Mendengar perkataan suaminya, Sinta pun melirik dengan kesal. "Apa katamu?"Reza hanya tersenyum dan tidak berbicara lagi.Namun, Sinta terpikirkan sesuatu dan berkata pada Reza, "Kamu duduk di sini sebentar, aku akan ke tempat Alya.""Oke."Alya duduk di sana sambil mengenakan jaket Rizki. Dia pun melihat ibu mertuanya datang menghampiri dengan tak berdaya.Tentu saja, Sinta langsung duduk di sampingnya dan bertanya, "Kamu nggak sedih melihat dia pergi mencari wanita lain? Nggak sakit hati?"Alya hanya bisa menjawab, "Dia pergi untuk mencari orang, bukan untuk melakukan hal lain.""Benarkah hanya seperti itu?"Alya terdiam."Kalian ini suami istri. Terkadang, kamu nggak perlu terlalu bermurah hati. Kalau kamu cemburu ya ekspresikan saja. Kalau kamu terlalu bermurah hati, bisa-bisa dia merasa kamu nggak mencintainya."Benar, bagaimana mungkin Alya tidak mengerti prinsip ini?Akan tetapi ... sejak awal dia dan Rizki hanya menjalani pernikahan palsu. Hal apa yang dia miliki untuk cemburu
Alya terbangun di dalam sebuah gudang terbengkalai.Kepala Alya terasa sangat berat, sementara tubuhnya terasa sangat lemas. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga.Alya melihat ke sekelilingnya, lalu menemukan bahwa dirinya seperti berada di sebuah gudang yang terbengkalai. Udara di dalam tempat itu lembap dan bau.Tangan dan kakinya masing-masing diikat. Saat ini, dia berada di antara tumpukan kardus yang tak terpakai.Sepertinya dia dapat menebak siapa yang melakukan ini.Alya merapatkan bibirnya dan menarik napas dalam-dalam. Setelah tidak merasakan apa-apa di perutnya, barulah dia menghela napas lega.Dia khawatir dirinya terluka. Namun selain bagian tubuhnya yang diikat, sepertinya tidak ada bagian lain yang sakit.Ketika dia sedang merenung, terdengar suara dari luar gudang.Pintu besi gudang tersebut pun dibuka dan mengeluarkan suara yang berat. Gudang yang remang-remang itu sekali lagi dipenuhi dengan cahaya.Alya melihat David yang berjalan masuk sambil membawa sebuah tas.Bra
"Ya, memangnya kenapa? Kalau aku nggak menyukainya, kenapa aku mau menculikmu demi dia?""Dengan kata lain, kamu rela mengorbankan dirimu demi dia dan membalaskan dendamnya padaku?""Apa yang kamu bicarakan?"Alya tidak menatapnya lagi dan menatap ke luar jendela. Dia berkata dengan tak acuh, "Aku ingat apa yang kamu katakan padaku waktu itu. Kamu merasa bahwa di mata orang-orang seperti kamu, kamu nggak memiliki nilai bagi masyarakat."Pupil mata David pun menyusut.Alya melanjutkan, "Apa kamu ingat pertanyaanku waktu itu? Kamu pikir, bagaimana seseorang bisa berkontribusi pada masyarakat? Apa ini jawabanmu?"David pun tercengang di tempatnya.Melihatnya seperti ini, Alya tersenyum dengan mencemooh. "Atau dapat dikatakan, sudahkah kamu menciptakan suatu nilai untuk dirimu? Setelah mendengar teman-teman Hana bahwa akulah yang melukainya, apakah sekali pun kamu mencoba untuk menyelidiki kebenarannya?""Menyelidiki?" David tidak pernah memikirkan hal seperti ini. Siapa sangka Alya akan m
Wulan sedang dioperasi, Reza dan Sinta belum tentu akan segera menyadari dirinya yang menghilang.Meskipun mereka menyadarinya, mungkin mereka tidak akan bisa menemukannya.Sementara itu, Rizki sudah dipancing pergi oleh Hana. Situasi sekarang masih belum jelas, sehingga Alya hanya bisa menyelamatkan dirinya sendiri.Dari pertemuan terakhir mereka, Alya dapat mengingat komentar penuh sarkasme yang diucapkan David. Ditambah dengan perkataannya hari ini, Alya dapat melihat bahwa David sangat peduli dengan pandangan orang-orang terhadapnya.Oleh karena itu, Alya pun mencoba untuk memberi dirinya kesempatan dengan menggunakan pendekatan dari sudut ini.Setelah Alya selesai berbicara, David pun terdiam. Jelas bahwa dia sedang memikirkan masalah ini.Sebelum datang ke sini, dia sangat impulsif. Dia hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasnya demi Hana tercinta. Namun setelah mendengar penjelasan Alya mengenai konsekuensinya, David menemukan dirinya merasa ragu.Meskipun dia tidak ingin me
Astrid meliriknya dengan kesal."Kalau aku nggak datang, bukankah kamu ingin membiarkan pelaku penyebab luka Hana ini kabur?"Ketahuan oleh Astrid, raut wajah David pun terlihat agak gelisah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Apa hubungannya masalah ini denganmu?""Kenapa nggak ada hubungannya? Aku ini teman baiknya Hana. Kamu saja ingin membalaskan dendam Hana, kenapa aku nggak boleh?"David pun tertawa dengan dingin."Kalau kamu ingin membalaskan dendamnya, jangan gunakan aku. Pergi sana.""Pergi? Itu nggak mungkin."Setelah itu, Astrid mengangkat kakinya ke arah Alya.Ketika dia menendang, raut wajah Alya seketika berubah. Alya hanya sempat meringkukkan tubuhnya seperti bola.Buk!Tendangan Astrid tepat mengenai kaki Alya.Rasa sakit pun datang menyapu.Saking sakitnya, air mata otomatis menggenang di mata Alya."Apa yang kamu lakukan?"Raut wajah David berubah menjadi garang. Dia segera bergegas maju dan menarik Astrid yang hendak menendang lagi. "Kamu sudah gila?"Meskipun A
Perkataan Astrid menyebabkan kening Alya berkerut.Dia ingin merebut apa yang dimiliki Hana? Jelas-jelas Hana tidak pernah memiliki hubungan semacam itu dengan Rizki. Jika tidak, bagaimana mungkin Alya masih terus menyukai Rizki dan berani melakukan pernikahan palsu dengannya.Bukankah karena tidak ada perkembangan dalam hubungan Rizki dan Hana?Memikirkan hal ini, Alya mencibir dan berkata, "Kamu bilang Rizki adalah milik Hana, apa Rizki sendiri yang memberitahumu?""Berhenti keras kepala, Alya. Apakah Rizki adalah milik Hana atau bukan, aku akan segera membuatmu tahu."Setelah itu, Astrid menepis tangan David dan berjongkok di depan Alya."Apa kamu bawa ponselmu?"Astrid mendekat sementara Alya menatapnya dengan waspada."Jangan melihatku seperti itu, ini hanya sebuah tes."Kemudian, Astrid pun membalik tubuh Alya untuk mencari saku di bajunya.Sejak awal, Alya terus mengkhawatirkan perutnya. Dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Astrid, jadi dia pun memberontak dengan ketakut
Alya menatapnya dengan dingin, matanya tampak tidak acuh. Seolah-olah dia sama sekali tidak memerhatikannya.Melihatnya yang seperti ini, Astrid pun tidak dapat menahan amarahnya dan berkata, "Sampai titik ini, apakah kamu masih mengira dirimu seorang dewi yang suci dan baik hati? Jelas-jelas kamu ingin menjadi istrinya Rizki, tapi kamu masih saja berpura-pura. Kita tunggu dan lihat saja nasibmu nanti.""Aku mau jadi istrinya RIzki atau nggak, apa hubungannya denganmu?" Alya mendengus. "Atau jangan-jangan, sebenarnya kamu juga ingin menjadi istrinya Rizki?"Mendengar ini, wajah Astrid pun memerah dan kata-katanya tersangkut di tenggorokannya."A ... apa yang kamu bicarakan?""Aku hanya asal bicara, kenapa kamu panik? Apa aku benar?"Seluruh wajah Astrid berkerut saking marahnya, seolah-olah ada seekor serangga yang merayap di wajahnya."Alya, jangan sampai kamu menyesal!"Setelah mengatakan itu, Astrid langsung menekan nomor telepon Rizki. Kemudian dia tersenyum dengan penuh kemenangan
Ketika orang di dalam gudang pun melihat ke arah pintu secara bersamaan.Sebelum mereka sempat bereaksi, sekelompok orang segera menerobos masukSeketika, tangan Astrid ditangkap oleh salah satu orang tersebut dan tubuhnya pun ditahan.David juga menerima perlakuan yang sama.Karena banyaknya orang yang masuk, gudang yang sudah penuh dengan debu itu seketika menjadi sesak.Alya refleks memejamkan matanya."Tangkap mereka, lalu bawa mereka keluar!""Ah! Kalian mau apa? Lepaskan aku!"Dengan mata tertutup, Alya dapat mendengar suara Astrid yang memberontak dan berteriak makin menjauh.Apa dirinya sudah selamat? Alya bertanya-tanya di dalam hati. Sekelompok orang tadi sepertinya bukan polisi.Siapa yang telah menyelamatkannya?Ketika tengah merenung, Alya merasa agak pusing. Dia bahkan juga merasa mual.Dia tidak tahu apakah dia merasa seperti ini karena benturan tadi atau karena obat yang sebelumnya.Ketika tangan David menutupi mulut dan hidungnya, dia segera kehilangan kesadaran. Dia t