Share

Bab 200

"Sini." Rizki menghentikannya dan berkata dengan tak acuh, "Nanti kita bilang bersama-sama saja. Naiklah."

Naik?

Alya melirik kursi penumpang mobil pria itu. Jujur saja, dia sangat tidak ingin duduk di sana. Bukankah lebih baik dia membawa mobilnya sendiri?

Melihat Alya yang hanya berdiam diri di tempat, Rizki mengerutkan kening. "Ada apa? Kamu nggak mau akur denganku? Bahkan naik ke mobilku juga nggak mau?"

Mendengar ini, Alya tersadar dan tersenyum.

"Nggak, tadi aku hanya sedang berpikir kapan sebaiknya kita memberi tahu Nenek."

Sambil berbicara, Alya membuka pintu mobil tersebut dan masuk. Ketika dia baru duduk dan belum memasang sabuk pengamannya, mobil Rizki sudah mulai melaju.

Alya pun kaget, dia menoleh dan melihat bahwa pria itu mengemudi dengan wajah suram.

Sudahlah, pokoknya begitu Nenek menyelesaikan operasinya, dia akan segera pergi dari sini. Memangnya kenapa kalau Rizki mengamuk sekarang? Di saat-saat yang penting seperti ini, dia harus tetap tenang dan menghindari masala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status