Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar

Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-29
Oleh:  Backin_paradeBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
65Bab
310Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Sentuhannya membuat darahku mendidih." Bermula dari pesta lajang yang diadakan oleh teman-temannya untuk merayakan detik-detik terakhir sebelum pernikahannya, Nayra Yovanka Salim justru terjebak dalam malam terlarang bersama dengan seorang pria asing. Pernikahannya dengan putra konglomerat dari keluarga Wiratama terancam hancur ketika Damian Sylvester datang dan mengaku sebagai kakak dari calon suami Nayra. Malam yang singkat telah berubah menjadi petaka bagi masa depan pernikahan Nayra bersama Julian Wiratama. Ketika harta, takhta dan wanita lah yang diinginkan oleh Damian Sylvester, akankah pernikahan Nayra bisa diselamatkan?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1 : Malam Terlarang

Nayra membuka pintu ruang VIP di salah satu klub malam yang ia datangi dalam keadaan mabuk berat. Tubuhnya tersentak ke dalam seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya dari luar. Jatuh tersungkur di lantai, seseorang di luar menutup pintu.

Nayra lantas berdiri, sedikit limbung karena memang sedang mabuk berat. Pandangannya yang mengabur menemukan seorang pria dengan setelan jas duduk menyilangkan kaki.

"Ini orangnya?" gumam Nayra dalam hati.

Nayra berjalan sedikit sempoyongan mendekati tempat pria itu. Tapi ketika sudah dekat, tubuhnya ambruk ke sofa dan kepalanya jatuh di atas pangkuan pria dengan wajah datar yang terheran-heran itu.

"Saya tidak butuh jasa kamu," ujar pria itu, terdengar sangat dingin.

Sempat memejamkan matanya karena pusing, Nayra perlahan bangkit. Berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Tapi bahkan kesadarannya tak sampai lima puluh persen.

"Maaf, Mas... boleh pinjem bibirnya Mas sebentar?" ujar Nayra, terdengar seperti tengah meracau.

Nayra tiba-tiba meraih kedua bahu pria itu dan mendekat, tanpa ragu ia mencium pria asing di hadapannya dan membuat pria itu bergeming untuk sesaat.

Nayra menarik dirinya sesaat untuk berbicara. "Lima menit, setelah itu saya keluar."

Nayra tertunduk, satu tangannya memukul pelan kepalanya agar ia tetap sadar. Sedangkan pria itu meraih tas yang dibawa oleh Naira, ia mengambil dompet Nayra dan melihat kartu identitas dari wanita mabuk yang tengah menggodanya. Sebelah alis pria terangkat seperti menemukan sesuatu yang menarik. Ia kemudian melemparkan kartu identitas itu ke meja dan memandang wanita yang sepertinya akan segera pingsan itu.

Pria itu mengangkat dagu Nayra, memperhatikan paras cantik dengan pipi merah karena tengah mabuk.

"Wanita terhormat tidak seharusnya datang ke tempat ini. Kamu bilang lima menit? Saya bisa berikan satu malam untuk kamu."

Dengan mudahnya pria itu memindahkan Nayra ke pangkuannya. Menyingkirkan rambut yang menutupi sebagian wajah Nayra, pria itu lantas mendaratkan bibirnya yang sedikit terbuka pada bibir Nayra. Meraup bibir merah yang baru saja menggodanya. Dan Nayra langsung memberikan balasan yang setimpal.

Tangan Nayra bergerak lembut ke belakang leher pria itu. Tubuhnya bergerak perlahan mengikuti irama dari bibir mereka yang saling mencari celah untuk mengisi kekosongan. Dan lima menit yang diminta oleh Nayra berakhir. Namun, sayangnya ia justru tak bisa berhenti setelah lima menit berlalu.

Ciuman pria itu berhenti, bibirnya menyapu rahang Nayra, turun ke bawah mengarah ke leher. Membuat Nayra refleks mendongak dengan mata terpejam.

"Eungh..." Sebuah lenguhan kecil keluar dari mulut Nayra ketika ia merasakan gigi pria itu mendarat pada permukaan kulit lehernya. Refleks ia memeluk pria itu dengan erat.

Lima menit terabaikan ketika ia sudah terbuai di ambang batas kesadarannya. Jantungnya berdebar, darahnya seolah mendidih. Tapi anehnya ia menyukai sensasi itu. Rasa pertama yang pernah ia bayangkan dan kini ia rasakan secara nyata. Nayra melupakan alasan dan tujuannya datang untuk merayu pria matang yang bahkan tak ia ketahui siapa namanya dan semua itu bermula dari kesalahannya sendiri.

☆☆☆☆☆

Nayra terbangun di tempat ternyaman yang pernah singgahi. Bahkan pagi itu terasa lebih nyaman dibandingkan dengan kamarnya sendiri. Wajah Nayra mengernyit, ia langsung memegangi kepalanya saat masih merasakan pusing sisa semalam.

"Bisa-bisanya mereka buat aku kayak gini," gumam Nayra.

Menghela napas, Nayra tertegun ketika ia merasa ada sesuatu menempel pada perutnya. Padangan Nayra terjatuh, ia membuka selimut dan langsung tertegun ketika menemukan tangan seseorang memeluk perutnya. Terlebih lagi ia dalam keadaan tanpa busana. Detik itu juga sekelebat ingatan tentang kejadian semalam terlintas dalam benaknya. Ia langsung menutupi mulutnya menggunakan tangan.

Nayra mengingatnya dengan jelas, bagaimana ini semua dimulai. Bermula saat teman-temannya membuat pesat lajang untuk dirinya dan membuat permainan saat ia mabuk. Nayra harus mencium pria yang ia temui di ruangan sebelah selama lima menit. Tapi sayangnya Nayra justru melupakan waktu lima menit itu dan berakhir di sini.

"Aku udah—"

Nayra ingin berteriak. Namun, ia sendiri yang memulai semua ini dan bahkan ia ingat setiap detail kecil yang ia lakukan.

Nayra dengan hati-hati menyingkirkan tangan pria itu. Ia perlahan berbalik. Tapi netranya langsung membulat bersamaan tubuhnya yang tersentak ketika pria itu tiba-tiba menarik pinggangnya. Nayra melihatnya, tatapan dingin pria itu yang membuatnya tak berkedip untuk sesaat hingga sebuah ciuman mendarat pada bibirnya dan menyadarkannya. Nayra langsung mendorong pria itu menjauh. Ia hendak bangkit, tapi pria itu menahannya.

"Kamu siapa?" tegur Nayra.

"Kamu tidur tanpa tahu dengan siapa kamu tidur?" Pria itu balik bertanya, membuat Nayra kebingungan.

"Ini kesalahan, semalam saya mabuk."

"Dan sekarang kamu sudah sadar," timpal pria itu.

Nayra memaksa untuk bangkit, menyingkirkan tangan pria itu dan menahan selimut di dadanya.

"Saya minta maaf, ini di luar kendali saya."

Sebelah alis pria itu terangkat, merasa heran kenapa Nayra minta maaf padahal ia yang sudah merampas keperawanan wanita itu.

"Mari kita lupakan apa yang terjadi semalam dan hari ini. Sekalipun nanti kita bertemu lagi, kita akan tetap menjadi orang asing."

Pria itu tiba-tiba tersenyum lebar. Nayra akui jika pria itu cukup tampan dan manis, tapi tatapan dinginnya membuatnya terlihat angkuh. Nayra sempat terperangah sesaat.

"Tapi ini belum berakhir bagi saya," celetuk pria itu.

Tubuh Nayra tersentak ketika pria itu tiba-tiba menariknya sehingga ia jatuh di atas pria itu.

"Waktu yang saya habiskan dengan kamu, sepertinya terlalu singkat."

Nayra mendorong dada pria itu, berusaha untuk bangkit.

"Sepertinya anda salah paham. Sejak awal saya tidak punya niatan untuk menghabiskan malam dengan ini. Ini hanya kesalahan saya. Saya sudah minta maaf dan mari lupakan masalah ini."

"Kamu yang datang ke ruangan saya, kamu yang mencium saya dan kamu yang menikmati sentuhan saya. Sekarang kamu mengatakan bahwa ini hanyalah kesalahan sesaat. Tapi bagaimana jika kesalahan ini terus berlanjut?"

Nayra merasakannya, aura dominan yang dimiliki oleh pria itu. Hanya sekilas melihat, ia sudah tahu bahwa laki-laki itu sangat berbahaya. Nayra mendorong dada pria itu lebih kuat untuk bangkit, tapi tubuhnya justru dibanting ke ranjang. Pria itu mencengkram lengannya dengan kuat hingga menimbulkan rasa sakit.

"Semalam kamu sudah puas bermain-main, sekarang giliran saya."

Batin Nayra tersentak, ia hendak kabur tapi tentu saja pria itu tidak akan membiarkannya.

"Saya akan membiarkan masalah semalam karena itu juga kesalahan saya. Tapi jika kamu macam-macam sekarang, saya akan menuntut kamu dengan tuduhan pelecehan."

Pria itu tertawa kecil saat mendapatkan ancaman dari Nayra. "Silakan tuntut saya. Kita lihat siapa orang yang bisa memenjarakan saya."

Pria itu meraup bibir Nayra, menciumnya dengan agresif ketika mendapatkan penolakan dari Nayra. Tapi semakin kuat perlawanan Nayra, pria itu semakin menindih Nayra dan mengunci pergerakan Nayra.

Hanya butuh waktu satu menit sampai Nayra kehabisan napas. Ketika pria itu menjauhkan wajahnya, Nayra langsung menampar pria itu.

"Saya akan benar-benar menuntut kamu! Kamu pikir saya tidak bisa memenjarakan kamu!" Nayra berteriak.

"Silakan, lakukan setelah kamu keluar dari sini."

“Bajingan!” gumam Nayra.

Pria itu hendak kembali menyerang Nayra, tapi Nayra dengan panik menahan wajah pria itu.

"S-sebentar. Saya minta tolong, tolong... kita selesai sampai di sini. Saya akan segera menikah, saya punya calon suami. Tanggal pernikahan saya sudah ditentukan."

Pria itu justru tersenyum menyeringai dan mendatangkan mimpi buruk pada Nayra.

"Saya tahu, Nayra Yovankan Salim."

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
65 Bab
Bab 1 : Malam Terlarang
Nayra membuka pintu ruang VIP di salah satu klub malam yang ia datangi dalam keadaan mabuk berat. Tubuhnya tersentak ke dalam seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya dari luar. Jatuh tersungkur di lantai, seseorang di luar menutup pintu.Nayra lantas berdiri, sedikit limbung karena memang sedang mabuk berat. Pandangannya yang mengabur menemukan seorang pria dengan setelan jas duduk menyilangkan kaki."Ini orangnya?" gumam Nayra dalam hati.Nayra berjalan sedikit sempoyongan mendekati tempat pria itu. Tapi ketika sudah dekat, tubuhnya ambruk ke sofa dan kepalanya jatuh di atas pangkuan pria dengan wajah datar yang terheran-heran itu."Saya tidak butuh jasa kamu," ujar pria itu, terdengar sangat dingin.Sempat memejamkan matanya karena pusing, Nayra perlahan bangkit. Berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Tapi bahkan kesadarannya tak sampai lima puluh persen."Maaf, Mas... boleh pinjem bibirnya Mas sebentar?" ujar Nayra, terdengar seperti tengah meracau.Nayra tiba-tiba meraih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya
Bab 2 : Gaun Pengantin Yang Dicuri
Satu bulan kemudian."Hai, Tante." Evelyn, sepupu Nayra datang berkunjung."Hai, Lyn. Mau ketemu Nayra?" Ibu Nayra balik menegur.Evelyn mengangguk. "Nayra masih belum bangun, Tante?""Belum keluar dari kamar, sejak kemarin dia males-malesan di kamar.""Ya udah, kalau gitu aku susulin ke kamar dulu."Evelyn kemudian bergegas ke kamar Nayra. Saat masuk, Evelyn menemukan Nayra yang masih bergumul dengan selimut."Ya ampun," gumam Evelyn tak percaya."Nay, Nayra. Ini udah jam berapa? Kok belum bangun? Nayra!" Evelyn beberapa kali memukul kaki Nayra."Lyn? Ngapain ke sini?" tegur Nayra dengan malas."Jangan bilang kamu lupa. Gaun buat nikahan kamu udah selesai, kita udah janji mau ke sana hari ini.""Kamu aja yang lihatin. Lagian ukurannya udah pas juga, kan.""Acaranya itu bentar lagi. Masa kamu yang nikah tapi aku yang cobain gaun kamu. Buruan, kamu bangun sekarang. Aku tungguin. Apa perlu aku mandiin sekalian?"Nayra mengangguk kepala dan bangkit. Tapi ia justru meraih bantal dan memel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya
Bab 3 : Tamu Tak Terduga
"Gaun tadi buat kamu aja."Evelyn kaget. "Maksud, Mas Julian? Kan yang mau menikah sama Mas Julian itu Nayra. Kok gaunnya buat aku?""Nayra katanya nggak suka. Itu buat kamu aja, Nayra biar buat yang baru."Evelyn terperangah. Gaun itu adalah rancangan khusus yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi seorang Julian Wiratama membuang gaun berharga itu begitu saja hanya karena alasan yang menurut Evelyn cukup berlebihan meski pada nyatanya Nayra tidak mengatakan apapun tentang gaun itu. Itu hanya inisiatif Julian karena tidak ingin calon pengantinnya mengenakan gaun bekas orang lain.•••••Julian tiba di rumah Nayra. Ia menghampiri Nayra yang kala itu berada di ruang keluarga."Sayang, katanya kamu sakit?"Julian langsung duduk di samping Nayra. "Sekarang gimana keadaan kamu?""Aku nggak sakit kok, cuma agak kurang enak badan aja. Kerjaan kamu udah beres?"Julian mengangguk. "Soal yang di butik tadi, aku ngasih gaun itu ke Evelyn."Nayra yang mendengarnya kaget. Tentu saja ia tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Bab 4 : Anak Buangan
"Damian?"Semua orang serempak memandang pria yang baru saja tiba, tapi Nayra langsung memandang Julian dengan tatapan kaget."Damian?" gumam Nayra dalam hati. "Julian kenal orang ini?"Ayah dan ibu Julian pun langsung berdiri dengan tatapan kaget."Damian?" tegur Suganda. "Kamu ada di sini?"Laki-laki pincang bernama Damian itu berjalan mendekat dengan senyum tipisnya."Saya dengar keluarga Wiratama mengadakan makan malam di sini, saya hanya datang untuk menyapa. Bagaimana kabar, Papa?"Nayra dan keluarganya tampak kaget, Evelyn dan ibu Nayra pun ikut berdiri."Papa?" gumam Nayra tak percaya, ia kemudian bertemu pandang dengan Damian.Suganda terlihat bingung ketika melihat putra sulungnya tiba-tiba muncul di sana setelah bertahun-tahun tak ada kabar karena sejak kecil Damian tinggal di Australia bersama kakek dari pihak ibu dan sejak itu Suganda tak menerima kabar apapun dari putra sulungnya."Mas Suganda, Julian masih punya saudara?" tegur ibu Nayra."Benar, ini putra sulung saya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Bab 5 : Pertemuan Kedua
"Lyn, kamu antar mama pulang ya," ujar Nayra setelah keluarga Julian pergi."Memangnya kamu mau ke mana?""Aku ada janji sama orang."Sebelah alis Evelyn terangkat. "Siapa?""Ada, kamu nggak kenal. Titip mama ya."Evelyn mengangguk meski ia cukup penasaran. "Ya udah, kamu hati-hati. Aku sama tante balik duluan."Setelah Evelyn dan ibunya pergi, Nayra menghela napas berat. Ia berbalik, kembali ke dalam hotel. Dari mobil yang belum jauh, Evelyn melihat Nayra memasuki hotel melalui spion mobilnya."Ngapain dia balik ke hotel?" tanya Evelyn dalam hati.Nayra sampai di lantai 21, ia berjalan di lorong depan kamar sembari mencari kamar yang ia tuju. Kamar 2079, Nayra menemukan kamar yang ia cari. Sedikit ragu, Nayra kemudian membuka kunci kamar menggunakan kartu yang sebelumnya diberikan oleh Damian.Kunci terbuka, Nayra mendorong pintu dan berjalan masuk. Kala itu Damian duduk menyilangkan kaki di tepi ranjang dengan tangan yang memegang gelas kaca berisi air berwarna gelap. Laki-laki itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya
Bab 6 : Obsesi Sang Psikopat
Damian menghampiri Nayra dan langsung menarik tangan wanita itu."Sekali lagi, kamu yang datang ke tempat saya.""Saya calon adik ipar kamu.""Silakan kamu menikah dengan Julian, itu bukan urusan saya."Ingin rasanya Nayra melakukan sesuatu pada wajah Damian yang arogan itu. Tapi kini tangannya justru gemetar karena ketakutan."Apa mau kamu sebenarnya? Kita tidak pernah saling kenal sebelumnya.""Saya? Saya hanya ingin mengambil milik saya.""Saya bukan milik kamu!" tandas Nayra."Tapi tubuh kamu milik saya.""Psikopat gila!"Nayra menepis kasar tangan Damian. Tangan Damian kemudian merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang di hadapan Nayra. Nayra tak peduli, ia membuka pintu dengan kasar."Julian..."Pergerakan Nayra terhenti, ia menoleh ke tempat Damian."Ini saya..."Damian tersenyum tipis seolah tengah ingin mengejek Nayra. "Saya hanya ingin bilang—"Ucapan Damian terhenti ketika Nayra kembali menutup pintu dan mendekatinya. Damian kemudian mencondongkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya
Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama
Damian menunduk dan memegangi kepalanya. Darah yang mengalir di sela tangannya kemudian menetes pada kasur. Nayra kemudian memberanikan diri untuk menyentuh bahu pria itu."D-Damian?""Kamu benar-benar berniat membunuh saya?"Nayra menggeleng. "S-saya antar kamu ke rumah sakit."Nayra bangkit, sedikit ketakutan. Ia meraih kunci mobil di atas nakas dan kemeja di tepi ranjang yang kemudian ia gunakan untuk menutupi punggung Damian. Tiba-tiba menjadi linglung, Nayra melewatkan kesempatan untuk melarikan diri.••••Nayra berjalan beberapa langkah di belakang Damian. Tak ada luka yang serius, Damian memutuskan untuk pulang setelah menerima sedikit perawatan untuk kepalanya.Sekali lagi pandangan Nayra tertuju pada kaki Damian yang cacat. Karena tak sempat membawakan tongkat Damian, kini pria itu terlihat kesulitan untuk berjalan. Terlepas dari perbuatan jahat Damian, Nayra masih bisa merasa iba dengan calon kakak iparnya tersebut. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Nayra kemudian mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya
Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal
Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya."Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya."Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya
Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan
Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya
Bab 10 : Alasan Kepulangannya
Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status