Bab 7

Melihat jasnya dirusak oleh seorang berandalan seperti Arden, Kent pun marah. Umumnya, anak orang kaya sangat temperamental, tak terkecuali Kent. Dia berseru dengan wajah pucat, "Sialan ...." sambil melayangkan tamparan ke wajah Arden.

Sebelum tamparan itu mendarat di wajah Arden, Arden sudah berseru kaget dan mundur ke belakang sehingga meja di belakang pun terbalik. Kemudian, Arden segera menjauhkan diri. Alhasil, orang-orang yang menertawakannya tadi pun ternodai oleh sisa-sisa makanan dan tampak sangat mengenaskan.

"Apa-apaan ini! Ini baju baru, sial sekali!"

"Hari ini aku nggak seharusnya datang, badanku jadi kotor ...."

Para tamu berseru dengan kuat. Pesta pernikahan yang semula berjalan dengan lancar pun menjadi kacau, situasi sangat berantakan.

Para anggota Keluarga Savero bangkit. Melihat Arden mengacaukan pernikahan, semuanya tidak bisa berkata-kata.

Ibu mertua Arden, Mia berseru dengan getir, "Dasar pembawa sial, aku nggak seharusnya membiarkanmu datang untuk mempermalukan keluarga kami!"

Elsa memasang ekspresi datar. Dia merasa Arden sengaja, bukan hanya tidak kompeten, tetapi juga sangat nakal. Arden mengacaukan pernikahan Verren, kelak dia pasti akan ditertawakan, tetapi dia tidak terlalu marah dan malah agak gembira.

Kent mengangkat kursi dan hendak menghabisi Arden, tetapi dihentikan oleh seorang kerabat. Para tamu di sekitar berteriak mundur, keadaan di aula menjadi sangat kacau.

Verren mengentakkan kakinya dengan kesal sambil berseru dengan penuh amarah, "Ah ... pecundang ini sengaja membuat masalah. Aku akan membuat perhitungan denganmu .... Kak, Ayah, Kakek ... cepat datang, beri pelajaran pada bajingan ini!"

Ayahnya, Harvey Savero merupakan putra sulung Keluarga Savero, manajer umum perusahaan yang paling disayangi oleh Hardy. Sedangkan kakaknya, Leon Savero merupakan cucu sulung Keluarga Savero, orang-orang menaruh harapan tinggi padanya. Jadi, keluarga ini sangat berkuasa dan paling sombong di Keluarga Savero.

Leon bergegas datang, lalu menegur Arden dengan kesal, "Arden, apa yang ingin kamu lakukan? Beraninya kamu membuat onar."

Arden memasang ekspresi tidak bersalah, dia mengerutkan bibir sambil berkata, "Aku nggak melakukan apa pun. Kak, apa kamu nggak lihat ada yang ingin memukulku dengan kursi? Kok malah aku yang disalahkan?"

"Diam, kamu nggak pantas memanggilku Kakak ...." Leon ingin memukul Arden. Beraninya pecundang tak berguna ini membuat keributan di pernikahan adiknya.

"Lalu aku harus memanggilmu apa, ponakan? Kalau begitu, aku lebih tua darimu, dong?" Arden berpura-pura bodoh. 'Kenapa aku harus takut padamu? Kalian hanya sekelompok sampah, beraninya berlagak hebat di hadapanku.'

Semua generasi muda Keluarga Savero kaget. Ada apa dengan Arden? Dia bahkan berani menyindir Leon. Lihat saja, Leon pasti akan memberikan pelajaran padanya.

Semuanya tercengang. Mereka tidak menyangka menantu tak berguna ini akan berani mengucapkan kata-kata seperti itu, bukankah dia sedang mencari masalah?

Namun, tiba-tiba terdengar suara tawa dari sebelah kiri. Semua anggota Keluarga Savero menoleh ke arah datangnya suara dengan kesal, ternyata suara itu berasal dari seorang gadis cantik berusia 24 atau 25 tahun. Dia memiliki sepasang mata belo, bibir seksi dan tubuhnya dibalut dengan rok pas badan sehingga setiap lengkungan tubuhnya tampak sangat indah.

Begitu melihatnya, amarah para anggota Keluarga Savero pun mereda.

Chelsey Willow adalah wanita cantik yang diakui oleh seluruh penduduk Kota Bahari. Dia merupakan anggota Keluarga Willow yang memiliki perusahaan sendiri. Meskipun dia masih muda, dia sangat hebat dan dijuluki sebagai "Mawar Panas".

Sedangkan Elsa yang juga merupakan wanita cantik di Kota Bahari dijuluki sebagai "Lotus Dingin"!

Kepribadian kedua wanita ini berbeda jauh dan mereka tidak menyukai satu sama lain.

Saat ini, Leon yang sudah berusia 30-an tahun dan bertubuh kekar tampak sangat muram. Kalau bukan karena statusnya yang istimewa, dia mungkin sudah menekan Arden ke atas lantai dan menghajar Arden sampai puas. Dia hanya bisa menggertakkan gigi sambil berkata, "Idiot, tunggu saja pembalasanku."