Home / Romansa / Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar / Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

Share

Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

Author: Backin_parade
last update Last Updated: 2025-02-04 20:23:25

Damian menunduk dan memegangi kepalanya. Darah yang mengalir di sela tangannya kemudian menetes pada kasur. Nayra kemudian memberanikan diri untuk menyentuh bahu pria itu.

"D-Damian?"

"Kamu benar-benar berniat membunuh saya?"

Nayra menggeleng. "S-saya antar kamu ke rumah sakit."

Nayra bangkit, sedikit ketakutan. Ia meraih kunci mobil di atas nakas dan kemeja di tepi ranjang yang kemudian ia gunakan untuk menutupi punggung Damian. Tiba-tiba menjadi linglung, Nayra melewatkan kesempatan untuk melarikan diri.

••••

Nayra berjalan beberapa langkah di belakang Damian. Tak ada luka yang serius, Damian memutuskan untuk pulang setelah menerima sedikit perawatan untuk kepalanya.

Sekali lagi pandangan Nayra tertuju pada kaki Damian yang cacat. Karena tak sempat membawakan tongkat Damian, kini pria itu terlihat kesulitan untuk berjalan. Terlepas dari perbuatan jahat Damian, Nayra masih bisa merasa iba dengan calon kakak iparnya tersebut. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Nayra kemudian mendekati Damian.

"Perlu saya bantu?"

Langkah Damian terhenti. Namun, ia terdiam sejenak sembari memandang Nayra. Ia tidak terkejut, ia sudah hafal dengan tatapan iba Nayra saat ini.

"Kamu bersedia menjadi satu kaki saya?"

"Hanya sampai ke mobil."

Nayra kemudian berdiri di samping Damian dan dengan ragu memegang lengan Damian. Tampak tak acuh, Damian kemudian kembali melangkahkan kakinya.

Tiba di parkiran bawah tanah hotel, Nayra yang sebelumnya mengemudikan mobil milik Damian pun turun lalu membukakan pintu untuk Damian.

"Saya mengantar sampai di sini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, tolong lupakan pertemuan hari ini dan sebelumnya."

Saat Nayra hendak melangkah pergi, Damian menahan tangan Nayra dan secepat kilat menarik Nayra hingga masuk ke dalam mobil dan jatuh ke atas pangkuannya. Nayra bergegas meraih pintu, tapi Damian justru mengangkat tubuhnya menjauh dari pintu dan langsung menutup pintu. Nayra kemudian langsung turun dari pangkuan Damian, hendak turun dari pintu yang lain. Namun, Damian langsung menarik bahunya hingga ia berbalik. Tubuh Nayra membeku sesaat saat Damian menarik keras pinggangnya.

"Kamu terlalu keras kepala." Damian melayangkan sebuah komentar.

Nayra mengerjap, ia melihatnya dengan jelas. Tatapan tajam yang menusuk dan menciptakan perasaan takut di hatinya.

"Apa mau kamu yang sebenarnya?" Nayra berusaha bertanya di tengah perasaan takut yang semakin kuat itu.

"Kamu yakin bisa mengabulkan jika saya mengatakan apa keinginan saya?"

"Bertanya bukan berarti saya akan mengabulkan harapan kamu. Tapi harapan saya... kamu menghilang dari hidup saya."

Damian tertawa kecil. "Menghilang?"

"Pertemuan kita adalah kesalahan dan itu salah saya, saya sudah minta maaf dan urusan kita selesai."

"Tidak akan selesai semudah itu."

Dengan kedua tangannya, Damian kembali memindahkan Nayra ke atas pangkuannya dalam posisi duduk menyamping. Akan tetapi Nayra sempat mengaduh saat kepalanya tak sengaja terbentur atap mobil. Melihat hal itu membuat Damian tersenyum kecil dan mengusap kepala Nayra.

"Yang saya inginkan ada di sini, di hadapan saya," ujar Damian.

Perhatian Nayra teralihkan oleh kedatangan mobil yang parkir tepat di seberang tempat mereka. Wajah Nayra mengernyit, menyadari bahwa mobil itu tampak tak asing.

"Julian?" gumam Nayra.

Damian menoleh ke belakang, melihat Julian yang sudah tiba karena panggilannya.

Nayra hendak turun, tapi Damian langsung merengkuh pinggangnya dengan kuat.

"Lepaskan saya atau saya akan teriak!"

Damian tiba-tiba tersenyum, dengan satu tangannya ia menarik satu sisi gaun yang dikenakan oleh Nayra hingga robek dan memperlihatkan salah satu bahu Nayra. Sebelum Nayra bereaksi, Damian langsung menerjang bibir Nayra. Melumatnya dengan kasar, meraupnya dengan terburu-buru ketika pemberontakan Nayra datang. Dan ketika Nayra berhasil mendorong Damian, wanita itu langsung menampar wajah Damian dengan keras.

"Kamu berani keluar dengan keadaan seperti ini? Bagaimana tanggapan calon suami kamu jika melihat kamu turun dari mobil saya dalam keadaan setengah telanjang?"

Nayra langsung menarik gaunnya yang sobek untuk menutupi pundaknya.

"Bajingan..." lirih Nayra.

Damian mengambil ponsenya dan menghubungi seseorang. Di luar, Julian yang berdiri di samping mobil mengeluarkan ponselnya dan menerima panggilan.

"Tunggu di sana, saya memiliki urusan untuk diselesaikan."

Nayra menatap tak percaya setelah melihat siapa yang baru saja berbicara dengan Damian. Tapi rasa terkejutnya disambut senyuman tipis oleh Damian.

"Saya yang panggil dia ke sini," ujar Damian.

"Psikopat!" gumam Nayra.

"Kamu tinggal pilih, keluar sekarang dan biarkan saya membunuh Julian atau tetap di sini dan saya akan melepaskan Julian. Kamu bebas memilih."

Tangan Nayra terkepal, hanya dari ucapan Damian ia bisa mengerti tujuan Damian yang sebenarnya.

"Kamu sakit hati dengan keluarga kamu karena kamu merasa dibuang, kamu merasa bahwa Julian sudah mengambil semuanya dari kamu. Kamu ingin balas dendam, itu sebabnya kamu menggunakan saya untuk menghancurkan Julian?"

"Seberapa istimewanya kamu untuk bajingan itu... mari kita lihat."

Damian kembali menerjang bibir Nayra, tapi Nayra langsung mendorong dan menampar wajah Damian. Akan tetapi pukulannya kali ini mengenai luka di kepala Damian hingga darah kembali keluar dan menyusuri bagian samping wajah pria itu.

Damian membuka pintu dan langsung menarik perhatian Julian. Nayra yang tidak takut jika Julian melihatnya pun refleks menunduk sembari memegang pundak Damian.

"Ini kesempatan terakhir kamu untuk melarikan diri."

Nayra bergeming. Bagaimana mungkin ia berani keluar jika ada Julian di sana.

"Ini yang terakhir," gumam Nayra dalam hati.

Sebuah seringai muncul di wajah Damian, pintu tertutup, menelan kesempatan terakhir yang didapatkan oleh Nayra. Damian mendorong Nayra ke samping, menyudutkan Nayra pada pintu hingga refleks Nayra menahan dada pria itu. Damian membawa dirinya pada Nayra, telapak tangannya yang lebar menyentuh rahang lembut Nayra.

"Buka mulut kamu saat saya datang," bisik Damian, terdengar seperti ancaman.

Ketika wajah Damian mendekat, Nayra segera menutup matanya. Ia tak ingin melihatnya, petaka yang datang menghampirinya. Tubuhnya terbujur kaku tapi jantung berdetak begitu cepat ketika hembusan napas pria itu yang terasa panas menyapa wajahnya. Nayra mencengkram kuat kemeja pria itu hingga sesuatu yang hangat menyusup di antara bibirnya. Tubuh Nayra tersentak ke depan ketika tengkuknya di tekan dan refleks ia membuka sedikit mulutnya, menyambut lumatan yang datang setelahnya.

Nayra melakukannya, hal paling gila yang tak pernah ada dalam bayangannya. Ia berselingkuh, membiarkan pria lain memiliki tubuhnya di depan calon suaminya sendiri. Namun, kesadaran semacam itu hanya bertahan untuk sesaat ketika ia mulai terbuai oleh sentuhan yang memaksa pria berdarah dingin itu. Di antara rasa takut itu, Nayra menerima semua yang diberikan oleh Damian.

Ponsel beberapa kali berdering. Julian yang masih menunggu mulai merasa terganggu dengan pergerakan mobil di seberangnya yang terlihat tak wajar. Ia baru sadar jika ada orang di mobil itu.

"Orang gila mana yang main di parkiran hotel," gumam Julian.

Mencoba bersikap tak acuh, tapi ekor matanya menangkap siluet seorang wanita yang sudah memperjelas bagaimana posisi kedua orang yang tengah bermain gila di dalam mobil itu. Sudut bibir Julian tersungging, sekilas membayangkan bahwa dia bisa melakukan hal itu dengan Nayra ketika sudah menikah nanti. Tapi sesaat kemudian ada hal yang mengganggu Julian, siluet wanita itu terasa tak asing baginya.

Memandang sekitar yang sangat sepi, Julian lantas melangkahkan kakinya menuju mobil seberang. Nayra yang melihat hal itu langsung menarik kepala Damian menjauh darinya.

"Damian," tegur Nayra dengan wajah yang ketakutan, tapi justru dibalas senyuman tipis oleh pria itu.

Damian meraih pinggang Nayra dan membaringkan Nayra, membuat dirinya kini menguasai wanita itu dari atas. Damian melihatnya, Julian yang semakin mendekat hingga ia bermain sedikit lebih keras dan membuat Nayra mencengkram kuat lengannya.

Ketika Julian sampai di samping mobil, dengan sengaja Damian menurunkan kaca jendela. Sebuah seringaian ia perlihatkan pada Julian yang menatapnya dengan jijik. Namun, sayang sekali Julian tak bisa melihat siapa wanita yang tengah bersama dengan Damian saat ini. Jika ia tahu, sudah pasti akan ada yang mati di sana hari itu.

Marah karena merasa sudah dipermainkan, Julian kembali ke mobilnya sembari mengumpat dan ia pergi begitu saja. Menyisakan tawa kecil Damian yang masih ingin bermain-main dengan calon adik iparnya yang malang.

Damian adalah kehancuran yang seharusnya tak pernah Nayra datangi.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal

    Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya."Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya."Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Da

    Last Updated : 2025-02-07
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan

    Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik

    Last Updated : 2025-02-12
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 10 : Alasan Kepulangannya

    Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan

    Last Updated : 2025-02-13
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 11 : Berakhir Dalam Semalam

    Julian buru-buru memasuki rumah Nayra. Sepulang dari kantor ia langsung bergegas ke sana."Ma," tegur Julian pada ibu Nayra."Julian, kamu datang?""Nayra gimana, Ma?"Ibu Nayra menggeleng. "Dia masih belum mau keluar dari kamar, dia juga nggak mau makan dari pagi.""Ya udah, aku coba lihat Nayra dulu."Julian bergegas ke kamar Nayra. Beberapa hari terakhir Nayra bersikap aneh dan Julian menyadari perubahan itu. Bahkan beberapa hari terakhir mereka jarang berkomunikasi. Nayra juga lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Julian membuka pintu, menemukan Nayra duduk tertelungkup di atas ranjang."Sayang."Julian langsung menghampiri Nayra. Duduk di tepi ranjang, Julian langsung memegang kedua kedua pundak Nayra."Kamu nggak sakit, kan? Nggak apa-apa, kan? Aku denger dari mama katanya kamu nggak mau keluar kamar. Kamu ada masalah apa?"Dengan wajah yang terlihat sedikit pucat, Nayra terdiam memandang Julian. Sorot matanya tak lagi menunjukkan minat. Kepercayaan dirinya sudah hilang, i

    Last Updated : 2025-02-14
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 12 : Pengkhianatan Yang Tersembunyi

    "Saya adalah orang yang menghamili wanita ini!"Ucapan Damian menjadi babak terakhir dari kejutan di malam resepsi pernikahan pengantin baru itu sekaligus kehancuran bagi Nayra yang sebenarnya."Damian, apa maksud kamu?" tegur Suganda, menyampaikan pertanyaan semua orang.Damian sejenak memandang Nayra lalu berbicara. "Jika wanita ini memang hamil, maka bayi yang berada di perutnya sudah pasti anak saya.""Bajingan," gumam Veronica tak percaya. "Bagaimana kalian bisa—"Veronica tak bisa melanjutkan, semua orang pasti terkejut. Kapan tepatnya mereka bertemu dan semua ini terjadi.Tawa kecil Julian kemudian menarik seluruh perhatian. Tampak sangat jelas di wajahnya bahwa dia adalah orang yang tersakiti di tempat itu."Dia..." Julian berbicara pada Nayra sembari menunjuk Damian."Bajingan ini yang menghamili kamu? Orang pincang ini... orang cacat ini!" Suara Julian meninggi, menunjukkan seberapa besar kemarahannya saat ini.Ibu Nayra sempat memegangi kepalanya. Tak lagi mampu mendengarka

    Last Updated : 2025-02-15
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 13 : Hanya Dua Ilihan

    Damian keluar dari kamar mandi, menemukan Nayra yang masih duduk di lantai, tepatnya di dekat ranjang. Sejak tiba di sana, seperti itulah posisi Nayra. Tangisnya sudah berhenti sejak Damian membawanya, tapi kini hanya ada penyesalan dalam sorot matanya yang sayu.Seseorang mengetuk pintu, Damian bergegas menuju pintu dan sempat berbicara dengan seseorang sebelum menutup pintu kembali dengan membawa kotak kecil di tangannya. Damian mendekati Nayra dan melemparkan kotak yang ia bawa ke lantai tepat di hadapan Nayra. Menunjukkan perhatiannya yang setengah hati dengan memberikan kotak obat agar Nayra mengobati luka goresan di wajah serta sudut bibirnya. Akan tetapi, Nayra tetap bergeming.Sempat berdiam diri, Damian menarik kursi ke hadapan Nayra dan duduk di sana. Mungkin karena kondisi kakinya ia tak ingin duduk di lantai atau mungkin harga dirinya yang terlalu tinggi untuk mengerti situasi.Damian kemudian meraih kotak obat itu dan menarik dagu Nayra agar wanita itu mengangkat wajah.

    Last Updated : 2025-02-17
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 14 : Pelarian Yang Gagal

    "Berikan saya uang dan kamu tidak perlu bertanggungjawab atas apapun yang terjadi pada saya," ujar Nayra dengan tegas ketika keduanya berdiri berhadapan di dalam kamar hotel.Seulas senyum tipis tersungging di bibir Damian. "Sepertinya kamu belum paham.Satu tangan Damian yang terbebas terangkat menyentuh perut Nayra. Refleks Nayra melangkah mundur. Namun, kakinya menabrak ranjang hingga ia jatuh terduduk di atas ranjang.Damian mendekat, satu kakinya terangkat ke ranjang hingga Nayra refleks mencondongkan tubuhnya ke belakang dengan kedua tangan yang bertumpu pada ranjang.Pandangan Damian turun ke perut Nayra, ia kembali memegang perut wanita itu tanpa ada perlawanan dan barulah ia kembali memandang Nayra."Apa yang hidup di sini, adalah milik saya."Nayra mengambil napas dalam. Ia selalu merasa kesulitan untuk bernapas setiap kali Damian mengintimidasinya seperti ini.Tangan Damian kemudian beralih memegang dagu Nayra, laki-laki itu kembali memberikan peringatan."Akan lebih baik j

    Last Updated : 2025-02-22
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 15 : Kabar Pernikahan Yang Mengejutkan

    Damian memasuki kamar hotel dengan membawa sebuah paper bag. Berjalan mendekati Nayra yang berbaring dalam posisi di miring di ranjang, Damian menaruh paper bag tersebut di tepi ranjang."Kamu pakai ini sekarang, kita pergi setelah kamu siap."Tak mengatakan apapun, Nayra bangkit. Menyambar paper bag tersebut dan pergi ke kamar mandi. Di sana Nayra memeriksa baju yang dibawakan oleh Damian saat ini. Sebuah dress yang terlihat sedikit formal seolah-olah Damian ingin mengajaknya ke acara resmi."Dia mau ngajak aku ke mana sekarang?" gumam Nayra bertanya-tanya.Nayra bergegas mengganti pakaiannya. Memahami situasi, setelah keluar dari kamar mandi Nayra langsung duduk di depan meja rias untuk memperbaiki penampilannya. Agar terlihat lebih elegan, Nayra sengaja menggulung rambut panjangnya. Dan selama proses itu Damian yang duduk bersandar di sofa memperhatikan setiap gerak-gerik Nayra bahkan hal kecil sekalipun.Setelah selesai, Nayra mengambil flat shoes yang cocok dengan pakaiannya. Sel

    Last Updated : 2025-02-24

Latest chapter

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 54 :

    Sagara membuka pintu kamar dan menemukan Sahira masih terjaga."Belum tidur?""Aku nunggu kamu, Pa."Sebelah alis Sagara terangkat. "Mau bicara sesuatu?"Sahira mengangguk. "Kamu mandi dulu, aku tunggu. Aku udah siapin baju ganti di kamar mandi."Merasa cukup penasaran, Sagara pun bergegas mandi. Kurang dari sepuluh menit Sagara sudah keluar dan sudah mengenakan baju tidur."Kamu mau bicara apa?" Sagara naik ke ranjang menyusul Sahira."Soal Rasya.""Kenapa sama Rasya? Dia mau tanggal pernikahan diundur.""Bukan itu. Valerie, kan liburan ke Batam.""Terus?""Dia ketemu Lira... staycation dengan laki-laki lain."Dahi Sagara mengernyit. "Lira? Lira ada di Batam dengan laki-laki lain? Bukan anak kita?""Kayaknya Valerie sempat berantem sama Lira di Batam. Tadi dia itu datang langsung ngamuk-ngamuk.""Kok bisa-bisanya Lira liburan sama laki-laki lain padahal sebentar lagi akan menikah. Sebentar, handphone papa mana. Biar papa labrak bapaknya!"Sagara bangkit, buru-buru mencari ponselnya u

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 53 : Penyesalan Untuk Kembali

    Tengah malam itu Veronica menginjakkan kaki di ruang tamu, berniat pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tapi ia justru melihat Damian tengah duduk di ruang tamu sendirian. Awalnya Veronica berniat mengabaikan Damian, tapi saat kembali, ia justru mendatangi Damian. "Kamu bisa menganggap ini sebagai rumah kamu, tapi kamu juga harus mempedulikan kenyamanan orang lain yang tinggal di sini," tegur Veronica. Damian mengarahkan pandangannya pada Veronica dan menyahut dengan santai. "Orang yang tinggal di sini seharusnya lebih tahu diri dan menghormati pemilik rumah." Veronica menatap tak percaya. "Sampai kapan kamu akan menganggap bahwa kamu berkuasa di sini? Rumah ini bukan apa-apa. Ini hanya rumah tua yang tidak ada nilainya." "Jika begitu kenapa begitu sulit bagi anda untuk angkat kaki dari sini?" sarkas Damian yang sejenak berhasil membungkam Veronica. "Masa jabatan anda sebagai nyonya di rumah ini sudah berakhir, seharusnya anda cukup tahu malu untuk tetap bertahan di sini." V

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 52

    Xander meninggalkan ruang kerja Athena untuk bermain kala ibunya tengah bekerja. Dengan sebuah balon yang diikat pada tali, Xander berlari mengelilingi lantai dua dari bangunan galeri seni tersebut. Karena pada hari-hari biasa seperti ini tidak banyak orang yang berkunjung, Xander bisa bermain dengan bebas. Meski usianya baru dua tahun, Xander termasuk anak yang patuh. Ia dilarang menyentuh barang-barang yang dipajang di sana dan bocah itu menuruti ucapan ibunya. Bocah itu pun hanya akan berputar-putar di lantai dua. Saat tengah berlari, Xander tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Balon yang ia bawa pun terlepas dari tangannya dan terbang. "Balon..." ujar Xander. Xander bangkit dan mengejar balonnya yang terbang. Tapi karena terlalu fokus, ia tak sengaja menabrak kaki seseorang yang tengah melihat salah satu lukisan. Xander menatap dengan takut-takut, ia meremas tangannya sendiri dengan kaki yang bergerak kecil. Sedangkan Devan, pria yang baru saja ditabrak oleh Xander meman

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 51 : Penangkapan Evelyn

    "Psikopat," celetuk Nayra, mengambil alih perhatian si Agen 1 yang terlihat sedikit resah meski ia tampak tenang. "Lo pikir lo jadi orang yang penting di sini?" ujar pria itu. "Jelas bukan, sejak awal kalian berniat menghancurkan suami saya. Sekarang atau bahkan dua puluh satu yang lalu, tujuan kalian sama. Segitu besarnya keinginan kalian untuk mengambil alih Wiratama Group sampai-sampai nyawa orang lain tidak ada harganya lagi." "Jalang ini pinter ngomong juga," gumam pria itu. "Wiratama Group... sepertinya itu menjadi impian kalian. Jadi kamu dengarkan baik-baik. Mulai dari sekarang, saya akan menghancurkan impian kalian. Saya pastikan, Wiratama Group akan menjadi penebusan dari pengorbanan suami saya." "Nyonya Muda itu ternyata keren juga ya, Bos," celetuk si Agen 2. Si Agen 1 tak menyahut, ia tak mengalihkan pandangannya dari Nayra, tak pernah sedetik pun seolah menjaga keselamatan Nayra adalah prioritas utamanya saat ini. "Anda memanggil saya ke sini, itu berarti an

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 50 : Melindungi Dia Yang Mulai Berharga

    Pagi itu Nayra mengunjungi ibunya di kantor. Menjalani harinya tanpa Damian, kini Nayra menjadi wanita yang lebih mandiri. Ia mulai bersikap tegas pada lingkungan tempat ia berada. "Mama sudah dengar." Nadine membuka pembicaraan begitu keduanya duduk berhadapan. "Suami kamu diberhentikan dari jabatannya," lanjut Nadine. Nayra mengangguk. "Kamu menerima begitu saja?" "Memangnya aku harus gimana, Ma. Aku cuma seorang menantu. Damian juga belum siuman. Aku rasa ini juga bukan kemauan papa. Aku pikir Julian juga menekan papa." "Mama mendengar itu dari Pak Raymond, jika suami kamu nggak akrab dengan keluarganya." Nayra kembali mengangguk. "Itu sebabnya grandpa melarang mereka jenguk Damian." "Kamu yang sabar, kamu harus lebih kuat. Mama yakin Damian pasti akan segera siuman. Kamu nggak perlu memikirkan tentang pemecatan suami kamu. Setelah suami kamu pulih, bawa dia ke Salim Group. Sejak awal perusahaan ini adalah milik kamu, Nayra. Kamu sudah cukup ukur dan memiliki suami. Sudah wa

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Ban 49 : Sebuah Bencana

    Sebuah tangan meraih ponsel yang berada di dalam laci. Sejenak jarinya bergerak di atas layar, menelusuri daftar kontak hingga ia menemukan kontak bernama 'Administrator'. Sebuah panggilan dilakukan. Tangannya terangkat, mendekatkan ponsel itu ke telinga. Tiga minggu sejak insiden kecelakaan, kini Nayra sudah bisa beraktivitas dengan normal. Tapi Damian justru masih berbaring di ranjang dalam keadaan tak sadarkan diri. Setelah bertanya pada John dan mengetahui sedikit identitas dari sang administrator, Nayra mencoba untuk menghubungi orang itu. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi meski saat ini sang sopir truk tengah menjadi buronan polisi. Nayra tak bisa sepenuhnya percaya pada polisi terlebih mereka terkesan tak acuh pada kasusnya. Telepon tersambung dan orang di seberang langsung menyahut. "Masih hidup?" Sebuah pertanyaan yang terdengar sarkas, suara orang itu terdengar masih muda. "Mari kita bertemu," ujar Nayra tanpa basi-basi. "Siapa?" "Istri Damian Sylvester. Saya

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 47 : Bujukan Untuk Kembali

    Nayra turun kala langit sore mulai membentang. Akan tetapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Julian berjalan naik. Tak ingin menghindar, Nayra tetap berdiri di tempatnya, membiarkan Julian yang melewatinya. Tapi Julian justru berhenti tepat di sampingnya. "Gimana kabar kamu, Nayra?" tegur Julian, terlihat sangat suram. Nayra mengangguk. "Baik." "Kamu bahagia? Dengan pernikahan kamu?" Nayra kembali mengangguk. Julian tersenyum tipis. "Sepertinya memang cuma aku yang nggak bisa bahagia. Aku pikir bisa membalas kamu setelah menikahi Evelyn. Tapi ternyata Evelyn justru penipu. Jujur, aku menyesal usah melepaskan kamu." "Kamu bisa berhenti bicara tentang masa lalu," sahut Nayra. "Aku tahu aku salah. Tapi kesalahan yang aku perbuat itu karena aku putus asa. Setiap hari, penyesalan ini semakin menyiksa. Aku sadar kalau aku belum siap untuk melepaskan kamu." Nayra bungkam, merasa ucapan Julian konyol. Tapi jika saja ia tidak tahu keburukan Julian sebelumnya, ia pasti akan

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 46 : Mulai Berkuasa

    Julian duduk termenung di dekat kolam sembari menikmati sebatang rokok. Sebenarnya ia bukan perokok, tapi situasi ini membuatnya frustasi sehingga membutuhkan pelampiasan. Julian tiba-tiba tersenyum tak percaya ketika memikirkan situasi yang terjadi saat ini. "Bajingan itu," gumam Julian. Julian mengedarkan pandangannya dan tak sengaja menemukan Nayra yang berjalan seorang diri. Dari balik kaca transparan, Julian memperhatikan Nayra dengan intens. Tentu saja masih ada sedikit penyesalan di hatinya untuk wanita itu. Bertahun-tahun ia menjaga Nayra, tapi wanitanya justru dirusak oleh orang lain. "Sial, dia masih terlihat cantik," gumam Julian. Nayra berjalan menjauh. Seolah masih belum cukup untuk memandangi Nayra, Julian justru melangkahkan kakinya mengikuti arah yang dituju oleh Nayra. Julian tiba di ambang pintu dapur. Satu langkah ia ambil dan ia bisa melihat Nayra berdiri di balik meja. Tak begitu lama memandangi mantan istrinya yang kini sudah berstatus sebagai kakak iparnya,

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 45 : Aturan Tetap, Tuan Rumah Berkuasa

    "Mama! Mama!!!" Julian berteriak saat memasuki rumah, membuat Veronica datang dengan langkah terburu-buru. "Julian, ada apa?" "Papa benar-benar keterlaluan, Ma! Keterlaluan!" Julian kembali berteriak melampiaskan amarahnya. "Ceritakan ke mama, ada apa sebenarnya?" "Di kantor, Ma. Papa tadi mengumumkan kalau Damian naik jabatan menjadi Wakil Presdir!" Veronica terperangah. "Gila, kan, Ma! Setelah rumah, sekarang perusahaan. Sekalian aja kasih semuanya ke orang cacat itu. Aku jadi kayak nggak guna. Padahal aku yang udah bantuin papa selama ini. Tapi aku nggak dianggap sama sekali." "Itu hanya pemikiran kamu," Suganda menyahut dari belakang. Ia menghampiri anak serta istrinya. "Mas, kamu jangan keterlaluan. Dulu kamu menelantarkan Damian, tapi kenapa sekarang justru kamu sanjung-sanjung seolah-olah kamu hanya punya satu anak." "Itu tidak benar. Papa punya alasan atas tindakan papa." "Alasan apa, Pa? Alasan karena Papa kasihan dengan anak Papa itu?" sarkas Julian. "Jika papa t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status