Share

Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal

Penulis: Backin_parade
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-07 22:53:24

Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.

Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya.

"Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.

Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya.

"Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Damian.

Tatapan tajam Nayra langsung tertuju pada Damian. Nayra tak menemukannya, penyesalan dalam wajah arogan pria itu. Jadi di sana hanya dialah yang berdosa karena sudah merayu calon kakak iparnya.

Damian menyingkap selimut, hampir membuat jantung Nayra copot karena Nayra mengira Damian tak mengenakan apapun. Nyatanya Damian hanya bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek. Nayra memalingkan wajahnya, tak ingin melihat bahu lebar yang sudah menjebaknya semalaman.

Mengabaikan Damian, Nayra mulai mencari pakaiannya. Tapi ia tak menemukan pakaian miliknya sepanjang mata memandang hingga perhatiannya teralihkan ketika Damian menghampirinya dan menaruh bathrobe berwarna gelap di tepi ranjang.

"Saya hanya punya ini, atau perlu saya pinjamkan baju saya?"

Ucapan yang sangat sopan, seandainya Nayra tak melihat wajah arogan pria sinting itu.

"Dia nyuruh aku keluar hotel pakai baju itu?" gumam Nayra dalam hati, merasa Damian hanya ingin mempersulit hidupnya.

Pertama, Nayra tidak membawa mobil. Kedua, akan menjadi masalah jika ia keluar dengan mengenakan bathrobe hotel dan memanggil taksi. Jika ada orang yang mengenalinya, ia bisa tamat.

Belum selesai dengan pikiran buruknya, perhatian Nayra kembali tertuju pada Damian ketika laki-laki itu menaruh kunci mobil di atas bathrobe.

"Ternyata masih punya otak," cibir Nayra dalam hati.

"Saya mau baju saya sendiri."

"Kamu mau pulang dengan baju sobek?"

Nayra membuang muka dan menghela napas pelan.

"Baju kamu ada di kamar mandi. Silakan ambil sendiri jika masih butuh.'

Setelah mengatakan hal itu, dengan tak tahu dirinya Damian justru masuk ke kamar mandi dan membuat Nayra melongo.

"Psycopath!" gumam Nayra.

Lima menit berlalu, Damian keluar kamar mandi dan Nayra sudah menghilang dari sana. Senyuman tipis itu kembali ke wajah pria arogan itu.

"Dia bisa menjadi mainan baru," gumam pria itu.

Sementara itu Nayra tengah berjalan dengan terburu-buru dan panik di area parkir bawah tanah. Ia berjalan sembari satu tangannya menutupi wajah, tak ingin sampai ada orang yang melihat wajahnya dan ketika sampai di mobil Damian, ia menggerutu hingga masuk.

"Orang sinting! Psikopat! Nggak ada otak! Sekarang itu apa-apa di-viralin, gimana kalau ada orang yang liat aku keluar kayak gini terus langsung di-viralin? Dia bener-bener serius mau ngancurin hidup aku!"

Nayra memukul kemudi, tapi ia tak sengaja memandang spion. Menemukan kilas balik semalam tentang apa yang sudah terjadi di dalam mobil itu. Tapi alih-alih malu, Nayra justru berteriak frustasi sembari memukul kemudi.

"Damian kurang ajar! Orang itu! Aku nggak mau lagi ketemu sama orang gila itu!"

Nayra langsung tancap gas meninggalkan hotel. Selama perjalanan Julian beberapa kali sempat menghubunginya. Namun, Nayra memutuskan untuk mengabaikan Julian karena ia tak bisa menjelaskan apapun untuk situasinya saat ini.

Tiba di rumah, Nayra langsung mandi dan setelah selesai ia bergegas meninggalkan rumah untuk mengembalikan mobil milik Damian. Ketika mobil yang ia kemudikan meninggalkan kediamannya, Nayra tak sadar jika ia berpapasan dengan mobil Julian. Tapi tidak untuk Julian, ia sempat memperhatikan mobil yang baru berpapasan dengannya. Sekilas tampak tak asing, tapi sayangnya Julian tak ingin ambil pusing dan bersikap acuh tak acuh.

Julian turun dari mobil dan kala itu asisten rumah tangga di kediaman Nayra baru saja kembali.

"Bu, dari mana?" tegur Julian.

"Ini, Den. Dari pasar," jawab wanita paruh baya itu. "Den Julian baru datang.

"Iya, Nayra masih di rumah?"

"Kalau Non Nayra saya belum lihat, Den. Tapi kalau nyonya udah pergi dari tadi."

Julian mengangguk. "Ya udah, Bu. Saya temui Nayra dulu."

Julian meninggalkan wanita itu dan bergegas memasuki rumah Nayra seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri. Ia langsung menuju kamar Nayra. Segaris senyum melukis wajah Julian ketika ia membuka pintu. Namun, senyuman itu langsung menghilang kala ia tak mendapati siapapun di kamar itu. Berpikir jika Nayra ada di kamar mandi, Julian bergegas masuk untuk mengecek kamar mandi.

"Dia udah pergi?" gumam Julian, menyadari jejak yang ditinggalkan Nayra di kamar mandi.

"Tapi tadi mobilnya masih ada di depan."

Julian keluar, pada saat itu Julian melihat bathrobe yang menyampir di kursi di depan meja rias. Karena merasa tak asing, ia pun mengambilnya.

"Golden Sands Hotel?" gumam Julian, membaca tulisan kecil yang tersemat pada pakaian itu.

"Dia menginap di sana?"

Bab terkait

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan

    Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 10 : Alasan Kepulangannya

    Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 11 : Berakhir Dalam Semalam

    Julian buru-buru memasuki rumah Nayra. Sepulang dari kantor ia langsung bergegas ke sana."Ma," tegur Julian pada ibu Nayra."Julian, kamu datang?""Nayra gimana, Ma?"Ibu Nayra menggeleng. "Dia masih belum mau keluar dari kamar, dia juga nggak mau makan dari pagi.""Ya udah, aku coba lihat Nayra dulu."Julian bergegas ke kamar Nayra. Beberapa hari terakhir Nayra bersikap aneh dan Julian menyadari perubahan itu. Bahkan beberapa hari terakhir mereka jarang berkomunikasi. Nayra juga lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Julian membuka pintu, menemukan Nayra duduk tertelungkup di atas ranjang."Sayang."Julian langsung menghampiri Nayra. Duduk di tepi ranjang, Julian langsung memegang kedua kedua pundak Nayra."Kamu nggak sakit, kan? Nggak apa-apa, kan? Aku denger dari mama katanya kamu nggak mau keluar kamar. Kamu ada masalah apa?"Dengan wajah yang terlihat sedikit pucat, Nayra terdiam memandang Julian. Sorot matanya tak lagi menunjukkan minat. Kepercayaan dirinya sudah hilang, i

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 12 : Pengkhianatan Yang Tersembunyi

    "Saya adalah orang yang menghamili wanita ini!"Ucapan Damian menjadi babak terakhir dari kejutan di malam resepsi pernikahan pengantin baru itu sekaligus kehancuran bagi Nayra yang sebenarnya."Damian, apa maksud kamu?" tegur Suganda, menyampaikan pertanyaan semua orang.Damian sejenak memandang Nayra lalu berbicara. "Jika wanita ini memang hamil, maka bayi yang berada di perutnya sudah pasti anak saya.""Bajingan," gumam Veronica tak percaya. "Bagaimana kalian bisa—"Veronica tak bisa melanjutkan, semua orang pasti terkejut. Kapan tepatnya mereka bertemu dan semua ini terjadi.Tawa kecil Julian kemudian menarik seluruh perhatian. Tampak sangat jelas di wajahnya bahwa dia adalah orang yang tersakiti di tempat itu."Dia..." Julian berbicara pada Nayra sembari menunjuk Damian."Bajingan ini yang menghamili kamu? Orang pincang ini... orang cacat ini!" Suara Julian meninggi, menunjukkan seberapa besar kemarahannya saat ini.Ibu Nayra sempat memegangi kepalanya. Tak lagi mampu mendengarka

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 13 : Hanya Dua Ilihan

    Damian keluar dari kamar mandi, menemukan Nayra yang masih duduk di lantai, tepatnya di dekat ranjang. Sejak tiba di sana, seperti itulah posisi Nayra. Tangisnya sudah berhenti sejak Damian membawanya, tapi kini hanya ada penyesalan dalam sorot matanya yang sayu.Seseorang mengetuk pintu, Damian bergegas menuju pintu dan sempat berbicara dengan seseorang sebelum menutup pintu kembali dengan membawa kotak kecil di tangannya. Damian mendekati Nayra dan melemparkan kotak yang ia bawa ke lantai tepat di hadapan Nayra. Menunjukkan perhatiannya yang setengah hati dengan memberikan kotak obat agar Nayra mengobati luka goresan di wajah serta sudut bibirnya. Akan tetapi, Nayra tetap bergeming.Sempat berdiam diri, Damian menarik kursi ke hadapan Nayra dan duduk di sana. Mungkin karena kondisi kakinya ia tak ingin duduk di lantai atau mungkin harga dirinya yang terlalu tinggi untuk mengerti situasi.Damian kemudian meraih kotak obat itu dan menarik dagu Nayra agar wanita itu mengangkat wajah.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 1 : Malam Terlarang

    Nayra membuka pintu ruang VIP di salah satu klub malam yang ia datangi dalam keadaan mabuk berat. Tubuhnya tersentak ke dalam seolah-olah ada seseorang yang mendorongnya dari luar. Jatuh tersungkur di lantai, seseorang di luar menutup pintu.Nayra lantas berdiri, sedikit limbung karena memang sedang mabuk berat. Pandangannya yang mengabur menemukan seorang pria dengan setelan jas duduk menyilangkan kaki."Ini orangnya?" gumam Nayra dalam hati.Nayra berjalan sedikit sempoyongan mendekati tempat pria itu. Tapi ketika sudah dekat, tubuhnya ambruk ke sofa dan kepalanya jatuh di atas pangkuan pria dengan wajah datar yang terheran-heran itu."Saya tidak butuh jasa kamu," ujar pria itu, terdengar sangat dingin.Sempat memejamkan matanya karena pusing, Nayra perlahan bangkit. Berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Tapi bahkan kesadarannya tak sampai lima puluh persen."Maaf, Mas... boleh pinjem bibirnya Mas sebentar?" ujar Nayra, terdengar seperti tengah meracau.Nayra tiba-tiba meraih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 2 : Gaun Pengantin Yang Dicuri

    Satu bulan kemudian."Hai, Tante." Evelyn, sepupu Nayra datang berkunjung."Hai, Lyn. Mau ketemu Nayra?" Ibu Nayra balik menegur.Evelyn mengangguk. "Nayra masih belum bangun, Tante?""Belum keluar dari kamar, sejak kemarin dia males-malesan di kamar.""Ya udah, kalau gitu aku susulin ke kamar dulu."Evelyn kemudian bergegas ke kamar Nayra. Saat masuk, Evelyn menemukan Nayra yang masih bergumul dengan selimut."Ya ampun," gumam Evelyn tak percaya."Nay, Nayra. Ini udah jam berapa? Kok belum bangun? Nayra!" Evelyn beberapa kali memukul kaki Nayra."Lyn? Ngapain ke sini?" tegur Nayra dengan malas."Jangan bilang kamu lupa. Gaun buat nikahan kamu udah selesai, kita udah janji mau ke sana hari ini.""Kamu aja yang lihatin. Lagian ukurannya udah pas juga, kan.""Acaranya itu bentar lagi. Masa kamu yang nikah tapi aku yang cobain gaun kamu. Buruan, kamu bangun sekarang. Aku tungguin. Apa perlu aku mandiin sekalian?"Nayra mengangguk kepala dan bangkit. Tapi ia justru meraih bantal dan memel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 3 : Tamu Tak Terduga

    "Gaun tadi buat kamu aja."Evelyn kaget. "Maksud, Mas Julian? Kan yang mau menikah sama Mas Julian itu Nayra. Kok gaunnya buat aku?""Nayra katanya nggak suka. Itu buat kamu aja, Nayra biar buat yang baru."Evelyn terperangah. Gaun itu adalah rancangan khusus yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tapi seorang Julian Wiratama membuang gaun berharga itu begitu saja hanya karena alasan yang menurut Evelyn cukup berlebihan meski pada nyatanya Nayra tidak mengatakan apapun tentang gaun itu. Itu hanya inisiatif Julian karena tidak ingin calon pengantinnya mengenakan gaun bekas orang lain.•••••Julian tiba di rumah Nayra. Ia menghampiri Nayra yang kala itu berada di ruang keluarga."Sayang, katanya kamu sakit?"Julian langsung duduk di samping Nayra. "Sekarang gimana keadaan kamu?""Aku nggak sakit kok, cuma agak kurang enak badan aja. Kerjaan kamu udah beres?"Julian mengangguk. "Soal yang di butik tadi, aku ngasih gaun itu ke Evelyn."Nayra yang mendengarnya kaget. Tentu saja ia tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 13 : Hanya Dua Ilihan

    Damian keluar dari kamar mandi, menemukan Nayra yang masih duduk di lantai, tepatnya di dekat ranjang. Sejak tiba di sana, seperti itulah posisi Nayra. Tangisnya sudah berhenti sejak Damian membawanya, tapi kini hanya ada penyesalan dalam sorot matanya yang sayu.Seseorang mengetuk pintu, Damian bergegas menuju pintu dan sempat berbicara dengan seseorang sebelum menutup pintu kembali dengan membawa kotak kecil di tangannya. Damian mendekati Nayra dan melemparkan kotak yang ia bawa ke lantai tepat di hadapan Nayra. Menunjukkan perhatiannya yang setengah hati dengan memberikan kotak obat agar Nayra mengobati luka goresan di wajah serta sudut bibirnya. Akan tetapi, Nayra tetap bergeming.Sempat berdiam diri, Damian menarik kursi ke hadapan Nayra dan duduk di sana. Mungkin karena kondisi kakinya ia tak ingin duduk di lantai atau mungkin harga dirinya yang terlalu tinggi untuk mengerti situasi.Damian kemudian meraih kotak obat itu dan menarik dagu Nayra agar wanita itu mengangkat wajah.

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 12 : Pengkhianatan Yang Tersembunyi

    "Saya adalah orang yang menghamili wanita ini!"Ucapan Damian menjadi babak terakhir dari kejutan di malam resepsi pernikahan pengantin baru itu sekaligus kehancuran bagi Nayra yang sebenarnya."Damian, apa maksud kamu?" tegur Suganda, menyampaikan pertanyaan semua orang.Damian sejenak memandang Nayra lalu berbicara. "Jika wanita ini memang hamil, maka bayi yang berada di perutnya sudah pasti anak saya.""Bajingan," gumam Veronica tak percaya. "Bagaimana kalian bisa—"Veronica tak bisa melanjutkan, semua orang pasti terkejut. Kapan tepatnya mereka bertemu dan semua ini terjadi.Tawa kecil Julian kemudian menarik seluruh perhatian. Tampak sangat jelas di wajahnya bahwa dia adalah orang yang tersakiti di tempat itu."Dia..." Julian berbicara pada Nayra sembari menunjuk Damian."Bajingan ini yang menghamili kamu? Orang pincang ini... orang cacat ini!" Suara Julian meninggi, menunjukkan seberapa besar kemarahannya saat ini.Ibu Nayra sempat memegangi kepalanya. Tak lagi mampu mendengarka

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 11 : Berakhir Dalam Semalam

    Julian buru-buru memasuki rumah Nayra. Sepulang dari kantor ia langsung bergegas ke sana."Ma," tegur Julian pada ibu Nayra."Julian, kamu datang?""Nayra gimana, Ma?"Ibu Nayra menggeleng. "Dia masih belum mau keluar dari kamar, dia juga nggak mau makan dari pagi.""Ya udah, aku coba lihat Nayra dulu."Julian bergegas ke kamar Nayra. Beberapa hari terakhir Nayra bersikap aneh dan Julian menyadari perubahan itu. Bahkan beberapa hari terakhir mereka jarang berkomunikasi. Nayra juga lebih sering mengurung diri di dalam kamar.Julian membuka pintu, menemukan Nayra duduk tertelungkup di atas ranjang."Sayang."Julian langsung menghampiri Nayra. Duduk di tepi ranjang, Julian langsung memegang kedua kedua pundak Nayra."Kamu nggak sakit, kan? Nggak apa-apa, kan? Aku denger dari mama katanya kamu nggak mau keluar kamar. Kamu ada masalah apa?"Dengan wajah yang terlihat sedikit pucat, Nayra terdiam memandang Julian. Sorot matanya tak lagi menunjukkan minat. Kepercayaan dirinya sudah hilang, i

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 10 : Alasan Kepulangannya

    Julian kembali setelah jam makan siang berakhir. Karena memiliki janji lain yang mendadak, ia membatalkan janji makan siangnya dengan Nayra.Saat kembali ke ruang kerjanya, Julian dibuat kaget dengan keadaan meja kerjanya yang berantakan. Julian menutup pintu dan jauh lebih terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di dekat jendela kaca besar di ruangannya."Damian?"Terlihat marah, Julian mendatangi Damian."Apa-apaan ini? Apa yang kamu lakukan dengan ruangan saya?!"Damian menyahut dengan santai. "Anggap saja saya baru saja memberikan pelajaran pada seekor tikus kecil yang datang kemari."Julian menatap tak percaya dan berkacak pinggang. "Apa mau kamu? Tujuan kamu datang ke sini itu apa?"Damian tersenyum miring. "Dulu saat saya pergi, kamu masih setinggi ini." Damian mengangkat satu tangannya setinggi pinggang."Dulu saya berpikir, akan jadi seperti apa anak nakal ini jika sudah dewasa. Dan seperti inilah didikan dari wanita itu."Julian merasa terhina. "Keluar kamu dari ruan

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 9 : Berlindung Di Balik Kebohongan

    Nayra kembali ke Golden Sands Hotel, tepatnya di area parkir bawah tanah. Ia memarkirkan mobil Damian dan alih-alih mengantarkan kunci mobil ke kamar Damian, Nayra justru menaruh kunci tersebut di atas mobil dan pergi begitu saja, tak khawatir jika ada orang yang mencuri mobil mahal tersebut.Dari hotel, Nayra kembali ke rumah menggunakan taksi. Karena suasana hatinya terlalu buruk, Nayra tak menyadari jika ada mobil Julian di halaman. Tak bertemu dengan siapapun, Nayra langsung bergegas ke kamar. Tepat setelah membuka pintu, Nayra langsung melemparkan tasnya dengan kesal. Namun, ia dibuat kaget oleh keberadaan Julian di sana."Julian?"Sebelah alis Julian terangkat, sempat melihat tas yang baru saja terlempar di atas ranjang tepat di samping ia duduk. Ia kemudian berdiri dan Nayra segera menutup pintu lalu berjalan mendekat dengan gugup."K-kamu sejak kapan di sini? Udah lama?"Julian sejenak berdiam diri dan menambah kepanikan di wajah Nayra."Julian.""Kamu dari mana?" Julian balik

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 8 : Jejak Yang Tertinggal

    Nayra membuka matanya ketika dering ponsel terdengar. Dengan intensitas cahaya yang memenuhi ruangan itu membuat mata Nayra refleks memicing. Dengan mata setengah terbuka ia mencari letak ponselnya hingga pendengarannya menangkap pergerakan dari suara itu. Membelakangi cahaya, Nayra membuka matanya lebar-lebar dan tertegun ketika ia menemukan seseorang berbaring tepat di sampingnya. Namun, keterkejutan itu tak bertahan lama ketika ia mengingat semua hal gila yang terjadi semalam.Nayra bangkit, menarik selimut hingga menutupi bagian dadanya karena baik dirinya dan Damian masih dalam keadaan yang sama dengan semalam. Nayra hendak mengambil ponselnya, tapi Damian justru menjauhkan tangannya."Itu punya saya," ujar Nayra dengan dingin.Tersenyum kecil, Damian lantas menyerahkan ponsel itu pada sang pemilik. Sementara wajah Nayra terlihat frustasi ketika ia menemukan nama Julian sebagai sang pemanggil di layar ponselnya."Jangan dijawab, dia mungkin sudah ada di depan rumah kamu," ujar Da

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 7 : Menghampiri Kehancuran Yang Sama

    Damian menunduk dan memegangi kepalanya. Darah yang mengalir di sela tangannya kemudian menetes pada kasur. Nayra kemudian memberanikan diri untuk menyentuh bahu pria itu."D-Damian?""Kamu benar-benar berniat membunuh saya?"Nayra menggeleng. "S-saya antar kamu ke rumah sakit."Nayra bangkit, sedikit ketakutan. Ia meraih kunci mobil di atas nakas dan kemeja di tepi ranjang yang kemudian ia gunakan untuk menutupi punggung Damian. Tiba-tiba menjadi linglung, Nayra melewatkan kesempatan untuk melarikan diri.••••Nayra berjalan beberapa langkah di belakang Damian. Tak ada luka yang serius, Damian memutuskan untuk pulang setelah menerima sedikit perawatan untuk kepalanya.Sekali lagi pandangan Nayra tertuju pada kaki Damian yang cacat. Karena tak sempat membawakan tongkat Damian, kini pria itu terlihat kesulitan untuk berjalan. Terlepas dari perbuatan jahat Damian, Nayra masih bisa merasa iba dengan calon kakak iparnya tersebut. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Nayra kemudian mend

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 6 : Obsesi Sang Psikopat

    Damian menghampiri Nayra dan langsung menarik tangan wanita itu."Sekali lagi, kamu yang datang ke tempat saya.""Saya calon adik ipar kamu.""Silakan kamu menikah dengan Julian, itu bukan urusan saya."Ingin rasanya Nayra melakukan sesuatu pada wajah Damian yang arogan itu. Tapi kini tangannya justru gemetar karena ketakutan."Apa mau kamu sebenarnya? Kita tidak pernah saling kenal sebelumnya.""Saya? Saya hanya ingin mengambil milik saya.""Saya bukan milik kamu!" tandas Nayra."Tapi tubuh kamu milik saya.""Psikopat gila!"Nayra menepis kasar tangan Damian. Tangan Damian kemudian merogoh saku celana, mengeluarkan ponsel dan menghubungi seseorang di hadapan Nayra. Nayra tak peduli, ia membuka pintu dengan kasar."Julian..."Pergerakan Nayra terhenti, ia menoleh ke tempat Damian."Ini saya..."Damian tersenyum tipis seolah tengah ingin mengejek Nayra. "Saya hanya ingin bilang—"Ucapan Damian terhenti ketika Nayra kembali menutup pintu dan mendekatinya. Damian kemudian mencondongkan

  • Malam Terlarang Dengan Calon Kakak Ipar   Bab 5 : Pertemuan Kedua

    "Lyn, kamu antar mama pulang ya," ujar Nayra setelah keluarga Julian pergi."Memangnya kamu mau ke mana?""Aku ada janji sama orang."Sebelah alis Evelyn terangkat. "Siapa?""Ada, kamu nggak kenal. Titip mama ya."Evelyn mengangguk meski ia cukup penasaran. "Ya udah, kamu hati-hati. Aku sama tante balik duluan."Setelah Evelyn dan ibunya pergi, Nayra menghela napas berat. Ia berbalik, kembali ke dalam hotel. Dari mobil yang belum jauh, Evelyn melihat Nayra memasuki hotel melalui spion mobilnya."Ngapain dia balik ke hotel?" tanya Evelyn dalam hati.Nayra sampai di lantai 21, ia berjalan di lorong depan kamar sembari mencari kamar yang ia tuju. Kamar 2079, Nayra menemukan kamar yang ia cari. Sedikit ragu, Nayra kemudian membuka kunci kamar menggunakan kartu yang sebelumnya diberikan oleh Damian.Kunci terbuka, Nayra mendorong pintu dan berjalan masuk. Kala itu Damian duduk menyilangkan kaki di tepi ranjang dengan tangan yang memegang gelas kaca berisi air berwarna gelap. Laki-laki itu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status