“Bukankah itu istri presdir? Kenapa dia jadi cleaning service?” ucapan itu dapat didengar oleh Valerie meskipun diucapkan dengan pelan oleh karyawan Logan.
Semenjak dia menjadi cleaning service, para karyawan Logan tentu saja heboh. Mereka mengira Valerie datang hanya untuk mengantar Logan tapi siapa yang menduga, dia bekerja di perusahaan itu dan dia berada di posisi yang paling rendah di perusahaan itu. Valerie tidak memperdulikan omongan mereka. Dia melakukan pekerjaannya dengan serius bahkan dia membuatkan minuman untuk semua orang yang ada di perusahaan itu. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak canggung memerintahkan Valerie meskipun Valerie adalah istri dari bos mereka. Valerie adalah Cleaning service baru dan tak ada yang boleh melupakan hal itu. Logan memandangi Valerie dari balik kaca sebuah ruangan. Dia kira Valerie akan menyerah dan tak melakukan pekerjaannya akibat rasa malu tapi dia tak menduga Valerie melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh. Wanita itu tak datang mencarinya. Tidak ada keluhan yang dia dengar sama sekali. Valerie bahkan melayani para karyawannya dengan begitu baik tapi dia tak akan mempercayai hal itu begitu saja karena bisa saja Valerie berpura-pura untuk menarik simpatinya. Valerie merenggangkan otot pinggangnya yang terasa begitu nyeri. Jujur saja dia lelah karena dia bekerja tiada henti tapi jika dia menyerah maka Logan akan menertawakan dirinya. “Panggil dia untuk ke ruanganku dan siapkan dua menu makan siang untukku!” perintah Logan pada sang asisten. Pria itu pergi, kembali ke dalam ruangannya. Sudah cukup melihatnya, jangan sampai Valerie mengetahui jika dia mengawasi. Setelah dia kembali, tidak lama kemudian terdengar suara ketukan. Kepala Valerie muncul dari balik pintu yang terbuka. Dia mengintip tanpa masuk ke dalam. “Apa kau memanggil aku?” padahal dia merasa sedikit damai karena dia tidak perlu melihat wajah menyebalkan itu. “Apa seperti itu sikapmu berbicara dengan suamimu sendiri?!” Logan menatap ke arahnya, Valerie tampak canggung namun dia masuk ke dalam dan menutup pintu kembali. “Aku belum selesai dengan pekerjaanku. Kenapa kau memanggil? Apa ruangan ini harus aku bersihkan?” “Duduk!” perintah Logan. Segelas minuman pun dia letakkan ke atas meja. Valerie tampak tak mengerti namun dia melangkah menghampiri dan duduk di sisi Logan. Gelas yang ada di atas meja didorong kembali oleh Logan sampai berada tepat di depan matanya. “Habiskan minuman itu!” perintahnya namun tatapannya tertuju pada layar komputer. “Apa ini?” Valerie mengambil gelas minuman dan melihat isinya. “Yang jelas bukan racun, jadi kau tak perlu khawatir!” “Ck, aku hanya bertanya saja!” Valerie meminumnya, rasanya enak. Kebetulan, dia memang sedang haus. “Apa kau meminta aku datang untuk ini?” “Hm,” jawab Logan singkat. “Terima kasih. Sekarang aku akan kembali bekerja karena masih banyak yang harus aku selesaikan.” “Aku belum memerintahkan dirimu untuk pergi. Kenapa begitu terburu-buru? Apa kau tak sabar melihat pria tampan yang ada di luar sana?” “Apa? Jangan asal bicara. Melihat wajahmu saja sudah membuat aku pusing apalagi melihat yang lainnya!” “Oh,” Logan mendekati Valerie lalu memegangi dagunya, “Apa itu berarti aku tampan bagimu, Valerie?” tatapan tajamnya membuat Valerie gugup. Jarak wajah mereka juga begitu dekat sampai membuat Valerie dapat merasakan hembusan nafasnya. “Kenapa diam saja? Apa kau tak sanggup menjawab pertanyaanku ini?” “Ti-tidak!” Valerie berusaha berpaling namun Logan tidak membiarkannya. “Jawab aku, Valerie,” Logan mendekatkan wajah mereka. Kedua mata Valerie melotot, nafasnya tertahan ketika bibir mereka sudah saling menempel. “Lo-Logan?” tenggorokannya terasa kering. Pria itu pasti hanya ingin menggodanya saja, dia yakin itu. “Cih!” Logan menarik tengkuk Valerie, melumat bibirnya dengan rakus. Valerie memejamkan kedua matanya serapat mungkin. Ada apa sih dengan pria aneh ini? Tubuh Valerie ditarik, hingga dia beranjak dari tempat duduk. Kini Valerie sudah berpindah, duduk diatas pangkuannya. Valerie tak mau memikirkannya, cukup nikmati ciuman pria itu. Logan semakin memperdalam ciumannya, lidahnya pun sudah berada di dalam. “Sir, makan siangnya?” ucapan sang asisten terhenti ketika melihat apa yang sedang bosnya lakukan. Ciuman mereka berdua pun terhenti, Valerie buru-buru menyembunyikan wajahnya ke dada Logan. Dia sangat malu. Rasanya ingin masuk ke dalam sebuah lubang agar asisten Logan tidak melihatnya. “Ck, letakkan saja di sana!” Logan tampak kesal. Asistennya datang di waktu yang tidak tepat. “Baik, Sir!” Valerie menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Sungguh dia sangat malu. Meski dia adalah istri Logan tapi kepergok seperti itu bukan hal yang menyenangkan. Suara pintu yang tertutup membuatnya merasa sedikit lega. “Apa dia sudah pergi?” Valerie mencoba mengintip, untuk memastikan. “Kau Istriku jadi untuk apa kau malu?” “Kau tidak mengerti perasaanku, Logan!” Valerie beranjak, sepertinya dia sudah boleh pergi. “Sekarang aku sudah boleh pergi, bukan?” “Apa kau tidak melihat makanan itu atau kau sengaja pura-pura tidak tahu? Pergi habiskan makanan itu selagi aku bermurah hati!” “Bagaimana denganmu? Apa kau tidak mau makan bersama denganku?” “Urus saja dirimu dan jangan pedulikan aku!” ucapannya yang sinis membuat Valerie memilih meninggalkan dirinya. Lebih baik tak membantah karena dia malas berdebat. Makanan yang begitu banyak membuat Valerie kekenyangan. Dia berbaring sebentar untuk beristirahat tapi tanpa dia sadari dia justru tertidur. Tak ada suara sama sekali membuat Logan curiga. Pria itu menghampiri dan menggeleng melihat Valerie yang tertidur dengan pulas. Sungguh berani, dia tidak suka orang yang tidak disiplin apalagi tidur di jam kerja. Logan ingin membangunkan Valerie tapi tak jadi dia lakukan. Untuk hari ini akan dia biarkan tapi untuk nanti akan dia perhitungkan karena dia akan memberikan penalti untuk setiap kesalahan yang Valeri lakukan dalam pekerjaannya juga untuk kelalaiannya. Jas yang dia kenakan dilepaskan. Logan menggunakannya untuk menyelimuti tubuh Valerie. Setelah melakukannya, pandangannya tertuju pada ponsel Valerie yang ada di atas meja. Benda itu tampak sudah rusak karena bagian layarnya sudah retak. Logan mengambilnya dan melihatnya namun dia kembali menyimpannya. Sebaiknya dia tidak peduli. Jangan sampai sedikit kebaikan yang dia tunjukkan justru membuat Valerie salah paham.Valerie tidak bisa tidur. Dia sudah berusaha namun kedua matanya sulit terpejam. Dia tidak berani bergerak karena dia takut membangunkan Logan. Pria itu sedang memeluknya dari belakang, Valerie sangat berharap Logan melepaskan dirinya supaya dia dapat pergi.Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Segala perasaan yang dia rasakan setelah mereka menikah terasa begitu menyesakkan dada. Meski Logan tidak selalu memperlakukan dirinya dengan buruk, tapi ucapan yang dia lontarkan terkadang menyakiti hati.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut diiringi dengan pelukan erat yang diberikan oleh Logan.Valerie tersenyum pahit, sepertinya dia hanya seorang pengganti. Seharusnya dia tidak memperdulikan hal itu karena tidak ada perasaan di antara mereka berdua namun mendengar secara langsung pria yang dia nikahi memanggil nama wanita lain rasanya cukup menyedihkan.“Jangan pergi, Sovia!” permintaan itu terdengar menyedihkan. Sepertinya Logan begitu mencintai wanita bernama Sovia itu tapi kenapa dia j
Lagi-lagi Valerie mendapatkan pesan dari ayahnya. Apalagi jika bukan memintanya untuk berbicara kepada Logan supaya Logan mau memberikan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Padahal Valerie sudah menolak karena dia tahu apa yang akan diucapkan oleh Logan namun pesan yang dikirimkan ayahnya berisi begitu banyak permohonan serta bujukan supaya Valerie mau membicarakan hal itu dengan Logan.Rasanya jadi sedikit frustasi. Ayahnya benar-benar sulit diajak bicara. Yang ayahnya pikirkan hanya perusahaan saja. Dia tidak memikirkan apa yang akan Valerie dapatkan atas permintaannya itu.Valerie menyimpan ponselnya. Dia akan pura-pura tidak tahu dengan apa yang ayahnya inginkan. Lebih baik dia melakukan tugasnya daripada dia mendapatkan amarah dari Logan.“Kenapa begitu lama?” tanya Logan ketika Valerie baru kembali dengan sebuah handuk bersih.“Aku kesulitan menemukannya. Maaf,” dusta Valerie.“Lain kali, perhatikan semua barang dengan benar agar hal ini tidak terjadi lagi!”“Baiklah!” Valer
Lagi-lagi Logan memperhatikan Valerie dari balik jendela kaca yang berada di sebuah ruangan. Valerie tidak menyadari karena kaca itu memiliki sisi yang berbeda. Dia diperintahkan untuk membersihkan ruangan Logan dan semua itu harus bersih sebelum Logan kembali dari rapat, namun sesungguhnya pria itu telah kembali. Logan memperhatikan Valerie begitu lama. Sial, dia benci ini. Seharusnya dia tidak memperdulikan permintaan Valerie tapi dia jadi memikirkannya. Mereka hanya ingin memeras dirinya, dia sangat tahu itu tapi gara-gara Valerie, dia jadi seperti orang bodoh. Valerie terlihat begitu lelah. Logan berusaha mengabaikannya agar tidak timbul perasaan iba di dalam hati. Dia tidak boleh lupa jika wanita itu hanyalah wadah yang diperlukan untuk melahirkan seorang pewaris bagi dirinya. “Sial!” Logan membawa kursi rodanya pergi, dia tidak mau melihat lagi. Dia lebih memilih berdiam diri di depan jendela namun pikirannya justru berada di mana-mana. Seharusnya dia tidak memikirkanny
Uang 50 ribu dolar sudah berada di tangan Valerie. Logan mengijinkannya pulang ke rumah ayahnya untuk memberikan uang itu setelah pulang kerja. Dia tidak mengantar Valerie, dia membiarkan istrinya pulang sendiri karena dia tidak mau berbasa basi lagi dengan ayah mertuanya.Kepulangannya tentu akan dijadikan kesempatan bagi Valerie untuk berbicara dengan ayahnya. Ini terakhir kali dia dapat membantu ayahnya dan setelah ini dia harap ayahnya meminta bantuan kepada kedua saudara perempuannya.Kepulangannya disambut dengan baik oleh ayahnya karena dia tahu Valerie membawa uang yang dia inginkan. Walau di luar harapan tetapi uang itu cukup untuk mengembangkan bisnisnya yang baru.“Daddy tahu hanya kau saja yang bisa diandalkan, Valerie?”“Tidak perlu berbasa-basi, Dad. Ini akan menjadi terakhir kali aku membantu Daddy.”“Kenapa seperti itu, apa kau tidak peduli lagi dengan Daddy?” “Daddy yang tidak peduli denganku. Aku rela berkorban demi Leon juga demi perusahaan. Uang yang aku miliki ti
Pakaian Valerie telah terlepas, Logan membaringkannya dengan perlahan di atas ranjang sambil mencium bibirnya. Malam ini dia memperlakukan Valerie dengan lembut. Perlakuan yang dia berikan tidak seperti yang sudah-sudah. Dia bahkan memperlakukan Valerie seperti wanita yang dia cintai namun Valerie tidak mengharap lebih.Tangannya bergerak, menelusuri tubuh Valerie. Ciumannya pun membuat Valerie melayang. Dia tak ingin memikirkan apapun. Yang dia inginkan hanya menikmati kegiatan yang mereka lakukan.Ciuman lembut yang Logan berikan, semakin membuatnya terbuai. Pria itu sudah berpengalaman, dia bisa merasakannya. Wanita bernama Sovia itu, pasti sudah menghabiskan banyak malamnya bersama dengan Logan.Bodoh, kenapa dia jadi memikirkan hal itu? Tidak seharusnya dia memikirkan wanita lain di saat dia sedang dicumbui oleh suaminya. Apa yang telah Logan lakukan dengan wanita lain sebelum menikah dengannya, bukanlah urusannya.“Logan,” Valerie memanggil ketika Logan mencium lehernya. Kedua t
Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi namun mereka berdua masih tidur. Itu karena mereka melakukan banyak percintaan malam itu. Mereka saling menyentuh, saling memberikan kepuasan sehingga mereka melewati malam yang penuh gairah, malam yang tak pernah mereka lewati sebelumnya.Tangan yang menarik dan memeluknya membangunkan Valerie. Kedua matanya masih terpejam, rasanya enggan untuk segera bangun. Hangatnya tubuh Logan membuatnya nyaman. Dia juga merasa damai berada di dalam pelukan Logan.Seandainya hubungan mereka terus seperti ini, bukankah indah? Tidak ada pertengkaran, mereka menjalani pernikahan yang harmonis meski tanpa adanya cinta. Mungkin mereka akan berpisah tanpa adanya dendam sama sekali dikemudian hari.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut dan gara-gara nama itu membuat suasana hati Valerie yang tadinya berbunga-bunga, langsung suram.Dia tidak suka Logan menganggapnya sebagai wanita bernama Sovia. Meski dia bukanlah orang yang dicintai oleh Logan, tapi dia tidak sudi Logan
Valerie sedang mengantarkan kopi untuk beberapa karyawan yang sibuk bekerja. Meski dia menjadi cleaning service namun dia melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh karena baginya apa yang dia lakukan saat ini tidak jauh berbeda dengan pekerjaannya di restoran.Beberapa cibiran memang selalu dia dapatkan dari beberapa karyawan wanita yang tidak senang dengan dirinya. Entah apa pemicunya, dia sendiri tidak tahu namun dia ingin fokus melakukan pekerjaannya.Satu kesalahan yang dia lakukan akan membuatnya rugi karena penalti yang diberikan Logan tidak main-main. Dia tidak mau gajinya habis sehingga dia tidak memiliki uang sama sekali.“Kau lihat itu, mereka semua berkata jika dia adalah istri presdir tapi nyatanya dia hanyalah wanita yang dikasihani dan diberi pekerjaan saja!” Cibiran itu kembali terdengar. Meski sudah terbiasa bagi Valerie tapi sepertinya dia harus memberi pelajaran kepada karyawan Logan yang hanya bisa bergosip ria saja.“Dia pasti gembel yang ditemukan di pinggir j
Tiba-tiba tidak bisa menghubungi Valerie membuat Andre cemas. Ponsel Valerie sudah tidak aktif lagi dan dia tidak mendapatkan kabar apapun akan Valerie. Setelah telepon terakhir mereka berakhir begitu saja, tidak ada telepon lagi dari Valerie.Valerie selalu menolak panggilan darinya sebelum ponselnya tidak aktif sama sekali. Valerie tidak pernah seperti itu sebelumnya dan dia tahu Valerie tidak mungkin mengabaikan dirinya tanpa adanya sebab.Andre telah berusaha mencari kabar selama beberapa hari. Dia mencoba menghubungi beberapa sahabat Valerie yang dia kenal tapi tidak ada satupun dari mereka yang tahu keberadaan Valerie bahkan kabar yang mereka berikan simpang siur dan tidak jelas.Rasa cemas, putus asa, semakin menghantui. Dia sangat ingin kembali tapi pekerjaan tidak bisa dia tinggalkan. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah mencoba mencari informasi saja.Padahal dia ingin memberikan kejutan untuk Valerie ketika dia kembali dari Belanda. Andre adalah seorang pengusaha muda ya
“Mommy, kami bertemu dengan mantan pacar Daddy,” Amanda mulai mengadu ketika ibunya sedang membantu dirinya menggambar.“Oh yeah, di mana?” Valerie memandangi putrinya sejenak. Apa mantan kekasih Logan masih datang mencari Logan?“Di tempat kerja Daddy,” Amanda masih sibuk dengan gambar yang dia buat.“Apa yang dia lakukan? Apa Daddy memeluknya ataukah mereka melakukan sesuatu yang tak terduga?”“Tidak, Mommy. Dia hanya mencegat langkah kami saja lalu berbicara dengan Daddy. Daddy tidak memeluknya sama sekali. Daddy justru mengusirnya. Apa Mommy tidak bertemu dengannya ketika Mommy datang?”“Tidak,” Dia jadi berpikir seandainya dia bertemu dengan mantan kekasih Logan, apa yang akan dia lakukan? Tapi sampai sekarang, dia belum pernah bertemu dengan Sovia.“Bagaimana menurut Amanda mantan kekasih Daddy?” Pertanyaan bodoh yang tidak seharusnya dia tanyakan apalagi pada anaknya.“Maksud Mommy?” Putrinya memandangi, dia tampak tak mengerti dengan pertanyaan ibunya.“Hm, maksud Mommy, apa
Paul dan Amanda tertidur Akibat kelelahan. Mereka masih menunggu ibu mereka datang tapi mereka justru tertidur. Logan sedang sibuk dengan pekerjaannya tapi dia sangat heran karena putra-putrinya tidak lagi terdengar bermain.Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Putra dan putrinya, Logan meninggalkan pekerjaannya sejenak. Dia mengira mereka masih bermain namun senyuman menghiasi wajahnya ketika melihat mereka tertidur di atas karpet bulu.Logan menggendong mereka dengan perlahan lalu membawa mereka ke dalam kamar pribadi yang biasa digunakan untuk beristirahat ketika dia lelah.Rasanya begitu menyenangkan. Dia sangat menyesal telah melewati begitu banyak waktu berharga dengan mereka. Meskipun dia dapat menebusnya tapi waktu yang telah terlewati tak dapat diulangi lagi.“Mommy,” Amanda memanggil di dalam igauannya karena dia mengira ibunya yang sedang menggendongnya.“Tidurlah kembali, ibumu sebentar lagi akan datang.”“Hm, Daddy. Kenapa kau tidak menyayangi Amanda?”“Daddy menyaya
Kekecewaan kepada ayah dan kakaknya membuat Valerie bergegas pergi. Tidak sampai 20 menit dia berada di rumah ayahnya. Rumah itu bukan rumahnya lagi, dia tidak merasa menjadi bagian dari mereka karena pada akhirnya dia selalu dimanfaatkan.Lebih baik dia pergi ke rumah ibu angkatnya yang kebetulan ada di kota itu. Orang lain justru lebih menerima dirinya dibandingkan keluarganya sendiri. Sebenarnya apa yang mereka pikirkan?Dia tahu dia tidak seperti kedua Kakaknya yang memiliki karier cemerlang. Apakah dia tidak diterima karena hal itu? Apakah dia harus seperti kedua kakaknya terlebih dahulu barulah dia dihargai dan diterima oleh keluarganya?Rasanya sangat menyedihkan karena sejak dulu dia memang selalu diabaikan. Dia pikir dengan berkorban dia akan mendapatkan sedikit perhatian tapi rupanya, mereka justru memanfaatkan dirinya seolah-olah dia memiliki hutang budi pada mereka.Dari kejauhan, Valerie tidak menyadari jika dia dipantau oleh Andre. Pria itu sudah mengikuti semenjak dia
Anak-anak telah pergi dengan ayahnya untuk membeli apa yang mereka mau. Valerie berjanji akan menyusul setelah dia selesai. Dia memang sengaja tidak membawa anak-anaknya serta untuk pulang ke rumah ayahnya.Dia ingin tahu bagaimana dengan keadaan ayahnya terlebih dahulu dan apakah ayahnya masih seperti dulu atau tidak. Dia tidak mau begitu melihat Paul dan Amanda, ayahnya justru ingin memanfaatkan keadaan dan meminta dirinya untuk meminta uang pada Logan.Selama dia pergi, dia tidak tahu apakah ayahnya sudah berubah atau belum. Dia sangat berharap ayahnya sudah berubah dan tidak lagi seperti dulu. Dia juga ingin tahu bagaimana dengan keadaan kedua kakak perempuannya. Apakah mereka sudah menikah?Kepulangannya yang secara tiba-tiba tentu saja mengejutkan ayahnya juga Leon. Mereka seperti melihat hantu karena tak ada satu kata pun yang dapat mereka ucapkan.“Kenapa melihat aku seperti itu? Apakah kalian sedang melihat hantu?”“Va-Valerie?” ayahnya melangkah menghampiri. Empat tahun putr
Anak-anak telah tidur. Mereka tak sabar menantikan hari esok di mana mereka akan pergi untuk membeli apa yang mereka inginkan. Mereka sudah memberikan sebuah daftar pada ayah mereka sebelum pergi tidur. Paul dan Amanda tidak berani meminta secara langsung jadi mereka menuliskannya di sebuah kertas. Paul dan Amanda meminta ayah mereka untuk membuka kertas itu ketika tidak ada mereka berdua.Logan begitu penasaran dengan isinya. Dia bagaikan mendapatkan sebuah surat kecil dari Putra dan putrinya. Dia membuka surat itu dan rupanya, isinya hanyalah daftar barang-barang yang diinginkan oleh Putra dan putrinya.Meskipun isinya tak sesuai dengan harapan karena dia berpikir mereka akan menuliskan sebuah surat ungkapan terima kasih atau sebagainya tapi rupanya di luar dugaan. Tulisan tangan yang begitu rapi berada di bawah daftar belanja. Dia yakin itu pasti ditulis oleh putrinya.“Kami tidak memaksa Daddy untuk membelikannya. Jika tidak boleh, kami akan menunggu sampai Mommy punya uang,”
Andre berada di luar tanpa ada yang sadar. Dia datang hanya untuk mengintai saja karena dia ingin melihat keberadaan Valerie untuk mengobati kerinduannya pada Valerie.Dia menyamar supaya tak ada yang tahu seandainya ada yang melihat dirinya. Bagaimanapun dia tidak akan menunjukkan dirinya dengan begitu cepat karena dia butuh siasat yang lebih baik daripada sebelumnya.Belajar dari kesalahan awal yang telah dia lakukan agar dia tidak melakukan kesalahan lagi untuk mendapatkan wanita yang begitu dia cintai. Dia berada di luar sudah cukup lama tapi dia tidak melihat keberadaan Valerie. Sepertinya sulit untuk melihat keberadaan Valerie di rumah itu. Sebaiknya dia mencari kesempatan lain tapi ketika dia mau pergi, Valerie justru keluar dari rumah sambil membawa kantong sampah.Valerie berjalan menuju tong sampah yang ada di luar. Andre yang sedang berada di mobil, menegakkan duduknya. Dapat melihat Valerie saja sudah membuat dirinya begitu senang dan lihatlah, wanita yang dia cintai it
Paul dan Amanda hanya diam saja selama mereka menikmati makan malam. Sebenarnya ada yang mereka inginkan tapi mereka tidak berani menyampaikan keinginan itu pada ibu mereka.Kedua anak itu terlihat gelisah. Mereka ingin menyampaikan sesuatu tapi mereka ragu mengatakannya. Melihat gelagat putra-putrinya yang mencurigakan, membuat Valerie menaruh curiga jika mereka menginginkan sesuatu. Dia tahu Putra dan putrinya akan bersikap seperti itu saat mereka ingin meminta sesuatu. "Katakan saja jika memang ada yang kalian inginkan?""Kalian menginginkan sesuatu?" Logan memandang Putra dan putrinya yang tampak menunduk."Kapan kami akan kembali ke sekolah, Mommy?" Tanya Paul. "Kita baru tiba dan butuh waktu bagi Mommy untuk mencari sekolah yang bagus untuk kalian. Apa Paul sudah tidak sabar?""Kami memang sudah tidak sabar, Mommy," ucap Amanda yang kembali menunduk setelah muncapkan perkataan itu. "Besok aku akan segera mencari sekolah terbaik untuk kalian berdua jadi bersabarlah. Daddy past
Andre sedang menanti, laporan dari seorang anak buah yang dia utus untuk mencari tahu apakah Logan telah membawa Valerie kembali atau belum. Dia memang sengaja menunggu dan tidak melakukan apa pun meskipun dia sudah mendengar jika Logan telah menemukan keberadaan Valerie dan pergi untuk membawanya kembali.Meskipun empat tahun telah berlalu tapi dia belum bisa merelakan Valerie bersama dengan Logan. Obsesi dan cintanya pada Valerie begitu besar. Dia harus mendapatkannya meskipun Valerie telah melahirkan anak Logan.Dia juga ingin membalas dendam pada Logan yang telah menghancurkan bisnis yang susah payah dia bangun. Dia harus kembali merangkak dari bawah. Dia pun harus menggunakan nama orang lain agar bisnis barunya tidak diketahui oleh Logan.Selama 4 tahun dia berusaha merangkak naik dengan satu tujuan yaitu membalas dendam pada Logan. Dia akan menyingkirkan pria itu dan merebut Valerie kembali. Dia akan membuat Valerie tidak berdaya sehingga tak memiliki pilihan selain bersama den
Adam menunggu dengan tidak sabar. Wajah kedua cucunya mulai terbayang. Rasanya sudah sangat ingin bertemu mereka tapi Logan memintanya untuk menunggu di rumah.Dia memang berpikir ingin pergi ke bandara akibat rasa tidak sabarnya tapi karena dia harus menunggu di rumah jadi dia memanfaatkan waktu yang ada untuk menyiapkan makanan lezat serta beberapa mainan yang akan dia berikan pada kedua cucunya. Adam menunggu dengan gelisah. Dia berjalan mondar-mandir dan tak berhenti memandang keluar dari jendela. Kenapa begitu lama? Dia sudah mendengar jika mereka sudah tiba tapi kenapa Logan belum juga datang bersama dengan istri dan anaknya?Tidak bisa menahan diri lagi, Adam pergi mengambil ponsel. Dia harus tahu kenapa putranya begitu lama. Apa dia tidak tahu bagaimana rasanya menunggu? Dia sudah berniat menghubungi akan tetapi, sebuah mobil yang berhenti di luar sana membuatnya mengurungkan niat.Adam yang sudah tidak sabar bergegas membuka pintu rumah. Valerie turun terlebih dahulu dan set