Share

Bab 31 Membersihkan Kebun

Hari sudah beranjak malam, kini Wira dan Nila berpamitan untuk pulang.

"Ingat, jangan sampai kamu melepaskan cincin itu. Saya akan pantau dari sini. Semoga dengan ini, tujuan kita bisa terselesaikan," ujar Abah Kosmos, memperingatkan sebelum Wira dan Nila pergi.

"Baik, Abah, kalau begitu kami permisi," pamit Nila.

Di sepanjang jalan, Nila tak banyak bicara. Ia hanya diam sambil memperhatikan jalan yang mereka lalui.

"Sudah, kamu jangan melamun. Ikhlaskan, jika Tuhan berkehendak, kita pasti akan dikaruniai anak lagi," imbuh Wira.

"Iya, A, hanya saja aku sangat menginginkan anak itu. Tapi ya sudahlah, namanya juga musibah," sahut Nila.

Jalanan yang dilalui mereka tampak begitu sunyi sepi seperti biasa. Kampung mati, mungkin dua kata itu cocok untuk menggambarkan kampung itu jika malam tiba.

Sampai di rumah, mereka langsung merebahkan diri di dalam kamar.

"Aku kangen sama Mama," ujar Nila menatap lurus ke arah langit-langit kamar.

"Kamu mau menemuinya?" tanya Wira.

Nila menggeleng pelan,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status