Share

Bab 23 Makam Keramat

Seketika suasana berubah menjadi hening, tatkala Wira menjawab pertanyaan dari Nila dan juga Lita.

"Ma-maksud kamu, A, aku?" Nila menunjuk wajahnya sendiri.

Dengan berat hati, Wira pun mengangguk mengiyakan.

"A Wira lagi bercanda, kan?" timpal Lita tak percaya.

Wira menghela nafas dalam, "Sayangnya A Wira sedang tidak bercanda, Lita," sahut Wira.

Nila dan Lita saling melempar pandangan.

"Tapi kenapa harus aku, A? Aku sedang hamil, loh!" tukas Nila.

"Awalnya A Wira juga menolak kamu dijadikan umpan. Tapi Abah Ikin, Pak kades dan Abah Kosmos, orang pintar dari desa sebelah, meyakinkan A Wira jika kamu akan baik-baik saja. Kamu hanya akan dijadikan pancingan, supaya makhluk itu datang. Lalu setelah itu, Abah Kosmos lah yang akan bertindak," sahut Wira.

Nila kembali duduk di atas kursi. Ia memijat pelipisnya, bingung apakah ia harus bersedia atau tidak.

"Semua warga akan berhutang Budi sama kamu, jika kamu melakukannya," tambah Wira.

Nila menoleh ke arah Wira, "Dengan cara mengorbankan ak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status