Share

Bab 196

"Ternyata begitu. Kalau begitu kenapa Nyonya nggak mengangkat telepon? Tuan terus meneleponmu tapi nggak diangkat, dia jadi panik."

Panik?

Alya sedikit tersenyum, senyumnya hampir tidak terlihat. Di matanya terlintas sebuah rasa mencemooh.

Penggunaan kata ini ....

Jika dia tidak tahu bahwa sang kepala pelayan selalu membicarakan Rizki dengan baik, Alya mungkin akan benar-benar mengira Rizki panik karena dirinya.

Menelepon, mungkin saja pria itu meneleponnya dari kamar Hana di rumah sakit, 'kan?

"Sebelum tidur kemarin, aku menyalakan mode Jangan Ganggu dan lupa mematikannya saat bangun," jelas Alya dengan suara lembut.

Mendengar ini, ekspresi Joko tiba-tiba seperti memahami sesuatu.

Melihat sang kepala pelayan hendak membawakan tas belanjanya, Alya berkata, "Nggak usah dibawakan, kebetulan aku mau langsung ke lantai atas untuk merapikannya. Aku bisa sendiri."

"Nyonya, biarkan aku membantumu membawanya ke lantai atas."

"Nggak usah, aku sendiri juga bisa."

Alya dengan sopan menolak tawara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status