Share

216. Wanita Licik

Mendengar perkataan itu, Galuh Tapa berpikir cukup lama tapi kemudian dia menyetujui permintaan mereka semua.

"Dia!" Galuh Tapa menunjuk Bagas Sanjaya yang sedang mengatur beberapa orang prajurit "Akan menjadi pemimpin kalian, meski wajahnya seperti itu tapi dia memiliki hati yang baik." kemudian pemuda itu tertawa kecil di ikuti pula dengan geraman panglima kumbang.

"Tenang...tenang dia tidak akan memakan kalian," ucap Galuh Tapa seraya mengelus macan hitam itu.

Hingga pada akhirnya mereka merayakan kemenangan dengan melakukan makan bersama, memanggang beberapa ekor kuda dan juga menanak sekarung beras. Tidak lupa sepuluh tong arak menjadi penutup dari kemenangan mereka.

Semua orang akhirnya tertidur pulas di tempat itu, hingga matahari berada tepat di atas kepala, tidak terkecuali pula Galuh Tapa.

Dan ketika terik matahari benar-benar menyilaukan mata, barulah satu persatu dari mereka mulai membuka mata.

Galuh Tapa beberapa kali menggerakkan tubuhnya, sedikit lebih lemah dari biasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status