Share

115. Menembus Gunung

Sepasang mata harimau belang itu semakin terang cahayanya. Mulutnya menganga memamerkan taringnya yang tajam dan panjang. Lalu terdengar suara auman yang menggelegar.

Auman tersebut sampai menimbulkan hawa panas terik menerpa tubuh Saka Sinting. Namun, pria itu hanya sedikit mengangkat tangan saja guna meredam hawa tersebut.

"Roh siluman ini telah berbuat jahat selama hidupnya, jadi harus dihukum dengan cara dipendam selamaya sampai akhir dunia." Saka menjelaskan, menganggap auman harimau itu meminta penjelasan.

Namun, ternyata auman harimau itu makin kencang. Hawa panasnya sampai menggetarkan seantero tempat.

Saka tidak mengerti harus mengucapkan apa lagi. Harimau itu sepertinya marah. Mulutnya semakin menganga lebar. Keempat kakinya pun bersiap hendak melompat.

Pendekar Mabuk tingkatkan kewaspadaan. Bumbung tuak sudah dipegang di tangan kirinya. Gelagat tidak bisa menghindari pertarungan dengan hewan buas si raja rimba itu.

Sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status