Share

Bab 192

Namun, ini sama sekali bukan berarti dia bisa menerima bekas luka ini.

Jadi setelah sang dokter pergi, Hana mulai menangis pada Rizki lagi.

"Rizki, begitu aku teringat bahwa luka ini akan berbekas, aku merasa sangat sedih. Apa menurutmu bekas luka ini akan membuatku jelek? Apa kamu akan nggak menyukaiku, lalu nggak menginginkanku?"

Bibir tipis Rizki bergerak, tetapi kata-kata yang seharusnya dia ucapkan untuk menjawab Hana saat ini tidak dapat keluar.

Akhirnya, dia hanya bisa menjawab, "Istirahatlah dulu, biarkan lukamu sembuh."

Tidak mendengar kepastian yang dia mau, Hana pun merasa sangat kecewa. Sebelum berbaring dia bahkan berpikir, selama 2 tahun ini, Rizki tidak mungkin jadi menyukai Alya, 'kan?

Tidak, Rizki adalah pria yang dia pilih. Dia tidak akan menyerahkannya pada orang lain.

Dia harus memanfaatkan utang budi Rizki padanya dengan baik, mengarahkan semua perhatian Rizki kembali padanya.

...

Ketika bangun, Alya merasa kepalanya pusing. Setelah berbaring sebentar, dia tiba-tib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status