Share

Bab 301

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-02-21 15:45:28
Rizki menyipitkan matanya dengan mengancam.

"Kapan kamu yang memutuskan kalau dia mau bersamaku atau nggak?"

"Kamu benar." Irfan tersenyum. Dia tidak marah dan hanya menggeser pandangannya pada Alya. "Kalau begitu biar Aci saja yang bilang. Bagaimana menurutmu, Aci?"

Aci.

Itu adalah nama kecil Alya.

Rizki menatap tajam wanita itu.

Mungkinkah pria yang akhirnya dia pilih adalah Irfan? Karena itulah dia membolehkan Irfan memanggilnya dengan nama kecilnya?

Tenggorokan Alya terasa tercekik.

Dia tahu bahwa Irfan sedang membantunya supaya dia bisa terbebas dari Rizki, supaya perceraian dia dan Rizki dapat berjalan dengan lancar.

Alya menatap Rizki yang berada di depannya, bibir merahnya terkatup rapat.

Dia memang seharusnya mengambil kesempatan ini.

Dengan pikiran ini, bibir Alya pun bergerak dan hendak berbicara.

Akan tetapi, saat ini Rizki menggertakkan gigi dan memelototinya. "Alya, sebaiknya kamu pikirkan baik-baik apa yang mau kamu katakan."

Disela oleh Rizki seperti ini, mulut Alya pun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ma E
Bosan banget cerita nya...sosok Alya terlalu lemah thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 302

    Dia hanya ingin bercerai, Irfan tidak perlu sampai terus dipukul karenanya.Barusan Irfan sudah dipukul dua kali dengan tidak adil.Saat ini, pandangan Rizki bergeser dari wajah Irfan ke pergelangan tangannya."Kukatakan untuk terakhir kalinya, lepas."Alya yang juga mendengar ini segera menoleh menatap Irfan dan menjelaskan, "Biar aku tangani masalah ini sendiri."Mendengar penjelasannya, Irfan menatap Alya untuk beberapa saat. Lalu sebuah senyum kembali muncul di wajahnya."Baiklah, aku akan menunggumu."Setelah itu, Irfan pun melepaskan tangannya.Irfan baru saja melepaskan tangannya sedikit, tetapi Rizki sudah cepat-cepat membawa wanita itu pergi.Setelah mereka pergi, asisten Irfan pun berjalan masuk. Dia mengeluarkan sebuah sapu tangan dan memberikannya pada Irfan."Apa Tuan Irfan baik-baik saja?"Irfan mengambil sapu tangan tersebut dan mengelap ujung bibirnya dengan wajah datar. Matanya tampak sangat dingin dan ganas.Bagian tubuhnya yang dipukul Rizki jelas terluka.Namun, dia

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 303

    Suasana yang panas tadi pun seketika menghilang.Setelah beberapa saat, barulah Rizki menoleh untuk menatapnya.Kemudian Rizki terpikirkan sesuatu, mata hitamnya pun berkilat. Dia sekali lagi memegang dagu Alya, jari-jarinya menekan ujung bibir Alya yang membengkak karena diciumnya. Dia tersenyum dan berkata, "Pernikahan kita memang palsu, tapi apakah kegiatan ranjang kita juga palsu?"Alya tidak dapat memercayai apa yang baru saja dia dengar."Apa katamu?""Memangnya nggak?" Jari Rizki bergerak ke bawah, menyentuh leher Alya yang cantik, lalu berhenti di atas tulang selangka yang indah itu.Tenggorokannya terasa tercekik. Dengan suara beratnya, dia berkata sembarangan, "Saat kamu memohon padaku untuk melakukannya denganmu waktu itu, kamu nggak seperti ini."Pupil mata Alya pun mengecil.Tak lama kemudian, dia mengangkat tangannya dan menampar Rizki lagi.Wajah Rizki lagi-lagi tertampar ke samping. Sesaat kemudian, pria itu mencibir, "Menamparku lagi dan lagi. Aci, kamu kira aku nggak

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 304

    Sebenarnya yang ditinju adalah dia. Selain itu, ada kemungkinan dia akan berselisih dengan teman dekatnya karena masalah ini. Sekarang, dia malah meminta maaf padanya. Alya pun merasa sangat bersalah."Kamu nggak mengacaukannya." Alya berkata dengan suaranya yang jernih, "Aku baik-baik saja. Seharusnya aku yang minta maaf karena telah membuatmu terlibat dan dipukul."Mendengar ini, Irfan terkekeh dengan lembut."Ada apa ini? Seorang pria dipukul sedikit, itu wajar.""Tapi nanti kamu dan dia ....""Tenang saja. Lagi pula, dulu kami adalah teman dekat. Paling-paling dia akan mengabaikanku untuk sementara waktu. Meskipun dia mengabaikanku, nanti aku akan minta maaf."Alya akhirnya merasa lega."Baguslah kalau begitu.""Jadi, apakah semuanya terselesaikan dengan lancar?"Alya mengangguk. Kemudian, dia teringat bahwa ini adalah panggilan telepon, sehingga Irfan tidak bisa melihatnya mengangguk. Jadi Alya pun menjawab secara lisan, "Ya, untuk sementara sudah terselesaikan.""Bagaimana?"Piki

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 305

    Dalam perjalan ke kantor catatan sipil, mereka berdua sama-sama terdiam.Suhu di dalam mobil sangat dingin. Sepertinya karena marah, Rizki lupa mengecilkan pendingin udaranya.Alya pergi dengan terburu-buru dan hanya mengenakan sebuah jaket.Awalnya dia duduk dan tidak merasakan apa-apa, tetapi lama-kelamaan, Alya makin merasa kedinginan. Dia refleks mengangkat bahunya dan mengencangkan jaketnya,Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Rizki yang duduk di kursi pengemudi, pria itu terus merapatkan bibirnya lurus.Dari ujung matanya, dia menyadari Alya yang sedang mengencangkan jaketnya. Dia tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia mengecilkan pendingin udara mobil dengan ekspresi dingin.Tak lama kemudian, suhu di dalam mobil pun tidak sedingin tadi.Alya tidak dapat menahan dirinya dan menoleh untuk menatap Rizki.Profil Rizki yang ramping begitu indah, bagaikan suatu karya seni yang digambarkan oleh para seniman. Bahkan dari samping, fitur wajahnya sangat sempurna dan menawan.Satu-satunya

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 306

    Sayangnya, apa yang dia katakan benar.Alya juga tidak tahu seperti apa pola pikirnya sekarang. Ketika dia mendengar gadis itu mengutuk Rizki, hatinya terasa ... cukup puas.Namun, setelah dipikir lagi, Rizki tidak sama dengan pria lain. Sejak awal, Rizki sudah menjelaskan padanya bahwa pernikahan ini palsu. Dia sendirilah yang diam-diam menyukai Rizki.Akan tetapi, dia tidak bisa menyalahkan Rizki karena terlalu sempurna, 'kan?Yah, karena dia sendiri tidak bisa mengutuknya, dia hanya bisa mendengar orang lain mengutuk."Hey, menurutku, kalian para pria bajingan. Kalau dirimu sendiri nggak benar, untuk apa menikah? Akhirnya sekarang hanya bisa bercerai. Lucu sekali."Gadis itu memperlakukan Rizki sebagai objek kebencian, dia mengejek dan mengutuknya mati-matian.Awalnya Rizki masih tidak berekspresi dan mengabaikannya.Akan tetapi, mulut gadis itu terlalu kasar. Rizki pun mengerutkan keningnya dengan tidak senang, lalu menatap ke arahnya dengan dingin.Di bawah tatapan sedingin es itu

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 307

    Tampaknya dia tidak menduga akan mendengar jawaban seperti ini.Karyawan itu menatap Alya, lalu menatap Rizki. Kemudian dia dengan hati-hati bertanya, "Jadi, Pak, apa keputusanmu?"Ketika dia bertanya tadi, dia jelas melihat harapan di mata pria ini.Akan tetapi, sekarang pria ini bahkan tidak mengangkat kelopak matanya. Suaranya sangat dingin."Lakukan sesuai perkataannya."Sudahlah, sepertinya pasangan ini tidak bisa dibujuk.Sang karyawan pun tidak berbicara lagi dan memproses dokumen mereka dalam diam.Puk, puk!Setelah dicap, kedua akta cerai itu pun didorong ke depan mereka.Alya dan Rizki berdiri di sana dan melihat akta cerai mereka dengan tatapan kosong. Akhirnya, mereka mengambil akta mereka masing-masing.Kemudian, mereka meninggalkan kantor catatan sipil.Begitu melangkah keluar, Alya merasakan angin dingin menerpa wajahnya. Mengembuskan rambut panjangnya dan menusuk wajahnya bagaikan pisau.Dia memegang akta cerai tersebut di tangannya, lalu mengangkat tangan satunya lagi

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 308

    Beberapa detik kemudian, sebuah mantel yang besar dan hangat tiba-tiba membungkus tubuhnya. Terdengar suara helaan napas."Menangis sampai seperti ini, kamu begitu menyukainya, ya?"Ini adalah ... suaranya Irfan.Alya mendongak lagi. Dengan berlinangan air mata, dia berkata sambil terisak, "Aku kira kamu orang asing."Mendengar ini, Irfan terkekeh dengan lembut. "Orang asing nggak akan sebaik ini dan memberimu mantel."Setelah itu, Irfan mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan mengelap air mata Alya dengan lembut.Setelah air matanya dilap, penglihatannya pun menjadi lebih jelas. Alya menatap wajah Irfan. Mata pria itu tampak sangat khawatir, di bibir dan dagunya terdapat memar dan luka akibat dihajar Rizki.Tak lama kemudian, penglihatan Alya menjadi kabur lagi.Karena air mata yang tadi baru saja dilap, sekarang sudah mengalir lagi.Ketika dia sendirian, dia tidak masalah. Sekarang dengan adanya Irfan di depannya, Alya merasa sangat malu.Sambil menangis, dia berkata pada Irfan, "M

    Last Updated : 2024-02-21
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 309

    Mobil tersebut terparkir di tepi jalan pintu masuk kantor catatan sipil. Irfan menatap Alya dengan cukup lama. Ketika dia hendak menjalankan mobilnya, ponsel di pelukan Alya tiba-tiba berbunyi.Akan tetapi, Alya yang sedang nyenyak tertidur sama sekali tidak mendengarnya.Irfan terpaksa mengambil ponsel tersebut dan mengangkat teleponnya."Alya, aku sudah sampai di pintu masuk kantor catatan sipil, tapi aku nggak melihatmu. Kamu di mana?"Suara wanita yang lembut dan jernih terdengar dari ujung telepon.Mendengar ini, Irfan pun melihat ke arah pintu masuk kantor catatan sipil.Memang, dia bisa melihat seorang wanita yang mengenakan sebuah jaket bulu angsa berwarna hitam dan membawa tas kerja berdiri di pintu masuk. Wanita itu melihat-lihat ke sekelilingnya, mencari sosok Alya.Irfan mengingatnya.Wanita itu adalah Citra, sahabatnya Alya.Setelah mengenalinya, Irfan merendahkan suaranya dan berkata, "Halo, aku Irfan."Citra yang tadinya berdiri di pintu masuk sambil melihat ke sekelilin

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status