"Sentuhannya membuat darahku mendidih." Bermula dari pesta lajang yang diadakan oleh teman-temannya untuk merayakan detik-detik terakhir sebelum pernikahannya, Nayra Yovanka Salim justru terjebak dalam malam terlarang bersama dengan seorang pria asing. Pernikahannya dengan putra konglomerat dari keluarga Wiratama terancam hancur ketika Damian Sylvester datang dan mengaku sebagai kakak dari calon suami Nayra. Malam yang singkat telah berubah menjadi petaka bagi masa depan pernikahan Nayra bersama Julian Wiratama. Ketika harta, takhta dan wanita lah yang diinginkan oleh Damian Sylvester, akankah pernikahan Nayra bisa diselamatkan?
Lihat lebih banyakSagara membuka pintu kamar dan menemukan Sahira masih terjaga."Belum tidur?""Aku nunggu kamu, Pa."Sebelah alis Sagara terangkat. "Mau bicara sesuatu?"Sahira mengangguk. "Kamu mandi dulu, aku tunggu. Aku udah siapin baju ganti di kamar mandi."Merasa cukup penasaran, Sagara pun bergegas mandi. Kurang dari sepuluh menit Sagara sudah keluar dan sudah mengenakan baju tidur."Kamu mau bicara apa?" Sagara naik ke ranjang menyusul Sahira."Soal Rasya.""Kenapa sama Rasya? Dia mau tanggal pernikahan diundur.""Bukan itu. Valerie, kan liburan ke Batam.""Terus?""Dia ketemu Lira... staycation dengan laki-laki lain."Dahi Sagara mengernyit. "Lira? Lira ada di Batam dengan laki-laki lain? Bukan anak kita?""Kayaknya Valerie sempat berantem sama Lira di Batam. Tadi dia itu datang langsung ngamuk-ngamuk.""Kok bisa-bisanya Lira liburan sama laki-laki lain padahal sebentar lagi akan menikah. Sebentar, handphone papa mana. Biar papa labrak bapaknya!"Sagara bangkit, buru-buru mencari ponselnya u
"Bu Santi.""Iya, Pak?"Rasya menghampiri Bu Santi yang kala itu tengah membersihkan ruang tamu."Saya mau bicara sebentar.""Iya, Pak. Mau bicara apa?""Tentang orang yang mau menggantikan Bu Santi di sini.""Keeyara, Pak?"Rasya mengangguk. "Saya dengar dari Pak Sandy, kalau saya sendiri nggak masalah asal anaknya bisa melakukan pekerjaan rumah.""Pak Rasya tenang saja, Keeyara udah terbiasa dengan pekerjaan rumah dari kecil. Alasan kenapa saya mengajukan Keeyara itu karena saya kasian, Pak. Dia masih remaja tapi harus bantu-bantu di kebun. Kalau bekerja di sini, kan lebih mudah. Nanti dia bisa bayar uang sekolah dengan uangnya sendiri. Saya jamin Keeyara nggak akan merepotkan Pak Rasya.""Kalau memang dari Bu Santi bilang begitu, saya nggak keberatan."Bu Santi tampak sumringah. "Terima kasih loh, Pak. Jadi Keeyara bisa mulai bekerja di sini kapan, Pak?""Itu terserah Bu Santi saja. Tapi kalau saya akan mulai pindah ke sini minggu-minggu ini.""Baik, Pak. Nanti saya kasih tahu anak
Xander meninggalkan ruang kerja Athena untuk bermain kala ibunya tengah bekerja. Dengan sebuah balon yang diikat pada tali, Xander berlari mengelilingi lantai dua dari bangunan galeri seni tersebut. Karena pada hari-hari biasa seperti ini tidak banyak orang yang berkunjung, Xander bisa bermain dengan bebas. Meski usianya baru dua tahun, Xander termasuk anak yang patuh. Ia dilarang menyentuh barang-barang yang dipajang di sana dan bocah itu menuruti ucapan ibunya. Bocah itu pun hanya akan berputar-putar di lantai dua. Saat tengah berlari, Xander tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Balon yang ia bawa pun terlepas dari tangannya dan terbang. "Balon..." ujar Xander. Xander bangkit dan mengejar balonnya yang terbang. Tapi karena terlalu fokus, ia tak sengaja menabrak kaki seseorang yang tengah melihat salah satu lukisan. Xander menatap dengan takut-takut, ia meremas tangannya sendiri dengan kaki yang bergerak kecil. Sedangkan Devan, pria yang baru saja ditabrak oleh Xander meman
"Psikopat," celetuk Nayra, mengambil alih perhatian si Agen 1 yang terlihat sedikit resah meski ia tampak tenang. "Lo pikir lo jadi orang yang penting di sini?" ujar pria itu. "Jelas bukan, sejak awal kalian berniat menghancurkan suami saya. Sekarang atau bahkan dua puluh satu yang lalu, tujuan kalian sama. Segitu besarnya keinginan kalian untuk mengambil alih Wiratama Group sampai-sampai nyawa orang lain tidak ada harganya lagi." "Jalang ini pinter ngomong juga," gumam pria itu. "Wiratama Group... sepertinya itu menjadi impian kalian. Jadi kamu dengarkan baik-baik. Mulai dari sekarang, saya akan menghancurkan impian kalian. Saya pastikan, Wiratama Group akan menjadi penebusan dari pengorbanan suami saya." "Nyonya Muda itu ternyata keren juga ya, Bos," celetuk si Agen 2. Si Agen 1 tak menyahut, ia tak mengalihkan pandangannya dari Nayra, tak pernah sedetik pun seolah menjaga keselamatan Nayra adalah prioritas utamanya saat ini. "Anda memanggil saya ke sini, itu berarti an
Athena tiba di hotel dan segera membuat reservasi. Menolak untuk diantar oleh pegawai hotel, Athena bergegas ke kamarnya sendiri. Pintu lift hampir tertutup ketika ia datang, tapi seorang pria yang berada di dalam lift dengan segera menahan pintu. "Terima kasih," ujar Athena setelah masuk. Athena kemudian menekan tombol tujuh yang menjadi tempat tujuannya. Mengeluarkan ponselnya, Athena segera memberi kabar pada Aryan jika ia sudah tiba. Lift berhenti dan pintu terbuka. Athena yang masih sibuk dengan ponselnya langsung menggeret kopernya keluar. Namun, ia salah pijakan sehingga tubuhnya limbung. Beruntung pria di belakangnya langsung menahan lengannya. Tapi tas kecil dan ponsel yang dibawa oleh Athena jatuh. Begitu pun dengan ponsel pria itu. Dengan sedikit panik Athena langsung menegakkan tubuhnya. "Maaf, saya kurang hati-hati." Athena langsung memunguti barangnya, begitu juga dengan kartu akses masuk kamarnya yang ikut terjatuh. "Saya permisi." Tak lupa berpamitan pada pria y
Sebuah tangan meraih ponsel yang berada di dalam laci. Sejenak jarinya bergerak di atas layar, menelusuri daftar kontak hingga ia menemukan kontak bernama 'Administrator'. Sebuah panggilan dilakukan. Tangannya terangkat, mendekatkan ponsel itu ke telinga. Tiga minggu sejak insiden kecelakaan, kini Nayra sudah bisa beraktivitas dengan normal. Tapi Damian justru masih berbaring di ranjang dalam keadaan tak sadarkan diri. Setelah bertanya pada John dan mengetahui sedikit identitas dari sang administrator, Nayra mencoba untuk menghubungi orang itu. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi meski saat ini sang sopir truk tengah menjadi buronan polisi. Nayra tak bisa sepenuhnya percaya pada polisi terlebih mereka terkesan tak acuh pada kasusnya. Telepon tersambung dan orang di seberang langsung menyahut. "Masih hidup?" Sebuah pertanyaan yang terdengar sarkas, suara orang itu terdengar masih muda. "Mari kita bertemu," ujar Nayra tanpa basi-basi. "Siapa?" "Istri Damian Sylvester. Saya
Nayra turun kala langit sore mulai membentang. Akan tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Julian berjalan naik. Tak ingin menghindar, Nayra tetap berdiri di tempatnya, membiarkan Julian yang melewatinya. Tapi Julian justru berhenti tepat di sampingnya. "Gimana kabar kamu, Nayra?" tegur Julian, terlihat sangat suram. Nayra mengangguk. "Baik." "Kamu bahagia? Dengan pernikahan kamu?" Nayra kembali mengangguk. Julian tersenyum tipis. "Sepertinya memang cuma aku yang nggak bisa bahagia. Aku pikir bisa membalas kamu setelah menikahi Evelyn. Tapi ternyata Evelyn justru penipu. Jujur, aku menyesal usah melepaskan kamu." "Kamu bisa berhenti bicara tentang masa lalu," sahut Nayra. "Aku tahu aku salah. Tapi kesalahan yang aku perbuat itu karena aku putus asa. Setiap hari, penyesalan ini semakin menyiksa. Aku sadar kalau aku belum siap untuk melepaskan kamu." Nayra bungkam, merasa ucapan Julian konyol. Tapi jika saja ia tidak tahu keburukan Julian sebelumnya, ia pasti akan
Julian duduk termenung di dekat kolam sembari menikmati sebatang rokok. Sebenarnya ia bukan perokok, tapi situasi ini membuatnya frustasi sehingga membutuhkan pelampiasan. Julian tiba-tiba tersenyum tak percaya ketika memikirkan situasi yang terjadi saat ini. "Bajingan itu," gumam Julian. Julian mengedarkan pandangannya dan tak sengaja menemukan Nayra yang berjalan seorang diri. Dari balik kaca transparan, Julian memperhatikan Nayra dengan intens. Tentu saja masih ada sedikit penyesalan di hatinya untuk wanita itu. Bertahun-tahun ia menjaga Nayra, tapi wanitanya justru dirusak oleh orang lain. "Sial, dia masih terlihat cantik," gumam Julian. Nayra berjalan menjauh. Seolah masih belum cukup untuk memandangi Nayra, Julian justru melangkahkan kakinya mengikuti arah yang dituju oleh Nayra. Julian tiba di ambang pintu dapur. Satu langkah ia ambil dan ia bisa melihat Nayra berdiri di balik meja. Tak begitu lama memandangi mantan istrinya yang kini sudah berstatus sebagai kakak iparnya,
"Mama! Mama!!!" Julian berteriak saat memasuki rumah, membuat Veronica datang dengan langkah terburu-buru. "Julian, ada apa?" "Papa benar-benar keterlaluan, Ma! Keterlaluan!" Julian kembali berteriak melampiaskan amarahnya. "Ceritakan ke mama, ada apa sebenarnya?" "Di kantor, Ma. Papa tadi mengumumkan kalau Damian naik jabatan menjadi Wakil Presdir!" Veronica terperangah. "Gila, kan, Ma! Setelah rumah, sekarang perusahaan. Sekalian aja kasih semuanya ke orang cacat itu. Aku jadi kayak nggak guna. Padahal aku yang udah bantuin papa selama ini. Tapi aku nggak dianggap sama sekali." "Itu hanya pemikiran kamu," Suganda menyahut dari belakang. Ia menghampiri anak serta istrinya. "Mas, kamu jangan keterlaluan. Dulu kamu menelantarkan Damian, tapi kenapa sekarang justru kamu sanjung-sanjung seolah-olah kamu hanya punya satu anak." "Itu tidak benar. Papa punya alasan atas tindakan papa." "Alasan apa, Pa? Alasan karena Papa kasihan dengan anak Papa itu?" sarkas Julian. "Jika papa t
Nayra membuka pintu ruang VIP di salah satu klub malam yang ia datangi dalam keadaan mabuk berat. Tubuhnya tersentak ke dalam seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya dari luar. Jatuh tersungkur di lantai, seseorang di luar menutup pintu.Nayra lantas berdiri, sedikit limbung karena memang sedang mabuk berat. Pandangannya yang mengabur menemukan seorang pria dengan setelan jas duduk menyilangkan kaki."Ini orangnya?" gumam Nayra dalam hati.Nayra berjalan sedikit sempoyongan mendekati tempat pria itu. Tapi ketika sudah dekat, tubuhnya ambruk ke sofa dan kepalanya jatuh di atas pangkuan pria dengan wajah datar yang terheran-heran itu."Saya tidak butuh jasa kamu," ujar pria itu, terdengar sangat dingin.Sempat memejamkan matanya karena pusing, Nayra perlahan bangkit. Berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Tapi bahkan kesadarannya tak sampai lima puluh persen."Maaf, Mas... boleh pinjem bibirnya Mas sebentar?" ujar Nayra, terdengar seperti tengah meracau.Nayra tiba-tiba meraih ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen