Udara semakin dingin karena salju turun semakin lebat. Logan tidak menyalakan penghangat ruangan yang membuat suhu kamar begitu dingin. Logan dan Valerie masih tidur karena waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.
Beruntungnya Valerie sudah memakai bajunya karena dia baru saja melakukan kewajibannya. Dia juga menyelimuti tubuhnya sehingga tidak kedinginan tapi tidak dengan Logan. Pria itu mulai kedinginan, dia mencari kehangatan dengan memeluk Valerie yang membuat Valerie terbangun. “Hei, singkirkan tanganmu!” Valerie memukul lengan Logan tapi Logan justru semakin menariknya mendekat dan tanpa sadar sebuah nama diucapkan oleh dirinya. “Sovia,” nama itu terucap disertai dengan dekapan yang begitu erat seolah-olah Logan merindukan wanita yang baru saja dia panggil. Valerie diam membeku. Siapa? Dia sudah mendengar jika Logan pernah memiliki seorang tunangan namun hubungan mereka kandas karena Logan ditinggalkan. Apakah wanita yang bernama Sovia itu adalah mantan tunangan Logan? Lupakan. Sebaiknya dia tidak memperdulikan hal itu karena itu bukanlah urusannya. Dia tidak mau mengorek-ngorek masalah pribadi suaminya karena baginya itu tidaklah penting sebab mereka berdua akan berpisah pada akhirnya. Selama dia menjalani peran sebagai Wanita yang telah dibeli oleh Logan maka dia harus menjaga hati agar dia tidak jatuh hati pada pria itu. Dia juga tidak boleh memiliki rasa cemburu meskipun Logan membawa seorang wanita di depan matanya. Valerie kembali memejamkan kedua mata namun rasa penasaran membuat dirinya tak bisa tidur lagi apalagi dia merasa kesulitan bernapas sebab Logan terlalu kuat memeluk dirinya. “Logan,” Valerie mendorong lengan kekarnya, dia benar-benar tidak tahan. “Hm?” “Suhu kamar begitu dingin, bisakah kau memberitahu aku dimana pemanas ruangannya?” “Apa?” Logan belum sadar sepenuhnya namun tangan yang melingkar di tubuh Valerie telah terlepas. “Pemanas ruangan, apa kamar ini memilikinya?” “Kau membangunkan aku hanya untuk itu?” Logan melihat jam di mana waktu masih begitu pagi. “Aku ingin menyalakan pemanas ruangan saja. Apa kau tidak kedinginan sama sekali?” “Tidak perlu memakai pemanas ruangan. Jika kau kedinginan maka pergi, tidur saja di luar!” Logan berbalik sambil menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. “Apa?” “Jangan mengganggu tidurku dan keluar!” ucap Logan kesal. Dia jadi terbangun gara-gara hal itu. “Kau?” kedua tangan Valerie sudah mengepal. Kenapa pria itu sulit diajak bicara? Hanya memberitahu dimana pemanas ruangan berada, apakah sulit? Logan kembali tidur. Dia tidak peduli dengan Valerie tapi dia tahu jika Valerie mengambil bantal dan keluar dari kamar. Logan melihatnya, pria itu sedikit mengumpat. Valerie memilih tidur di luar, dia menyalakan perapian di ruang tengah dan tidur di sana. Setidaknya tempat itu lebih hangat dibandingkan di dalam kamar yang begitu dingin tapi membuat hati panas. Sepertinya mereka berdua harus memperbaiki cara berkomunikasi mereka agar mereka tidak selalu berakhir dalam pertengkaran. Di dalam kamar, Logan justru tidak bisa tidur lagi. Setelah kepergian Valerie, kamar itu justru terasa semakin dingin. Sebaiknya dia menyalakan pemanas dan kembali tidur tapi setelah melakukannya, dia masih tidak bisa tidur. Kesal karena kedua mata tidak juga bisa terpejam membuat Logan memutuskan untuk pergi ke kamar mandi tapi kali ini dia tidak kembali berbaring. Logan keluar dari kamar menggunakan kedua tongkatnya. Tujuannya sudah pasti, dia mencari keberadaan Valerie yang rupanya tidur dengan pulas. Bagus. Wanita itu sungguh pandai. Setelah membangunkannya, dia justru tidur begitu nyaman dengan perapian yang menyala sedangkan dirinya tidak bisa tidur lagi. Jika begitu, tidak akan dia biarkan. Valerie terkejut ketika Logan berbaring di sisinya. Dia sempat kebingungan tapi sebelum dia bertanya, Logan sudah mencium bibirnya. “Hm?” Valerie memberontak, dia tak dapat berkata-kata karena Logan menciumnya begitu lama. Logan juga mendekapnya begitu kuat yang membuatnya sulit bergerak. Apa yang dilakukan oleh pria itu di sana? Valerie berusaha memukul sampai Logan melepaskan pelukannya. “Logan, apa yang kau lakukan?” “Mengganggumu, apa kau tidak melihatnya?” “Apa?” dia benar-benar tidak mengerti. “Kau membangunkan aku agar aku mengusirmu keluar, bukan?” “Jangan sembarangan mengambil kesimpulan. Kau yang mengusir aku karena menganggap aku mengganggu tidurmu!” tidak saja bertempramen buruk tapi pria itu juga aneh. “Kau memang sengaja, Valerie. Kau licik lebih dari yang aku duga!” Valerie menghela nafas, terserahlah. Jika dia menimpali maka mereka akan membuat keributan sepanjang malam dan semua itu tidak akan berakhir sampai pria itu mendapatkan kemenangan yang dia inginkan. “Please, Logan. Bisakah berdamai untuk sejenak? Aku mau tidur, aku juga tidak sedang ingin berdebat oleh karena itu aku keluar dari kamarmu tapi jika kau memang ingin berdebat, maka aku lebih memilih mengkonsumsi obat tidur daripada mendengar suaramu yang membuat kepalaku sakit!” “Beraninya kau?” “Aku akan mengambil obat tidur!” Valerie ingin pergi namun Logan memeluknya dan tidak melepaskannya. “Aku tidak mengizinkan kau pergi kemanapun. Berbaring denganku jika tidak, kau akan tidur di teras mulai besok malam!” “Apa kau gila? Aku akan mati membeku!” “Itu pilihanmu sekarang!” “Kau benar-benar pria paling menyebalkan yang pernah aku temui!” mau tidak mau, dia tetap berbaring dengan Logan. Selimut yang dia ambil, dipakai untuk menyelimuti mereka berdua. Sekarang jauh lebih baik, perapian yang hangat, pelukan yang hangat namun Logan masih belum memejamkan mata. Dia tahu apa yang baru saja dia mimpikan, seorang wanita yang seharusnya dia lupakan. Dia benci, wanita yang baru saja dia mimpikan. Tidak seharusnya dia memimpikan atau mengingat wanita yang telah meninggalkan dirinya. Dia bahkan benci mengingat bagaimana mereka berpisah dan apa yang Sovia katakan ketika dia pergi dan tidak seharusnya dia mengingat wanita itu lagi. Sovia adalah tunangan Logan. Dia adalah satu-satunya wanita yang dicintai dengan tulus oleh Logan. Mereka berdua sudah berencana menikah tapi sayangnya, Sovia lebih memilih pergi karena dia tidak bisa menerima keadaan Logan yang cacat. Kepergian Sovia meninggalkan sebuah luka yang membuat Logan tidak pernah lagi percaya dengan cinta. Dia bahkan bersumpah pada diri sendiri jika dia tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada siapapun karena cinta itu hanyalah sebuah ilusi. Cinta itu manis tapi begitu menyakitkan pada akhirnya.Ponsel Valerie tak berhenti bergetar, tapi dia tidak berani menjawabnya. Dia sengaja menonaktifkan suaranya supaya Logan tidak mendengar jika ada orang yang menghubungi dirinya.Dia melakukannya karena dia tidak mau berdebat dengan Logan apalagi mereka sedang pergi ke rumah ayah Logan. Mereka berdua harus terlihat akur supaya tidak membuat curiga.Selama di perjalanan, mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun. Logan sudah seperti orang yang sakit gigi, begitu juga Valerie. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing meski Valerie lebih banyak termenung sedangkan Logan menyibukkan diri dengan pekerjaannya.Valerie menghela napas. Setelah mengunjungi ayah Logan, apa yang harus dia lakukan? Gara-gara Logan, dia harus kehilangan pekerjaannya meski dia belum memberikan surat pengunduran diri.Jika dia kembali memohon, apakah Logan akan berubah pikiran? Sepertinya tak ada salahnya dia mencoba.“Logan, mengenai pekerjaanku?”“Sudah aku katakan pergi ke kantor, kau akan mendapat
“Apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?” pertanyaan ayah mertuanya membuat Valerie tersenyum. Logan memberikan lirikan tajam. Dia harap Valerie menjawab dengan benar dan tidak membuat ayahnya curiga. “Tentu saja, Dad. Logan memperlakukan aku dengan begitu baik. Dia begitu mencintai aku jadi Daddy tidak perlu khawatir karena hubungan kami baik-baik saja.” “Aku sangat senang mendengarnya. Aku khawatir jika Logan menikahimu bukan karena cinta.” “Dad. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika aku tidak mencintainya lalu untuk apa aku menikahinya?” “Aku hanya khawatir saja, Logan. Aku tahu di mana hatimu berada!” Logan mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Dia harap Logan mencintai Valerie dengan tulus dan dia harap pernikahan mereka bukan sandiwara seperti yang dia khawatirkan karena dia tahu jika putranya masih sakit hati pada Sovia tapi dia juga masih menyimpan perasaannya pada Sovia. “Aku tidak suka membahas hal ini!” sendok dan garpu diletakkan dengan kasar. Logan memi
Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau ak
“Bukankah itu istri presdir? Kenapa dia jadi cleaning service?” ucapan itu dapat didengar oleh Valerie meskipun diucapkan dengan pelan oleh karyawan Logan.Semenjak dia menjadi cleaning service, para karyawan Logan tentu saja heboh. Mereka mengira Valerie datang hanya untuk mengantar Logan tapi siapa yang menduga, dia bekerja di perusahaan itu dan dia berada di posisi yang paling rendah di perusahaan itu.Valerie tidak memperdulikan omongan mereka. Dia melakukan pekerjaannya dengan serius bahkan dia membuatkan minuman untuk semua orang yang ada di perusahaan itu. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak canggung memerintahkan Valerie meskipun Valerie adalah istri dari bos mereka. Valerie adalah Cleaning service baru dan tak ada yang boleh melupakan hal itu.Logan memandangi Valerie dari balik kaca sebuah ruangan. Dia kira Valerie akan menyerah dan tak melakukan pekerjaannya akibat rasa malu tapi dia tak menduga Valerie melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.Wanita itu tak d
Valerie tidak bisa tidur. Dia sudah berusaha namun kedua matanya sulit terpejam. Dia tidak berani bergerak karena dia takut membangunkan Logan. Pria itu sedang memeluknya dari belakang, Valerie sangat berharap Logan melepaskan dirinya supaya dia dapat pergi.Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Segala perasaan yang dia rasakan setelah mereka menikah terasa begitu menyesakkan dada. Meski Logan tidak selalu memperlakukan dirinya dengan buruk, tapi ucapan yang dia lontarkan terkadang menyakiti hati.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut diiringi dengan pelukan erat yang diberikan oleh Logan.Valerie tersenyum pahit, sepertinya dia hanya seorang pengganti. Seharusnya dia tidak memperdulikan hal itu karena tidak ada perasaan di antara mereka berdua namun mendengar secara langsung pria yang dia nikahi memanggil nama wanita lain rasanya cukup menyedihkan.“Jangan pergi, Sovia!” permintaan itu terdengar menyedihkan. Sepertinya Logan begitu mencintai wanita bernama Sovia itu tapi kenapa dia j
Lagi-lagi Valerie mendapatkan pesan dari ayahnya. Apalagi jika bukan memintanya untuk berbicara kepada Logan supaya Logan mau memberikan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Padahal Valerie sudah menolak karena dia tahu apa yang akan diucapkan oleh Logan namun pesan yang dikirimkan ayahnya berisi begitu banyak permohonan serta bujukan supaya Valerie mau membicarakan hal itu dengan Logan.Rasanya jadi sedikit frustasi. Ayahnya benar-benar sulit diajak bicara. Yang ayahnya pikirkan hanya perusahaan saja. Dia tidak memikirkan apa yang akan Valerie dapatkan atas permintaannya itu.Valerie menyimpan ponselnya. Dia akan pura-pura tidak tahu dengan apa yang ayahnya inginkan. Lebih baik dia melakukan tugasnya daripada dia mendapatkan amarah dari Logan.“Kenapa begitu lama?” tanya Logan ketika Valerie baru kembali dengan sebuah handuk bersih.“Aku kesulitan menemukannya. Maaf,” dusta Valerie.“Lain kali, perhatikan semua barang dengan benar agar hal ini tidak terjadi lagi!”“Baiklah!” Valer
Lagi-lagi Logan memperhatikan Valerie dari balik jendela kaca yang berada di sebuah ruangan. Valerie tidak menyadari karena kaca itu memiliki sisi yang berbeda. Dia diperintahkan untuk membersihkan ruangan Logan dan semua itu harus bersih sebelum Logan kembali dari rapat, namun sesungguhnya pria itu telah kembali. Logan memperhatikan Valerie begitu lama. Sial, dia benci ini. Seharusnya dia tidak memperdulikan permintaan Valerie tapi dia jadi memikirkannya. Mereka hanya ingin memeras dirinya, dia sangat tahu itu tapi gara-gara Valerie, dia jadi seperti orang bodoh. Valerie terlihat begitu lelah. Logan berusaha mengabaikannya agar tidak timbul perasaan iba di dalam hati. Dia tidak boleh lupa jika wanita itu hanyalah wadah yang diperlukan untuk melahirkan seorang pewaris bagi dirinya. “Sial!” Logan membawa kursi rodanya pergi, dia tidak mau melihat lagi. Dia lebih memilih berdiam diri di depan jendela namun pikirannya justru berada di mana-mana. Seharusnya dia tidak memikirkanny
Uang 50 ribu dolar sudah berada di tangan Valerie. Logan mengijinkannya pulang ke rumah ayahnya untuk memberikan uang itu setelah pulang kerja. Dia tidak mengantar Valerie, dia membiarkan istrinya pulang sendiri karena dia tidak mau berbasa basi lagi dengan ayah mertuanya.Kepulangannya tentu akan dijadikan kesempatan bagi Valerie untuk berbicara dengan ayahnya. Ini terakhir kali dia dapat membantu ayahnya dan setelah ini dia harap ayahnya meminta bantuan kepada kedua saudara perempuannya.Kepulangannya disambut dengan baik oleh ayahnya karena dia tahu Valerie membawa uang yang dia inginkan. Walau di luar harapan tetapi uang itu cukup untuk mengembangkan bisnisnya yang baru.“Daddy tahu hanya kau saja yang bisa diandalkan, Valerie?”“Tidak perlu berbasa-basi, Dad. Ini akan menjadi terakhir kali aku membantu Daddy.”“Kenapa seperti itu, apa kau tidak peduli lagi dengan Daddy?” “Daddy yang tidak peduli denganku. Aku rela berkorban demi Leon juga demi perusahaan. Uang yang aku miliki ti
Valerie telah kembali ke rumah karena dia akan menjalani perawatan di rumah. Selama 1 bulan mereka akan memakai baby sitter untuk mengurus bayi mereka karena keadaan Valerie yang belum pulih total.Awalnya Valerie menolak tapi Logan tidak akan membiarkan istrinya terlalu lelah karena dia ingin istrinya segera pulih. Dia juga tidak memiliki pengalaman dalam mengurus bayi jadi dia tidak mau mengambil resiko apalagi putra dan putri mereka masih memerlukan perhatian darinya.Suara tangisan Evan terdengar yang menandakan jika dia sedang lapar. Sang pengasuh segera membawanya dan memberikannya pada Valerie. Logan meminta pengasuh itu untuk keluar karena dia ingin bersama dengan istri dan putranya.Paul dan Amanda tentu saja pergi ke sekolah. Mereka sempat menolak karena mereka tidak ingin meninggalkan adik mereka tapi setelah dibujuk, akhirnya kedua anak itu bersedia pergi.Valerie sedang menyusui putranya sedangkan Logan duduk di sisinya sambil melakukan pekerjaan. Dia jarang pergi ke ka
Adam telah mendengar kabar itu dari putranya. Dia segera pergi ke rumah sakit untuk menjenguk menantu dan cucu ketiganya. Dia menyempatkan diri membuatkan makanan sehat untuk menantunya agar keadaanya cepat pulih.karena Logan adalah putra satu-satunya yang dia miliki jadi dia begitu menyayangi Valerie. Dia juga begitu menyayangi cucu-cucunya dan sekarang dia sudah mendapatkan masa tua yang bahagia walaupun hubungan Logan dan Valerie sempat bermasalah.Beruntungnya Logan dapat memperbaiki hubungan dengan istrinya walau dia tidak tahu bagaimana caranya dia mengusir Sovia pergi. Tapi memang harus seperti itu. Bertahun-tahun Logan tidak pernah bersikap tegas pada Sovia tapi pada akhirnya dia dapat menyingkirkan mantan tak tahu dirinya itu.Kehadiran cucu ketiga benar-benar membuat kebahagiaan mereka semakin terasa sempurna. Hubungan baik yang mulai terjalin membuat semuanya jadi berubah. Ketika dia datang, rupanya ayah Valerie berada di sana. Sangat kebetulan, mereka dapat berbincang un
“Bagaimana dengan keadaan Mommy, Nenek? Apa adik bayi baik-baik saja?” Amanda bertanya pada sang nenek. Dia terlihat begitu takut dan mencemaskan ibu dan adik bayinya.Tadinya mereka ingin masuk ke dalam uang bersalin karena mereka ingin menemani Ibu mereka tapi sayangnya mereka tidak diizinkan. Amanda dan Paul tentu saja sedih padahal mereka ingin menyaksikan kelahiran adik bayi mereka.Ayah mereka menenangkan begitu juga nenek mereka. Logan jadi tidak bisa menyapa Ibu angkat Valerie karena keadaan yang tidak memungkinkan tapi beruntungnya Ibu angkat Valerie datang hari ini karena dia bisa menjaga anak-anak sebab dia harus menemani Valerie di ruang bersalin.“Apa Mommy akan lama berada di dalam sana?” Tanya Paul pula.“Tidak perlu khawatir, Ibu kalian akan baik-baik saja. Berdoalah supaya adik bayi kalian segera dilahirkan. Dengan begitu kalian bisa bertemu dengannya secepat mungkin dan berdoa pula supaya keadaan ibu kalian baik-baik saja.”“Nenek, apakah melahirkan itu sakit?” Amand
Perut Valerie sudah membesar karena kehamilannya telah menginjak usia sembilan bulan. Sebentar lagi dia akan melahirkan dan dia tidak sabar menantikan anak ketiganya.Tidak saja dia yang tidak sabar, putra dan putrinya adalah orang yang paling tidak sabar. Setiap saat, mereka selalu bertanya kapan adik mereka akan lahir. Mereka berdua telah mempersiapkan nama untuk adik mereka meski melalui perdebatan panjang.Adik mereka berjenis kelamin laki-laki, tentu saja mereka sangat senang walau ayah mereka sedikit kecewa karena yang dia inginkan adalah anak perempuan lagi. Dulu dia memang tidak menginginkannya tapi setelah ada Amanda, dia jadi ingin memiliki anak perempuan lagi.Anak-anak sedang pergi ke sekolah, sedangkan Logan ada urusan penting di kantor. Dia harus meninggalkan Valerie sebentar tapi dia telah meminta pelayannya untuk menjaga Valerie baik-baik dan segera mengambil tindakan jika terjadi sesuatu.Lagi pula dokter memprediksikan Valerie akan melahirkan dua minggu lagi jadi men
Kabar akan kehamilan Valerie tentu saja menjadi kabar paling membahagiakan bagi mereka. Kedua Kakak Valerie justru jadi iri dengannya karena mereka berdua belum juga dikaruniai anak sampai sekarang.Kabar bahagia itu pun telah disampaikan oleh Valerie pada ibu angkatnya. Sayangnya Ibu angkatnya tak bisa berkunjung karena dia sedang pulang ke Amerika tapi dia berjanji akan mengunjungi Valerie saat ada waktu.Paul dan Amanda menjaga Ibu mereka dengan begitu baik, begitu juga dengan Logan. Dia tidak tahu bagaimana ketika Valerie mengandung putra dan putrinya oleh karena itu dia tidak mau melewatkan perannya kali ini.Derap langkah kaki Putra dan putrinya terdengar yang menandakan jika mereka telah pulang dari sekolah. Valerie berada di dalam kamar untuk beristirahat. Kehamilan yang dialami terasa berbeda dan tidak seperti dulu karena kali ini dia enggan banyak bergerak.Dia lebih suka berbaring saja dan setiap kali melakukan sesuatu, dia justru merasa begitu lelah dan mudah terbawa emo
Valerie buru-buru kembali setelah mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia pergi untuk membeli sesuatu karena dia ingin memastikan keadaannya sebab sudah beberapa hari belakangan dia mengalami sakit kepala luar biasa.Keadaannya semakin memburuk saja dan dia pun semakin merasa tidak nyaman. Makanan yang dia makan pasti akan berakhir di kamar mandi. Dia menghabiskan waktunya begitu banyak dengan berbaring karena dia enggan melakukan sesuatu.Setiap kali dia hendak beranjak dari tempat tidur, dia pasti akan kembali berbaring karena sakit kepala yang tak dapat dia tahan. Pagi ini dia tak dapat melakukan apa pun sehingga Logan yang harus mengurus Paul dan Amanda.Rasanya jadi tak enak hati karena dia merepotkan suaminya tapi beruntungnya, Logan tidak keberatan dan bersedia mengurus Putra dan putri mereka terlebih dahulu walaupun dia juga harus pergi ke kantor.Valerie beristirahat cukup lama sambil memikirkan keadaannya. Dia pernah mengalami hal itu dan entah kenapa dia jadi curiga dengan
Sudah lama tidak berkumpul membuat Valerie menghabiskan waktu di rumah ayahnya cukup lama. Lagi pula dia tidak pernah melewatkan waktu seperti itu bersama dengan keluarganyaMeskipun sedikit terlambat tapi keluarganya benar-benar telah berubah dan yang pasti tidak ada yang mengungkit masalah uang. Itulah yang dia inginkan, dia ingin bersama dengan mereka tanpa membicarakan masalah seperti itu.Amanda yang tadinya takut sudah tidak terlihat takut lagi. Dia dan kakaknya bermain bersama dengan kedua bibinya yang begitu menyukai dirinya. Sayangnya mereka tidak tahu jika Valerie telah memiliki anak, jika mereka tahu maka mereka akan membelikan hadiah untuk Paul dan Amanda.“Sering-seringlah datang, Aunty akan membelikan mainan untuk kalian,” ucap salah satu Bibi mereka.“Kami harus pergi sekolah, Aunty,” Paul yang menjawab karena adiknya masih saja terlihat ragu dan takut.“Akhir pekan saja, Aunty akan membawa kalian jalan-jalan. Apa kalian mau?” Paul dan Amanda justru saling pandang setel
Hari itu hari minggu, Valerie mendapatkan telepon dari ayahnya. Dia diminta untuk pulang bersama dengan suaminya karena ayahnya ingin mereka makan malam bersama.Untuk pertama kali ayahnya melakukan hal itu. Rupanya tidak sia-sia apa yang dia lakukan kemarin karena dia bisa melihat ayahnya mulai sedikit berubah. Dia akan menjadikan itu sebagai kesempatan untuk memperkenalkan Paul dan Amanda kepada kakek mereka dan dia harap harap ayahnya benar-benar tidak lagi mengungkit masalah uang.“Mommy, kenapa Mommy tidak pernah memberitahu kami jika kami memiliki kakek?” Tanya Paul padanya.Ketika ibunya mengajak mereka untuk pergi mengunjungi kakek mereka, Paul dan Amanda cukup terkejut sebab mereka tidak pernah tahu jika mereka memiliki seorang kakek.“Maaf, Sayang. Bukannya tidak ingin memberitahu kalian tapi keadaan sedikit tidak mendukung oleh karena itulah Mommy belum bisa memberitahu jika kalian berdua masih memiliki seorang kakek,” seandainya ayahnya tidak berubah maka dia tidak akan p
Leon masih memohon kepada adiknya agar memaafkan dirinya. Dia berjanji akan membayar uang itu tapi dia meminta Valerie untuk melepaskan dirinya. Ayahnya pun memohon supaya putrinya berbaik hati dan memaafkan kakaknya. Permohonan mereka membuat Valerie harus menahan diri secara mati-matian karena sesungguhnya dia tidak tega. Dia dihadapkan dengan dilema padahal dia sudah bertekad tidak akan memberikan maaf supaya dia tidak diremehkan. “Aku tahu aku salah, Valerie. Memang tidak seharusnya aku memberikan nomor ponselmu pada pria itu tapi aku tergiur dengan uang yang dia tawarkan dan aku tidak tahu jika dia berniat mencelakai dirimu!” “Hentikan semua ini, Valerie. Kau harus memaafkan kakakmu. Biarkan dia berusaha membayar uang itu dan Daddy akan membantunya!” “Kapan dia akan melunasinya?” Valerie tidak memandangi ayah dan kakaknya. Dia melakukan itu supaya dia tidak memaafkan mereka dengan mudah. Logan pun hanya menjadi penonton karena dia ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh i