Home / Fantasi / LEGENDA PENDEKAR MABUK / 120. Pertarungan Dua Ajian Pemikat

Share

120. Pertarungan Dua Ajian Pemikat

Author: Nandar Hidayat
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Lasmini melangkah mantap ke depan. Dengan ajian pemikat dari Nyai Ratu Karang dia bisa merasakan keberadaan sasaran dari jauh.

Bau tubuh Saka Sinting bisa diendus dari jarak jauh. Sehingga bisa diikuti gerak langkah lelaki yang sekarang sudah digilainya itu.

Dalam pikirannya sudah terbayangkan bagaimana Saka Sinting akan bertekuk lutut padanya. Memohon belaian dan kemesraannya.

Angan wanita ini pun melayang. Seolah dia sedang merasakan keindahan bersama lelaki gagah yang dia dambakan.

"Oh, Saka, kau akan menjadi milikku selamanya ...."

Langkah wanita cantik dengan tubuh indah luar biasa ini semakin cepat. Secara tidak sadar arahnya melingkar, tapi mendahului langkah Saka dan Dewinta yang berjalan lurus.

Sehingga posisi Lasmini menjadi muncul dari arah depan menghadang Pendekar Mabuk. Pada saat ini jaraknya masih sekitar sepuluh tombak.

Namun, Saka sudah bisa melihat kemunculan wanita itu. Dia tahu betul siapa Lasmini. Bekas istri seorang tumenggung, kemudian dijadikan pemuas nafsu Kal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   121. Asmarandana

    Blaaarr!Ledakan dahsyat mengguncang sekitar gua karang. Nini Ranggit terpental jatuh bergulingan di pasir pantai. Dari mulutnya keluar darah pertanda luka di bagian dalam.Gua karang tempat persemayaman Nyai Ratu Karang ambruk bersamaan dengan suara jeritan melengking tinggi si ratu siluman tersebut.Bukan hanya itu, entah dari mana datangnya tiba-tiba saja tempat tersebut terbakar. Saat itu hari mendekati senjata.Udara yang masih terasa terik bertambah panas dengan adanya kobaran api. Suara lengkingan mengerikan masih terdengar.Dari kobaran api tersebut, Nini Ranggit menemukan satu kobaran api lain yang membentuk satu sosok tubuh bergerak-gerak bagai ular yang terbakar."Gusti Ratu," desis Nini Ranggit gemetar.Sosok yang terbakar itu memang Nyai Ratu Karang. Betapa ngerinya melihat hal tersebut. Lebih cemas lagi memikirkan bagaimana nasib Lasmini."Lasmini, oh, tidak! Bagaimana dengan dirimu, Nak?"Nini Ranggit terduduk sambil terisak. Tangannya memegangi dada yang terasa sesak a

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   122. Asmara Dalam Gua

    Saka Sinting sudah duduk di samping Dewinta. Wajah keduanya tampak begitu dekat sampai bisa merasakan hembusan napas masing-masing.Wajah Dewinta tampak memerah. Bibir tipisnya merekah bagai buah ranum. Dadanya berdebar keras, begitu juga aliran darahnya terasa lebih cepat.Gelora asmaranya begitu menggebu. Walaupun ini yang pertama kalinya dalam keadaan seperti ini, tapi untuk hal ini tidak memerlukan pelatihan dulu sebelumnya.Gadis ini melingkarkan kedua tangannya ke leher Saka Sinting lalu menariknya sehingga kedua bibir mereka saling bertemu.Tidak harus menunggu Saka yang memulai, gadis ini lebih dulu memainkan lidahnya karena saking menggebu-gebu hasratnya.Nafsu sudah menguasai dirinya. Gadis ini seakan lupa diri. Yang ada dalam benaknya hanyalah meraih keindahan bersama lelaki yang diinginkannya.Sementara Saka juga sudah terbangkit gairahnya. Dia membalas melumat bibir si gadis yang lembut. Kedua tangannya juga sudah menjelajah ke seluruh tubuh mulus itu.Udara dingin dalam

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   123. Karang Setra

    Perguruan Karang Setra.Salah satu perguruan besar dari aliran lurus. Ki Madewa sang ketua sekaligus Guru Besar sudah terkenal di dunia persilatan.Dulu Ki Madewa jadi pemimpin golongan putih saat menyerang dan melenyapkan Pasukan Kala Geni yang dipimpin oleh Kala Cengkar.Perguruan ini memiliki murid yang cukup banyak di setiap tingkatannya. Baik laki-laki atau perempuan.Pagi ini tampak murid-murid muda sudah berbaris di lapangan luas yang letaknya di tengah-tengah beberapa bangunan yang posisinya mengelilingi lapangan tersebut.Dua orang yang bertindak sebagai guru tampak sedang memberi arahan dan wejangan sebelum latihan dimulai.Namun, suasana pagi itu menjadi tegang ketika tampak satu pasukan yang berseragam Bhayangkara berjumlah sangat banyak tiba-tiba muncul dan langsung masuk ke halaman depan tanpa permisi.Kontan saja beberapa murid yang bertugas jadi penjaga panik dan langsung melapor kepada Ki Madewa.Tidak lama kemudian sang Guru Besar keluar bersama petugas jaga tadi. Ki

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   124. Jatidiri Panglima

    Perguruan Burangrang memang hanya perguruan kecil. Muridnya pun tidak begitu banyak. Namun, mereka tidak bisa dianggap sepele. Tingkat keilmuannya bisa disejajarkan dengan perguruan lain yang lebih besar.Ki Bayusura merupakan murid Eyang Jaya Raga yang masih hidup. Maka dia menjadi penerus tokoh yang berjuluk Rajawali Bulu Emas itu setelah Ki Aswani dan Ki Argasura meninggal.Rajawali Bulu Emas sendiri sudah sangat jarang muncul di dunia persilatan. Terakhir kali bertemu Saka ketika memberikan sebuah kitab ilmu Cakra Dewa.Pengalaman itu Saka ceritakan kepada Ki Bayusura begitu dia bertemu dengan gurunya Pandu Jaya tersebut. Mereka kini sedang berbincang di ruang tengah kediaman sang ketua perguruan Burangrang."Tidak menyangka kau bisa bertemu dengan guru, aku sendiri sudah puluhan tahun tidak pernah berjumpa lagi. Bahkan kabar beliau pun sangat sulit didapat," ujar Ki Bayusura."Aku beruntung bisa bertemu beliau, karenanya aku bisa membalas kematian guru dan paman Argasura!""Semog

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   125. Selir

    Nyai Pinasih langsung bersimpuh membungkuk sampai wajahnya hampir menyentuh lantai. Prabu Wretikandayun duduk tegap di hadapan wanita itu."Aku yang salah," ucap sang Prabu datar. "Sejak mengangkatmu jadi selir, tidak pernah aku sentuh sama sekali."Walau bicara datar dan terkesan merendah, tapi Nyai Pinasih tak bisa meredam gemuruh dalam dadanya. Rasa takut menguasai dirinya. Tak terasa keringat menetes di dahinya."Aku memang hanya mementingkan diri sendiri. Demi sahabat yang sudah berjuang banyak hingga akhir hayatnya, aku ingin memuliakan istri yang ditinggalkannya menjadi manusia terhormat di istana. Tapi ternyata aku salah."Nyai Pinasih semakin gemetar. Dia tahu maksud yang sebenarnya dari sang Prabu bukan seperti yang diucapkannya. Dia hanya bisa berharap ada sesuatu atau seseorang yang bisa menolongnya saat ini.Sang selir merasa bagaikan sedang dalam gigitan pemangsa. Sekali menggigit maka habislah dirinya."Karena kesalahanku itu," lanjut Maharaja. "Mungkin kau mencari pele

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   126. Suasana Gawat

    Rencana pasukan Bhayangkara yang hendak memberantas perguruan golongan putih memang sudah bocor.Rahyang Jatmika bukan orang yang bekerja sendirian. Masih tergolong muda, tapi sudah mempunyai pengikut yang setia.Sang putra sulung Maharaja memerintahkan pengikutnya untuk memberi tahu setiap perguruan aliran putih tentang rencana pasukan Bhayangkara.Termasuk perguruan Awan Putih. Begitu mendapat kabar tersebut, mereka segera mempersiapkan diri, tapi bukan melawan, melainkan menjalankan rencana yang disiapkan oleh Rahyang Jatmika.Jika Ki Rembong mengirimkan mata-matanya, maka Ki Awan Seta juga melakukan hal yang sama. Menyelidiki dan mengintai keberadaan pasukan Bhayangkara.Berpura-pura tetap melakukan kegiatan sehari-hari ketika mata-mata Ki Rembong mengintai. Kemudian begitu kedua pengintai itu pergi, semua murid segera meninggalkan perguruan melalui jalan rahasia yang luput dari pengawasan.Sekarang begitu pasukan Bhayangkara telah tiba dan mengepung perguruan, semua penghuninya t

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   127. Pertempuran di Lingkungan Istana

    Pasukan Bhayangkara lebih dari setengahnya ternyata para pendekar murid-murid perguruan aliran hitam. Anggota yang asli seketika langsung sadar apa yang terjadi, maka mereka segera memisahkan diri bahkan ada yang ikut bergabung dengan pasukan khusus.Terdengar Ranggapati memberi aba-aba, lalu pasukan khusus menerjang maju menyerang pasukan Bhayangkara.Ki Rembong sebagai wakil Panglima segera maju mengejar Ranggapati, tetapi setengah jalan dia dihadang Ki Awan Seta."Bukankah kita masih ada urusan yang tersisa, Rembong?""Awan Seta, hari ini kita selesaikan. Bersiaplah menemui ajalmu!"Di tempat lain Ki Balakosa dihadang dua orang yang tidak lain Dewinta bersama Ki Jati Kusuma."Dia yang telah membunuh guru dan saudara-saudaraku!" Dewinta menunjuk tegas ke arah Ki Balakosa."Oh, seperti itu orangnya?" sahut Ku Jati Kusuma terdengar merendahkan dengan wajah tampak lucu."Kalian juga ingin menyusul mereka?" sentak Ki Balakosa."Kau yang akan kubuat berlutut kepada adikku di alam kubur!"

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   128. Pertarungan Berlanjut

    Tidak kehabisan akal, Tiga Genderuwo Bukit Gintung alirkan tenaga dalam pada senjatanya. Ayunan rantai berbandul bola berduri bertambah kuat disertai hawa panas.Bola berduri ini seperti memiliki mata, bergerak menyambut pukulan jarak jauh yang dilepaskan sepasang pendekar suami istri tersebut.Dess!Pyarr!Kali ini Wirasoma dan Citrawati terkejut melihat serangan mereka dihempaskan begitu saja. Mereka tidak menyangka lawan mengubah cara menyerangnya."Gila!" seru Wirasoma.Walau demikian sepasang pendekar ini terus melancarkan serangan dengan maksud agar lawan tidak sempat memberikan balasan.Pukulan yang dilepaskan tetap diarahkan pada beberapa sasaran. Yaitu tali rantai, tangan yang memegang senjata tersebut dan bagian tubuh lain seperti perut atau kaki.Namun, ayunan bola berduri bagaikan bergerak sendiri tanpa dikendalikan pemiliknya. Arahnya selalu menghadang arus pukulan lawan Wukk!Pyarr!Sejurus berikutnya pasangan pendekar mulai dibikin repot. Dua lawan memainkan bandul ber

Latest chapter

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   180. Pelaku Sesungguhnya

    "Sampai kapan aku mengawasi seperti ini," gerutu Nari Ratih sambil memakan buah jambu. Kalau ditinggalkan takut yang dikhawatirkan terjadi. Bukankah dia sedang berjaga mencegah jatuhnya korban pembunuhan lagi. Namun, kalau dipikir lagi sejenak hatinya jadi ragu. Sebabnya prajurit kerajaan yang ditugaskan menangani kasus ini sudah mengendus ke Seta Aji. Kalau sudah begitu bisa saja Seta Aji tidak melanjutkan aksinya. Bagaimana kalau prajurit kerajaan mendatangi rumah dan menangkap Seta Aji? Sia-sia saja dia berjaga di situ. Apa yang dipikirkan Nari Ratih memang benar. Lima prajurit kerajaan yang dipimpin seorang Bekel mendatangi rumah Seta Aji. Tentu saja pihak berwenang dari kerajaan juga menyelidiki tiga pembunuhan yang terjadi. Dari tanda silang yang tergores di paha korban menunjuk satu tersangka, Seta Aji. Sampai di depan rumah Seta Aji, enam prajurit ini hanya mendapati Amba Citra yang sed

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   179. Menemui Teman

    Giliran Nari Ratih yang kerutkan kening sambil menarik wajahnya. Lalu dia menghempas napas lega. Maklum saja Amba Citra menyangka demikian, karena dia belum tahu kalau dia sudah mempunyai suami seorang pendekar tangguh.Amba Citra menatap sahabatnya menunggu jawaban. Si gadis ini perawakannya tak jauh beda dengan Nari Ratih. Tinggi semampai, cantik, hanya wajahnya bulat dengan mata agak belo. Berbeda dengan Nari Ratih yang memiliki wajah lonjong dan mata tipis.Nari Ratih tidak segera memberitahukan tentang statusnya yang sudah bersuami. Ada yang lebih penting yang harus didahulukan, yaitu mencari pembunuh sahabatnya."Aku hanya ingin memperoleh keterangan yang banyak tentang dia darimu,""Baik, tapi apa kau yakin aku memiliki pengetahuan banyak tentang Seta Aji?""Tentu saja, karena kau tetangganya!""Baiklah, silakan bertanya!" Amba Citra mengangkat telapak tangannya menghadap ke atas.Nari Ratih menarik napas panjang.

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   178. Pembunuhan Lagi

    Seketika langsung berjingkat badannya. Dadanya mendadak berdebar kencang. Bagaimana bisa ada orang masuk? Padahal dia sudah mengunci pintu sejak masuk tadi."Kau!"Semakin terkejut gadis ini begitu mengenali orang misterius ini."Bagaimana kau bisa masuk?"Lelaki berpakaian serba hitam ini tersenyum sinis dengan sorot mata tajam mengandung hawa sadis. Seperti elang hendak mencengkram mangsanya."Aku sudah menunggu kamu dari tadi." Suaranya besar tapi pelan dan seolah sengaja diserak-serakkan."Gila, kamu! Masuk tanpa ijin. Mau apa kamu? Mencuri?"Si lelaki mengekeh pelan. "Ya, aku mau mencuri nyawamu,""Bangsat, kamu! Antara aku dan kamu sudah tidak ada hubungan lagi, sudah tidak ada masalah lagi. Mau apa lagi kamu?"Sudah aku bilang, aku mau nyawamu. aku masih sakit hati dicampakkan sama kamu. Aku dendam, dan Kamu harus terima akibatnya,""Sinting, kamu! Pergi! Atau aku panggil kakangku buat m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   177. Mencari Keterangan

    Berita terbunuhnya Rara Intan yang mayatnya dikirim dalam sebuah peti sampai juga ke keluar Ki Barna. Nari Ratih dan Saka pun otomatis mendengar berita ini.Peristiwa ini terjadi siang hari setelah beberapa lama penguburan Arum Honje."Tandanya sama seperti pembunuhan Arum Honje," kata Ki Barna menjelaskan. Rara Intan Putri ketiga juragan Gumara orang terkaya di desa Jati Waringin. Mayat Rara Intan ditemukan di dalam sebuah peti yang dikirim oleh seseorang yang misterius."Dalam satu hari ini sudah dua kali Saka dan Nari Ratih menghadiri pemakaman. Pagi tadi penguburan Arum Honje sahabatnya Nari Ratih. Sekarang Rara Intan.Walaupun bukan orang yang dikenal keduanya, tapi cara pembunuhan yang dilakukan sama seperti yang menimpa Arum Honje.Awalnya Ki Barna yang mendengar kegegeran itu. Geger karena tidak menyangka, pagi hari Rara Intan pergi ke pasar sendirian. Tetapi pulang dikirim dalam peti mati.Yang membuat penasaran yaitu ad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   176. Peti Misterius

    "Dia calon istri Raden Sujiwa, putra seorang menteri dari Manukrawa, tidak ada alasan calon suaminya yang membunuh,""Dari petunjuk yang sengaja ditinggalkan, jelas maksud pembunuhan ini adalah balas dendam. Tapi dendam apa?""Kalau soal harta kekayaan, tidak mungkin. Keluarga Ki Barna tidak memiliki harta yang berlimpah. Misalnya, adiknya Randu ingin menguasai harta warisan sendiri, itu tidak mungkin!" tegas Nari Ratih."Sepertinya masalah cinta. Saka meneguk tuaknya. "Coba kau ingat-ingat barangkali sebelum Raden Sujiwa, mungkin ada lelaki lain yang pernah jadi kekasihnya. Atau ada wanita mencintai Raden Sujiwa, dia tidak ingin ada wanita lain yang memilikinya,"Nari Ratih menopang dagunya. Pikirannya berputar-putar memanggil ingatannya."Aku tidak tahu tentang Raden Sujiwa, tapi aku tahu Arum Honje pernah memiliki kekasih sebelum dilamar Raden Sujiwa."Menduga-duga boleh saja, tapi harus disertai bukti kuat yang mengarah kepad

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   175. Tragedi di Pagi Hari

    Orang yang dipanggil Tuanku ini melepaskan pukulan. Ternyata dia memiliki tenaga dalam lumayan, tapi masih berada di bawah Resi Danuranda. Tentu saja hanya dalam beberapa gebrak, Tuanku telah ambruk kehilangan tenaganya.Di sebelah sana Nari Ratih juga telah menyelesaikan tugasnya. Semua penjaga rumah telah terkapar dengan luka parah yang membuat mereka tak mampu menyerang lagi. Mereka masih dibiarkan hidup.Beberapa saat kemudian berdatangan orang-orang. Saka Sinting langsung mengarahkan mereka masuk ke dalam rumah."Cari dan ambillah yang menjadi milikmu saja!"Setelah semuanya selesai. Si Tuanku, Resi Danuranda dan semua anak buahnya diikat dan dikumpulkan di bangunan  tanpa dinding.Saka Sinting berpesan kepada orang-orang bekas pengikut Resi Danuranda yang hendak pulang, agar ada yang melaporkan ke pihak kerajaan.Empat hari kemudian, rombongan prajurit Galuh yang datang dipimpin seorang senapati. Mereka juga datang bersama

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   174. Ajian Serap Sukma

    Saka Sinting bergerak mendekati resi Danuranda. Bagi sang resi ini kesempatan untuk meleburkan tubuh Saka Sinting dengan apinya yang panasnya mampu mencairkan baja sebesar kerbau dalam waktu singkat."Konyol, cari mati kau!" seru sang Resi tersenyum merasa menang. Lalu dengan cepat dia songsong Saka Sinting. Dua telapak tangan berhasil meraih bahu pemuda itu.Seketika api membungkus seluruh tubuh Saka Sinting. Bahkan dari mulut sang resi juga menyembur lidah api khusus membakar bagian kepala.Namun, Saka Sinting tetap tenang. Dia tidak merasakan kepanasan sama sekali. Kobaran api itu tidak membuatnya terbakar.Tubuhnya dalam keadaan baik-baik saja. Malah seolah sengaja dirinya dibakar. Saka Sinting berdiri sambil bersedekap. Kedua matanya menatap tajam wajah resi Danuranda.Beberapa lama keadaan tetap seperti itu meskipun resi Danuranda telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya. Jika dilihat dari jauh maka kobaran api itu seperti api ungg

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   173. Resi Gadungan

    Bola mata resi Danuranda bergerak-gerak seperti sedang mencari sesuatu. Wajahnya menunjukan kecemasan. Kini dia tengak-tengok ke segala arah. Sepertinya dia merasakan kehadiran seseorang."Aneh, sepertinya ada jurig menyusup. Tapi untuk apa?" Resi Danuranda mendesah lalu melangkah keluar. Ternyata dia cukup peka juga. Tapi hanya sekadar peka tidak mampu mendeteksi lebih jauh.Saka Sinting tersenyum memandangi punggung sang resi. "Aku memang jurig, tapi cuma sementara, resi gadungan!"Jelaslah sekarang tujuan semua ini. Kalau dulu ada Boma Sangara yang hendak membangun kerajaan baru. Kini, entah siapa orang yang dipanggil Tuanku itu, dia merencanakan menguasai kota raja Pakuan.Saka Sinting kembali ke raga kasarnya. Sampai di sana pemuda ini terkejut karena resi Danuranda berdiri mematung di bawah pohon di mana raga kasarnya berada. Wajahnya tampak mendongak ke atas."Rupanya penyusupnya ada di sini!" seru resi Danuranda. Tangan kanannya m

  • LEGENDA PENDEKAR MABUK   172. Menyelidiki Hutan

    Dengan canggung Bayunata menjelaskan tujuan mereka. Pemuda yang jelas tahu cara kerja Resi Danuranda wajar curiga kepada tiga orang yang kini sudah turun dari kereta kuda.Si pemuda mendekati mereka. "Dari mana kalian tahu tentang Eyang Resi?" selidiknya.Sesuai rencana yang sudah diatur sebelumnya, Sundari menjawab. "Saudara saya sudah lebih dulu ikut Eyang Resi, saya dan keponakan saya ini juga ingin mengikuti jejak saudara saya,""Siapa saudara yang kau maksud?""Namanya Nyai Mandita,""Apa kalian tahu syaratnya?"Kemudian Saka Sinting menunjukkan peti besar yang terikat di kolong kereta kuda. Dengan sedikit membukanya, terlihatlah tumpukan perhiasan dan batangan emas.Peti berisi harta perhiasan ini berasal dari Nini Ratminah atas ide dan permintaan Saka setelah tahu persyaratan yang disebutkan Ki Bayunata. Bagi bangsa guriang, itu hal yang sangat mudah mendatangkan harta sebanyak itu.Pemuda itu terperangah

DMCA.com Protection Status