Ya boleh dikatakan Gumolo adalah muriddari Pendekar Janggala. Meski ilmu Mabuk Putar Kuyung yang di pelajari Gumolo masih belum sempurna, tapi sudah menunjukkan tingkatan berbeda dengan Pendekar Tanpa Tanding di dataran Pasmah.Sementara itu, dua wanita yangmengenakan pakaian merah Jambu,Merah Jambon Timur dan Merah Jambon Barat juga mempelajari ilmu lain yang diturunkan langsung oleh Pendekar Janggala, jurus Dewi Mabuk Dari Langit.Pendekar Janggala bahagia bukan mainmendapatkan mereka bertiga, bukan hanya jurusnya begitu cocok digunakan oleh Gumolo, Merah Jambon Timur dan Merah Jambon Barat tapi memang tidak ada yang sudi untuk belajar dengannya.Hingga Gumolo mendekati pendekar Janggala, ''Guru! Membawa pesan dari Patmawati, wanita dari marka periangan datang meminta izin untuk meneruskan perjalanannya ke markas sekutu. Markas negeri Singunan."Biarkan saja dia lewat" pendekar Janggala terlihat tidak peduli." Wanita berambut putih itu, munkin ada satu hal yang harus disampaika
Sementara itu, pintu telah terbuka lebar tanpa disadari oleh Gumolo, mungkin karena begitu bernafsunya terhadap temannya sendiri, hingga tidak sadar ada orang yang memasuki ruangan.Gumolo berusaha berdiri dengan susahpayah. Dia meraba batok kepalanya, tapiada beberapa bagian seketika menjadi licin. Dia mengalihkan pandangan pada sosok pemuda yang berdiri di depan Patmawati. Di telapak tangan pemuda itu ada segenggam rambut miliknya."Jahanam keparat, siapa kau berani sekali menggangguku!" Gumolo berteriakberingasan. "Akan ku kirim kau ke neraka"Namun Galuh Tapa hanya tersenyum kecil, kemudian mengibaskan telapak tangannya membuat rambut Gumolo yang di genggam melayang-layang di udara beberapa saat."Pria hidung belang seperti dirimu yanglayaknya masuk Neraka Jahanam."Merasa begitu tertantang, Gumolo menyerang Galuh Tapa dengan jurusmabuk yang sudah dipelajarinya dariPendekar Janggala alias Kakek Segalatahu. Gerakannya penuh dengan tipuan,mengandalkan kepalan tinju sebagai
Setelah mendengar hal itu, Gumolo melepaskan tenaga dalam pada bagian kakinya, membuat ledakan kecil dan berhasil keluar dari dalam lantai. "Beri aku sedikit lebih banyak arak!" Pria itu berteriak. "Akan aku tunjukkan jurus mabuk yang telah aku latih beberapa bulan terakhir."Ruangan kamar yang memang luas,sekarang menjadi sempit sesak karena puluhan orang yang berkumpul di tempat itu.Semua orang tanpa terkecualimengeluarkan aura membunuh yang tertuju pad pemuda pemilik pedang pusaka Lintang Kuning, tapi niat mereka tertahan karena Gumolo mulai menunjukkan hasil kerja kerasnya beberapa bulan terakhir.Setelah berhasil mengeluarkan kakinya dari dalam lantai, Gumolo kembali melancarkan serangan. Kali ini serangan pria itu lebih kuat dari sebelumnya, bahkan bukan hanya itu saja, tenaga dalam yang dimilikinya juga mengalami peningkatan."Sekarang kita bisa merasakan level empat tenaga dalam Gumoloi." Merah Jambon Barat bergumam kepada Merah Jambon Timur. "Dia telah menjadi orang terkuat
Sehingga tubuh Gumolo melayang beberapa saat di udara, kemudian jatuh di atas atap Markas.Melihat hal itu Merah Jambon barat berniat menolongnya tapi sayang hal itu tidak kesampaian. Galuh Tapa sudah berada tepat di hadapannya. Dua pukulan bertenaga dalam di dapatkan wanita itu, buah dari kelengahannya. "Merah Jambon Timur!!" Merah Jambon Barat melepaskan tusuk konde ke arah Galuh Tapa sebelum pemuda itu melanjutkan tindakannya.Mendapati serangan itu, Galuh Tapa mundur dua langkah untuk menghindari. Namun pada waktu bersamaan, Merah Jambon Barat berhasil menangkap tubuh Merah Jambon Timur yang terhuyung-huyung tak karuan.Celbuuk...Suara benda terjatuh terdengar, Gomolo terlentang di permukaan tanah tanpa sempat ada orang yang menangkapnya. Ketinggian Markas Utama mungkin dua kali pohon pinang, cukup tinggi.Sehingga tubuh Gumolo mengeluarkan darah segera pada setiap liang lubang di dalam tubuhnya. Ada 3 tulang rusuk yang patah, dan lebih banyak lagi urat tubuh yang putus. Belum l
Sehingga pendekar Janggala terkekeh kecil, dia menggaruk kepalanya sambil berusaha mengatur keseimbangan tubuhnya. "Ini jurus kuat, anak muda. Jika kau tidak berhati-hati, bisa saja baluk kayu itu membunuhmu!"Galuh Tapa tersenyum pahit, dia hanya mengeluarkan serpihan batu mustika sebagai senjata yang bermata pendek. Menurutnya akan lebih efektip jika berhadapan dengan orang mabuk seperti lawan di depannya.Pertarungan kembali terjadi dengan sengit, baru beberapa menit saja sudah terjadi pertukaran puluhan serangan.Galuh Tapa masih berada di situasibertahan, dia belum bisa menemukan titik lemah dari teknik mabuk lawannya.Tap..tap..tap,Suara Pendekar Janggala melompat dengan pola tidak menentu, kemudian melepaskan pukulan kosong di tubuh Galuh Tapa.Pukulan itu sangat mudah dihindari, tapirupanya ada serangan susulan dengansundulan kepala yang tanpa didugamenyerang dadanya.Galuh Tapa tidak sempat menghindar,sehingga tubuhnya melayang beberapabelas meter dan mendarat dengan k
Sehingga Galuh Tapa hampir memutuskan urat besar di pergelangan itu. Pendekar Janggala mengerahkan sedikit tenaga dalam untuk menghentikan pendarahan, dia juga mencari sesuatu di dalam sakunya sebuah ramuan lalu menegaknya.Sehingga baru beberapa detik ramuan itu ditelan, dia bisa bergerak seperti sedia kala, seolah kakinya yang terluka sudah sembuh total."Pak tua ***** kau meminum ramuanpereda sakit." Galuh Tapa terkekehkecil. "Ramuan itu hanya memiliki satu kegunaan, yaitu menipu dirimu.""Jangan berkata seperti kau tahu apa yang akan kuperbuat, Kunyuk Jahanam." pendekar Janggala terkejut bukan alang kepalang, bahkan muridnya sendiri tidak tahu mengenai ramuan itu."Mulutmu benar-benar berbisa pak tua!" Galuh Tapa menggelengkan kepala.Meski serangan pemuda itu tidak berhasil melukai bagian vital, tapi kaki adalah hal paling penting bagi seorang pendekar. Jika kaki terluka cukup parah, gerakan kuda-kuda tidak akan terlalu baik. Bukankah kuda-kuda menyumbang setengah kekuatan d
Sial sekali, tenaga dalam yang di gunakan Galuh Tapa dalam jurus itu hanya satu level -itu adalah tenaga dalam terakhir yang dia miliki. Jika saja mengerahkan sekitar dua level tenaga dalam, mungkin luka yang didapatkan Pendekar Janggala lebih parah lagi, mungkin juga bisa membawa nyawa.Di satu sisi, pendekar Janggala mencarisesuatu lagi di dalam saku bajunya -obatperedam rasa sakit yang lain, tapi dia tidak menemukan benda yang dia cari. Sementara wajah orang tua itu semakinmemprihatinkan.Pak tua itu sudah mengerahkan banyaksekali tenaga dalam untuk menghentikanpendarahan, tapi entah kenapa darah yang keluar tidak kunjung berhenti. Pendekar Janggala pernah mendapatkan serangan dari Ki Santa, Jurus Tarian Dewa Bulan pula tapi pendarahan yang terjadi tidak separah ini."Luka itu akan terasa panas, karena itulah darah tidak akan berhenti." Galuh Tapa menjawab kerisauan di benak Pendekar Janggala. "Pedangku bukan tercipta dari tenaga dalam seperti yang kau pikirkan, bukan sepert
Namun Galuh Tapa membalas tudingan itu dengan tawa kecil. "Kalian benar-benar bodoh, apa kalian tidak lihat!" Galuh Tapa menyapukan pandangan ke setiap sisi Markas ini. "Pendekar Janggala hanya menyerang pendekar yang berasal dari sekutu Kelabang lblis, alias Prajurit Negri Singunan. Dia tidak menyerang prajurit yang memang benar-benar berasal dariKelompoknya, kalian tahu kenapa?""Kenapa?""Ya kenapa?"Sehingga Galuh Tapa tersenyum kecil sebelum dua larik cahaya melesat ke arahnya. "Karena bagi Kelompok Kelabang lblis, sekutu tidak lebih sebuah alat, akan di buang jika tujuan mereka berhasil!"Baru setelah perkataan itu keluar darimulutnya, pemuda Pedang Pusaka Lintang Kuning itu melompat terbang dan hinggap di atas atap Markas. Tidak ada lagi tenaga dalam yang tersisa, jadi sejak dia menggunakan ilmu meringankan tubuh, maka energi alam yang telah digunakannya.Pedang pusaka lintang Kuning menyala di genggaman tangan kanan pemuda itu. Dia terbang cepat dan berhasil melepaskan tebas