Share

Bab 216

Author: Yuki
last update Last Updated: 2024-02-10 18:00:00
"Kemarin juga, kamu pergi bersamanya."

Mendengar hal ini, akhirnya Alya merasa bahwa ada sesuatu yang tak beres.

"Rizki, kamu membuntutiku?"

Di saat yang sama, hatinya menjadi panik.

Akhir-akhir ini dia juga pergi ke rumah sakit. Walaupun dia pergi dengan Citra, bila Rizki benar-benar ingin memeriksanya, pria itu tidak akan menemukan apa pun.

"Apa aku perlu?" tanya Rizki.

Tidak perlu? Apa itu artinya Rizki tidak menyuruh seseorang untuk mengikutinya?

"Lalu, bagaimana kamu tahu?"

Pada hari di saat Hana terluka, Rizki mungkin tahu karena melihat Irfan mengantarnya sampai ke pintu.

Namun, saat dia pergi makan siang kemarin, dia sendiri tidak menyangka dirinya akan bertemu Irfan di sana. Jadi kenapa Rizki bisa tahu?

Saat kembali ke perusahaan, dia bahkan memilih untuk naik taksi.

"Sepertinya kamu sangat gugup?" RIzki mendengus. "Aci, apa kamu pernah dengar perkataan ini? Kalau nggak mau orang lain tahu, maka jangan lakukan hal yang nggak pantas."

Alya terdiam.

Memikirkan sesuatu, Rizki pun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 217

    Setelah tertidur, napas Alya perlahan menjadi stabil dan panjang.Rizki berpindah ke sisi lain Alya yang tidak memunggunginya, menemukan bahwa Alya memang benar-benar tidur.Tidak hanya tidur, tetapi tidur dengan sangat nyenyak.Rizki menyentuh wajahnya yang telah ditampar, dia tampak linglung. Jika bukan karena rasa sakit yang masih terasa di wajahnya, dia mungkin akan meragukan keributan tadi dan mengira dirinya telah berhalusinasi.Lagi pula, bagaimana bisa seseorang yang tadinya marah sedetik kemudian langsung tidur dengan begitu pulasnya.Akhir-akhir ini Alya sangat berubah, sampai-sampai Rizki hampir tidak mengenalinya lagi.Perasaannya masih tidak tenang, beberapa emosinya sama sekali tidak bisa dilampiaskan. Namun, begitu dia melihat sosok Alya yang tertidur dengan tenang, dia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.Bahkan saat dia pergi meninggalkan tempat tidur tersebut, dia melangkah dengan perlahan dan ringan.Akhirnya, Rizki pun duduk di atas sofa di luar.Meskipun sudah

    Last Updated : 2024-02-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 218

    Setelah itu dia berjalan melewati Alya dan masuk ke kamar mandi.Alya terdiam.Sudahlah, lagi pula hanya tersisa beberapa hari lagi. Sebaiknya terus bertahan saja.Karena dia tidur dengan nyenyak dan tidak memiliki lingkaran hitam di bawah matanya, hari ini Alya tidak menggunakan riasan wajah. Dia pun mengganti bajunya, lalu turun ke lantai bawah.Saat dia turun, dia menemukan bahwa ayah dan ibunya Rizki telah datang. Saat ini mereka berdua berada di ruang tengah dan mengobrol dengan sang nenek yang duduk di kursi roda.Alya tidak terkejut melihat mereka berdua.Karena kemarin malam, mereka sudah memberitahunya bahwa mereka akan datang hari ini.Ketika Wulan hendak dioperasi waktu itu, pasangan suami istri ini terlambat datang karena keberangkatan pesawat mereka telah ditunda. Meskipun hari itu Wulan tidak jadi memasuki ruang operasi, mereka berdua masih merasa bersalah. Jadi kali ini, Reza dan Sinta kembali dari luar negeri lebih awal.Hari ini mereka sudah datang sejak pagi-pagi seka

    Last Updated : 2024-02-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 219

    Samar-samar tercium aroma lemon dari tubuh Sinta, rasanya sangat menyegarkan.Ketika memeluk ibunya Rizki, tubuh dan pikiran Alya terasa rileks. Dia pun memeluk kembali dengan sangat erat.Wanita tua selalu membuat Alya merasakan kasih sayang.Sinta juga merasakannya dan segera menyentuh hidung Alya. "Apa kamu merindukan Ibu?"Kata "ibu" membuat Alya tertegun untuk beberapa saat. Setelah tersadar kembali, barulah dia mengangguk."Ya, aku sangat merindukan kalian.""Ck, Gadis Kecil, kami juga sangat merindukan kalian." Setelah mengatakan itu, Sinta mencubit pipi Alya dengan lembut. Merasakan betapa bagusnya kulit Alya, dia pun tidak dapat menahan dirinya dan mencubit beberapa kali lagi. Akhirnya dia menoleh pada Reza dan berkata, "Apa hari ini kamu membawa hadiah kita untuk Alya?"Mendengar ini, Reza meraba-raba tasnya dan mengeluarkan dua buah kotak."Bawa."Sinta berbalik untuk mengambilnya, lalu dia memberikannya pada Alya."Nah, ini hadiah yang dibawakan oleh Ayah dan Ibu untukmu ka

    Last Updated : 2024-02-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 220

    "Seperti dulu Ibu mengejar Ayah?"Tadinya Sinta sedang dengan gembira membagi cara berbaikan dengan anaknya, siapa sangka anaknya tiba-tiba malah mengubah topik pembicaraan menjadi dirinya."Apa yang kamu bicarakan? Jelas-jelas ayahmu yang mengejarku tanpa henti. Karena itulah hari ini kita bisa seperti ini, mengerti?"Rizki berdecak dan tidak berniat untuk berdebat dengan ibunya lagi.Dulu yang mengejar ayahnya adalah Sinta. Namun, setelah sekian lama menikah dan mengingat bagaimana ayahnya amat mencintai ibunya, saat ini ayahnya pasti akan memutarbalikkan fakta dan berkata bahwa dirinyalah yang mengejar ibunya.Dia sudah melihat rutinitas ini berkali-kali."Kenapa kamu berdecak? Kamu masih nggak percaya?" Sinta berkata dengan tidak senang, "Kalau nggak percaya, kita langsung tanyakan saja ke ayahmu.""Sudah cukup." Dengan wajah tak acuh, Rizki berkata, "Ayo naik, kita harus ke rumah sakit supaya Nenek bisa diperiksa."Setelah mengatakan itu, Rizki segera berjalan pergi tanpa memeduli

    Last Updated : 2024-02-11
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 221

    Dibandingkan dengan Rizki yang gelisah, emosi Alya jauh lebih tenang."Cepat jalankan mobilnya, jangan sampai kita menunda waktu pemeriksaan Nenek."Karena tidak ada orang lain, Alya pun tidak berakting dan berbicara dengan nada dan ekspresi yang tidak biasa.Setelah berbicara, Alya menyadari bahwa orang di sampingnya masih belum bergerak.Alya mengangkat alisnya. Awalnya, dia juga tidak ingin membuka hubungan mereka secepat ini. Namun, perkataan Rizki terlalu menyebalkan, sehingga dia jadi tidak bisa menahan dirinya ....Hasil pemeriksaan Wulan hari ini bahkan belum diketahui, Alya pun merasa dirinya yang seperti ini juga terlalu tidak sabaran.Mempertimbangkan hal ini, Alya menarik napas dalam-dalam. Tepat ketika dia ingin mengatakan sesuatu pada Rizki, tiba-tiba mobil mereka melesat dengan sangat cepat.Alya kaget dan menoleh untuk melihat Rizki. Pria itu menyetir dengan raut wajah yang suram, aura ganas yang kuat memancar dari tubuhnya.Entah kenapa, tiba-tiba Alya merasa hidungnya

    Last Updated : 2024-02-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 222

    Setelah menunggu sekitar 10 menit di luar, mobil ayahnya Rizki pun tiba. Mobil mereka dibawakan oleh sopir, lalu karena ada Wulan di dalam mobil tersebut, sang sopir menyetir dengan sangat stabil.Begitu turun dari mobil, Reza melirik anaknya dengan mencela dan berkata dengan dingin, "Kenapa kamu ngebut sekali? Kalau kamu sendiri ya aku nggak peduli, tapi Alya juga ada di mobilmu."Setelah memarahi anaknya, Reza segera menunjukkan kekhawatirannya pada Alya.Sinta yang mendorong kursi roda Wulan perlahan datang menghampiri. Ketika lewat, dia melirik anaknya dan melihat wajah Rizki yang pucat. Sinta berdecak di dalam hati, lalu menggelengkan kepalanya tak berdaya.Setelah diajari semua teknik rahasia itu, anaknya masih sebodoh ini. Rizki pantas untuk dimarahi.Wulan yang duduk di kursi roda mungkin juga merasakan sesuatu. Wanita tua itu pun berkata, "Sepertinya belakangan ini, pasangan muda ini ada masalah. Selalu ada yang nggak beres dengan suasana di antara mereka."Mendengar ini, Sint

    Last Updated : 2024-02-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 223

    Hanya Wulan yang boleh masuk ke ruang pemeriksaan, sehingga yang lain pun harus menunggu di luar pintu.Rizki bersandar ke jendela, tanpa sadar dia meraba-raba sakunya. Tiba-tiba, dia teringat bahwa dia sudah lama tidak menyentuh rokok.Akan tetapi, kebiasaannya yang ingin merokok di saat gelisah masih belum berubah.Sebenarnya, dulu pun dia tidak sering merokok. Namun, setahun yang lalu dia benar-benar berhenti merokok.Dia berhenti setelah mereka berdua tidak sengaja melakukan hubungan fisik.Sejak itu, Rizki tidak bisa menolak tubuh dan aroma Alya, seolah-olah dia sudah kecanduan.Dia pun mulai mencium Alya dari waktu ke waktu.Kapan saja dan di mana saja, dia tidak pernah melewatkan kesempatan apa pun.Suatu hari, dia harus mengikuti rapat yang berjalan selama berjam-jam. Isi rapat tersebut membuat suasana hati Rizki jelek.Begitu kembali dari ruang rapat, dia pun langsung mulai merokok.Setelah mengisap rokoknya beberapa kali, Alya masuk sambil membawa dokumen. Melihatnya merokok,

    Last Updated : 2024-02-12
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 224

    Setelah ponselnya beberapa detik berbunyi, Rizki menolak telepon tersebut. Suasana di sekitarnya pun kembali hening. Rizki cepat-cepat menyalakan mode Hening di ponselnya.Melihat reaksi anaknya, apa lagi yang tidak Sinta mengerti?Jika telepon itu penting, Rizki pasti akan mengangkatnya.Namun, saat Rizki melihat nama pemanggilnya, anak itu tanpa sadar melihat ke arah Alya. Kemudian, Rizki menolak telepon tersebut. Apa artinya ini?Orang yang meneleponnya itu ... kemungkinan adalah Hana.Sinta seketika merasa sangat frustrasi dengan anaknya. Dia melirik Alya yang sedang menurunkan kelopak matanya dan tampak tidak terpengaruh, tidak tahu apa yang sedang menantunya pikirkan....Setelah teleponnya ditolak, Hana terdiam di tempat. Dia tidak memercayainya.Ini ... pertama kalinya Rizki menolak teleponnya.Kenapa?Apa jangan-jangan karena wajahnya yang rusak, perasaan Rizki jadi berubah?Namun, bukankah dia penyelamat Rizki? Meskipun dia benar-benar merusak wajahnya, seharusnya Rizki tidak

    Last Updated : 2024-02-12

Latest chapter

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status