Sosok si kakek putih yang tadinya membelakangi tampak berputar pelan seperti tidak menapak ke bumi sampai akhirnya menghadap ke arah Saka Sinting.
"Kedatanganmu ke sini hendak memendam makhluk abadi di dasar gunung, kenapa malah datang ke puncak?" tanya si kakek putih dengan suara datar dan pelan, tapi tetap seperti tadi. Terasa bergetar sampai dada.Saka tidak merasa aneh apalagi terkejut. Orang tua tersebut pasti memiliki ilmu yang sangat tinggi atau mungkin saja sebenarnya si kakek sebenarnya bukan manusia.Mengingat di puncak gunung tertinggi ini, siapa manusianya yang mau tinggal di sini. Apalagi tanpa memiliki semacam gubuk atau rumah."Saya rasa jalannya harus dari pusat puncak gunung ini," jawab Saka tenang. Dari aura yang dia rasakan tidak mengandung hawa jahat yang mengancam dirinya.Si kakek -entah manusia atau makhluk lain- sepertinya hanya sebagai penunggu puncak yang tidak bisa sembarang orang mampu melihat atau menemukannyaSepasang mata harimau belang itu semakin terang cahayanya. Mulutnya menganga memamerkan taringnya yang tajam dan panjang. Lalu terdengar suara auman yang menggelegar.Auman tersebut sampai menimbulkan hawa panas terik menerpa tubuh Saka Sinting. Namun, pria itu hanya sedikit mengangkat tangan saja guna meredam hawa tersebut."Roh siluman ini telah berbuat jahat selama hidupnya, jadi harus dihukum dengan cara dipendam selamaya sampai akhir dunia." Saka menjelaskan, menganggap auman harimau itu meminta penjelasan.Namun, ternyata auman harimau itu makin kencang. Hawa panasnya sampai menggetarkan seantero tempat.Saka tidak mengerti harus mengucapkan apa lagi. Harimau itu sepertinya marah. Mulutnya semakin menganga lebar. Keempat kakinya pun bersiap hendak melompat.Pendekar Mabuk tingkatkan kewaspadaan. Bumbung tuak sudah dipegang di tangan kirinya. Gelagat tidak bisa menghindari pertarungan dengan hewan buas si raja rimba itu.Sua
Keesokan harinya tampak Ki Rembong sendirian meninggalkan pantai selatan. Dia ditugaskan untuk memenuhi syarat yang diajukan oleh Nyai Ratu Karang.Yaitu mencari tujuh lelaki yang masih perjaka dan umurnya masih di bawah dua puluh tahun untuk dijadikan tumbal pemuas nafsu Nyai Ratu Karang.Makhluk siluman itu nantinya akan menurunkan satu ilmu kepada Lasmini agar bisa memikat hati Saka Sinting sehingga bisa memiliki sang pendekar sepenuhnya selamanya.Ki Rembong terpaksa melakukan hal ini demi sang putri yang dia sayangi walaupun sampai saat ini Lasmini belum tahu bahwa dia adalah ayah kandungnya.Selain itu, bila nanti Saka Sinting sudah jatuh ke dalam pelukan Lasmini, maka si Pendekar Mabuk tersebut nantinya bisa dikendalikan supaya menuruti semua keinginan Lasmini.Ki Rembong sendiri nantinya akan menjadi orang di belakang putrinya dalam mengendalikan Saka Sinting.Namun, dalam usahanya mencari tujuh perjaka, Ki Rembong mendap
Selain melepaskan pukulan Bintang Kejora beberapa kali, Saka juga melesatkan jarum-jarum tuak dalam jumlah banyak.Seketika belasan orang menjadi sasaran telak langsung terkapar meregang nyawa. Sementara Saka terus menerobos masuk diikuti Seta Keling dan Palastri.Ternyata di dalam lebih banyak lagi para pengepung yang sedang berjaga di setiap tempat. Sambil terus melesat ke dasar lembah, Saka melancarkan serangan-serangan tanpa ampun kepada orang-orang tersebut.Sontak saja pasukan yang mengenakan penutup wajah ini terkejut mendapati kawan-kawannya bertumbangan. Bahkan mereka sendiri menerima gilirannya.Makin ke bawah tampak makin genting. Satu kelompok bersenjata panah tengah menghujani Ki Sempana dan lainnya yang sudah tidak berdaya.Kontan saja Saka memuncak amarahnya. Dia mengamuk dengan mengeluarkan pukulan Segara Bayu.Wutt!Blaaarr!Pasukan pemanah seketika berhamburan. Saka tidak memberi ampun sedikit
Belum juga hilang kesedihan mendalam akibat kepergian orang-orang terdekat, sekarang harus ditambah lagi rasa duka semakin mendalam.Ya, akhirnya Anggita menghembuskan napas terakhir setelah dipenuhi keinginannya. Ada rasa sesal yang amat sangat memenuhi sanubari Saka Lasmana.Di depan kuburan Anggita, Pendekar Mabuk tidak bisa menahan tangis penyesalannya."Seharusnya aku tidak mengabulkan permintaanmu kalau saja tahu akan seperti ini!"Seta Keling bersama Palastri berdiri di belakang sang pendekar yang dirundung duka sangat mendalam. Saat ini hanya mereka berdua yang menjadi orang terdekat Saka Sinting.Sebelumnya Anggita meminta ingin merasakan keindahan dalam kemesraan bersama Saka. Gadis itu ingin menyerahkan seluruh miliknya untuk sang pujaan hati.Saka juga sempat menolak karena mereka belum terikat pernikahan, tapi Anggita seolah memaksa karena takut ajal lebih dulu menjemputnya.Akhirnya Saka tidak bisa menolak lagi keinginan sang kekasih hatinya itu. Selain karena sangat men
Dewinta, satu-satunya murid Nyai Widasari yang masih hidup menatap sayu beberapa kuburan baru yang merupakan tempat peristirahatan terakhir guru dan saudara-saudaranya.Hati gadis ini sudah dipenuhi dendam membara atas apa yang menimpa dirinya. Namun, saat ini dia tidak memiliki kekuatan untuk membalas semuanya."Aku harus membalas semuanya!" Tekad Dewinta sudah bulat. "Tapi tidak saat ini, aku akan mencari tambahan kekuatan agar bisa menandingi mereka!""Ke mana kau akan mencarinya?" tanya Saka yang masih berada di dekat gadis itu. Dia juga sempat membantu menguburkan guru dan teman-temannya Dewinta."Nyai Guru mempunyai saudara seperguruan di daerah Burangrang."Saka terkesiap beberapa kejap mendengar jawaban si gadis. "Kalau begitu tujuan kita sama," sahutnya."Kau juga hendak ke sana?" Dewinta menoleh, memandang ke wajah Pendekar Mabuk. Ini kesalahan yang tidak disengaja baginya.Karena begitu menatap wajah lelaki gagah tersebut, seketika Dewinta terkesiap seolah melihat sesosok y
Lasmini melangkah mantap ke depan. Dengan ajian pemikat dari Nyai Ratu Karang dia bisa merasakan keberadaan sasaran dari jauh.Bau tubuh Saka Sinting bisa diendus dari jarak jauh. Sehingga bisa diikuti gerak langkah lelaki yang sekarang sudah digilainya itu.Dalam pikirannya sudah terbayangkan bagaimana Saka Sinting akan bertekuk lutut padanya. Memohon belaian dan kemesraannya.Angan wanita ini pun melayang. Seolah dia sedang merasakan keindahan bersama lelaki gagah yang dia dambakan."Oh, Saka, kau akan menjadi milikku selamanya ...."Langkah wanita cantik dengan tubuh indah luar biasa ini semakin cepat. Secara tidak sadar arahnya melingkar, tapi mendahului langkah Saka dan Dewinta yang berjalan lurus.Sehingga posisi Lasmini menjadi muncul dari arah depan menghadang Pendekar Mabuk. Pada saat ini jaraknya masih sekitar sepuluh tombak.Namun, Saka sudah bisa melihat kemunculan wanita itu. Dia tahu betul siapa Lasmini. Bekas istri seorang tumenggung, kemudian dijadikan pemuas nafsu Kal
Blaaarr!Ledakan dahsyat mengguncang sekitar gua karang. Nini Ranggit terpental jatuh bergulingan di pasir pantai. Dari mulutnya keluar darah pertanda luka di bagian dalam.Gua karang tempat persemayaman Nyai Ratu Karang ambruk bersamaan dengan suara jeritan melengking tinggi si ratu siluman tersebut.Bukan hanya itu, entah dari mana datangnya tiba-tiba saja tempat tersebut terbakar. Saat itu hari mendekati senjata.Udara yang masih terasa terik bertambah panas dengan adanya kobaran api. Suara lengkingan mengerikan masih terdengar.Dari kobaran api tersebut, Nini Ranggit menemukan satu kobaran api lain yang membentuk satu sosok tubuh bergerak-gerak bagai ular yang terbakar."Gusti Ratu," desis Nini Ranggit gemetar.Sosok yang terbakar itu memang Nyai Ratu Karang. Betapa ngerinya melihat hal tersebut. Lebih cemas lagi memikirkan bagaimana nasib Lasmini."Lasmini, oh, tidak! Bagaimana dengan dirimu, Nak?"Nini Ranggit terduduk sambil terisak. Tangannya memegangi dada yang terasa sesak a
Saka Sinting sudah duduk di samping Dewinta. Wajah keduanya tampak begitu dekat sampai bisa merasakan hembusan napas masing-masing.Wajah Dewinta tampak memerah. Bibir tipisnya merekah bagai buah ranum. Dadanya berdebar keras, begitu juga aliran darahnya terasa lebih cepat.Gelora asmaranya begitu menggebu. Walaupun ini yang pertama kalinya dalam keadaan seperti ini, tapi untuk hal ini tidak memerlukan pelatihan dulu sebelumnya.Gadis ini melingkarkan kedua tangannya ke leher Saka Sinting lalu menariknya sehingga kedua bibir mereka saling bertemu.Tidak harus menunggu Saka yang memulai, gadis ini lebih dulu memainkan lidahnya karena saking menggebu-gebu hasratnya.Nafsu sudah menguasai dirinya. Gadis ini seakan lupa diri. Yang ada dalam benaknya hanyalah meraih keindahan bersama lelaki yang diinginkannya.Sementara Saka juga sudah terbangkit gairahnya. Dia membalas melumat bibir si gadis yang lembut. Kedua tangannya juga sudah menjelajah ke seluruh tubuh mulus itu.Udara dingin dalam