Kontrak Cinta Sang Muhallil

Kontrak Cinta Sang Muhallil

last updateLast Updated : 2024-12-17
By:  Inoeng LoebisOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
49Chapters
4.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Habibie Burhanuddin. Lelaki miskin dari kalangan jelata. Bersua Arini Ayunda Permaisuri--perempuan yang telah ditalak tiga oleh suaminya, yaitu Ilham Arya Penang. Ilham merupakan teman Burhan semasa kecil. Burhan menikah siri dengan Arini. Agar Arini bisa rujuk kembali dengan Ilham Meli Imeldani--Ibu Ilham begitu menyayangi Arini sebagai menantu satu-satunya. Ia ingin Arini segera kembali lagi rujuk dengan Ilham. Satu-satunya jalan agar Arini kembali pada Ilham adalah dengan menyetujui Arini menikah muhallil (kontrak) dengan Burhan. Di tengah proses perjalanan kontrak pernikahan, Arini depresi. Mengakibatkan hormon pengolah rasa bahagia hilang dari tubuhnya. Burhan tiba-tiba tidak mau menceraikan Arini. Lelaki itu mencoba menyembuhkan istrinya. Bagaimana kisah mereka. Apakah Ilham mampu mempertahankan Arini dan kembali ke pangkuannya. Bagaimana nasib Burhan? Kepalang, ia diam-diam jatuh cinta pada Arini. Sanggupkah dirinya yang miskin mendapatkan cinta Arini? Meskipun nikah Muhallil. Burhan wajib memberi nafkah bhatin pada Arini. Inilah satu-satunya cara agar Arini tidak melupakannya. Berhasilkah sosok Burhan? Jika Burhan berhasil bagaimana nasib Ilham? Siapa sebenarnya bocah bernama Satya? Mengapa darahnya sama dengan Ronald-- ayah Ilham? Apa benar Rian, putra bungsu Jansen Kamandanu seorang homo? Lalu, mengapa ia jatuh cinta juga pada Arini? Selamat Membaca Para Readers.

View More

Chapter 1

Perhatian Pertama

"Jadi nama kamu Habibie Burhanuddin, seorang lelaki yang sama sekali tidak punya harga diri?" tanya Arini sinis, pada pemuda yang menunduk memeluk plastik kresek berisi kotak makan.

Burhan mengangguk, menatap Arini sekilas, lalu menunduk lagi. Hanya sekilas kelopak itu mengembang--memancar bagai blitz kamera, yang ditatap justru menyorot tajam--memindai mangsa.

Meletakkan plastik hitam di sampingnya, memasang sepatu, mengikat dua tali yang masih berjalin satu, Arini menahan tali sepatu agar tidak terikat sempurna.

Burhan kepalang. Kekuatan lelakinya menguap walau sekadar menepis tangan Arini. Lelaki itu hanya menunduk, membuang wajah ke sebelah kanan.

Arini masih setia dengan tarikan garis bibirnya, berada di sebelah kiri, mengejek pemuda bernama Burhan.

Burhan sekuat daya menetralisir aliran darahnya agar terlihat biasa.

Lelaki mana yang tahan dengan godaan baju dengan belahan tepat di bagian dada. Arini seperti sengaja mempermainkan lelaki yang ada di depannya.

"Apa sebagai lelaki kamu tidak lagi punya harga diri sampai harus rela menjalani pernikahan kontrak hanya demi uang," cecar Arini membolakan kerjapan Burhan.

Terbelalak dengan ucapan Arini yang sangat pedas, justru ia kembali menunduk mengikat tali sepatunya setelah sebelah kembali dilepas Arini secara paksa.

Senyum menghina masih menaungi.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, Burhan berdiri, meraih pintu, keinginan terbesarnya hari itu, berlalu secepatnya dari Arini.

Namun sayang, begitu gegas Arini menghalangi pintu tersebut. Kembali dengan sengaja membusungkan dada, memancing intuisi Burhan sebagai lelaki.

"Maaf, saya harus segera sampai ke kantor."

Begitu pongah, ia melewati Arini. Tidak tinggal diam, Arini menarik paksa tangan Burhan. Membalikkan segera dengan kuat.

Tenaga dari kepalan kecil yang sama sekali tanpa perlawanan dari Burhan memantulkan tubuh Burhan tepat menimpa Arini.

Bukan cuma menimpa Arini, bibir lelaki itu menyentuh lembut pipi Arini tanpa sengaja. Menyadari kekeliruan, buru-buru Burhan berdiri. Merapikan kemeja berwarna hitam dengan garis pinggiran putih. Wanita yang sengaja menarik tubuhnya agar tertimpa itu menyeringai tajam.

"hmmp" Seperti kehausan ia menarik wajah Burhan mendekat, sekali hentak bibirnya berhasil melumat bibir lelaki itu sangat seduktif.

"Nyonya, apa yang kau lakukan!" Burhan berusaha melepaskan pagutan Arini. Akalnya hampir saja hilang. Andai Arini melakukannya karena cinta pasti Burhan dengan begitu rela membalasnya. Mungkin lebih panas dari sekadar melumat bibir saja. Ia akan dengan bahagia menggendong Arini ke ranjang hangat mereka. Menyatukan cinta dalam lautan bara menggelora. Tapi, kisah mereka bukan kisah cinderela, bukan pula sepasang pengantin yang merindukan asmara. Kisah merea sungguh berbeda.

"Hei, kamu laki-laki atau banci?" bentak Arini, sekonyong menggigit leher Burhan. Lelaki itu menahan napas sesaknya. Meraba pelan hasil gigitan Arini. Menghirup oksigen lebih banyak.

"Nyonya, saya bisa telat. Nanti saya kan datang tepat waktu, Nyonya makanlah!"

Arini justru tertawa terbahak mendengar kalimat perhatian itu. Seketika melingkarkan tangannya pada leher Burhan dengan santai, kerlingan nakal tak lupa Arini sisipkan. "Bibirmu manis, apa kau pernah mencium perempuan selain aku?" tanya Arini sesekali mendesah. "Saya tidak pernah mencium wanita yang bukan mahrom saya," jawab Burhan. Pelan menepis tangan Arini.

"Aku sudah sah jadi istrimu, mari kita bercinta!" Lagi-lagi Arini memeluk Burhan kuat. Mengecup paksa telinga lelaki itu yang berusaha mengelak.

"Nyonya, maafkan aku." Iris legam itu lurus menatap, mata tajamnya membola kaget. Apa yang akan dilakukan wanita ini? Pikirnya kawatir, melirak ke arah jalan, apakah Ilham sang bos telah tiba. Sungguh ia sangat kawatir.

Srek.

Bunyi pakaian dikoyak. Arini mengkoyak sendiri bajunya tepat bagian dada di depan Burhan. Untuk kesekian kali lelaki itu tak mampu menepis kasar. Hanya terbelalak kaget. Menelan salivanya berkali-kali. Menatap keindahan, kemulusan, kepolosan di depan matanya. Secara agama tentu saja wanita itu halal untuknya.

Menggenggam kresek semakin kuat, di posisi serba salah, Burhan segera menarik diri. Arini sedikit terpental. Senyum menghina tetap ia kirim untuk lelaki yang tengah mengatur napas, merapikan rambutnya, kemeja yang sedikit kusut karena ulah Arini.

Burhan melangkah menarik daun pintu. Menepis pelan tangan Arini yang lepas dari pergelangannya.

Tanpa berbicara apapun. Burhan gegas melangkah lagi, Namun, sayangnya tangan Arini lebih cepat menahan pergelangan kanan yang masih mengayun.

"Hei, kamu budek ya, aku tanya sekali lagi, yang di depanku ini, banci atau lelaki? kamu gay, ngak selera lihat perempuan. Tubuhku masih aduhai dibanding pelacur bernama Mira. Lihat sini!" Arini menarik tangan Burhan menyentuh dua kembar miliknya. Naluri kelelakian Burhan mendadak meronta. Refleks lima jarinya bergerak meremas.

buck ...

Suara sesuatu kena injak.

"Au!"pekik Burhan tertahan antara napasnya yang memburu dan kakinya yang sakit. Dengan tatapan sinis Arini menginjak keras kaki Burhan. Mengaduh rasa nyeri di tapak, Burhan memejam matanya, mengumpat sesuatu hak meminta dilepaskan segera. Ia harus memalingkan diri. Ini tidak bisa dibiarkan. Kembali tidak menghiraukan pertanyaan Arini. Ia berpura-pura menatap langit di atas pintu, bermohon pada Tuhan agar Arini segera beranjak dari hadapannya. Sebekum akal sehatnya kalah oleh naluri kelelakiannya.

Sekuat tenaga menahan bulir yang hendak jatuh, Burhan akhirnya menatap dua manik coklat berlensa yang kini justru melorotkan semua pakaiannya pula. Tubuh polos itu kini tersenyum begitu memikat di hadapan Burhan.

"Apa yang anda lakukan, Nyonya? Pak Ilham bisa marah besar sama saya, saya mohon jangan sulitkan saya," ucap Burhan melipat dua tangan, berkali-kali menahan getar di jantungnya.

Menatap lurus tanpa menghiraukan adegan mantan istri bos di hadapan. Padahal segala ornamen di tubuhnya bagai tersengat listrik dadakan. Ia menghirup oksigen sebanyak mungkin, seolah udara sumber nyawa itu akan hilang dari peredaran.

"Dasar, Banci! Cemen, pengecut, baru ditolak dikit udah loyo," umpat Arini mendorong tubuh Burhan keluar rumah. sebelumnya Arini sengaja menyenggol benda keramat milik Burhan. Bibirnya menyunggingkan senyum serupa ejekan, hinaan dan pelampiasan kekecewaan.

Burhan hanya diam. Berterimakasih pada Tuhan, Arini tidak berbuat di luar yang diprediksinya. Lebih baik ia dihina banci atau sejenisnya daripada mengorbankan ibu, dan adik perempuannya yang kini butuh transfusi darah, juga perawatan intensif akibat kecelakaan beberapa bulan lalu.

"Oke, sekarang kamu selamat, kita liat sampai kapan kamu bisa bertahan," tantang Arini tertawa sinis. Menutup pintu dengan bantingan keras.

Burhan mengusap telinganya. Menghela napas kembali melangkah, mendekap sarapan yang ia buat sedari subuh. Ia harus kembali ke rumah ibunya untuk menyiram diri. Sengatan listrik akibat perbuatan Arini masih menyentrum seluruh ornamen di tubuhnya.

Bayang tubuh porprosional itu bermain di mata Burhan.

Arini kembali ke dapur, senyum mengejek masih menempel di bibir. Tertawa puas setelah berhasil membuat suruhan mantan suami itu kelimpungan tak karuan.

Aroma khas nasi goreng menggugah penciuman. Masakan buatan Burhan. Arini tidak habis pikir, lelaki itu diam selayaknya orang bisu, tapi begitu perhatian.

Setiap bangun pagi, Arini sudah disuguhi sarapan dengan rasa masakan sangat enak. Arini selalu memakannya tanpa sisa. Selain lapar. Ia sudah tidak peduli malu. Apalagi urusan sungkan. Hatinya tidak lagi bisa dikenali.

Patah telah mencipta jiwanya mengerdilkan rasa, tak bisa terprediksi sakit itu seperti apa.

Perih, bagai belati menghunjam di segala sisi.

Burhan. Ya, dia kini telah resmi menjadi suami Arini, sah secara agama tapi tidak pada negara. Disaksikan para saksi, begitu juga mantan suami Arini--Ilham yang mengenalkan Burhan, sekaligus mengatur semua skenario pernikahan itu. Bahkan Ilham pula yang mengatur semua rencana peristiwa yang terjadi esok hari untuk Arini.

Burhan menikahi Arini sebagai muhallil. Kelak masa aktif kontraknya habis, mereka akan bercerai dan Arini kembali menikah dengan Ilham, suami yang telah mentalak tiga dirinya, setelah tujuh tahun bersama.

Air muka wanita itu tenang bagai telaga, tapi tidak pada hatinya. Pecah berkeping, retak diberbagai sisi, hatinya telah tiada rasa. Ia benci laki-laki.

Niatnya tadi menggoda Burhan bukan karena ingin menggoda sebenar-benar menggoda selayaknya jalang pada mangsa, seperti Mira yang berhasil menggoda suaminya.

Mana mungkin sekelas Arini ingin tidur bersama si culun Burhan, si irit kata, tak pernah bicara sekalipun hal penting.

Hanya kesumat kepada tiap lelaki. Menjadikan dirinya tak lagi bisa dikenali. Burhan seolah menjadi komedian, kelinci percobaan untuk keahlian menggoda ala Arini.

Jika saja tadi Burhan tidak menolak. Dengan senang hati Arini akan membuat video adegan mereka berdua kemudian mengirimnya pada Ilham.

Gila.

Ya, dia telah gila, separuh kewarasannya terenggut cinta buta. Hingga air mata tak lagi merembes melewati pipi mulusnya, melainkan menyusur ke dalam jiwa, begitu menyakitkan.

Belum sembuh kata talak pertama dari mulut Ilham, ia harus dihadapkan dengan begitu banyak konflik hingga membawanya ke tahap ini. Talak tiga telah lolos dari lidah seorang Ilham.

Arini dipaksa menikah dengan laki-laki lain demi bisa kembali kepada mantan suaminya--Ilham.

'Apa bagi mereka pernikahan serupa permainan, hanya karena Arini tidak bisa melawan, tidak lagi memiliki orang tua, Arini benar-benar bertumpu pada Ilham. Lalu, seenaknya mempermainkan ikatan sakral.

Yatim piatu yang hanya memiliki satu saudara, Lela. Lela yang kini jauh di negeri Sumatra Utara, tidak mengetahui kabar Arini, telah mengantongi tabungan talak sebanyak tiga kali.

Orangtua mereka telah tiada. Nasib rumahtangga telah pula mempermainkan rasa.

Sudah satu minggu Arini menikah dengan Burhan. Wanita yang dulu anggun itu kini bagai singa kecil menemukan lawan. Ia sengaja menggoda Burhan. Sebab sakit hati yang begitu mendalam pada Ilham.

Tujuh tahun bukan waktu yang sebentar mengarungi biduk rumah tangga. Ucapan talak bukan permainan catur, apalagi monopoli kerjasama. Bagi Arini, nikah itu sakral.

Menatap nasi goreng yang masih mengepul asap, dengan wangi seledri menguar, Arini menarik garis bibirnya. Ia benci Ilham, sorot tajam bola mata lentik tanpa eyelash curler, melambangkan permusuhan namun begitu manis ia tahan.

Kesumat mengakar, cinta itu pudar tanpa peduli kesakralan.

Arini tidak peduli siapa Burhan. Bahkan jijik untuk sekadar berdekatan, tapi, wajah angkuh lelaki itu membuat Arini akhirnya merancang perhitungan, agar Burhan paham pernikahan bukan untuk monopoli pekerjaan.

Arini tidak tahu, apa motif Burhan rela menikah dengannya, setelah enam bulan kelak akan menceraikan. Sesuai perjanjian.

Kalian pikir siapa kalian di mataku? umpat Arini.

Seminggu yang lalu,

"Sah," kor suara para saksi di dalam aula yang dipesan oleh Ilham sendiri. Lelaki di samping Arini menunduk dalam.

"Ini tempat kamu sementara, Arini."

Ilham membawa mereka ke sebuah perumahan sederhana tipe 36, sepanjang jalan Burhan hanya diam, Ilham berceloteh apa yang boleh dan tidak boleh.

Arini tertawa dalam hati. Sejak talak tiga yang tercipta tanpa ucapan, bahkan jika Arini ridho, talak fasakh juga sah untuk pernikahan mereka.

Fasakh merupakan jatuh talak tanpa ucapan.

Walau selanjutnya Ilham bersujud meminta maaf, hati Arini telah beku di saat itu.

"Sampai kapan aku akan tinggal di sini bersama kawanmu yang bego itu?" tanya Arini sinis. Menatap Burhan yang mengekor mereka.

Ilham tersenyum penuh arti. Ia tidak sia-sia menjadikan Burhan sebagai muhallil. Arini tidak akan tertarik dengannya.

Kamar mereka bahkan terpisah. Pernikahan macam apa ini?

Tanpa Ilham sadari senyum dengan tatapan kosong tersurat jelas dari cetakan wajah Arini.

Burhan, siap-siaplah patah hati karenaku.

Dan kau ... Ilham, bersiaplah masuk rumah sakit jiwa karena telah mempermainkan hal paling sakral di atas dunia.

Ia melipat tangannya ke dalam kantong. Sekilas Burhan menangkap sorot kesumat itu. Lekas berpaling, degub jantungnya bermasalah kala bersirobok dengan netra sendu milik Arini, sejak kalimat sah serentak disorakkan para saksi dan beberapa kolega Ilham di aula itu.

Burhan seolah merasa harus melindungi wanita itu. Tapi sayang, Arini bagai merpati cantik yang tak dapat ia miliki.

'Ini hanya rasa kasihan' bhatin Burhan menolak setitik rasa iba yang muncul. Tatapan tajam dari Arini menarik lega napas Ilham.

Lebih baik begitu. Lebih baik dia tidak menanggapi pernikahan ini. Lebih baik rasa benci di hatinya semakin mengakar.

Hati Burhan tenang, saat ia tahu, Arini begitu sinis menanggapi kehadirannya.

Namun setelah seminggu pernikahan mereka, Arini seolah sengaja menggodanya berkali-kali. Nyaris membuat Burhan sesak napas menahan naluri kelelakiannya sebagai suami sah.

"Nyonya, kalau keluar jangan pakai handuk begitu, takutnya nyonya masuk angin," ucap Burhan masih menundukkan wajah.

Tiga hari lalu, Burhan menasehati Arini yang memang sengaja keluar kamar hanya dengan lilitan handuk. Tawa Arini serupa ejekan menjawab nasehat Burhan. Ia malah pergi ke dapur mengambil sesuatu di atas meja--seperti sebuah pil.

Entahlah. Burhan tidak berani bertanya.

Semakin hari, Arini semakin agresif, Burhan tidak mengerti kenapa kesinisan Arini bisa berubah kalem. Bahkan liar.

Walau masih menyebutnya banci, dan hinaan lain, Arini masih terus menggoda Burhan berkali-kali. Tentu punya niat terselubung yang tidak diketahui Burhan.

Sampai kapan Burhan bertahan?

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Eka Sa'diyah
semangat kakak
2022-08-31 17:39:09
1
user avatar
Inoeng Loebis
Ayuk Baca. Banyak hikmah in sya Allah
2022-08-23 22:21:59
2
49 Chapters
Perhatian Pertama
"Jadi nama kamu Habibie Burhanuddin, seorang lelaki yang sama sekali tidak punya harga diri?" tanya Arini sinis, pada pemuda yang menunduk memeluk plastik kresek berisi kotak makan.Burhan mengangguk, menatap Arini sekilas, lalu menunduk lagi. Hanya sekilas kelopak itu mengembang--memancar bagai blitz kamera, yang ditatap justru menyorot tajam--memindai mangsa.Meletakkan plastik hitam di sampingnya, memasang sepatu, mengikat dua tali yang masih berjalin satu, Arini menahan tali sepatu agar tidak terikat sempurna.Burhan kepalang. Kekuatan lelakinya menguap walau sekadar menepis tangan Arini. Lelaki itu hanya menunduk, membuang wajah ke sebelah kanan.Arini masih setia dengan tarikan garis bibirnya, berada di sebelah kiri, mengejek pemuda bernama Burhan. Burhan sekuat daya menetralisir aliran darahnya agar terlihat biasa.Lelaki mana yang tahan dengan godaan baju dengan belahan tepat di bagian dada. Arini seperti sengaja mempermainkan lelaki yang ada di depannya."Apa sebagai lelaki
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
Bibit Cinta
"Kau Benar-benar tidak selera melihatku, Banci! apa aku kurang cantik di matamu?"Burhan terbelalak. Baru saja tapak kakinya mendarat di depan pintu. Ia Mendapati Arini dengan lingerie super seksi. Make up tebal dengan alis diukir sembarangan. "Nyonya, apa Nyonya sudah makan? saya akan siapkan segera," ucap Burhan bergidik. Naluri kelelakiannya sekuat tenaga berusaha ia tahan. Wanita di hadapan tidak seperti perempuan kebanyakan. "Kau suamiku, Bukan? mengapa kau tidak ingin menyentuhku. Apa kau jijik?"Arini menarik Burhan, menempel erat ke tubuhnya. "Apa yang kau lakukan, Nyonya?""Apa tubuhku penuh dengan korengan? Katakan hei pria impot---t--ten, kau bahkan tidak ingin sekedar menggandeng tanganku. Di mana-mana istri menyambut suami dengan cium tangan dan memeluknya, apalagi Amrik bisa langsung melumat bibirnya."Wanita itu melebarkan mata. Tersenyum menggoda. Memaksa tubuh Burhan menempel erat di tubuhnya."Nyonya!""Mengapa? Mengapa kau harus takut? aku ini istrimu, apa kau sa
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
Di mana Ibumu?
"Ini namanya Berlian, yang ini Intan dan yang kecil Menik." Burhan menyiapkan teh hangat untuk Arini. Memperkenalkan satu persatu adiknya. "Assalamualaikum Kakak," salim Berlian meraih tangan Arini. Disusul adik-adik Burhan yang lain."Panggilnya Nyonya, bukan Kakak." Burhan melotot pada Berlian. Arini malah tersenyum."Biarkan mereka memanggil dengan apapun, tidak salah, panggil nama juga bagiku sah-sah saja. Kenapa kamu yang sewot," cibir Arini pada Burhan."Ini teh--nya, Nyonya. Silakan diminum!" ucap Burhan pelan. Menunduk, masih melirik adiknya tanda tak suka, Burhan takut Arini merasa tidak dihargai.Berlian yang tidak tahu menahu urusan abangnya dan Arini, mencelos, mencibir mengejek Burhan, merasa menang--sudah dibela Arini.Berlian ke dapur menyiapkan keripik pisang ke dalam pinggan. Menaruhnya di depan Arini. "Kak Arini masih muda gini, masa dipanggil nyonya, jelek, ah." Berlian protes pada Burhan.Berlian, intan dan Menik berdiri sejajar, bersandar pada dinding. Seperti
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more
Bersua Mertua
"Apa Nyonya mau menemui ibu saya?""Ternyata lebih pintar Menik daripada kamu," ketus Arini arogan. Tersenyum licik."Nyonya tidak bisa menemui ibu saya sekarang, beberapa menit lagi Pak Ilham akan datang, saya tidak mau ada kesalahpahaman di antara kita. Mungkin bisa lain kali. Ibu saya di rawat di rumah sakit umum. Sore atau malam, Nyonya bisa menjenguknya. Sekarang saya antar Nyonya pulang.""Saya akan minta izin supaya kamu hari ini libur, izin urusan itu--gampang. Kalau cuma izin diri kamu--aku bisa. Kenapa tidak bisa kulakukan minta izin dari Ilham. Apalagi cuma sekelas Franve.""Nyonya," ucapnya terbata."Assalamualaikum, sayang. Izinin si jadul gak masuk kerja, ya. Aku mau jenguk Bu Dena." Jeda sejenak."Oke sayang, bye."Burhan memutar bola matanya. Arini kerap berubah-ubah dalam satu waktu. Mendadak menelpon Ilham, bersayang-sayang hanya demi dirinya. Terkadang jutek, kadang diam-diam menangis.Baiklah. Aku akan mencari tahu, ada apa denganmu? Aku akan segera menyembuhkan lu
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more
Muhallilku Cemburu
Waktu beranjak menuju sore. Arini kembali pulang ke rumah tipe sederhana itu. Berlian menjaga Dena.Wajah tampan nan rupawan lebih dulu menyambut mereka, Arini dan Burhan, di depan pintu, siapa lagi kalau bukan mantan suaminya. Arini hendak membuka pintu berbahan asal Jepara unik dan klasik.Ya, Ilham merenovasi semua ornamen rumah kecil menjadi besar dan artistik. Lelaki di depan mereka tersenyum merentang tangan. "Apa kabar Arini sayang? Kenapa istriku ini semakin cantik setiap hari, aku sudah tidak sabar kita kembali rujuk dah tidur seranjang."Ilham melingkarkan tangannya di pinggang Arini. Hendak mengecup kening sang mantan istri.Namun sayang, tangan wanita yang sedang menelan kesumat itu, menepis pelan lingkaran kuat di pinggangnya."Kita belum suami istri, Ilham. Kamu harus ingat, aku sekarang berstatus istri Burhan. Dan belum disentuhnya secuil pun. Jangan bilang kau sudah berpindah keyakinan, karena dalam Islam tidak sah menikah jika berniat bercerai. Jika sedari awal Burhan
last updateLast Updated : 2022-06-19
Read more
Muhallilku Keren
Villa eksotis di sebuah bukit permai, di kelilingi hutan alami, jalan masuk sudah tertanam paving blok menuju villa, kiri kanan ditanami mawar merah yang batang pohonnya tergunting dan susun rapi. Sungguh pemandangan sangat indah. Bangunan bermode kuno menjulang di antara pondokan kecil mirip saung sekitar lima bangunan segala sisi terhampar mengelilingi Villa dengan ungu mendominasi. Suara ramai tawa riuh terdengar dari dalam Villa, menandakan sedang berlangsung acara spektakuler di dalamnya, mengingat pemilik Villa tersembunyi di antara hutan natural itu adalah Keluarga Jansen Prakash Kamandanu Penang. Salah satu konglomerat di sebuah provinsi metropolitan. Malam ini Kakek Jansen Prakash ulang tahun pernikahannya. Pemilik sebuah perusahaan fashion terkenal, pemilik ribuan distro merk ternama itu sedang membaca daftar pembagian bagi hasil harta. Beberapa perusahaan ditangani dan dikelola oleh putra bungsunya bernama Rian Prakharsa Penang, membuat Rian besar kepala. Seorang putra bai
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more
Kesumat
Meli dan Ronald sangat paham bagaimana watak Ilham. Tidak suka bekerjasama, emosian, ego tinggi. Tidak ingin terlihat lemah. Makanya Ilham akrab dengan perusahaan Franve, karena itu satu-satunya perusahaan yang tidak terlibat bisnis dengan keluarga Penang. "Arini," suara bariton seseorang menyapa. Meli dan Ronal saling pandang. Rian mencebik licik. Berlalu sebelum Arini berbuat lebih mengerikan. "Awas kalau sampai terjadi sesuatu pada lelaki tadi, lehermu taruhannya," ancam Arini pelan tapi tajam tepat ke telinga Rian sebelum Ilham datang mendekat. Rian mematikan power ponselnya setelah celotehan Karin panjang lebar. Mengapa juga keponakannya itu jadi terkesan menyukai Burhan?Bukan cuma Rian yang kesal, tapi Arini tak kalah sinis menatap kesal pada Karina.Rian.tidak jadi menelpon anak buahnya. Ia berdecak gusar. Ancaman Arini ternyata berefek. Manusia yang tadinya hendak menonton gratis drama adu jetos.terutama anak-anak Arya, Bagas dan lainnya. Mundur teratur. Kibasan tangan Rian
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more
Perjalanan Talak
"Kamu terlambat mengatakan maaf. Sakit itu sungguh sadis mengoyak dan mengobrak abrik jantung ini." Retina perempuan itu mengambang. Nanar menahan air mata. Ingatannya melayang setiap slide kejadian demi kejadian sebelum akhirnya talak tiga sah secara agama antara ia dan Ilham. Slideshow perjalanan sebuah guncangan arasy berawal, dari sebuah kesalahan yang tak diniatkan. Semua peristiwa demi peristiwa bermain-main di kepala Arini. Jangan coba-coba menyalah dengan hukum Allah, karena Allah SWT sebaik-baik pembuat makar. Mata Arini memejam lagi. Gambaran masa-masa jatuhnya talak menyerbu ingatannya. "Kau ingat, Arini. Aku Ilham Arya Penang, walau mama dan papiku tidak cocok dengan keluarga Jansen, tapi, aku adalah cucu laki-laki satu-satunya." "Terus, tujuanmu apa mengatakan itu padaku?" "Baiklah, bukankah kau meminta talak dariku?" "Ya, mana? Katakan sekarang juga, talak aku! ayo talak!" "Dasar keras kepala! apa sama sekali tujuh tahun tidak berbekas dari ingatanmu tentang kita
last updateLast Updated : 2022-08-28
Read more
Petaka Pertama
Ilham dipecat, padahal ia salah satu pewaris perusahaan. Tentu saja hal yang tidak masuk akal. Faktanya lelaki itu memang dipecat. Semua permainan dari Rian si ambisius.Paman kandung Ilham itu dibantu Mira untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. *Kehadiran Mira yang direncanakan Rian, telah berhasil mengacaukan rumahtangga Arini dan Ilham.Wanita tak tahu diri itu acap kali mengganggu kenyamanan Arini di rumahnya sendiri, sejak Ilham mengiyakan tentang kesepakatan kerjasama di Franve.Mira sengaja melontarkan kalimat-kalimat bagai penggosok perkakas keluar dari bibirnya untuk Arini setiap mengantar tugas dari Pram untuk Ilham."Tanya saja sama suamimu. Kami berdua sering ketahuan bersama, Pak Rian cemburu padanya, kau tau, Arini? Putra bungsu keluarga Penang itu sangat mencintaiku. Ia lebih memilih aku daripada keponakannya. Makanya Ilham dipecat dari Perusahaan Plastik Penang. Aku kasian padanya, tak tega hidupnya yang biasa bergelimang harta harus dicemooh para kolega sendiri. K
last updateLast Updated : 2022-08-31
Read more
Aku Ini Istrimu
Cerai adalah bom yang mengguncang Arasy.Kata yang paling Allah laknat adalah cerai. Jika ada solusi lain, mengapa harus bercerai? Emosi, bujukan setan, rayuan hormon egoisme telah menang melawan gumpalan kecil bernama hati. Petaka pertama di rumahtangga Arini-Ilham. (Ada yang cerai. Apa aku harus potong tumpeng?)Status baru memenuhi beranda Mira. Arini melotot tak percaya. Belum lima menit dari ia keluar rumah, Mira sudah mengetahui. Bertabungan talak seharusnya membuat Ilham berhati-hati. Sebab setan, iblis ada di mana-mana. Akhirnya kabar talak itu pun sampai ke telinga Mira. Wanita itu bahagia bukan main, selama ini sangat penasaran karena tidak pernah berhasil menggoda Ilham. Kesempatan baginya telah datang, dengan berani, ia datang ke rumah Ilham. Kebahagiaan menyelimuti hati Mira, demi mendengar tabungan talak rasanya ia sanggup memindahkan Monas ke Kalimantan saja. Setelah sebelumnya Mira tahu betul rumahtangga incarannya itu sedang tidak baik-baik saja sejak kedatangan
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status