Share

158. TELEPON DINI HARI

Mataku terbuka saat merasakan sentuhan di pipi dan mendapati Mas Rendra tersenyum dengan segelas susu coklat di tangannya.

"Bangunlah dulu, nanti tidur lagi." Ucapnya dengan suara yang terdengar begitu lembut untukku yang menarik nafas dalam, aroma rumah sakit langsung memenuhi paru-paru.

Rasanya, aku yang duduk tegak tidur lama sekali. Seolah banyak yang sudah ku lewatkan dalam lelap.

"Pegal ya?" Mas Rendra mengusapi punggungku yang menerima segelas susu.

Sentuhan tangannya memberi rasa nyaman yang tak ingin kusampaikan. Meski tatapan mataku membuat mas Rendra kembali memperlihatkan senyum, "minumlah selagi masih hangat, Runi."

Dan kalimatnya membuatku kembali mengatakan terimakasih, hal yang nampaknya tidak mas Rendra sukai meski tidak ia katakan terang-terangan.

"Jam berapa, Mas?"

"Masih jam setengah sembilan, Runi."

Aku mengangguk, menatap jendela yang gordennya mengintipkan gelap dari celahnya.

Rasanya, waktuku berjalan lebih lambat sejak Santo dirawat, terlebih hari ini.

'Apa ya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status