"Tidak terlalu buruk" Ucap Galuh Tapa. "Kita berdua memiliki keahlian yang cukup berimbang." Galuh Tapa terkekeh kecil memperhatikan raket yang mereka buat.Keduanya mulai memasukan raket kedalam air, Ringgina lantas menaikinya lebih dahulu kemudian disusul dengan panglima kumbang dan terakhir tentu saja Galuh Tapa.Hari ini cuacanya cukup mendukung, angin berhembus menuju gunung kecil, ombak tidak terlalu besar.Menaiki Rakit ataupun perahu adalah hal yang pertama Galuh Tapa, dan itu membuatnya merasa cemas.Ketika alat itu memecah ombak , Galuh Tapa adalah orang yang paling khawatir diantara yang lainya. Sial sekali dia orang yang tidak pandai berenang, jika saja rakit ini pecah di tengah laut.Sebab pemuda itu tidak bisa menggunakan tenaga dalamnya untuk terbang. Ini menjengkelkan sekali, pikirnya. Dia pernah menghabiskan seisi perutnya ketika menaiki gerobak dan mungkin saja kejadian itu akan terulang lagi, disini dan sekarang juga.Dalam beberapa menit itupun terjadi."UWAK..."Ga
Tapi entah mengapa, seolah dirinya tidak memiliki daya upaya."Mereka telah memberi kita racun...?" Ringgina berkata lirih. Racun ini tidak akan membunuh kita, tapi efek yang diakibatkan racun dapat membuat tubuh kita menjadi sangat lemah. Meski jenisnya berbeda, tapi negeri Singunan ada racun seperti ini. Racun Badan Sare."Tenang saja aku Akan menyelamatkan kalian berdua," ujar pemuda itu. "Bertahanlah sebentar saja, kita akan selamat..."Belum usai perkataan pemuda itu, tiba-tiba seorang mahluk datang menendang sel tahanannya. Tendangannya begitu kuat,membuat kandang tahanan melayangbeberapa meter. Galuh Tapa terpaksajungkir balik di dalam sana.Kerangkeng tahanan berhenti tepat diantara puluhan mahluk di dataran luas.Galuh Tapa belum pernah melihatmahluk seperti mereka ini sebelumnya. Bertubuh kerdil, hanya seukuran pinggangnya dengan tubuh kekar dan jari-jari kasar lagi berbulu tipis. Mereka seperti monyet, tapi bukan monyet.Dan hal yang paling mengejutkan pemuda itu adala
Sembilan orang temannya berniat membantu mahluk itu, dengan menyentuh tulang keringnya yang terkulai tapi bukan mendapatkan sambutan baik, malah sembilan orang itu mendapatkan tamparan keras di wajahnya.Kesal bukan main terlihat di raut-raut wajah mereka, sembilan orang mahluk itu lantas melakukan hal yang sama-menendang kerangkeng Galuh Tapa. Akkhh...Semuanya berteriak kesakitan, kerangkeng itu tidak kunjung bergerak.Bahkan saat ini, pedar cahaya yangmengelilingi pemuda itu lebih terang dari sebelumnya. Semua orang bisa melihat, aliran energi seperti aliran air berputar ditubuh Galuh Tapa, seperti pusaran air.Sehingga pemimpin dari mahluk itu segera bergegas mendatangi Galuh Tapa. Dia tampak berpikir lama, kemudian raut panik terlihat jelas di wajahnya. Mahluk itu berteriak,melompat lompat membuat getaran kecil di permukaan tanah."Mesaba...Mesaba..." Dia berteriak.Ringgina tidak mengerti apa yang akanterjadi, hingga akhirnya dua orang mahluk itu membawa kerangkeng tahanann
Mendapati hal itu, tubuh pemimpin mahluk kerdil bergetar hebat. Puluhan mahluk lain terlihat waspada, tapi tidak ada yang cukup bodoh untuk bertindak gegabah. Dengan isyarat kecil, akhirnya mahluk itu menyerahkan satu botol kecil yang terbuat dari bambu, berisi ramuan penawar racun."Terima kasih banyak." Galuh Tapa tersenyum kecil, kemudian segeramenghampiri Ringgina dan juga Panglima kumbang. "Minumlah, setelah itu kita akan pergi dari tempat ini."Mereka mulai meninggalkan pulau itu,Galuh Tapa tidak lagi menaiki perahujadi dia melayang di udara mengikuti perahu kecil yang berisi Ringgina danPanglima kumbang. Setelah menelan penawar racun, tubuh mereka berdua terlihat lebih segar dan bertenaga.Hanya saja, luka-luka yang diderita mereka berdua tidak akan pulih dalam waktu dekat. Galuh Tapa sudah mencoba beberapa kali untuk menyalurkan energi alam, agar tubuh mereka berdua kembali seperti dirinya saat ini, tapi rupanya tidak bisa.Energi alam bisa menyembuhkan luka yang diderita
Biasanya yang bertugas mendatangaiMarkas Utama adalah para utusan dariKelabang lblis itu sendiri. Sedangkanperwakilan dari Sekutu alias Negri Singunan, harus mendapat pengawalanlebih dan di jaga dengan penuh curiga.Belum pula menyimpulkan rencana apayang akan dilakukan oleh Ringgina, Galuh Tapa sudah melepaskan beberapa serpihan batu mustika didalam tubuhnya sangat kecil menembus lima orang di atas tembok hingga tewas."Ini adalah jalan paling mudah." Galuh Tapa menarik tubuh Ringgina lalu membawanya terbang keatas tembok.Rupanya tembok itu berbentuk sepertilingkaran. Didalam tembok ribuan prajuritsedang melakukan aktivitas masing-masing layaknya para rakyat jelata, ya ampun mereka bahkan ada yang sedang menggarap sawah.Lingkaran tembok begitu luas, tidakterhitung berapa diameternya. Tapi tepat di tengah tembok kayu itu, berdiri pula sebuah tembok lain yang terbuat dari beton berwarna gelap. Itu adalah Markas utamanya."Tempat ini dijaga oleh Pendekar yang bernama Janggala
Ya boleh dikatakan Gumolo adalah muriddari Pendekar Janggala. Meski ilmu Mabuk Putar Kuyung yang di pelajari Gumolo masih belum sempurna, tapi sudah menunjukkan tingkatan berbeda dengan Pendekar Tanpa Tanding di dataran Pasmah.Sementara itu, dua wanita yangmengenakan pakaian merah Jambu,Merah Jambon Timur dan Merah Jambon Barat juga mempelajari ilmu lain yang diturunkan langsung oleh Pendekar Janggala, jurus Dewi Mabuk Dari Langit.Pendekar Janggala bahagia bukan mainmendapatkan mereka bertiga, bukan hanya jurusnya begitu cocok digunakan oleh Gumolo, Merah Jambon Timur dan Merah Jambon Barat tapi memang tidak ada yang sudi untuk belajar dengannya.Hingga Gumolo mendekati pendekar Janggala, ''Guru! Membawa pesan dari Patmawati, wanita dari marka periangan datang meminta izin untuk meneruskan perjalanannya ke markas sekutu. Markas negeri Singunan."Biarkan saja dia lewat" pendekar Janggala terlihat tidak peduli." Wanita berambut putih itu, munkin ada satu hal yang harus disampaika
Sementara itu, pintu telah terbuka lebar tanpa disadari oleh Gumolo, mungkin karena begitu bernafsunya terhadap temannya sendiri, hingga tidak sadar ada orang yang memasuki ruangan.Gumolo berusaha berdiri dengan susahpayah. Dia meraba batok kepalanya, tapiada beberapa bagian seketika menjadi licin. Dia mengalihkan pandangan pada sosok pemuda yang berdiri di depan Patmawati. Di telapak tangan pemuda itu ada segenggam rambut miliknya."Jahanam keparat, siapa kau berani sekali menggangguku!" Gumolo berteriakberingasan. "Akan ku kirim kau ke neraka"Namun Galuh Tapa hanya tersenyum kecil, kemudian mengibaskan telapak tangannya membuat rambut Gumolo yang di genggam melayang-layang di udara beberapa saat."Pria hidung belang seperti dirimu yanglayaknya masuk Neraka Jahanam."Merasa begitu tertantang, Gumolo menyerang Galuh Tapa dengan jurusmabuk yang sudah dipelajarinya dariPendekar Janggala alias Kakek Segalatahu. Gerakannya penuh dengan tipuan,mengandalkan kepalan tinju sebagai
Setelah mendengar hal itu, Gumolo melepaskan tenaga dalam pada bagian kakinya, membuat ledakan kecil dan berhasil keluar dari dalam lantai. "Beri aku sedikit lebih banyak arak!" Pria itu berteriak. "Akan aku tunjukkan jurus mabuk yang telah aku latih beberapa bulan terakhir."Ruangan kamar yang memang luas,sekarang menjadi sempit sesak karena puluhan orang yang berkumpul di tempat itu.Semua orang tanpa terkecualimengeluarkan aura membunuh yang tertuju pad pemuda pemilik pedang pusaka Lintang Kuning, tapi niat mereka tertahan karena Gumolo mulai menunjukkan hasil kerja kerasnya beberapa bulan terakhir.Setelah berhasil mengeluarkan kakinya dari dalam lantai, Gumolo kembali melancarkan serangan. Kali ini serangan pria itu lebih kuat dari sebelumnya, bahkan bukan hanya itu saja, tenaga dalam yang dimilikinya juga mengalami peningkatan."Sekarang kita bisa merasakan level empat tenaga dalam Gumoloi." Merah Jambon Barat bergumam kepada Merah Jambon Timur. "Dia telah menjadi orang terkuat