Share

149. KAMI BERDUA PULANG

PUTRI, gadis kecil pemalu itu menatap Santo penuh selidik dari gendongan ibunya yang suka bicara.

Wajah asing yang baru kali ini ia lihat begitu menarik hati bocah berusia dua tahun yang biasanya hanya melihatku yang kini datang berdua. Disambut sepasang ibu dan anak yang sudah menunggu di gapura kampung yang akhirnya berani ku masuki.

"Adikmu ganteng, Run."

Aku yang duduk di belakang kemudi menoleh ke belakang.

"Sungguh, Mbak?" Santo bertanya, "Putri juga cantik. Ngeces lagi, tambah imut." Puji Santo pada bocah perempuan yang mengawasinya penasaran.

"Denger Cah ayu, kamu dibilang cantik sama Mas Santo, tuh." Ratih menowel pipi putri yang sadar namanya disebut. "Dari situ belok kiri, Run."

"Ya." Aku yang sesungguhnya tak perlu diberi petunjuk arah, melajukan mobil yang rodanya menggilas jalan yang membawa banyak kenangan.

Belasan tahun sudah berlalu.

Jalan yang ku lewati tidak lagi berupa tanah yang ditumbuhi rumput liar, bangunan rumah yang dahulu berupa pagar kayu sudah berubah jadi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status