Share

Bab 3

Istana Phoenix didekorasi dengan gaya Eropa yang sangat mewah. Dinding aula utama dihias dengan seekor burung phoenix berwarna pelangi yang sedang terbang tinggi dengan penuh energi, ukiran itu tampak sangat nyata.

Di ruang rapat lantai lima, sekelompok orang tua berpakaian rapi, hanya Arden yang memakai kaus dan celana jeans yang sudah memutih. Penampilannya sangat tidak cocok dengan tempat ini.

Dia terkenal di Kota Bahari karena menikahi wanita yang didambakan oleh banyak pria, apalagi dia adalah menantu matrilokal yang tidak punya pekerjaan. Sedangkan Elsa yang merupakan manajer umum Modern Media bukan hanya cantik, tetapi juga cerdas.

Tiga tahun yang lalu, kabar pernikahan ini sangat menggemparkan dan membuat banyak pemuda kecewa. Semuanya sangat membenci Arden dan merasa Tuhan tidak adil, bisa-bisanya membiarkan pecundang sepertinya menikahi wanita cantik di kota mereka.

Orang-orang mengira dia adalah seorang pecundang miskin yang tidak kompeten, tetapi identitasnya dapat menggemparkan seisi Kota Bahari.

Seorang sekretaris muda dan cantik membuka pintu, lalu seorang wanita paruh baya berjalan memasuki ruang rapat dengan anggun. Meskipun sudah berusia lebih dari 40 tahun, dia tampak belasan tahun lebih muda dan sangat berwibawa.

Semua orang di dalam ruang berdiri dan serempak berkata, "Halo, Presdir."

Hanya Arden yang masih duduk dengan sepasang kaki yang tersilang, sikapnya sangat sembrono. Wanita yang datang itu adalah ibunya, Sofia Hunter, presdir Grup Akasia.

Sofia mengangguk sambil berkata dengan lantang, "Semuanya, biar kuperkenalkan, pemuda yang duduk di sini adalah putraku, Darryl Akasia, putra sulung Keluarga Akasia. Dia sudah menjalani tuntutan 10 tahun, jadi sekarang namanya Arden Akasia, dia akan meneruskan nama keluargaku."

Semua orang di sini adalah tokoh terkemuka yang sukses. Berkat dukungan dari Keluarga Akasia, mereka dihormati oleh banyak orang.

"Halo, Tuan Muda!"

Keluarga Akasia ibarat pohon kokoh yang menjulang tinggi, sedangkan mereka adalah rumput yang berada di bawah naungannya!

Arden tersenyum sambil mengangguk, reaksinya sangat datar, terlihat jelas dia hanyalah seorang pemuda biasa. "Halo, semuanya, nggak usah sungkan padaku."

Dia sudah terbiasa menyembunyikan kemampuannya, diperlakukan dengan buruk dan diremehkan oleh banyak orang.

"Sekarang sepuluh tahun sudah berlalu dan tuntutan itu pun sudah berakhir. Arden berencana untuk tinggal di Negara Nardem dan memulai bisnis di Kota Bahari, kuharap semuanya dapat membimbingnya."

Mendengar instruksi Sofia, semuanya langsung mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Mereka akan mengerahkan seluruh tenaga untuk membantu Arden, bagaimanapun, Arden adalah pewaris Grup Akasia dan harus dibimbing dengan baik.

Rapat ini sangat singkat, tepatnya hanya untuk memperkenalkan Arden.

Sofia melambaikan tangannya, lalu para petinggi pun pergi.

Sekarang, hanya tersisa sepasang ibu dan anak di dalam ruangan. Sofia mendengus dingin, lalu berkata, "Setelah punya istri, kamu melupakan ibumu. Apa kelebihan gadis dari Keluarga Savero itu? Bukankah hanya cantik? Kudengar dia memperlakukanmu dengan buruk, seluruh keluarganya sangat angkuh, apa yang perlu dipertimbangkan lagi? Cerai saja."

"Bu, apa kamu tahu perasaan bisa bertumbuh seiring berjalannya waktu? Sekarang anakmu sudah nggak bisa hidup tanpanya," kata Arden sambil tersenyum.

"Terserah kamu, aku akan memberikan satu-satunya kartu hitam tertinggi di Negara Nardem. Ada 10 triliun di dalamnya yang dapat dijadikan sebagai modal awal," kata Sofia sambil menyerahkan selembar kartu bank pada Arden.

"Terima kasih, Bu." Arden bergegas menghampirinya sambil tersenyum bahagia. "Aku bisa menjalani hidup orang kaya lagi."

"Lihatlah sikapmu ini!" Sofia berkata dengan kesal, "Uang ini hanya kupinjamkan padamu. Lima tahun kemudian, kembalikan 20 triliun, sudah terhitung bunga, apa kamu mengerti?"

"Oke, nggak masalah." Arden setuju. Dengan modal 10 triliun dan koneksi Keluarga Akasia, menghasilkan uang adalah hal yang mudah.

Sofia mengembuskan napas. "Aku nggak mengkhawatirkan hal lain, tapi pernikahanmu sudah hancur. Keluarga Savero bahkan nggak pantas menjadi pembantu Keluarga Akasia, beraninya mereka memperlakukanmu dengan begitu buruk."

Arden mengangkat bahunya sambil berkata dengan tidak berdaya, "Apa boleh buat? Aku dituntut untuk merantau selama sepuluh tahun. Demi kelangsungan hidup, aku bekerja sebagai kuli di luar negeri dan tentara bayaran di perbatasan. Menantu matrilokal adalah pekerjaan yang paling tidak berbahaya dan hanya perlu mengontrol emosi."

"Ya sudah, aku nggak akan ikut campur dalam masalah ini. Tapi hubungan yang dipaksakan nggak akan bahagia, bukankah Elsa nggak menyukaimu? Coba jalani hubungan dengan wanita lain. Ada begitu banyak wanita cantik di dunia ini, dengan identitasmu saat ini, ada banyak wanita yang ingin menjadi kekasihmu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status