Share

Bab 5

Arden sudah terbiasa dengan sindiran seperti ini. Dia menguatkan diri untuk duduk di samping Elsa, lalu diam-diam melirik Elsa.

Elsa yang sedang marah mendelik suaminya dengan kesal. Dia juga merasa Arden sudah mempermalukannya, dia berkata dengan penuh amarah, "Kenapa kamu datang dengan pakaian seperti ini? Semuanya memakai jas dan dasi, lihatlah penampilanmu ini."

Arden menjawab dengan pelan, "Aku nggak punya jas, ibumu setiap bulan hanya memberiku 4 juta untuk membeli sayuran, mana cukup untuk membeli pakaian."

Ini adalah kenyataan. Elsa pun tahu, sejak Arden menikah dengannya, Arden menjadi pembantu rumah tangga purna waktu. Sepertinya Arden tidak pernah membeli pakaian baru, dia tiba-tiba teringat, "Di mana jas yang kamu gunakan di hari pernikahan kita?"

"Kamu sudah lupa? Kita menyewanya dari studio dan langsung mengembalikannya setelah acara pernikahan berakhir," jawab Arden dengan tidak berdaya.

"Ck pfft ...." Seseorang yang duduk di meja sebelah tertawa terbahak-bahak. "Konyol sekali, menantu matrilokal memang menyedihkan. Bahkan jas di hari pernikahan pun hasil sewa, Keluarga Savero sungguh pelit."

Elsa sangat malu. Dia mengabaikan soal perlakuan keluarganya pada Arden dan malah merasa Arden sengaja mempermalukannya, dia berkata dengan galak, "Sudah, diam kamu. Nggak ada gunanya kamu pakai pakaianmu bagus, nggak akan merubah penampilanmu."

'Pemikiran macam apa ini? Tinggiku 1,8 meter dan wajahku sangat tampan, bisa-bisanya kamu mengataiku seperti ini!' Arden hanya mengumpat dalam hati dan tidak bersuara. Dia tahu akhir-akhir ini Elsa sedang memikirkan masalah pekerjaan, jadi dia menahan amarahnya. Siapa suruh dia menyukai Elsa?

Sepasang pengantin baru naik ke atas panggung. Baik dari segi paras maupun aura, Verren jauh lebih buruk dari Elsa. Bagaimanapun, Elsa adalah gadis tercantik di Keluarga Savero.

Namun, cantik bukan berarti bernasib naik. Elsa menikah dengan pria yang tidak memiliki apa pun.

Dibandingkan dengannya, adik sepupunya, Verren jauh lebih beruntung karena bisa menikah dengan tuan muda dari keluarga kaya. Meskipun Kent Sutama tidak setampan Arden, Kent kaya dan ketampanan tidak bisa dijadikan makanan.

Melihat pengantin baru di atas panggung, Elsa menjadi sangat emosional. Akhir-akhir ini, perusahaan membutuhkan uang, tetapi bank tidak bersedia meminjamkannya uang dan tabungannya tidak cukup. Elsa sangat tertekan karena kekurangan uang sebanyak miliaran rupiah, kalau dia menikah dengan suami kompeten yang bisa membantunya, dia tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini.

Melihat Arden yang duduk di sampingnya makan dan minum dengan lahap, Elsa menjadi makin kesal. Arden tampak seperti hantu kelaparan.

Namun, dia juga tidak boleh menyalahkan Arden. Karena hidangan yang disediakan sangat mewah, ada lobster dan abalon yang jarang ada di Keluarga Savero.

Jangankan Arden, selain Elsa, Harris, Mia, Elvi dan Enzo pun makan dengan lahap.

Keluarga Savero memiliki enam anak, Harris adalah yang paling tidak kompeten dan tidak disukai oleh Hardy. Mereka tidak terlibat dalam bisnis keluarga, Harris hanya seorang dewan direksi yang menerima gaji 10 juta per bulan.

Mia bekerja sebagai akuntan di perusahaan lain dengan gaji 9 sampai 10 juta per bulan. Seluruh tabungan keluarga diberikan pada Elsa untuk mendirikan perusahaan dan dia masih harus membiayai dua adik Elsa yang masih bersekolah. Biasanya, dia sangat hemat dan tidak rela membeli makanan laut. Jarang-jarang mereka memiliki kesempatan seperti ini, tentu saja harus dimanfaatkan dengan baik.

Di tengah acara, makanan di meja sudah hampir habis dan sepasang pengantin baru datang untuk menyapa mereka.

"Kent, ini adalah paman ketigaku, Paman Harris." Verren memperkenalkan.

"Halo, Paman Harris, mari bersulang." Sikap Kent sangat angkuh, dia memandang rendah keluarga Harris. Karena sebelumnya Verren sudah memberitahunya bahwa keluarga Harris adalah yang paling miskin dan tidak layak dihormati di Keluarga Savero.

"Ini bibi ketigaku, Bibi Mia."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status