Share

Bab 24 Mengulang

Di area pemakaman keramat, Nila duduk seorang diri di atas tikar. Semilir angin berhembus cukup kencang. Nila menoleh ke kiri dan ke kanan. Menatap gundukan tanah yang dikelilingi batu-batu yang sudah dipenuhi lumut.

Cahaya rembulan adalah satu-satunya penerangannya disana. Nisan berlumut menjadi pemandangan di hadapannya.

Beberapa kali hewan berupa burung hantu, memperdengarkan suara khasnya. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan Nila saat itu.

Nila bersandar pada pohon kelapa yang ada di belakangnya. Merasa pegal, ia menyelonjorkan kedua kakinya.

Sementara di pintu masuk pemakaman, Wira, Abah Ikin dan pak kades sedang berkonsentrasi mengawasi keadaan sekitar. Sedangkan Abah Kosmos sedang sibuk dengan bacaan mantranya. Tercium aroma kemenyan, yang sengaja dibakar oleh Abah Kosmos.

Dilain tempat, di lapangan Warga yang berkumpul terlihat hening. Tak satupun dari mereka yang berani mengeluarkan suara sepatah kata pun.

Suasana diselimuti ketegangan, tak ada ketenangan di setiap hembusan n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status