Udara semakin dingin karena salju turun semakin lebat. Logan tidak menyalakan penghangat ruangan yang membuat suhu kamar begitu dingin. Logan dan Valerie masih tidur karena waktu masih menunjukkan pukul tiga pagi.Beruntungnya Valerie sudah memakai bajunya karena dia baru saja melakukan kewajibannya. Dia juga menyelimuti tubuhnya sehingga tidak kedinginan tapi tidak dengan Logan.Pria itu mulai kedinginan, dia mencari kehangatan dengan memeluk Valerie yang membuat Valerie terbangun.“Hei, singkirkan tanganmu!” Valerie memukul lengan Logan tapi Logan justru semakin menariknya mendekat dan tanpa sadar sebuah nama diucapkan oleh dirinya.“Sovia,” nama itu terucap disertai dengan dekapan yang begitu erat seolah-olah Logan merindukan wanita yang baru saja dia panggil.Valerie diam membeku. Siapa? Dia sudah mendengar jika Logan pernah memiliki seorang tunangan namun hubungan mereka kandas karena Logan ditinggalkan. Apakah wanita yang bernama Sovia itu adalah mantan tunangan Logan?Lupakan.
Ponsel Valerie tak berhenti bergetar, tapi dia tidak berani menjawabnya. Dia sengaja menonaktifkan suaranya supaya Logan tidak mendengar jika ada orang yang menghubungi dirinya.Dia melakukannya karena dia tidak mau berdebat dengan Logan apalagi mereka sedang pergi ke rumah ayah Logan. Mereka berdua harus terlihat akur supaya tidak membuat curiga.Selama di perjalanan, mereka berdua tidak mengucapkan sepatah kata pun. Logan sudah seperti orang yang sakit gigi, begitu juga Valerie. Mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing meski Valerie lebih banyak termenung sedangkan Logan menyibukkan diri dengan pekerjaannya.Valerie menghela napas. Setelah mengunjungi ayah Logan, apa yang harus dia lakukan? Gara-gara Logan, dia harus kehilangan pekerjaannya meski dia belum memberikan surat pengunduran diri.Jika dia kembali memohon, apakah Logan akan berubah pikiran? Sepertinya tak ada salahnya dia mencoba.“Logan, mengenai pekerjaanku?”“Sudah aku katakan pergi ke kantor, kau akan mendapat
“Apakah Logan memperlakukan dirimu dengan baik?” pertanyaan ayah mertuanya membuat Valerie tersenyum. Logan memberikan lirikan tajam. Dia harap Valerie menjawab dengan benar dan tidak membuat ayahnya curiga. “Tentu saja, Dad. Logan memperlakukan aku dengan begitu baik. Dia begitu mencintai aku jadi Daddy tidak perlu khawatir karena hubungan kami baik-baik saja.” “Aku sangat senang mendengarnya. Aku khawatir jika Logan menikahimu bukan karena cinta.” “Dad. Kenapa kau berbicara seperti itu? Jika aku tidak mencintainya lalu untuk apa aku menikahinya?” “Aku hanya khawatir saja, Logan. Aku tahu di mana hatimu berada!” Logan mendapat tatapan tajam dari ayahnya. Dia harap Logan mencintai Valerie dengan tulus dan dia harap pernikahan mereka bukan sandiwara seperti yang dia khawatirkan karena dia tahu jika putranya masih sakit hati pada Sovia tapi dia juga masih menyimpan perasaannya pada Sovia. “Aku tidak suka membahas hal ini!” sendok dan garpu diletakkan dengan kasar. Logan memi
Menginap satu malam di rumah Ayah Logan cukup menyenangkan meski dipenuhi dengan perasaan was-was karena takut salah bicara. Meski singkat, Valerie dan ayah mertuanya memiliki hubungan yang akrab.Valerie diminta untuk datang lagi oleh ayah mertuanya namun Valerie meminta izin pada Logan di depan ayahnya. Dia tidak mau ada keributan nantinya jika tiba-tiba saja dia mengunjungi Ayah mertuanya.Logan tidak keberatan sama sekali. Dia memang tidak akan melarang namun Valerie harus datang bersama dengannya. Dia tidak mau ayahnya menginterogasi Valerie akan hubungan mereka.“Kau harus datang lagi,” Adam kembali mengucapkan perkataan itu meskipun dia telah memintanya.“Aku pasti akan datang, Dad,” melihat ayah mertuanya justru mengingatkan dirinya kepada ayahnya sendiri. Mungkin ayahnya juga akan kesepian setelah kedua kakaknya menikah nanti.“Dad, kami sudah hampir terlambat. Sebentar lagi aku ada rapat jadi aku harus segera pergi ke kantor!”“Kita belum membahas hal ini, Logan. Apa kau ak
“Bukankah itu istri presdir? Kenapa dia jadi cleaning service?” ucapan itu dapat didengar oleh Valerie meskipun diucapkan dengan pelan oleh karyawan Logan.Semenjak dia menjadi cleaning service, para karyawan Logan tentu saja heboh. Mereka mengira Valerie datang hanya untuk mengantar Logan tapi siapa yang menduga, dia bekerja di perusahaan itu dan dia berada di posisi yang paling rendah di perusahaan itu.Valerie tidak memperdulikan omongan mereka. Dia melakukan pekerjaannya dengan serius bahkan dia membuatkan minuman untuk semua orang yang ada di perusahaan itu. Mereka sudah mendapat perintah untuk tidak canggung memerintahkan Valerie meskipun Valerie adalah istri dari bos mereka. Valerie adalah Cleaning service baru dan tak ada yang boleh melupakan hal itu.Logan memandangi Valerie dari balik kaca sebuah ruangan. Dia kira Valerie akan menyerah dan tak melakukan pekerjaannya akibat rasa malu tapi dia tak menduga Valerie melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.Wanita itu tak d
Valerie tidak bisa tidur. Dia sudah berusaha namun kedua matanya sulit terpejam. Dia tidak berani bergerak karena dia takut membangunkan Logan. Pria itu sedang memeluknya dari belakang, Valerie sangat berharap Logan melepaskan dirinya supaya dia dapat pergi.Dia membutuhkan waktu untuk menyendiri. Segala perasaan yang dia rasakan setelah mereka menikah terasa begitu menyesakkan dada. Meski Logan tidak selalu memperlakukan dirinya dengan buruk, tapi ucapan yang dia lontarkan terkadang menyakiti hati.“Sovia,” lagi-lagi nama itu disebut diiringi dengan pelukan erat yang diberikan oleh Logan.Valerie tersenyum pahit, sepertinya dia hanya seorang pengganti. Seharusnya dia tidak memperdulikan hal itu karena tidak ada perasaan di antara mereka berdua namun mendengar secara langsung pria yang dia nikahi memanggil nama wanita lain rasanya cukup menyedihkan.“Jangan pergi, Sovia!” permintaan itu terdengar menyedihkan. Sepertinya Logan begitu mencintai wanita bernama Sovia itu tapi kenapa dia j
Lagi-lagi Valerie mendapatkan pesan dari ayahnya. Apalagi jika bukan memintanya untuk berbicara kepada Logan supaya Logan mau memberikan suntikan dana untuk perusahaan mereka.Padahal Valerie sudah menolak karena dia tahu apa yang akan diucapkan oleh Logan namun pesan yang dikirimkan ayahnya berisi begitu banyak permohonan serta bujukan supaya Valerie mau membicarakan hal itu dengan Logan.Rasanya jadi sedikit frustasi. Ayahnya benar-benar sulit diajak bicara. Yang ayahnya pikirkan hanya perusahaan saja. Dia tidak memikirkan apa yang akan Valerie dapatkan atas permintaannya itu.Valerie menyimpan ponselnya. Dia akan pura-pura tidak tahu dengan apa yang ayahnya inginkan. Lebih baik dia melakukan tugasnya daripada dia mendapatkan amarah dari Logan.“Kenapa begitu lama?” tanya Logan ketika Valerie baru kembali dengan sebuah handuk bersih.“Aku kesulitan menemukannya. Maaf,” dusta Valerie.“Lain kali, perhatikan semua barang dengan benar agar hal ini tidak terjadi lagi!”“Baiklah!” Valer
Lagi-lagi Logan memperhatikan Valerie dari balik jendela kaca yang berada di sebuah ruangan. Valerie tidak menyadari karena kaca itu memiliki sisi yang berbeda. Dia diperintahkan untuk membersihkan ruangan Logan dan semua itu harus bersih sebelum Logan kembali dari rapat, namun sesungguhnya pria itu telah kembali. Logan memperhatikan Valerie begitu lama. Sial, dia benci ini. Seharusnya dia tidak memperdulikan permintaan Valerie tapi dia jadi memikirkannya. Mereka hanya ingin memeras dirinya, dia sangat tahu itu tapi gara-gara Valerie, dia jadi seperti orang bodoh. Valerie terlihat begitu lelah. Logan berusaha mengabaikannya agar tidak timbul perasaan iba di dalam hati. Dia tidak boleh lupa jika wanita itu hanyalah wadah yang diperlukan untuk melahirkan seorang pewaris bagi dirinya. “Sial!” Logan membawa kursi rodanya pergi, dia tidak mau melihat lagi. Dia lebih memilih berdiam diri di depan jendela namun pikirannya justru berada di mana-mana. Seharusnya dia tidak memikirkanny
Karena keadaannya membuat Logan melakukan pekerjaannya di rumah. Anak-anak sudah pergi ke sekolah, sedangkan Valerie membereskan barang-barang Putra dan putrinya yang baru diantarkan.Logan berada di dalam ruangan bersama dengan asistennya. Di dalam sana, dia membicarakan sesuatu yang tidak boleh istrinya tahu dan sebisa mungkin Valerie tidak boleh mendengar percakapan yang dia lakukan bersama dengan asistennya.“Apa kau sudah mencari tahu siapa orang yang telah menabrakku kemarin?” Itulah yang hendak dia cari tahu. Dia tidak mau istrinya mendengar apa yang sebenarnya terjadi karena Valerie pasti akan kembali ketakutan.“Kabarnya mereka adalah sekelompok penjahat, Sir. Mereka adalah buronan yang sedang dicari dan sekarang pihak berwajib sedang berusaha mengejar mereka.”“Buronan? Apa masalah buronan itu denganku sehingga dia ingin mencelakai aku?”“Sepertinya seseorang ingin membunuhmu, Sir!”“Benarkah?” Logan memandangi asisten pribadinya. Jadi ada yang ingin membunuhnya? Biar dia
Anak-anak sangat senang dengan kamar baru mereka. Barang-barang mereka telah dipindahkan, kali ini mereka akan menetap di rumah itu dan tidak akan pindah ke manapun lagi.Paul dan Amanda tentu saja tidak keberatan. Asalkan ada ibu mereka bersama jadi itu tidaklah menjadi soal untuk kedua anak itu. Lagi pula hubungan Paul dan Amanda dengan sang ayah sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.Semua berjalan begitu saja dan dengan perlahan, hubungan mereka membaik. Semua berjalan dengan lancar meski Amanda masih malu-malu pada ayahnya. Valerie yang tadinya ragu ingin memperbaiki hubungan mereka, sekarang justru memiliki tekad kuat untuk memperbaiki rumah tangga mereka walaupun banyak rintangan yang harus mereka lewati bersama.Malam itu, Ayah Logan memutuskan untuk menginap. Dia ingin menghabiskan waktu dengan sang cucu. Tidak saja menghabiskan waktu bersama dengan kedua cucunya, dia juga ingin Logan menghabiskan waktu lebih banyak bersama dengan istrinya.Mereka sedang makan malam bers
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, Logan meminta Valerie untuk tinggal di rumahnya. Kali ini Valerie tidak menolak karena dia juga takut keberadaan mereka telah diketahui oleh Andre. Mungkin saja tinggal di rumah Logan akan lebih aman.Sebisa mungkin dia ingin menjauhi bahaya agar Putra dan putrinya dapat hidup dengan nyaman. Belum genap satu bulan dia kembali, tapi masalah sudah datang dan menghantui mereka.Orang-orang dari masa lalu meneror tiada henti seolah-olah tidak mengizinkan mereka untuk bahagia. Apa yang harus dilakukan untuk menghentikan mereka?Sovia mungkin tidak akan datang mengganggu lagi setelah pukulan yang diberikan oleh Logan tapi yang paling berbahaya adalah Andre.Ambisi gila pria itu yang tak juga berhenti menjadi ancaman paling besar bagi hidup mereka. Apakah dia telah mengambil keputusan yang salah? Seandainya waktu itu dia tidak melarikan diri dari Andre, seandainya waktu itu dia memilih Andre, bukankah hal seperti ini tidak akan pernah terjadi?S
Paul dan Amanda sangat senang kakek mereka datang menjemput tapi kedatangan kakek mereka juga membuat kedua anak itu heran karena yang seharusnya datang adalah ibu mereka.Dua pengawal yang berjaga tampak begitu waspada. Mereka melihat sekitar dan menjaga Paul dan Amanda dengan baik. Melihat kedua pengawal itu membuat Adam cukup puas karena putranya telah mengambil tindakan untuk menjaga Putra dan putrinya.“Kakek, kenapa Kakek yang datang? Bukankah yang seharusnya yang menjemput kami adalah Mommy?” Tanya Paul padanya.“Ibumu tidak bisa datang karena ada urusan jadi Kakek yang datang. Kebetulan Kakek ingin tahu bagaimana sekolah kalian,” Adam melihat sekolah itu, agar Paul dan Amanda percaya dengannya.“Kenapa Mommy tidak bisa datang, kakek?” Amanda memegangi ujung baju kakeknya dan memandangi kakeknya.“Ibumu sibuk.”“Sibuk apa?” Kini Paul juga memandanginya. Adam jadi serba salah, dia tidak bisa menipu anak-anak.“Kakek, jangan berbohong,” mereka berdua seperti tahu jika sang kakek
Adam pergi menjemput kedua cucunya, sedangkan Valerie dan Logan akan kembali tapi mereka menunggu dokter yang baru saja memeriksa keadaan Logan. Dia harus mendapatkan beberapa obat untuk mengobati luka di kepala dan lengannya.Padahal dia diminta untuk beristirahat beberapa hari tapi Logan tidak mau karena dia tidak mau meninggalkan istri dan putra-putrinya di rumah. Dia tidak akan tenang selama berada di rumah sakit jadi dia lebih memilih pulang.Kabar akan kecelakaan yang dia alami olehnya telah didengar oleh Sovia. Dia datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Logan. Ini kesempatan bagi dirinya untuk menunjukkan jika dia peduli dengan Logan. Apa pun yang dialami oleh Logan, dia tidak akan meninggalkannya seperti dulu sekalipun Logan kembali mengalami kelumpuhan.Pintu yang dibuka dengan kasar secara tiba-tiba, mengejutkan Valerie dan Logan. Seolah tidak melihat keberadaan Valerie, Sovia berjalan masuk dan menghampiri Logan.“Apa yang terjadi denganmu, Logan? Apa kau baik-baik saj
Valerie memeluk suaminya dengan erat dan tak berhenti menangis. Adam memutuskan untuk keluar karena dia tidak ingin mengganggu waktu mereka berdua. Seperti yang Logan katakan, Valerie yang paling takut akan masalah itu. Dia dihantui perasaan takut sepanjang malam dan rupanya rasa takutnya terbukti karena keadaan suaminya saat ini. Meski dia belum mendengar bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi, tapi dia takut jika Andre yang melakukannya. “Jangan menangis, aku baik-baik saja,” Logan mengusap punggungnya, untuk menenangkan istrinya. “Apa yang sebenarnya terjadi, Logan? Kenapa kau mengalami kecelakaan? Apa pelakunya adalah orang-orang yang mencurigakan kemarin?” “Tidak, apa yang aku alami murni kecelakaan. Jangan berpikir buruk. Semua yang terjadi karena kelalaian sopir pribadiku.” “Bohong! Jangan berbohong untuk menutupi apa yang terjadi hanya supaya aku bersikap tenang!” “Aku tidak berbohong padamu, Valerie,” Logan mendekapnya erat. Dia bisa merasakan ketakutan yang dirasakan ol
Ponsel berdering tiada henti dan Valeri tak mendengarnya karena dia tertidur dengan pulas. Dia belum tahu apa yang terjadi dengan suaminya dan yang menghubunginya adalah Ayah mertuanya. Telepon di rumah pun tak berhenti berdering. Adam mencoba segala cara untuk memberitahu menantunya jika Logan berada di rumah sakit akibat kecelakaan yang dia alami. Lagi-lagi putranya harus mengalami hal itu dan kali ini sepertinya kecelakaan yang terjadi dilakukan dengan sengaja karena pelaku yang menabraknya langsung melarikan diri dan pelaku itu dikatakan telah mengintai Logan. Adam tak berhenti mencoba sampai Valerie terbangun. Ponsel yang ada di atas meja pun diambil. Valerie mengira itu dari suaminya tapi rupanya bukan meski begitu dia tetap menjawabnya. "Halo.""Valerie, akhirnya kau menjawab panggilan dariku," Ayah mertuanya terdengar cemas. "Ada apa, Dad?" Tiba-tiba firasat buruk kembali dia rasakan. "Logan baru saja mengalami kecelakaan setelah mengantarkan Paul dan Amanda.""Apa?" Val
Anak-anak sudah siap untuk pergi ke sekolah. Logan yang akan mengantar mereka. Dia meminta Valerie untuk beristirahat di rumah karena dia kurang tidur. Pagi ini dilewatkan dengan begitu menyenangkan, rasanya tidak ingin kebersamaan itu berakhir tapi mereka harus menyudahinya karena mereka memiliki kegiatan. Valerie tampak was-was, lagi-lagi rasa takut menghantui dirinya. Tak hentinya dia memandang keluar jendela untuk memastikan apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Melihat orang asing saja sudah membuatnya ketakutan. "Valerie," panggilan suaminya membuat Valerie berpaling. Logan menghampiri dirinya yang berdiri tidak jauh dari teras rumah. "Apa yang kau lakukan di luar? Apa kau menunggu seseorang?""Aku hanya memastikan keadaan saja, Logan. Aku takut orang-orang itu mengikuti kita sampai ke rumah!""Kau terlalu takut, Valerie. Kau lihat, tidak ada siapa pun di sekitar rumah kita," memang tidak ada siapa pun dan dia rasa Valeri sedikit berlebihan akan rasa takutnya. "Kau bena
Valerie masih tidur padahal anak-anak sudah akan pergi ke sekolah. Akibat rasa takut yang dia rasakan, membuatnya sulit tidur. Entah jam berapa dia tidur, yang pasti dia terlelap akibat rasa kantuk yang tak dapat dia tahan. Logan menggantikan dirinya membuat sarapan. Dia tidak akan mengganggu Valerie dan akan membiarkannya tidur sedikit lebih lama. Beruntungnya dia belajar memasak untuk mengisi waktu luang dan sekarang, dia sangat bersyukur melakukannya. "Mommy!" Anak-anak berteriak memanggil dan mencari keberadaan ibunya di dapur. "Sstt!" Logan meletakkan jari di bibirnya sebagai tanda agar mereka tidak berteriak sebab teriakan mereka bisa membangunkan Valerie. "Mommy di mana, Daddy?" Tanya Paul padanya. "Ibu kalian masih tidur. Jangan berteriak terlalu keras dan biarkan Ibu kalian tidur lebih lama.""Apa Mommy sakit?" Tanya putrinya pula. "Tidak, Mommy hanya kurang tidur saja.""Kami ingin melihat keadaan mommy!" Putra dan putrinya berlari pergi menuju kamar ibunya. "Hei, pel