Share

Bab 221

Dibandingkan dengan Rizki yang gelisah, emosi Alya jauh lebih tenang.

"Cepat jalankan mobilnya, jangan sampai kita menunda waktu pemeriksaan Nenek."

Karena tidak ada orang lain, Alya pun tidak berakting dan berbicara dengan nada dan ekspresi yang tidak biasa.

Setelah berbicara, Alya menyadari bahwa orang di sampingnya masih belum bergerak.

Alya mengangkat alisnya. Awalnya, dia juga tidak ingin membuka hubungan mereka secepat ini. Namun, perkataan Rizki terlalu menyebalkan, sehingga dia jadi tidak bisa menahan dirinya ....

Hasil pemeriksaan Wulan hari ini bahkan belum diketahui, Alya pun merasa dirinya yang seperti ini juga terlalu tidak sabaran.

Mempertimbangkan hal ini, Alya menarik napas dalam-dalam. Tepat ketika dia ingin mengatakan sesuatu pada Rizki, tiba-tiba mobil mereka melesat dengan sangat cepat.

Alya kaget dan menoleh untuk melihat Rizki. Pria itu menyetir dengan raut wajah yang suram, aura ganas yang kuat memancar dari tubuhnya.

Entah kenapa, tiba-tiba Alya merasa hidungnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status