Setelah tertidur, napas Alya perlahan menjadi stabil dan panjang.Rizki berpindah ke sisi lain Alya yang tidak memunggunginya, menemukan bahwa Alya memang benar-benar tidur.Tidak hanya tidur, tetapi tidur dengan sangat nyenyak.Rizki menyentuh wajahnya yang telah ditampar, dia tampak linglung. Jika bukan karena rasa sakit yang masih terasa di wajahnya, dia mungkin akan meragukan keributan tadi dan mengira dirinya telah berhalusinasi.Lagi pula, bagaimana bisa seseorang yang tadinya marah sedetik kemudian langsung tidur dengan begitu pulasnya.Akhir-akhir ini Alya sangat berubah, sampai-sampai Rizki hampir tidak mengenalinya lagi.Perasaannya masih tidak tenang, beberapa emosinya sama sekali tidak bisa dilampiaskan. Namun, begitu dia melihat sosok Alya yang tertidur dengan tenang, dia tidak dapat mengucapkan sepatah kata pun.Bahkan saat dia pergi meninggalkan tempat tidur tersebut, dia melangkah dengan perlahan dan ringan.Akhirnya, Rizki pun duduk di atas sofa di luar.Meskipun sudah
Setelah itu dia berjalan melewati Alya dan masuk ke kamar mandi.Alya terdiam.Sudahlah, lagi pula hanya tersisa beberapa hari lagi. Sebaiknya terus bertahan saja.Karena dia tidur dengan nyenyak dan tidak memiliki lingkaran hitam di bawah matanya, hari ini Alya tidak menggunakan riasan wajah. Dia pun mengganti bajunya, lalu turun ke lantai bawah.Saat dia turun, dia menemukan bahwa ayah dan ibunya Rizki telah datang. Saat ini mereka berdua berada di ruang tengah dan mengobrol dengan sang nenek yang duduk di kursi roda.Alya tidak terkejut melihat mereka berdua.Karena kemarin malam, mereka sudah memberitahunya bahwa mereka akan datang hari ini.Ketika Wulan hendak dioperasi waktu itu, pasangan suami istri ini terlambat datang karena keberangkatan pesawat mereka telah ditunda. Meskipun hari itu Wulan tidak jadi memasuki ruang operasi, mereka berdua masih merasa bersalah. Jadi kali ini, Reza dan Sinta kembali dari luar negeri lebih awal.Hari ini mereka sudah datang sejak pagi-pagi seka
Samar-samar tercium aroma lemon dari tubuh Sinta, rasanya sangat menyegarkan.Ketika memeluk ibunya Rizki, tubuh dan pikiran Alya terasa rileks. Dia pun memeluk kembali dengan sangat erat.Wanita tua selalu membuat Alya merasakan kasih sayang.Sinta juga merasakannya dan segera menyentuh hidung Alya. "Apa kamu merindukan Ibu?"Kata "ibu" membuat Alya tertegun untuk beberapa saat. Setelah tersadar kembali, barulah dia mengangguk."Ya, aku sangat merindukan kalian.""Ck, Gadis Kecil, kami juga sangat merindukan kalian." Setelah mengatakan itu, Sinta mencubit pipi Alya dengan lembut. Merasakan betapa bagusnya kulit Alya, dia pun tidak dapat menahan dirinya dan mencubit beberapa kali lagi. Akhirnya dia menoleh pada Reza dan berkata, "Apa hari ini kamu membawa hadiah kita untuk Alya?"Mendengar ini, Reza meraba-raba tasnya dan mengeluarkan dua buah kotak."Bawa."Sinta berbalik untuk mengambilnya, lalu dia memberikannya pada Alya."Nah, ini hadiah yang dibawakan oleh Ayah dan Ibu untukmu ka
"Seperti dulu Ibu mengejar Ayah?"Tadinya Sinta sedang dengan gembira membagi cara berbaikan dengan anaknya, siapa sangka anaknya tiba-tiba malah mengubah topik pembicaraan menjadi dirinya."Apa yang kamu bicarakan? Jelas-jelas ayahmu yang mengejarku tanpa henti. Karena itulah hari ini kita bisa seperti ini, mengerti?"Rizki berdecak dan tidak berniat untuk berdebat dengan ibunya lagi.Dulu yang mengejar ayahnya adalah Sinta. Namun, setelah sekian lama menikah dan mengingat bagaimana ayahnya amat mencintai ibunya, saat ini ayahnya pasti akan memutarbalikkan fakta dan berkata bahwa dirinyalah yang mengejar ibunya.Dia sudah melihat rutinitas ini berkali-kali."Kenapa kamu berdecak? Kamu masih nggak percaya?" Sinta berkata dengan tidak senang, "Kalau nggak percaya, kita langsung tanyakan saja ke ayahmu.""Sudah cukup." Dengan wajah tak acuh, Rizki berkata, "Ayo naik, kita harus ke rumah sakit supaya Nenek bisa diperiksa."Setelah mengatakan itu, Rizki segera berjalan pergi tanpa memeduli
Dibandingkan dengan Rizki yang gelisah, emosi Alya jauh lebih tenang."Cepat jalankan mobilnya, jangan sampai kita menunda waktu pemeriksaan Nenek."Karena tidak ada orang lain, Alya pun tidak berakting dan berbicara dengan nada dan ekspresi yang tidak biasa.Setelah berbicara, Alya menyadari bahwa orang di sampingnya masih belum bergerak.Alya mengangkat alisnya. Awalnya, dia juga tidak ingin membuka hubungan mereka secepat ini. Namun, perkataan Rizki terlalu menyebalkan, sehingga dia jadi tidak bisa menahan dirinya ....Hasil pemeriksaan Wulan hari ini bahkan belum diketahui, Alya pun merasa dirinya yang seperti ini juga terlalu tidak sabaran.Mempertimbangkan hal ini, Alya menarik napas dalam-dalam. Tepat ketika dia ingin mengatakan sesuatu pada Rizki, tiba-tiba mobil mereka melesat dengan sangat cepat.Alya kaget dan menoleh untuk melihat Rizki. Pria itu menyetir dengan raut wajah yang suram, aura ganas yang kuat memancar dari tubuhnya.Entah kenapa, tiba-tiba Alya merasa hidungnya
Setelah menunggu sekitar 10 menit di luar, mobil ayahnya Rizki pun tiba. Mobil mereka dibawakan oleh sopir, lalu karena ada Wulan di dalam mobil tersebut, sang sopir menyetir dengan sangat stabil.Begitu turun dari mobil, Reza melirik anaknya dengan mencela dan berkata dengan dingin, "Kenapa kamu ngebut sekali? Kalau kamu sendiri ya aku nggak peduli, tapi Alya juga ada di mobilmu."Setelah memarahi anaknya, Reza segera menunjukkan kekhawatirannya pada Alya.Sinta yang mendorong kursi roda Wulan perlahan datang menghampiri. Ketika lewat, dia melirik anaknya dan melihat wajah Rizki yang pucat. Sinta berdecak di dalam hati, lalu menggelengkan kepalanya tak berdaya.Setelah diajari semua teknik rahasia itu, anaknya masih sebodoh ini. Rizki pantas untuk dimarahi.Wulan yang duduk di kursi roda mungkin juga merasakan sesuatu. Wanita tua itu pun berkata, "Sepertinya belakangan ini, pasangan muda ini ada masalah. Selalu ada yang nggak beres dengan suasana di antara mereka."Mendengar ini, Sint
Hanya Wulan yang boleh masuk ke ruang pemeriksaan, sehingga yang lain pun harus menunggu di luar pintu.Rizki bersandar ke jendela, tanpa sadar dia meraba-raba sakunya. Tiba-tiba, dia teringat bahwa dia sudah lama tidak menyentuh rokok.Akan tetapi, kebiasaannya yang ingin merokok di saat gelisah masih belum berubah.Sebenarnya, dulu pun dia tidak sering merokok. Namun, setahun yang lalu dia benar-benar berhenti merokok.Dia berhenti setelah mereka berdua tidak sengaja melakukan hubungan fisik.Sejak itu, Rizki tidak bisa menolak tubuh dan aroma Alya, seolah-olah dia sudah kecanduan.Dia pun mulai mencium Alya dari waktu ke waktu.Kapan saja dan di mana saja, dia tidak pernah melewatkan kesempatan apa pun.Suatu hari, dia harus mengikuti rapat yang berjalan selama berjam-jam. Isi rapat tersebut membuat suasana hati Rizki jelek.Begitu kembali dari ruang rapat, dia pun langsung mulai merokok.Setelah mengisap rokoknya beberapa kali, Alya masuk sambil membawa dokumen. Melihatnya merokok,
Setelah ponselnya beberapa detik berbunyi, Rizki menolak telepon tersebut. Suasana di sekitarnya pun kembali hening. Rizki cepat-cepat menyalakan mode Hening di ponselnya.Melihat reaksi anaknya, apa lagi yang tidak Sinta mengerti?Jika telepon itu penting, Rizki pasti akan mengangkatnya.Namun, saat Rizki melihat nama pemanggilnya, anak itu tanpa sadar melihat ke arah Alya. Kemudian, Rizki menolak telepon tersebut. Apa artinya ini?Orang yang meneleponnya itu ... kemungkinan adalah Hana.Sinta seketika merasa sangat frustrasi dengan anaknya. Dia melirik Alya yang sedang menurunkan kelopak matanya dan tampak tidak terpengaruh, tidak tahu apa yang sedang menantunya pikirkan....Setelah teleponnya ditolak, Hana terdiam di tempat. Dia tidak memercayainya.Ini ... pertama kalinya Rizki menolak teleponnya.Kenapa?Apa jangan-jangan karena wajahnya yang rusak, perasaan Rizki jadi berubah?Namun, bukankah dia penyelamat Rizki? Meskipun dia benar-benar merusak wajahnya, seharusnya Rizki tidak