Kau beruntung karena memiliki ayah yang peduli dan menyayangi dirimu,” ucap Valerie ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

“Kau memuji ayahku seperti ini, apakah kau memiliki ayah yang tidak baik? Oh, aku hampir melupakannya. Kau dijual oleh ayahmu demi menyelamatkan bisnis dan kakakmu. Apakah kau jadi iri dengan ayah yang aku miliki?” perkataan yang dia lontarkan tentu saja sebuah sindiran bagi Valerie.

“Jangan asal bicara. Kau tidak tahu apapun tentang ayahku!” Valerie menatapnya tajam. Mulut pria itu benar-benar pedas.

“Ini hanya pujian. Jika kau tidak suka maka abaikan!” Valerie berpaling, lebih baik dia tidak membicarakan apapun lagi.

Ponselnya kembali bergetar, dia tahu itu pasti dari Andre. Sejak semalam, dia tidak menghidupkan ponselnya karena dia tidak mau membuat keributan. Mungkin dia harus mengganti nomor telepon setelah ini.

Andre mulai mengkhawatirkan keadaannya. Valerie tidak pernah seperti itu sebelumnya. Mereka berdua sudah bersahabat selama lima tahun dan tidak sekalipun Valerie bersikap seperti itu.

Dia kembali menghubungi Valerie, tapi kini sudah tidak aktif lagi. Aneh, dia semakin curiga saja.

“Apa yang terjadi padamu, Valerie?” pertanyaan itu terucap, rasanya jadi tidak sabar untuk segera kembali agar dia tahu apa yang telah terjadi.

Agar Logan tidak curiga, Valerie memasukkan tangannya ke dalam tas untuk mematikan ponselnya. Dalam hati meminta maaf pada Andre, dia tidak bermaksud tapi dia tahu dia harus mengorbankan persahabatan mereka agar pengorbanannya tidak sia-sia. Memang egois, tapi dia tidak memiliki pilihan.

Valerie berusaha menahan perasaan yang menyesakkan dada. Dia tak boleh meneteskan air matanya di depan Logan. Dia berusaha meskipun rasanya begitu sakit. Rasanya pengorbanannya akan semakin berat, dia tahu karena pernikahannya dan Logan masih cukup panjang.

“Ada apa dengan rupamu yang menyebalkan itu?” Ekspresinya yang berubah secara tiba-tiba membuat Logan curiga. Tidak mungkin Valerie jadi seperti itu karena perkataannya.

“Tidak, tidak ada apa-apa!” Valerie berusaha tersenyum walau sesungguhnya hatinya menangis.

“Senyum palsumu benar-benar menjijikkan!” lagi-lagi ucapan yang begitu pedas namun Valerie hanya tersenyum.

“Apakah aku benar-benar akan menjadi cleaning service?” Valerie mengalihkan percakapan agar Logan tidak bertanya terlalu banyak.

“Memang itu yang akan kau kerjakan jadi Jangan berharap lebih!”

Valerie menghela nafas. Sejak awal dia tidak mengharapkan apapun dari pernikahan mereka. Dia tak bertanya lagi. Diam lebih baik. Lagi pula dia tidak sedang ingin berdebat karena perasaan sedih yang memenuhi dada.

Semua orang melihatnya ketika mereka sampai di kantor. Mereka semua tahu jika Valerie adalah istri Logan. Sebagian mulai berbisik di belakang mereka dan sebentar lagi dia akan menjadi bahan ejekan oleh karyawan Logan. Tidak masalah, cleaning service dan pegawai restoran, tidak ada bedanya dan dia pasti bisa melakukannya.

Logan memanggil asistennya setelah dia berada di dalam ruangan. Seorang pria bergegas masuk, tatapannya tertuju pada Valerie yang berdiri di sisi Logan.

“Apa yang harus aku kerjakan, Sir?”

“Berikan pakaian cleaning service untuknya!” Logan memberi perintah itu tanpa melihat ke arah Valerie yang berusaha keras menahan diri.

“Apa?” sang asisten tampak bingung dengan perintah yang diberikan oleh bosnya.

“Apa kau tidak mendengar perintahku? Berikan pakaian cleaning service untuknya!” kini sang asisten melihat ke arah Valerie. Dia tak berani bertanya namun dia bisa menebak semuanya.

“Akan segera aku lakukan,” pria itu pamit pergi, meninggalkan mereka berdua dengan suasana yang tak menyenangkan.

Valerie menunduk, lagi-lagi dia menggigit bibir untuk menahan air matanya. Kedua tangannya saling mencengkram dan terlihat gemetar. Tidak apa-apa, dia selalu berkata seperti itu pada diri sendiri.

Asisten Logan kembali sambil membawa pakaian yang dibutuhkan oleh Valerie. Dia memberikan pakaian itu dengan perasaan tak enak hati.

“Beri tahu dia pekerjaan apa saja yang harus dia kerjakan!”

“Baik, Sir.”

“Dan kau, jangan membuat aku kecewa!” Logan melirik ke arah Valerie tajam.

Valerie tak menjawab. Dia mengikuti asisten Logan keluar. Dia juga mendengarkan pekerjaan apa saja yang harus dia lakukan. Sepertinya tidak sulit dan dia semakin yakin jika dia dapat mengerjakannya.

Valerie pergi ke kamar mandi untuk menukar pakaian dan di sanalah, dia tak dapat menahan diri lagi. Pintu kamar mandi dikunci dengan rapat. Valerie menangis untuk menumpahkan segala perasaan yang sudah tak dapat dia tahan lagi.

Dia benar-benar tidak dihargai sama sekali meski dia tahu dia hanyalah alat yang digunakan oleh Logan untuk mendapatkan seorang pewaris namun rasanya sangat menyakitkan.

Dia juga menangisi persahabatannya dengan Andre. Kata maaf terucap tiada henti dari bibirnya untuk sahabat baiknya itu. Setelah 5 tahun menjalin persahabatan tapi semua itu kandas dalam sekejap mata.

Tidak apa-apa. Kata itu kembali terucap walau sesungguhnya perkataan itu terdengar palsu karena keadaannya saat ini benar-benar menyedihkan. Untuk sesaat saja, dia butuh waktu sendiri untuk menenangkan dirinya agar dia tidak menyerah sebab dia tahu, akan banyak rasa sakit yang dia dapatkan dari pernikahannya dengan Logan.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
yg sabar yh val suatu saat s logan pasti merasa kehilangan dirimu dan rindu akan dirimu tp rasamu sudah tidak peduli lagi
goodnovel comment avatar
siti yulianti
sepertinya Andre ada rasa sama Valerie dibalik ikatan sahabat baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status