Home / Romansa / Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar / Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

Share

Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

Author: Backin_parade
last update Huling Na-update: 2025-02-04 20:23:25

Damian menunduk dan memegangi kepalanya. Darah yang mengalir di sela tangannya kemudian menetes pada kasur. Nayra kemudian memberanikan diri untuk menyentuh bahu pria itu.

"D-Damian?"

"Kamu benar-benar berniat membunuh saya?"

Nayra menggeleng. "S-saya antar kamu ke rumah sakit."

Nayra bangkit, sedikit ketakutan. Ia meraih kunci mobil di atas nakas dan kemeja di tepi ranjang yang kemudian ia gunakan untuk menutupi punggung Damian. Tiba-tiba menjadi linglung, Nayra melewatkan kesempatan untuk melarikan diri.

••••

Nayra berjalan beberapa langkah di belakang Damian. Tak ada luka yang serius, Damian memutuskan untuk pulang setelah menerima sedikit perawatan untuk kepalanya.

Sekali lagi pandangan Nayra tertuju pada kaki Damian yang cacat. Karena tak sempat membawakan tongkat Damian, kini pria itu terlihat kesulitan untuk berjalan. Terlepas dari perbuatan jahat Damian, Nayra masih bisa merasa iba dengan calon kakak iparnya tersebut. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Nayra kemudian mendekati Damian.

"Perlu saya bantu?"

Langkah Damian terhenti. Namun, ia terdiam sejenak sembari memandang Nayra. Ia tidak terkejut, ia sudah hafal dengan tatapan iba Nayra saat ini.

"Kamu bersedia menjadi satu kaki saya?"

"Hanya sampai ke mobil."

Nayra kemudian berdiri di samping Damian dan dengan ragu memegang lengan Damian. Tampak tak acuh, Damian kemudian kembali melangkahkan kakinya.

Tiba di parkiran bawah tanah hotel, Nayra yang sebelumnya mengemudikan mobil milik Damian pun turun lalu membukakan pintu untuk Damian.

"Saya mengantar sampai di sini. Seperti yang saya katakan sebelumnya, tolong lupakan pertemuan hari ini dan sebelumnya."

Saat Nayra hendak melangkah pergi, Damian menahan tangan Nayra dan secepat kilat menarik Nayra hingga masuk ke dalam mobil dan jatuh ke atas pangkuannya. Nayra bergegas meraih pintu, tapi Damian justru mengangkat tubuhnya menjauh dari pintu dan langsung menutup pintu. Nayra kemudian langsung turun dari pangkuan Damian, hendak turun dari pintu yang lain. Namun, Damian langsung menarik bahunya hingga ia berbalik. Tubuh Nayra membeku sesaat saat Damian menarik keras pinggangnya.

"Kamu terlalu keras kepala." Damian melayangkan sebuah komentar.

Nayra mengerjap, ia melihatnya dengan jelas. Tatapan tajam yang menusuk dan menciptakan perasaan takut di hatinya.

"Apa mau kamu yang sebenarnya?" Nayra berusaha bertanya di tengah perasaan takut yang semakin kuat itu.

"Kamu yakin bisa mengabulkan jika saya mengatakan apa keinginan saya?"

"Bertanya bukan berarti saya akan mengabulkan harapan kamu. Tapi harapan saya... kamu menghilang dari hidup saya."

Damian tertawa kecil. "Menghilang?"

"Pertemuan kita adalah kesalahan dan itu salah saya, saya sudah minta maaf dan urusan kita selesai."

"Tidak akan selesai semudah itu."

Dengan kedua tangannya, Damian kembali memindahkan Nayra ke atas pangkuannya dalam posisi duduk menyamping. Akan tetapi Nayra sempat mengaduh saat kepalanya tak sengaja terbentur atap mobil. Melihat hal itu membuat Damian tersenyum kecil dan mengusap kepala Nayra.

"Yang saya inginkan ada di sini, di hadapan saya," ujar Damian.

Perhatian Nayra teralihkan oleh kedatangan mobil yang parkir tepat di seberang tempat mereka. Wajah Nayra mengernyit, menyadari bahwa mobil itu tampak tak asing.

"Julian?" gumam Nayra.

Damian menoleh ke belakang, melihat Julian yang sudah tiba karena panggilannya.

Nayra hendak turun, tapi Damian langsung merengkuh pinggangnya dengan kuat.

"Lepaskan saya atau saya akan teriak!"

Damian tiba-tiba tersenyum, dengan satu tangannya ia menarik satu sisi gaun yang dikenakan oleh Nayra hingga robek dan memperlihatkan salah satu bahu Nayra. Sebelum Nayra bereaksi, Damian langsung menerjang bibir Nayra. Melumatnya dengan kasar, meraupnya dengan terburu-buru ketika pemberontakan Nayra datang. Dan ketika Nayra berhasil mendorong Damian, wanita itu langsung menampar wajah Damian dengan keras.

"Kamu berani keluar dengan keadaan seperti ini? Bagaimana tanggapan calon suami kamu jika melihat kamu turun dari mobil saya dalam keadaan setengah telanjang?"

Nayra langsung menarik gaunnya yang sobek untuk menutupi pundaknya.

"Bajingan..." lirih Nayra.

Damian mengambil ponsenya dan menghubungi seseorang. Di luar, Julian yang berdiri di samping mobil mengeluarkan ponselnya dan menerima panggilan.

"Tunggu di sana, saya memiliki urusan untuk diselesaikan."

Nayra menatap tak percaya setelah melihat siapa yang baru saja berbicara dengan Damian. Tapi rasa terkejutnya disambut senyuman tipis oleh Damian.

"Saya yang panggil dia ke sini," ujar Damian.

"Psikopat!" gumam Nayra.

"Kamu tinggal pilih, keluar sekarang dan biarkan saya membunuh Julian atau tetap di sini dan saya akan melepaskan Julian. Kamu bebas memilih."

Tangan Nayra terkepal, hanya dari ucapan Damian ia bisa mengerti tujuan Damian yang sebenarnya.

"Kamu sakit hati dengan keluarga kamu karena kamu merasa dibuang, kamu merasa bahwa Julian sudah mengambil semuanya dari kamu. Kamu ingin balas dendam, itu sebabnya kamu menggunakan saya untuk menghancurkan Julian?"

"Seberapa istimewanya kamu untuk bajingan itu... mari kita lihat."

Damian kembali menerjang bibir Nayra, tapi Nayra langsung mendorong dan menampar wajah Damian. Akan tetapi pukulannya kali ini mengenai luka di kepala Damian hingga darah kembali keluar dan menyusuri bagian samping wajah pria itu.

Damian membuka pintu dan langsung menarik perhatian Julian. Nayra yang tidak takut jika Julian melihatnya pun refleks menunduk sembari memegang pundak Damian.

"Ini kesempatan terakhir kamu untuk melarikan diri."

Nayra bergeming. Bagaimana mungkin ia berani keluar jika ada Julian di sana.

"Ini yang terakhir," gumam Nayra dalam hati.

Sebuah seringai muncul di wajah Damian, pintu tertutup, menelan kesempatan terakhir yang didapatkan oleh Nayra. Damian mendorong Nayra ke samping, menyudutkan Nayra pada pintu hingga refleks Nayra menahan dada pria itu. Damian membawa dirinya pada Nayra, telapak tangannya yang lebar menyentuh rahang lembut Nayra.

"Buka mulut kamu saat saya datang," bisik Damian, terdengar seperti ancaman.

Ketika wajah Damian mendekat, Nayra segera menutup matanya. Ia tak ingin melihatnya, petaka yang datang menghampirinya. Tubuhnya terbujur kaku tapi jantung berdetak begitu cepat ketika hembusan napas pria itu yang terasa panas menyapa wajahnya. Nayra mencengkram kuat kemeja pria itu hingga sesuatu yang hangat menyusup di antara bibirnya. Tubuh Nayra tersentak ke depan ketika tengkuknya di tekan dan refleks ia membuka sedikit mulutnya, menyambut lumatan yang datang setelahnya.

Nayra melakukannya, hal paling gila yang tak pernah ada dalam bayangannya. Ia berselingkuh, membiarkan pria lain memiliki tubuhnya di depan calon suaminya sendiri. Namun, kesadaran semacam itu hanya bertahan untuk sesaat ketika ia mulai terbuai oleh sentuhan yang memaksa pria berdarah dingin itu. Di antara rasa takut itu, Nayra menerima semua yang diberikan oleh Damian.

Ponsel beberapa kali berdering. Julian yang masih menunggu mulai merasa terganggu dengan pergerakan mobil di seberangnya yang terlihat tak wajar. Ia baru sadar jika ada orang di mobil itu.

"Orang gila mana yang main di parkiran hotel," gumam Julian.

Mencoba bersikap tak acuh, tapi ekor matanya menangkap siluet seorang wanita yang sudah memperjelas bagaimana posisi kedua orang yang tengah bermain gila di dalam mobil itu. Sudut bibir Julian tersungging, sekilas membayangkan bahwa dia bisa melakukan hal itu dengan Nayra ketika sudah menikah nanti. Tapi sesaat kemudian ada hal yang mengganggu Julian, siluet wanita itu terasa tak asing baginya.

Memandang sekitar yang sangat sepi, Julian lantas melangkahkan kakinya menuju mobil seberang. Nayra yang melihat hal itu langsung menarik kepala Damian menjauh darinya.

"Damian," tegur Nayra dengan wajah yang ketakutan, tapi justru dibalas senyuman tipis oleh pria itu.

Damian meraih pinggang Nayra dan membaringkan Nayra, membuat dirinya kini menguasai wanita itu dari atas. Damian melihatnya, Julian yang semakin mendekat hingga ia bermain sedikit lebih keras dan membuat Nayra mencengkram kuat lengannya.

Ketika Julian sampai di samping mobil, dengan sengaja Damian menurunkan kaca jendela. Sebuah seringaian ia perlihatkan pada Julian yang menatapnya dengan jijik. Namun, sayang sekali Julian tak bisa melihat siapa wanita yang tengah bersama dengan Damian saat ini. Jika ia tahu, sudah pasti akan ada yang mati di sana hari itu.

Marah karena merasa sudah dipermainkan, Julian kembali ke mobilnya sembari mengumpat dan ia pergi begitu saja. Menyisakan tawa kecil Damian yang masih ingin bermain-main dengan calon adik iparnya yang malang.

Damian adalah kehancuran yang seharusnya tak pernah Nayra datangi.

Kaugnay na kabanata

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal

    Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya."Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya."Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Da

    Huling Na-update : 2025-02-07
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan

    Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 10 : Alasan Kepulangannya

    Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 11 : Berakhir Dalam Semalam

    Julian buru-buru memasuki rumah Nayra. Sepulang dari kantor ia langsung bergegas ke sana."Ma," tegur Julian pada ibu Nayra."Julian, kamu datang?""Nayra gimana, Ma?"Ibu Nayra menggeleng. "Dia masih belum mau keluar dari kamar, dia juga nggak mau makan dari pagi.""Ya udah, aku coba lihat Nayra dulu."Julian bergegas ke kamar Nayra. Beberapa hari terakhir Nayra bersikap aneh dan Julian menyadari perubahan itu. Bahkan beberapa hari terakhir mereka jarang berkomunikasi. Nayra juga lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Julian membuka pintu, menemukan Nayra duduk tertelungkup di atas ranjang."Sayang."Julian langsung menghampiri Nayra. Duduk di tepi ranjang, Julian langsung memegang kedua kedua pundak Nayra."Kamu nggak sakit, kan? Nggak apa-apa, kan? Aku denger dari mama katanya kamu nggak mau keluar kamar. Kamu ada masalah apa?"Dengan wajah yang terlihat sedikit pucat, Nayra terdiam memandang Julian. Sorot matanya tak lagi menunjukkan minat. Kepercayaan dirinya sudah hilang, i

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 12 : Pengkhianatan Yang Tersembunyi

    "Saya adalah orang yang menghamili wanita ini!"Ucapan Damian menjadi babak terakhir dari kejutan di malam resepsi pernikahan pengantin baru itu sekaligus kehancuran bagi Nayra yang sebenarnya."Damian, apa maksud kamu?" tegur Suganda, menyampaikan pertanyaan semua orang.Damian sejenak memandang Nayra lalu berbicara. "Jika wanita ini memang hamil, maka bayi yang berada di perutnya sudah pasti anak saya.""Bajingan," gumam Veronica tak percaya. "Bagaimana kalian bisa—"Veronica tak bisa melanjutkan, semua orang pasti terkejut. Kapan tepatnya mereka bertemu dan semua ini terjadi.Tawa kecil Julian kemudian menarik seluruh perhatian. Tampak sangat jelas di wajahnya bahwa dia adalah orang yang tersakiti di tempat itu."Dia..." Julian berbicara pada Nayra sembari menunjuk Damian."Bajingan ini yang menghamili kamu? Orang pincang ini... orang cacat ini!" Suara Julian meninggi, menunjukkan seberapa besar kemarahannya saat ini.Ibu Nayra sempat memegangi kepalanya. Tak lagi mampu mendengarka

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 13 : Hanya Dua Ilihan

    Damian keluar dari kamar mandi, menemukan Nayra yang masih duduk di lantai, tepatnya di dekat ranjang. Sejak tiba di sana, seperti itulah posisi Nayra. Tangisnya sudah berhenti sejak Damian membawanya, tapi kini hanya ada penyesalan dalam sorot matanya yang sayu.Seseorang mengetuk pintu, Damian bergegas menuju pintu dan sempat berbicara dengan seseorang sebelum menutup pintu kembali dengan membawa kotak kecil di tangannya. Damian mendekati Nayra dan melemparkan kotak yang ia bawa ke lantai tepat di hadapan Nayra. Menunjukkan perhatiannya yang setengah hati dengan memberikan kotak obat agar Nayra mengobati luka goresan di wajah serta sudut bibirnya. Akan tetapi, Nayra tetap bergeming.Sempat berdiam diri, Damian menarik kursi ke hadapan Nayra dan duduk di sana. Mungkin karena kondisi kakinya ia tak ingin duduk di lantai atau mungkin harga dirinya yang terlalu tinggi untuk mengerti situasi.Damian kemudian meraih kotak obat itu dan menarik dagu Nayra agar wanita itu mengangkat wajah.

    Huling Na-update : 2025-02-17
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 1 : Malam Terlarang

    Nayra membuka pintu ruang VIP di salah satu klub malam yang ia datangi dalam keadaan mabuk berat. Tubuhnya tersentak ke dalam seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya dari luar. Jatuh tersungkur di lantai, seseorang di luar menutup pintu.Nayra lantas berdiri, sedikit limbung karena memang sedang mabuk berat. Pandangannya yang mengabur menemukan seorang pria dengan setelan jas duduk menyilangkan kaki."Ini orangnya?" gumam Nayra dalam hati.Nayra berjalan sedikit sempoyongan mendekati tempat pria itu. Tapi ketika sudah dekat, tubuhnya ambruk ke sofa dan kepalanya jatuh di atas pangkuan pria dengan wajah datar yang terheran-heran itu."Saya tidak butuh jasa kamu," ujar pria itu, terdengar sangat dingin.Sempat memejamkan matanya karena pusing, Nayra perlahan bangkit. Berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Tapi bahkan kesadarannya tak sampai lima puluh persen."Maaf, Mas... boleh pinjem bibirnya Mas sebentar?" ujar Nayra, terdengar seperti tengah meracau.Nayra tiba-tiba meraih

    Huling Na-update : 2024-12-22
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 2 : Gaun Pengantin Yang Dicuri

    Satu bulan kemudian."Hai, Tante." Evelyn, sepupu Nayra datang berkunjung."Hai, Lyn. Mau ketemu Nayra?" Ibu Nayra balik menegur.Evelyn mengangguk. "Nayra masih belum bangun, Tante?""Belum keluar dari kamar, sejak kemarin dia males-malesan di kamar.""Ya udah, kalau gitu aku susulin ke kamar dulu."Evelyn kemudian bergegas ke kamar Nayra. Saat masuk, Evelyn menemukan Nayra yang masih bergumul dengan selimut."Ya ampun," gumam Evelyn tak percaya."Nay, Nayra. Ini udah jam berapa? Kok belum bangun? Nayra!" Evelyn beberapa kali memukul kaki Nayra."Lyn? Ngapain ke sini?" tegur Nayra dengan malas."Jangan bilang kamu lupa. Gaun buat nikahan kamu udah selesai, kita udah janji mau ke sana hari ini.""Kamu aja yang lihatin. Lagian ukurannya udah pas juga, kan.""Acaranya itu bentar lagi. Masa kamu yang nikah tapi aku yang cobain gaun kamu. Buruan, kamu bangun sekarang. Aku tungguin. Apa perlu aku mandiin sekalian?"Nayra mengangguk kepala dan bangkit. Tapi ia justru meraih bantal dan memel

    Huling Na-update : 2024-12-22

Pinakabagong kabanata

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 13 : Hanya Dua Ilihan

    Damian keluar dari kamar mandi, menemukan Nayra yang masih duduk di lantai, tepatnya di dekat ranjang. Sejak tiba di sana, seperti itulah posisi Nayra. Tangisnya sudah berhenti sejak Damian membawanya, tapi kini hanya ada penyesalan dalam sorot matanya yang sayu.Seseorang mengetuk pintu, Damian bergegas menuju pintu dan sempat berbicara dengan seseorang sebelum menutup pintu kembali dengan membawa kotak kecil di tangannya. Damian mendekati Nayra dan melemparkan kotak yang ia bawa ke lantai tepat di hadapan Nayra. Menunjukkan perhatiannya yang setengah hati dengan memberikan kotak obat agar Nayra mengobati luka goresan di wajah serta sudut bibirnya. Akan tetapi, Nayra tetap bergeming.Sempat berdiam diri, Damian menarik kursi ke hadapan Nayra dan duduk di sana. Mungkin karena kondisi kakinya ia tak ingin duduk di lantai atau mungkin harga dirinya yang terlalu tinggi untuk mengerti situasi.Damian kemudian meraih kotak obat itu dan menarik dagu Nayra agar wanita itu mengangkat wajah.

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 12 : Pengkhianatan Yang Tersembunyi

    "Saya adalah orang yang menghamili wanita ini!"Ucapan Damian menjadi babak terakhir dari kejutan di malam resepsi pernikahan pengantin baru itu sekaligus kehancuran bagi Nayra yang sebenarnya."Damian, apa maksud kamu?" tegur Suganda, menyampaikan pertanyaan semua orang.Damian sejenak memandang Nayra lalu berbicara. "Jika wanita ini memang hamil, maka bayi yang berada di perutnya sudah pasti anak saya.""Bajingan," gumam Veronica tak percaya. "Bagaimana kalian bisa—"Veronica tak bisa melanjutkan, semua orang pasti terkejut. Kapan tepatnya mereka bertemu dan semua ini terjadi.Tawa kecil Julian kemudian menarik seluruh perhatian. Tampak sangat jelas di wajahnya bahwa dia adalah orang yang tersakiti di tempat itu."Dia..." Julian berbicara pada Nayra sembari menunjuk Damian."Bajingan ini yang menghamili kamu? Orang pincang ini... orang cacat ini!" Suara Julian meninggi, menunjukkan seberapa besar kemarahannya saat ini.Ibu Nayra sempat memegangi kepalanya. Tak lagi mampu mendengarka

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 11 : Berakhir Dalam Semalam

    Julian buru-buru memasuki rumah Nayra. Sepulang dari kantor ia langsung bergegas ke sana."Ma," tegur Julian pada ibu Nayra."Julian, kamu datang?""Nayra gimana, Ma?"Ibu Nayra menggeleng. "Dia masih belum mau keluar dari kamar, dia juga nggak mau makan dari pagi.""Ya udah, aku coba lihat Nayra dulu."Julian bergegas ke kamar Nayra. Beberapa hari terakhir Nayra bersikap aneh dan Julian menyadari perubahan itu. Bahkan beberapa hari terakhir mereka jarang berkomunikasi. Nayra juga lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Julian membuka pintu, menemukan Nayra duduk tertelungkup di atas ranjang."Sayang."Julian langsung menghampiri Nayra. Duduk di tepi ranjang, Julian langsung memegang kedua kedua pundak Nayra."Kamu nggak sakit, kan? Nggak apa-apa, kan? Aku denger dari mama katanya kamu nggak mau keluar kamar. Kamu ada masalah apa?"Dengan wajah yang terlihat sedikit pucat, Nayra terdiam memandang Julian. Sorot matanya tak lagi menunjukkan minat. Kepercayaan dirinya sudah hilang, i

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 10 : Alasan Kepulangannya

    Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan

    Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal

    Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya."Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya."Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Da

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

    Damian menunduk dan memegangi kepalanya. Darah yang mengalir di sela tangannya kemudian menetes pada kasur. Nayra kemudian memberanikan diri untuk menyentuh bahu pria itu."D-Damian?""Kamu benar-benar berniat membunuh saya?"Nayra menggeleng. "S-saya antar kamu ke rumah sakit."Nayra bangkit, sedikit ketakutan. Ia meraih kunci mobil di atas nakas dan kemeja di tepi ranjang yang kemudian ia gunakan untuk menutupi punggung Damian. Tiba-tiba menjadi linglung, Nayra melewatkan kesempatan untuk melarikan diri.••••Nayra berjalan beberapa langkah di belakang Damian. Tak ada luka yang serius, Damian memutuskan untuk pulang setelah menerima sedikit perawatan untuk kepalanya.Sekali lagi pandangan Nayra tertuju pada kaki Damian yang cacat. Karena tak sempat membawakan tongkat Damian, kini pria itu terlihat kesulitan untuk berjalan. Terlepas dari perbuatan jahat Damian, Nayra masih bisa merasa iba dengan calon kakak iparnya tersebut. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Nayra kemudian mend

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 6 : Obsesi Sang Psikopat

    Damian menghampiri Nayra dan langsung menarik tangan wanita itu."Sekali lagi, kamu yang datang ke tempat saya.""Saya calon adik ipar kamu.""Silakan kamu menikah dengan Julian, itu bukan urusan saya."Ingin rasanya Nayra melakukan sesuatu pada wajah Damian yang arogan itu. Tapi kini tangannya justru gemetar karena ketakutan."Apa mau kamu sebenarnya? Kita tidak pernah saling kenal sebelumnya.""Saya? Saya hanya ingin mengambil milik saya.""Saya bukan milik kamu!" tandas Nayra."Tapi tubuh kamu milik saya.""Psikopat gila!"Nayra menepis kasar tangan Damian. Tangan Damian kemudian merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang di hadapan Nayra. Nayra tak peduli, ia membuka pintu dengan kasar."Julian..."Pergerakan Nayra terhenti, ia menoleh ke tempat Damian."Ini saya..."Damian tersenyum tipis seolah tengah ingin mengejek Nayra. "Saya hanya ingin bilang—"Ucapan Damian terhenti ketika Nayra kembali menutup pintu dan mendekatinya. Damian kemudian mencondongkan

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 5 : Pertemuan Kedua

    "Lyn, kamu antar mama pulang ya," ujar Nayra setelah keluarga Julian pergi."Memangnya kamu mau ke mana?""Aku ada janji sama orang."Sebelah alis Evelyn terangkat. "Siapa?""Ada, kamu nggak kenal. Titip mama ya."Evelyn mengangguk meski ia cukup penasaran. "Ya udah, kamu hati-hati. Aku sama tante balik duluan."Setelah Evelyn dan ibunya pergi, Nayra menghela napas berat. Ia berbalik, kembali ke dalam hotel. Dari mobil yang belum jauh, Evelyn melihat Nayra memasuki hotel melalui spion mobilnya."Ngapain dia balik ke hotel?" tanya Evelyn dalam hati.Nayra sampai di lantai 21, ia berjalan di lorong depan kamar sembari mencari kamar yang ia tuju. Kamar 2079, Nayra menemukan kamar yang ia cari. Sedikit ragu, Nayra kemudian membuka kunci kamar menggunakan kartu yang sebelumnya diberikan oleh Damian.Kunci terbuka, Nayra mendorong pintu dan berjalan masuk. Kala itu Damian duduk menyilangkan kaki di tepi ranjang dengan tangan yang memegang gelas kaca berisi air berwarna gelap. Laki-laki itu

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status