Share

159. ANCAMAN

Clara, suaranya terdengar putus asa bahkan untuk telingaku yang tangannya terus mas Rendra pegangi, benar-benar ingin aku mendengar apa yang mereka berdua bicarakan.

"Sekali ini saja, Ren. Kamu tahu aku tidak bisa meminta tolong padanya, bukan?"

Mas Rendra yang matanya menatapku, diam untuk beberapa lama.

Rasanya, aku bisa melihat dilema dalam sorot mata lelaki yang kantuknya benar-benar hilang.

"Kali ini saja, Ren. Kumohon."

Dan aku yang sudah melihat berkali-kali bagaimana pandangan mas Rendra pada Clara tahu, 'mas Rendra tidak mungkin bisa mengabaikan tangis Clara.'

Bertahun-tahun memadu kasih.

Memperjuangkan hubungan meski ditentang.

Riak-riak yang mampu mereka lewati bersama meski akhirnya kandas.

Rasanya tidak mungkin mas Rendra merasa baik-baik saja mendengar Clara terisak, bukan?

"Baiklah."

Walau tidak terkejut, ada sesuatu dalam diriku yang memaksa diri untuk berpaling dari tatapan mas Rendra yang mengiyakan pinta Clara.

Namun, tidak kulakukan.

Aku tetap duduk di samping lela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status