Share

150. MEREKA ORANG BAIK

Belum genap dua tahun Santo tinggal di rumah yang sedang kami berdua pandangi.

Tapi, tawanya, kenakalannya, kelucuannya, begitu membekas dalam benakku yang mendengarkan bagaimana tanggapannya.

"Rasanya, meski tidak ingat apapun tentang rumah ini, aku tidak merasa asing, Mbak." Santo tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di pundakku.

"Kamu suka sekali berlari, Nang." Ucapku yang pandangan matanya bertemu dengan tatapan Santo yang masih bersandar, sementara putri masih fokus pada layar ponsel yang kupegang.

"Dan saat Mbak tertinggal, kamu akan berlari dan tak sabar menarik tangan Mbak untuk menunjukkan apapun yang kamu lihat."

Santo hanya diam untuk ceritaku tentang kami.

"Sepertinya, semua hal yang menarik perhatianmu ingin kamu tunjukkan juga pada Mbak. Kucing yang tertidur, ayam yang sedang berkelahi, kerbau yang lewat, semut yang berjalan beriringan, kucing yang menguap meski saat Mbak dateng udah balik tidur lagi dan entah apa lagi. Tapi, kamu selalu membagi apapun dengan mbak, Nan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status