Share

Bab 199

Tanpa menggunakan sedikit pun emosi, Alya dengan mudah membuat Rizki marah.

Saat pria itu pergi, wajahnya segelap pantat panci. Rizki pun membanting pintu dengan suara yang menggelegar.

Alya mengangkat bahunya. Setelah pria itu pergi, dia dengan lembut menyentuh perutnya dan berbisik, "Sayang, jangan takut. Saat kamu sudah besar nanti kamu nggak boleh seperti dia, sifatnya benar-benar buruk."

Selesai mengeluh, Alya pun merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi bekerja.

...

Rizki baru saja memasuki garasi ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Dia dibuat cukup kesal oleh Alya. Dengan wajah masam, dia pun mengeluarkan ponselnya. Setelah melihat nama pemanggilnya, emosinya perlahan mereda. Kemudian dia mengangkat telepon tersebut.

"Dokter Anto."

Yang meneleponnya adalah Anto Murti, dokter yang bertanggung jawab atas Wulan.

"Pak Rizki, halo."

Suara Anto lembut seperti orangnya sendiri. "Aku dokter yang bertanggung jawab atas Nyonya Wulan, Anto Murti. Mohon maaf bila mengganggu, tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status