Share

144. JUJURKU

Mas Rendra terdiam, kaget untuk beberapa saat sebelum menatapku dengan tangan memegang seatbelt yang sudah terlepas dari tubuhku.

"Sampai kapan, Runi?"

Aku menatap manik Mas Rendra yang tak lagi nampak tenang, apalagi aku yang tak mau menjawab tanyanya membuka pintu yang aku tutup. Meninggalkannya lalu memanggil pak Misdi yang tersenyum lalu mendekat.

"Kenapa, Mbak?"

"Saya boleh minta tolong bantu bawa barang, Pak?"

"Tentu Mbak," pak Misdi menoleh pada pintu yang dibuka, "sore, Mas Rendra," ia menyapa pria yang akhirnya turun. Menunjukkan senyum meski ekor mata mas Rendra memperhatikan diriku yang meraih palstik belanjaan.

"Sore juga, Pak." Mas Rendra yang memutari kendaraan, mengambil plastik berisi belanjaan yang sudah ku tenteng, "kita bawa berdua ya, Pak."

"Siap, Mas Rendra." Dengan senyum satpam berseragam hitam putih itu menjawab, "belanjanya banyak, Mas."

"Lumayan, Pak."

Pak Misdi yang terlihat akbar dengan lelaki yang setiap hari datang, berjalan di belakangku bersama mas Rend
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status