Ponsel Valerie tak berhenti bergetar, tapi dia tidak berani menjawabnya. Dia sengaja menonaktifkan suaranya supaya Logan tidak mendengar jika ada orang yang menghubungi dirinya.
Dia melakukannya karena dia tidak mau berdebat dengan Logan apalagi mereka sedang pergi ke rumah ayah Logan. Mereka berdua harus terlihat akur supaya tidak membuat curiga. Selama di perjalanan, mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun. Logan sudah seperti orang yang sakit gigi, begitu juga Valerie. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing meski Valerie lebih banyak termenung sedangkan Logan menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Valerie menghela napas. Setelah mengunjungi ayah Logan, apa yang harus dia lakukan? Gara-gara Logan, dia harus kehilangan pekerjaannya meski dia belum memberikan surat pengunduran diri. Jika dia kembali memohon, apakah Logan akan berubah pikiran? Sepertinya tak ada salahnya dia mencoba. “Logan, mengenai pekerjaanku?” “Sudah aku katakan pergi ke kantor, kau akan mendapatkan pekerjaan di sana!” Logan menjawab sebelum Valerie menyelesaikan pertanyaannya. “Kita bertemu di rumah setiap hari lalu kita akan bertemu di kantor lagi. Apa kau tidak akan bosan?” “Tidak!” jawabnya singkat dan tegas. “Ayolah. Apa kau tidak malu istrimu bekerja sebagai cleaning service di perusahaanmu? Bagaimana jika ada rekan bisnis yang berkunjung lalu melihat aku. Bukankah itu akan menjadi aib bagimu?” “Seseorang tidak bisa langsung sukses, semua harus dimulai dari bawah!” “Apa? Aku ini istrimu meskipun kita tidak memiliki perasaan satu sama lain tapi orang-orang mengetahui status kita. Bukankah itu sangat memalukan bagi dirimu? “Yang malu aku atau kau, Valerie?” kini Logan berpaling, memandangi dirinya. “Meskipun kau istriku dan ada yang melihat jika kau bekerja sebagai cleaning service, aku tidak akan malu sama sekali karena aku sedang mengajarimu berusaha dari bawah. Tidak ada orang yang kaya dalam satu malam, semua didapatkan dengan hasil kerja keras jadi kau harus melakukannya!” “Apa kau akan memberi aku gaji? Jika kau tidak memberi aku gaji, sebaiknya tidak sama sakali!” “Hng, pada akhirnya tertuju pada uang,” ucapnya mencibir, “Kau tidak perlu khawatir, aku akan memberikan gaji yang sesuai untuk dirimu!” pada akhirnya hanya uang saja yang wanita itu kejar. Memang tidak aneh, seluruh keluarganya memang mata duitan. “Aku memang butuh uang karena barang-barang yang aku pakai tidaklah gratis!” Valerie berpaling, memandangi jalanan. Dia tak peduli Logan mau menganggapnya apa karena uang itu penting. Dia merasakan ponselnya kembali bergetar. Valerie memandangi Logan yang sedang sibuk. Seharusnya tidak masalah dia melihat benda itu. Sebuah pesan terkirim untuk dirinya. Valerie membuka pesan itu, dia terlihat waspada setelah membacanya. Melihat gelagatnya justru membuat Logan curiga apalagi Valerie tiba-tiba memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas. “Ada apa? Kenapa kau menyembunyikan ponselmu seperti itu?” “Tidak, tidak ada apa-apa. Aku sedang mengirim pesan pada sahabatku jika aku mau mengundurkan diri dari pekerjaan,” dustanya. Logan masih menatapnya tajam namun dia kembali bekerja dan tak menaruh rasa curiga. Melihat itu, Valerie mulai membalas pesan yang dikirimkan oleh seorang sahabat lama. Pesan itu dikirimkan oleh sahabat baiknya, Andre. Dia adalah pemuda yang tampan dan mapan berusia 32 tahun namun saat ini Andre sedang melakukan perjalanan bisnis ke Belanda. “My Sweety, sebentar lagi aku akan kembali ke Paris. Katakan padaku, hadiah apa yang kau inginkan?” itu adalah pesan yang dikirimkan oleh Andre untuknya dan panggilan seperti itu, sudah biasa Andre berikan kepada dirinya. “Mulai sekarang, kau tidak boleh memanggil aku dengan sebutan itu lagi!” Valerie meminta seperti itu supaya tidak ada kesalahpahaman nantinya. “Kenapa? Aku sudah terbiasa memanggilmu seperti itu jadi aku akan tetap memanggilmu dengan panggilan seperti itu,” pesannya begitu cepat dibalas oleh Andre. “Please, Andre. Panggillah namaku mulai sekarang dan satu hal lagi, aku tidak menginginkan hadiah apapun darimu dan aku tidak bisa menemuimu untuk 2 tahun ke depan!” “Kenapa?” mendapatkan pesan seperti itu dari Valerie tentu saja membuat Andre curiga. Valerie hendak membalas pesan itu lagi tapi tiba-tiba saja ponselnya direbut oleh Logan. “Dengan siapa kau berkirim pesan, hah?” Logan melihat ponselnya namun sayangnya, dia justru menonaktifkan layar ponsel tanpa sengaja sehingga dia tidak bisa melihat pesan yang dikirim oleh Valerie. “Katakan padaku, Valerie. Dengan siapa kau berkirim pesan barusan?” “Bukankah sudah aku katakan, aku berkirim pesan dengan kerjaku!” “Jangan bohong!” ponsel Valerie dicengkram dengan erat hingga layarnya retak. Logan juga menarik Valerie mendekat lalu mencengkram dagunya. “Katakan dengan jujur, dengan siapa kau berkirim pesan?” Logan menekan ucapannya, mendominasi sehingga Valerie harus menelan ludahnya dengan susah payah. “Aku tidak berbohong. Bukankah kau meminta aku untuk berhenti bekerja?” entah sampai kapan dia harus merasakan ketakutan seperti itu. Logan terlalu posesif padahal tidak seharusnya dia bersikap seperti itu pada wanita yang tidak dia cintai sama sekali. Logan menatapnya tajam. Dia masih menaruh curiga namun Logan segera mendorong Valerie dan melemparkan ponselnya. “Awas jika kau berbohong. Aku tidak akan pernah mengampuni orang yang berani menipu aku!” Valerie tak menjawab, dia justru melihat ponselnya yang retak. Kali ini memang dia yang salah. Tidak seharusnya dia membalas pesan Andre ketika bersama dengan Logan. Lain kali dia harus berhati-hati lagi. Mereka berdua kembali diam. Logan pun kembali melakukan pekerjaannya. Untuk beberapa saat mereka berdua sudah seperti musuh tapi ketika mereka tiba di rumah Ayah Logan, mereka berdua berubah menjadi pasangan suami istri yang romantis. Setidaknya mereka dapat berakting dengan baik sehingga Ayah Logan tidak mencurigai mereka berdua. “Aku mengira kau tidak akan membawanya pulang, Logan?” ucap ayahnya. Dia senang menyambut kedatangan menantunya. “Aku sudah berjanji akan membawanya, mana mungkin aku membohongi Daddy?” “Bagus. Aku sudah menyiapkan banyak makanan untuk kalian berdua dan malam ini aku ingin kalian berdua menginap,” ucap Ayah Logan. “Apa?” Logan dan Valerie terkejut secara bersamaan. “Kenapa kalian terkejut seperti itu? Apakah aneh meminta kalian berdua untuk menginap?” “Tidak, Dad,” mereka berdua tersenyum namun sesungguhnya, mereka menggerutu di dalam hati. Jika mereka harus menginap, bukankah dengan demikian mereka harus berakting lebih lama? “Lakukan peranmu dengan baik, Valerie,” Logan berbisik dengan pelan. “Diam. Aku tahu apa yang harus aku lakukan!” Valerie kembali tersenyum ketika ayah mertuanya memandangi dirinya. "kenapa kau tidak membawanya masuk, Valerie. Masuklah, udara semakin dingin saja!" "Baik, Dad," Valerie mendorong Logan masuk ke dalam. Hanya satu hari saja. Dia pasti bisa memainkan perannya dengan baik. Asalkan dia tahan dengan sikap pria itu maka semuanya akan berjalan dengan baik.“Apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?” pertanyaan ayah mertuanya membuat Valerie tersenyum. Logan memberikan lirikan tajam. Dia harap Valerie menjawab dengan benar dan tidak membuat ayahnya curiga. “Tentu saja, Dad. Logan memperlakukan aku dengan begitu baik. Dia begitu mencintai aku jadi Daddy tidak perlu khawatir karena hubungan kami baik-baik saja.” “Aku sangat senang mendengarnya. Aku khawatir jika Logan menikahimu bukan karena cinta.” “Dad. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika aku tidak mencintainya lalu untuk apa aku menikahinya?” “Aku hanya khawatir saja, Logan. Aku tahu di mana hatimu berada!” Logan mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Dia harap Logan mencintai Valerie dengan tulus dan dia harap pernikahan mereka bukan sandiwara seperti yang dia khawatirkan karena dia tahu jika putranya masih sakit hati pada Sovia tapi dia juga masih menyimpan perasaannya pada Sovia. “Aku tidak suka membahas hal ini!” sendok dan garpu diletakkan dengan kasar. Logan memi
Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau ak
“Bukankah itu istri presdir? Kenapa dia jadi cleaning service?” ucapan itu dapat didengar oleh Valerie meskipun diucapkan dengan pelan oleh karyawan Logan.Semenjak dia menjadi cleaning service, para karyawan Logan tentu saja heboh. Mereka mengira Valerie datang hanya untuk mengantar Logan tapi siapa yang menduga, dia bekerja di perusahaan itu dan dia berada di posisi yang paling rendah di perusahaan itu.Valerie tidak memperdulikan omongan mereka. Dia melakukan pekerjaannya dengan serius bahkan dia membuatkan minuman untuk semua orang yang ada di perusahaan itu. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak canggung memerintahkan Valerie meskipun Valerie adalah istri dari bos mereka. Valerie adalah Cleaning service baru dan tak ada yang boleh melupakan hal itu.Logan memandangi Valerie dari balik kaca sebuah ruangan. Dia kira Valerie akan menyerah dan tak melakukan pekerjaannya akibat rasa malu tapi dia tak menduga Valerie melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.Wanita itu tak d
Valerie tidak bisa tidur. Dia sudah berusaha namun kedua matanya sulit terpejam. Dia tidak berani bergerak karena dia takut membangunkan Logan. Pria itu sedang memeluknya dari belakang, Valerie sangat berharap Logan melepaskan dirinya supaya dia dapat pergi.Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Segala perasaan yang dia rasakan setelah mereka menikah terasa begitu menyesakkan dada. Meski Logan tidak selalu memperlakukan dirinya dengan buruk, tapi ucapan yang dia lontarkan terkadang menyakiti hati.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut diiringi dengan pelukan erat yang diberikan oleh Logan.Valerie tersenyum pahit, sepertinya dia hanya seorang pengganti. Seharusnya dia tidak memperdulikan hal itu karena tidak ada perasaan di antara mereka berdua namun mendengar secara langsung pria yang dia nikahi memanggil nama wanita lain rasanya cukup menyedihkan.“Jangan pergi, Sovia!” permintaan itu terdengar menyedihkan. Sepertinya Logan begitu mencintai wanita bernama Sovia itu tapi kenapa dia j
Lagi-lagi Valerie mendapatkan pesan dari ayahnya. Apalagi jika bukan memintanya untuk berbicara kepada Logan supaya Logan mau memberikan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Padahal Valerie sudah menolak karena dia tahu apa yang akan diucapkan oleh Logan namun pesan yang dikirimkan ayahnya berisi begitu banyak permohonan serta bujukan supaya Valerie mau membicarakan hal itu dengan Logan.Rasanya jadi sedikit frustasi. Ayahnya benar-benar sulit diajak bicara. Yang ayahnya pikirkan hanya perusahaan saja. Dia tidak memikirkan apa yang akan Valerie dapatkan atas permintaannya itu.Valerie menyimpan ponselnya. Dia akan pura-pura tidak tahu dengan apa yang ayahnya inginkan. Lebih baik dia melakukan tugasnya daripada dia mendapatkan amarah dari Logan.“Kenapa begitu lama?” tanya Logan ketika Valerie baru kembali dengan sebuah handuk bersih.“Aku kesulitan menemukannya. Maaf,” dusta Valerie.“Lain kali, perhatikan semua barang dengan benar agar hal ini tidak terjadi lagi!”“Baiklah!” Valer
Lagi-lagi Logan memperhatikan Valerie dari balik jendela kaca yang berada di sebuah ruangan. Valerie tidak menyadari karena kaca itu memiliki sisi yang berbeda. Dia diperintahkan untuk membersihkan ruangan Logan dan semua itu harus bersih sebelum Logan kembali dari rapat, namun sesungguhnya pria itu telah kembali. Logan memperhatikan Valerie begitu lama. Sial, dia benci ini. Seharusnya dia tidak memperdulikan permintaan Valerie tapi dia jadi memikirkannya. Mereka hanya ingin memeras dirinya, dia sangat tahu itu tapi gara-gara Valerie, dia jadi seperti orang bodoh. Valerie terlihat begitu lelah. Logan berusaha mengabaikannya agar tidak timbul perasaan iba di dalam hati. Dia tidak boleh lupa jika wanita itu hanyalah wadah yang diperlukan untuk melahirkan seorang pewaris bagi dirinya. “Sial!” Logan membawa kursi rodanya pergi, dia tidak mau melihat lagi. Dia lebih memilih berdiam diri di depan jendela namun pikirannya justru berada di mana-mana. Seharusnya dia tidak memikirkanny
Uang 50 ribu dolar sudah berada di tangan Valerie. Logan mengijinkannya pulang ke rumah ayahnya untuk memberikan uang itu setelah pulang kerja. Dia tidak mengantar Valerie, dia membiarkan istrinya pulang sendiri karena dia tidak mau berbasa basi lagi dengan ayah mertuanya.Kepulangannya tentu akan dijadikan kesempatan bagi Valerie untuk berbicara dengan ayahnya. Ini terakhir kali dia dapat membantu ayahnya dan setelah ini dia harap ayahnya meminta bantuan kepada kedua saudara perempuannya.Kepulangannya disambut dengan baik oleh ayahnya karena dia tahu Valerie membawa uang yang dia inginkan. Walau di luar harapan tetapi uang itu cukup untuk mengembangkan bisnisnya yang baru.“Daddy tahu hanya kau saja yang bisa diandalkan, Valerie?”“Tidak perlu berbasa-basi, Dad. Ini akan menjadi terakhir kali aku membantu Daddy.”“Kenapa seperti itu, apa kau tidak peduli lagi dengan Daddy?” “Daddy yang tidak peduli denganku. Aku rela berkorban demi Leon juga demi perusahaan. Uang yang aku miliki ti
Pakaian Valerie telah terlepas, Logan membaringkannya dengan perlahan di atas ranjang sambil mencium bibirnya. Malam ini dia memperlakukan Valerie dengan lembut. Perlakuan yang dia berikan tidak seperti yang sudah-sudah. Dia bahkan memperlakukan Valerie seperti wanita yang dia cintai namun Valerie tidak mengharap lebih.Tangannya bergerak, menelusuri tubuh Valerie. Ciumannya pun membuat Valerie melayang. Dia tak ingin memikirkan apapun. Yang dia inginkan hanya menikmati kegiatan yang mereka lakukan.Ciuman lembut yang Logan berikan, semakin membuatnya terbuai. Pria itu sudah berpengalaman, dia bisa merasakannya. Wanita bernama Sovia itu, pasti sudah menghabiskan banyak malamnya bersama dengan Logan.Bodoh, kenapa dia jadi memikirkan hal itu? Tidak seharusnya dia memikirkan wanita lain di saat dia sedang dicumbui oleh suaminya. Apa yang telah Logan lakukan dengan wanita lain sebelum menikah dengannya, bukanlah urusannya.“Logan,” Valerie memanggil ketika Logan mencium lehernya. Kedua t