Share

Bab 236

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-02-15 18:00:00
Rizki tidak menduga Alya akan datang untuk menemuinya. Sedikit ekspresi pun muncul di wajahnya yang dingin.

"Kamu mencariku?"

Mendengar ini, Alya menarik kembali tangannya yang tergantung di udara.

Dia mengangguk. "Aku sedikit nggak enak badan, jadi aku nggak mau menyetir sendiri. Malam ini aku ...."

Tiba-tiba Alya teringat sesuatu dan mengganti kata-katanya, dia melanjutkan, "Beberapa hari ini bolehkah aku menumpang mobilmu?"

"Kamu nggak enak badan di mananya?"

Siapa sangka, Rizki malah segera menanyakan kesehatannya. Tatapan tajam pria itu mengamati Alya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Alya membeku. "Um, bukan ini intinya."

Sesaat kemudian, Rizki membungkuk dan memegang pundaknya. "Kalau ini bukan intinya, lalu apa? Sebenarnya kamu sakit apa?"

Dia selalu merasa bahwa ada yang tidak beres dengan Alya, seolah-olah wanita ini sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Laporan medis itu ... juga membuatnya merasa curiga.

Waktu itu, dia kira Alya sakit parah, sehingga Alya pun merobek la
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 237

    Begitu Rizki mengangkat telepon itu, suara lembut Hana terdengar dari ujung telepon."Rizki, apa kamu sudah selesai kerja? Aku pikir, saat ini seharusnya kamu nggak sibuk. Jadi aku meneleponmu.""Hm." Rizki melirik Alya yang berdiri tidak jauh dari sana. "Aku baru selesai kerja.""Baguslah, aku takut akan mengganggu pekerjaanmu. Bagaimana dengan Nenek? Sebenarnya selama 2 hari ini aku sangat khawatir. Aku nggak bisa beristirahat dengan baik di rumah sakit. Kalau Nenek menyukaiku, aku bisa pergi ke sanatorium untuk menjaganya."Setiap kalimat yang diucapkan Hana selalu berhubungan dengan Wulan, hal ini membuat RIzki merasa bersalah. Dia pun sedikit melembutkan suaranya."Dengan luka seperti itu, kamu masih harus beristirahat di rumah sakit. Jangan pikirkan hal lain dulu.""Aku tahu, Rizki. Aku hanya mengkhawatirkan Nenek .... Bagaimana kalau kamu menjemputku setelah Nenek masuk ke ruang operasi? Dengan begitu Nenek nggak akan melihatku dan Nenek nggak akan marah."Pada hari operasi?Riz

    Last Updated : 2024-02-16
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 238

    Rizki merasa sikap Alya saat ini mirip dengan saat mereka masih kecil. Di seperti memiliki sebuah ekor kecil di belakangnya.Rizki bukan hanya tidak merasa kesal, dia bahkan merasa senang. Dia bahkan merasa ... kalau Alya mau, dia tidak keberatan membiarkan Alya mengikutinya seperti ini untuk seumur hidup.Pikiran yang tersembunyi jauh di dalam lubuk hatinya ini, memaksa Rizki untuk memikirkan kembali perasaannya.Namun tiap kali dia memikirkan hal ini, sosok wanita lain muncul di pikirannya. Wanita itu cantik dan menyedihkan. Meskipun terlihat lemah, wanita itu mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkannya. Selain itu, wanita tersebut juga selalu memikirkannya.Rizki juga sudah menjanjikan, bahwa tempat di sisinya akan selalu disimpan untuk wanita itu.Menyadari bahwa pikirannya mulai mengalami konflik batin, Rizki merasa bahwa ini adalah sebuah lelucon yang dimainkan oleh takdir.Jika tidak, bagaimana bisa terdapat dua orang di dalam hati seseorang?Memikirkan hal ini, Rizki langsung m

    Last Updated : 2024-02-16
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 239

    "Operasinya akan dilakukan dalam 2 hari ini? Sungguh?"Hana memegang ponselnya, kegembiraan dan semangat dalam nada bicaranya tidak dapat disembunyikan.Akhirnya Wulan akan dioperasi.Kali ini wanita tua itu tidak akan membuat masalah lagi, 'kan?"Baguslah, operasi Nenek pasti akan berjalan lancar.""Terima kasih."Di tengah kegembiraannya, Hana bertanya lagi, "Rizki, hal yang kita bicarakan waktu itu ... kalau Nenek dioperasi, bisakah aku pergi ke sana? Tenang saja, aku hanya akan menunggu di luar ruang operasi sebentar lalu pergi. Kamu nggak usah menjemput atau mengantarku. Aku hanya akan ke sana untuk melihat diam-diam, bagaimana?"Akan tetapi, kali ini Rizki terdiam.Setelah beberapa waktu, barulah Rizki menjawab dengan suara beratnya, "Hana, aku nggak ingin ada kecelakaan."Mendengar ini, Hana pun tercengang."Kecelakaan apa?""Setelah operasi, Nenek masih perlu waktu untuk pulih."Sampai di sini, bagaimana mungkin Hana tidak mengerti?Dia dengan enggan menggigit bibirnya. "Tapi,

    Last Updated : 2024-02-16
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 240

    "Bukankah itu beberapa hari yang lalu? Sekarang sudah lewat beberapa hari, 'kan?""... Apa beberapa hari saja cukup untuk membuat perbedaan?" balas David."Pokoknya, kamu mau melakukannya atau nggak? Kalau mau, besok aku akan mengirimkanmu pesan."Setelah ditanyakan seperti ini, David pun terdiam.Astrid menunggu sebentar, tetapi dia tidak juga mendapatkan jawabannya. Jadi dia menyipiykan matanya dan berkata, "David, kamu nggak menyesal, 'kan? Sepertinya janjimu untuk membalaskan dendam Hana hanyalah omong kosong. Aku sudah tahu, omongan kalian para pria memang nggak ada yang benar. Kalian hanya omong besar. Dengan dirimu yang seperti ini, aku kira kamu lebih mampu."Sepertinya perkataan Astrid berhasil memprovokasi David. Pria itu membalas dengan kesal, "Siapa yang menyesal? Apa aku bilang aku menyesal? Astrid, kamu kira aku nggak akan memukul wanita?"Emosinya yang tiba-tiba meledak membuat Astrid takut, butuh beberapa saat bagi Astrid untuk dapat bereaksi."A ... Aku kira kamu nggak

    Last Updated : 2024-02-16
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 241

    Setelah mobil mereka meninggalkan area kediaman Keluarga Saputra, barulah perasaan ngeri tersebut menghilang.Meskipun begitu, perasaan tadi masih membuat Alya sangat tidak nyaman.Setelah mobil mereka pergi, Alya masih menoleh untuk melihat area hutan tadi.Apakah ada seseorang di sana? Atau akhir-akhir ini dia hanya terlalu sensitif?Akhir-akhir ini dia selalu menumpang mobil Rizki. Ke mana pun dia pergi, dia selalu bersama Rizki. Selama ini tidak ada hal aneh yang terjadi.Namun, perasaan tadi benar-benar terlalu aneh."Ada apa?"Ketika suara Rizki terdengar dari sampingnya, barulah Alya tersadar kembali.Dia tersadar dari lamunannya dan menggeleng."Bukan apa-apa."Alya merapatkan bibir merahnya. Mungkinkah karena Wulan akan dioperasi, akhir-akhir ini dia jadi merasa gelisah dan berhalusinasi?Rizki meliriknya, menyadari bahwa Alya terlihat lebih buruk dibandingkan saat mereka keluar rumah. Kemudian dia pun melirik ke arah yang dilihat oleh Alya melalui kaca spion tengah.Barusan A

    Last Updated : 2024-02-17
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 242

    Namun, untuk menghindari kecurigaan Astrid, Hana tidak bisa terlalu cepat menyetujuinya.Memikirkan hal tersebut, Hana pun memasang ekspresi yang menunjukkan bahwa dirinya sedikit tergoda. Akan tetapi, dia tetap tidak segera menyetujuinya.Melihat ekspresi temannya, Astrid kembali membujuk dengan berkata, "Hana, menjalani operasi bukanlah hal kecil. Kamu hanya pergi karena terlalu khawatir. Lagi pula, nantinya Rizki akan bercerai dan bersama denganmu. Kalau nanti Nenek Wulan tahu bagaimana kamu masih diam-diam datang untuk menjenguknya meskipun kamu sendiri masih sakit, begitu melihatmu, dia pasti akan merasa sangat tersentuh."Raut wajah Hana masih terlihat agak ragu. "Kalau kamu mengatakannya seperti ini, kedengarannya cukup masuk akal.""Iya, 'kan?""Kalau begitu ... aku akan pikir-pikir dulu.""Ya. Lagi pula operasi nenek itu masih akan dilakukan siang nanti, kamu pikirkan saja dulu pelan-pelan."Begitu siang hari tiba, Hana pun memberi tahu Astrid, "Aku akan pergi. Aku rasa perkat

    Last Updated : 2024-02-17
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 243

    Lampu ruang operasi pun dengan cepat menyala. Anggota keluarga hanya bisa menunggu di luar ruangan.Rizki pun menarik Alya untuk duduk.Meskipun sudah duduk, Alya masih mendapatkan firasat buruk.Alisnya terus berkerut dengan gelisah.Entah kenapa sejak pagi hingga sekarang, dia terus merasa bahwa ada yang tidak beres.Namun karena semua perhatiannya difokuskan pada sang nenek. dia pun tidak memikirkan hal yang lain.Selain itu Rizki yang duduk di sampingnya, sejak tadi tidak melepaskan tangannya.Pria itu menggenggamnya dengan erat, telapak tangannya pun terasa sangat hangat dan membuat Alya merasa tenang.Jika bukan karena Rizki, dia mungkin sudah jauh lebih gelisah.Ketika dia sedang termenung, ponsel di saku Rizki pun bergetar.Setelah Wulan memasuki ruang operasi, Rizki mengatur ponselnya ke mode getar. Selain itu, semua orang di perusahaan tahu bahwa Wulan akan dioperasi, sehingga saat ini mereka tidak akan menghubungi Rizki.Yang dapat menghubunginya di saat seperti ini adalah .

    Last Updated : 2024-02-17
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 244

    "Ponselmu bergetar lagi, kamu nggak angkat?"Mendengar ini, Rizki merapatkan bibir tipisnya. Lalu dia berkata, "Sekarang ponselku sudah berada di tanganmu."Apa maksudnya?Apa Rizki ingin berkata bahwa hak untuk mengangkat telepon tersebut sudah diserahkan padanya?Awalnya, Alya masih bisa pura-pura mengabaikannya. Jika Rizki ingin menyerahkan ponselnya padanya ya serahkan saja. Memangnya Rizki kira dia akan melunak?Akan tetapi, ponsel itu terus bergetar di dalam saku. Lama-kelamaan Alya pun merasa kesal.Dia memutuskan untuk melihat ke arah Rizki dan berkata, "Kalau aku mematikan ponselmu dan kamu jadi melewatkan sesuatu karenanya, apa nanti kamu akan menyalahkanku?"Tatapan Rizki seketika jatuh ke wajahnya."Dari kita kecil sampai sekarang, kapan aku pernah menyalahkanmu?"Pertanyaannya ini membuat Alya tertegun."Oke, kamu sendiri yang mengatakannya. Kalau begitu aku akan mematikan ponselmu, soalnya mengganggu sekali."Setelah itu, Alya pun mengeluarkan ponsel tersebut dari dalam s

    Last Updated : 2024-02-17

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status