Share

Bab 207

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 18:00:00
Pria tinggi dan ramping itu memandang Alya dengan terkejut. Rasa kagum melintas di dalam matanya.

Walaupun wanita di depannya ini sangat cantik, dia sama sekali tidak mengenalnya.

Ketika wanita dewasa di sampingnya melihat Alya, tatapan wanita itu menegang. Kemudian, wanita bernama Dinda itu menatap Alya dengan waspada.

"Siapa dia? Apa kamu menemukan orang lain lagi di belakangku?"

Pria itu hanya bisa buru-buru menjelaskan, "Nggak, Kak Dinda, aku juga nggak mengenal dia. Siapa yang tahu kenapa dia tiba-tiba datang kemari dan berbicara padaku? Ka-Kamu siapa?"

Sebenarnya, pria tinggi dan ramping ini mudah marah. Ketika Alya tiba-tiba datang dan berbicara seperti ini, dia sangat ingin menunjukkan amarahnya. Akan tetapi begitu melihat betapa cantiknya Alya, dia pun merasa tidak enak untuk memarahinya.

"Mau kamu mengenalku atau nggak, memangnya itu penting?" Alya menatapnya dengan tatapan dingin. "Yang penting adalah ucapanmu itu. Kamu mencintainya, tapi kamu malah punya anak dengan wanita
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 208

    "Setelah seperti ini, apa kamu masih merasa aku menderita misofobia?"Alya terdiam.Jadi barusan dia melakukan itu hanya untuk membuktikan bahwa dia tidak menderita misofobia?Setelah 5 tahun berada di luar negeri, kepribadian Irfan telah sangat berubah."Aku hanya merasa hubungan pria dan kedua wanita itu nggak jelas, jadi aku nggak mau tanganku kotor karena menyentuhnya."Irfan pun dengan andal segera mengakhiri pembicaraan mengenai misofobianya.Mendengar ucapannya, mata Alya pun agak meredup.Lagi-lagi dia teringat dengan Rizki.Melihat Alya terdiam, Irfan mengela napasnya. "Meskipun aku nggak tahu apakah aku terlalu banyak bicara, tapi semua orang tahu hubungan Rizki dan Hana. Sementara mengenai pernikahan kalian ...."Sampai di sini, Irfan terdiam sejenak. Lalu dia melanjutkan, "Aku nggak begitu mengerti apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian, tapi aku bisa lihat, sepertinya sekarang kamu nggak menyukai hubungan semacam ini. Kalau terasa sakit, sebaiknya kamu cepat-cepat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 209

    Malam itu, Alya dan Rizki menyampaikan pesan Dokter Anto pagi tadi kepada Wulan.Selama ini di rumah, keadaan mental Wulan telah menjadi sangat baik. Warna kulitnya tampak lebih sehat dibandingkan ketika dia berada di sanatorium, dia juga sangat bersemangat.Melihat bagaimana mereka berdua datang untuk membicarakan hal ini dengannya, Wulan sama sekali tidak takut dan mengangguk dengan senang."Besok aku diperiksa? Aku bisa, nggak ada masalah."Sekarang suasana hati sang nenek sangat bagus. Mungkin karena akhir-akhir ini dia menyukai suasana ramai di luar, jadi dia berpikir makin cepat operasinya selesai, makin cepat pula dia pulih.Alya sangat bersyukur mendengar jawaban Wulan."Sepertinya sekarang Nenek sangat senang?""Iya." Wulan memegang tangannya dan menghela napas. "Tadinya aku pikir, aku akan terus tinggal di dalam sanatorium. Tapi ketika melihat dunia luar lagi sebelum dioperasi, kalaupun nanti aku mati di meja operasi, aku nggak punya penyesalan."Alya yang tadinya senang deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 210

    "Iya iya iya."Hati sang nenek seketika melunak, dia berulang kali berusaha menghibur Alya."Nenek janji nggak akan membicarakan hal yang pesimis, jadi jangan menangis, oke?"Akhirnya, Wulan terus mencoba untuk menghibur Alya. Setelah beberapa upaya, barulah Alya menjadi lebih tenang. Setelah itu Alya dengan puas kembali ke kamarnya untuk tidur, berkata bahwa dia akan datang lagi besok pagi.Sang nenek pun dengan lembut mengelus kepala Alya."Iya, selamat malam, cepatlah tidur."Setelah Alya pergi, Wulan melirik Rizki."Akhir-akhir ini kamu terus bertengkar dengannya, ya?"Rizki terdiam sejenak, lalu menjelaskan, "Dia hanya menggodamu, Nenek percaya?""Kamu kira mata tuaku sudah sekabur itu hingga nggak bisa melihat masalah di antara kalian berdua?"Rizki hanya bisa berusaha tetap tenang. "Masalah apa?""Huh." Wulan mendengus. "Kamu sendiri tahu kok apa masalahnya."Rizki terdiam."Bukankah karena Hana?" tanya sang nenek.Tanpa disangka, pertanyaan Wulan tepat mengenai sasaran. Hal ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 211

    Malam itu sejuk seperti air.Faisal melewati kerumunan orang di bar dan berjalan menuju meja.Orang yang mengikuti di belakangnya adalah Andi.Lagi-lagi di tengah malam, Rizki memanggil mereka berdua.Ketika sampai, mereka kira mereka akan melihat Rizki yang mabuk. Namun ternyata, pria itu masih berpenampilan rapi, matanya tampak jernih. Dia duduk di depan meja dan tidak terlihat mabuk.Rizki sama sekali belum meminum segelas alkohol yang ada di depannya."Ada apa ini? Bukankah kamu memanggil kami untuk minum-minum?" Faisal terkejut.Dia pun menghampiri dan menyapa Rizki, "Rizki, sebenarnya kamu kenapa? Sampai sekarang kamu belum minum sedikit pun?"Suara Faisal yang tak asing menyadarkan Rizki dari lamunannya. Dia mendongak, menemukan bahwa Faisal ternyata datang bersama Andi. Rizki melirik Andi, seolah-olah bertanya, kenapa dia membawa orang ini juga?Andi yang menerima tatapan tersebut pun terdiam sejenak, dia segera menyadari apa yang sebenarnya terjadi.Sepertinya malam ini, Rizki

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 212

    Andi merenung sejenak, tidak mengatakan bahwa Hana jatuh dengan sendirinya. Dia hanya berkata, "Kalau begitu biar kutanya padamu, atas dasar apa kamu mengatakan bahwa Alya yang mendorong Hana? Hanya karena dia yang paling dekat dengan Hana?""Posisinya yang paling dekat dengan Hana adalah salah satu alasannya, alasan lainnya, karena semua orang mengatakan seperti itu," jawab Faisal."Hanya karena semua orang berkata seperti itu, apakah kenyataannya juga seperti itu?""Itu .... Semua orang mengatakan seperti itu, kalau itu bukan kenyataannya, lalu apa?"Faisal melihat ke arah Andi, tampak tak bisa berkata-kata."Andi, aku nggak mengerti. Kenapa setiap kali ada masalah, kamu selalu berpihak pada Alya?""Aku yang berada di pihaknya atau kamu yang terlalu membela Hana?"Tepat pada saat ini, seorang pelayan datang membawakan minuman mereka. Andi mengambil salah satu gelas tersebut dan menggoyangnya dengan lembut. Campuran alkohol yang spesial itu berkilauan di bawah cahaya lampu bar."Ketik

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 213

    Faisal pun pergi sambil marah-marah.Akhirnya, di meja tersebut hanya tersisa dua orang.Andi melirik Rizki yang tampak sedang tenggelam dalam pikirannya. Melihat temannya seperti ini, dia memutuskan untuk tidak buru-buru bicara.Beberapa saat kemudian, dengan suara berat, Rizki berkata padanya, "Perkataanmu barusan itu, apa maksudnya?"Andi tersenyum. "Bukankah jawabannya ada di hatimu?"Rizki mengangkat kepalanya dan menatap temannya dengan suram."Jawaban apa?""Rizki, apa kamu masih ingat pertanyaanku waktu itu? Sudah bertahun-tahun berlalu, tapi kamu masih nggak tahu apa yang sebenarnya kamu inginkan?"Rizki tertegun, ternyata Andi juga pernah menanyakannya hal ini.Pantas saja ketika sang nenek menanyakannya tadi, dia merasa pertanyaan tersebut terdengar familier. Hanya saja waktu Andi yang mengatakannya, dia hampir sama sekali tidak memerhatikan dan tidak memasukkannya ke hati.Melihat Rizki terdiam, Andi sekali lagi menghela napasnya. "Sejak kecil. kamu sudah tumbuh bersamanya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 214

    Apa dia mimpi buruk?Rizki membungkuk di samping tempat tidur, tangannya refleks mendarat di atas alis wanita itu, dia ingin meluruskan alis yang berkerut itu untuk Alya. Namun, dia lupa bahwa dia telah menghabiskan terlalu banyak waktu di bar. Sebelum kemari, dia juga minum beberapa gelas, sehingga sekarang tangannya sedingin es.Jadi ketika tangannya menyentuh alis Alya, Alya pun menggigil dan langsung terbangun.Tatapan mereka berdua pun tiba-tiba bertemu seperti ini.Alya yang baru saja terbangun dari mimpinya masih tampak linglung. Di bawah cahaya lampu kamar, tatapannya yang dingin terlihat lebih hangat dan mengaduk perasaan Rizki.Jarinya yang dingin masih berada di alis Alya.Setelah beberapa saat, Alya pun tersadar. Menyadari apa yang terjadi, dia segera menghindari sentuhan Rizki. Kemudian, dia duduk dan menatap Rizki dengan waspada."Kamu mau apa?"Penampilannya yang waspada mengakibatkan Rizki mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Memangnya apa yang bisa kulakukan? Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 215

    Memikirkan hal ini, Alya mendengus. Dia pun mendongak dan menatap Rizki dengan dingin."Kalau kamu ingin melakukan itu, pergi dan temui Hana."Mendengar ini, bayangan menyelimuti mata Rizki. Dia pun menggertakkan giginya dan berkata, "Aku ingin kamu, bukan orang lain."Setelah mengatakan itu, dia mendekat untuk mencari bibir Alya. Akan tetapi, dia malah disambut oleh tamparan Alya."Pergi!""Pergi dan temui saja Hana, jangan sentuh aku!""Pergi!"Alya gemetar saking marahnya. Menampar Rizki satu kali saja tidak cukup, dia masih ingin melanjutkannya.Akan tetapi, pergelangan tangannya ditangkap oleh Rizki. Pria itu meninggikan suaranya dan berkata, "Kamu marah? Selama ini, bukankah kamu sudah memainkan peran istri ideal dengan cukup baik? Kenapa nggak dilanjutkan saja?"Ketika Alya memikirkan Rizki yang ingin melakukan hal itu dengannya, dia benar-benar kehilangan akalnya. Dia sama sekali tidak berniat untuk membalas perkataan Rizki dan hanya sekuat tenaga memberontak.Melihat Alya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10

Bab terbaru

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 750

    Biasanya dalam situasi seperti ini, Hana akan berbalik dan pergi.Namun, sekarang Hana tidak punya apa-apa lagi. Dia maju beberapa langkah, lalu menggigit bibirnya dan berkata, "Apa maksudmu dengan bercanda menggunakan perasaanmu? Kamu nggak berpikir kalau perasaanmu padanya tulus, 'kan? Begitu tulus sampai-sampai kamu nggak peduli kalau dia jatuh ke dalam pelukan pria lain?"Irfan melihat ke arah asistennya. "Bawa dia keluar.""Irfan, Alya akan bersama dengan Rizki. Apa kamu akan membiarkan mereka bersama begitu saja? Aku tahu bahwa selama 5 tahun ini kamu terus menemani Alya, kamu telah menunggunya selama 5 tahun. Bukankah kamu ingin bersama dengannya? Apa kamu bersedia kalau hari ini dia diambil oleh orang lain?"Hana berteriak seperti orang gila dan hampir histeris, tetapi orang di depannya masih tetap tenang."Sudah cukup bicaranya?"Hana tercengang.Apa maksudnya? Dia sudah berbicara panjang lebar, tetapi Irfan bahkan tidak peduli sedikit pun?Ini tidak masuk akal. Bukankah pria

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 749

    Setelah ibunya pergi, Hana jatuh ke tempat tidur rumah sakit, menutupi pipinya yang memar dan menangis kesakitan.Jangankan ibunya, dia bahkan ingin menampar dirinya sendiri.Baru sekaranglah dia sadar, bahwa dia harusnya berhenti sejak dulu ....Namun, tampaknya, sekarang sudah terlambat untuk melakukan apa pun.Apakah ada seseorang yang bisa menolongnya?Mungkin ... ada seseorang yang bisa menolongnya.Hana terpikirkan seseorang dan melompat turun dari tempat tidur. "Nanda, cepat, bawa aku mencari taksi."Malam ini adalah malam yang sibuk.Di teras yang hening.Hasan menuangkan secangkir teh panas untuk Irfan, uap teh mengepul di udara yang dingin. Hana berdiri di hadapannya, dengan Nanda yang menopangnya di samping.Dia sudah cukup lama berdiri sana, tetapi Irfan sama sekali tidak berbicara ataupun mempersilakannya duduk.Bahkan Hasan yang berada di sisinya hanya menuangkan secangkir teh panas.Dia berlari keluar dengan terburu-buru, sehingga dia masih mengenakan gaun rumah sakit da

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 748

    "Sebenarnya apa yang terjadi?"Nanda secara singkat menjelaskan apa yang dia tahu."Apa? Rizki datang?" Kegembiraan melintas di mata Tesa, dia maju dan menggenggam tangan Hana. "Hana, kenapa kamu nggak memberitahuku kalau Rizki datang? Dia datang menjengukmu, 'kan?"Sayangnya, mata Hana penuh dengan keputusasaan. Dia terlihat seperti pecundang. Tesa memanggilnya berkali-kali, tetapi dia tidak merespons."Hana? Cepat bicara!"Melihatnya yang seperti ini membuat Tesa kesal.Kemudian barulah Hana mendongak, matanya penuh dengan air mata."Ibu, dia tahu, dia sudah tahu. Selanjutnya dia nggak akan membiarkanku, dia juga nggak akan membiarkan Keluarga Adelia."Tesa mengerutkan keningnya."Tahu apa? Bicaralah yang jelas.""Alya, Alya Kartika, ingatan dia sudah kembali. Dia memberi tahu Rizki kebenarannya. Sekarang Rizki sudah tahu bahwa bukan aku yang menyelamatkannya. Dia akan membereskanku, selanjutnya dia pasti akan membereskan kita. Ibu, kita harus bagaimana?"Meskipun perkataan Hana agak

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 747

    Sekarang Hana pun gelisah.Namun, sekarang dia sudah menenangkan dirinya. Malam ini Rizki datang untuk mempermainkannya.Selama dia menolak untuk mengakuinya, tidak ada yang bisa melakukan apa pun padanya.Memikirkan hal ini, Hana menatap Rizki dan berkata, "Bukankah kamu nggak tahu terima kasih? Apa kamu ke sini untuk mempermainkanku dan memberikan bukti pada Alya? Rizki, biar kuberi tahu kamu, aku nggak akan memberimu apa yang kamu mau. Kamu diselamatkan olehku yang telah mempertaruhkan nyawa. Waktu itu, aku hampir tenggelam di sungai demi menyelamatkanmu. Sementara mengenai Alya, dia bukan urusanku. Tapi, nggak ada satu pun orang yang bisa merebut jasaku. Kalau kamu mau menjadi orang yang nggak tahu terima kasih, silakan. Tapi jangan harap kamu bisa memaksa atau menyogokku untuk mendapatkan bukti apa pun."Setelah mengatakan itu, Hana langsung berbalik dan berjalan ke tepi tempat tidur, dia melepaskan sepatunya, lalu naik ke tempat tidur."Selama belasan tahun ini, akulah yang telah

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 746

    Jawaban ini membuat Hana benar-benar panik.Tadinya, dia kira Rizki menanyakan hal ini karena ingin mendengarnya menceritakan ulang kejadiannya. Namun, ternyata ....Begitu menyadari betapa buruknya nasib yang harus dia hadapi bila Rizki sampai mengetahui kebenarannya, Hana pun seketika menjadi panik dan mulai berbicara dengan tidak jelas."Rizki, waktu itu benar-benar aku yang menyelamatkanmu. Jangan dengarkan omong kosong Alya, dia hanya ingin membohongimu dan membuatmu membuangku."Dari ucapannya ini, Rizki akhirnya mendapatkan kata kunci yang dia cari-cari. Matanya menyipit dengan mengancam, suaranya juga menjadi sangat dingin."Memangnya aku sudah bilang siapa yang mengatakannya?"Hana pun tercengang."Waktu itu, bukankah hanya ada aku dan kamu di tepi sungai? Kenapa kamu mengira Alya yang mengatakan sesuatu padaku? Kalau dia nggak di sana, apa perkataannya itu penting?"Sampai di sini, nada bicara Rizki seketika berubah menjadi tajam."Atau maksudmu, waktu itu bukan hanya ada kit

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 745

    Hana tertegun oleh pertanyaannya dan membeku di tempat, dia menatap Rizki dengan bingung.Setelah waktu yang lama, barulah dia menyadari sesuatu.Mungkinkah Rizki sudah mengetahui kebohongannya?Tidak, itu tidak mungkin.Saat diselamatkan, Rizki masih tidak sadarkan diri. Alya juga telah kehilangan ingatannya. Rizki tidak mungkin mengetahuinya, kecuali Alya mendapatkan ingatannya kembali.Namun, bertahun-tahun telah berlalu, jika Alya ingin mendapatkan kembali ingatannya dia pasti sudah lama melakukannya, kenapa harus menunggu sampai sekarang?Apalagi, jika Alya benar-benar telah mendapatkan kembali ingatannya, apakah dia bisa menahan diri untuk tidak segera datang ke sini dan menemuinya? Dia mungkin sudah memberi tahu seluruh dunia bahwa dialah yang menyelamatkan Rizki.Setelah memikirkan hal ini, Hana merasa bahwa dirinya mungkin hanya terlalu sensitif dan curiga karena mimpinya.Rizki yang sekarang menanyakan hal-hal ini, sebenarnya memberikan kesempatan yang sangat bagus untuknya.

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 744

    Karena di depan Rizki, dia selalu tampil ramah dan lembut, tidak pernah bertingkah seperti perempuan jahat seperti sekarang.Hana panik, dia segera menyibakkan selimutnya dan turun dari tempat tidur."Rizki, kenapa kamu ke sini?"Sebelum Hana selesai bicara, air mata sudah mengalir di pipinya. Dia menangis dan bergegas menghampiri Rizki."Aku kira kamu nggak mau berbicara denganku lagi."Rizki menurunkan matanya, memandang pergelangan tangan Hana."Kenapa kamu marah sekali?"Mendengar ini, Hana buru-buru menjelaskan, "A ... aku kira kamu mengabaikanku, jadi suasana hatiku sangat jelek. Maaf ... aku nggak bermaksud begitu. Nanda, apa kamu baik-baik saja?"Nanda menggeleng. Sambil melangkah mundur, dia membenci Hana yang bermuka dua ini di dalam hatinya. "Kalau begitu aku keluar dulu, kalian berdua silakan mengobrol."Dia segera pergi, bahkan menutup pintu kamar tersebut untuk Hana.Hana tidak tahu sekarang pukul berapa, tetapi seharusnya sudah malam sekali. Dia tidak menyangka Rizki aka

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 743

    Setelah Rizki pergi, Alya berdiri seorang diri di depan pintu, berusaha menenangkan napas dan perasaannya.Beberapa waktu kemudian, dia mengangkat tangan dan menyentuh pipinya.Masih hangat ....Jelas-jelas tadi hanya sebuah pelukan.Akan tetapi, dia tidak menyangka Rizki benar-benar memercayainya dan sama sekali tidak mempertanyakannya.Bukankah ini artinya, hati Rizki selalu lebih condong kepadanya?"Mama?"Tiba-tiba, terdengar suara anak kecil dari belakangnya.Alya kaget dan berbalik, menemukan bahwa Satya sudah bangun entah sejak kapan dan sedang berdiri di sana menatapnya.Melihat putranya, Alya pun terkejut."Satya, kenapa kamu bangun?"Bukankah dia sudah tidur?Mata Alya menghindari putranya. Sudah berapa lama Satya berdiri di sana? Barusan dia tidak melihatnya, 'kan?Sambil memikirkan hal itu, Alya berjalan menghampiri Satya, lalu berjongkok di depannya dan menggendongnya. "Kamu keluar tanpa pakai baju tebal, bagaimana kalau nanti kamu sakit?"Setelah digendong, Satya memeluk

  • Kehamilan yang Kusembunyikan   Bab 742

    "Ya sudahlah." Alya berbalik. "Lagi pula kejadian itu sudah sangat lama berlalu. Kalau aku nggak mengingatnya, siapa pun pasti akan mengira dia yang menyelamatkanmu."Melihat punggungnya, Rizki merapatkan bibir."Kamu tenang saja, aku nggak akan membiarkan pencapaianmu dicuri oleh orang lain tanpa alasan."Alya tertawa dengan dingin."Apa gunanya kamu mengatakan itu sekarang? Semua orang sudah mengira dia yang menyelamatkanmu, kejadiannya juga terjadi bertahun-tahun yang lalu. Apa sekarang kamu akan keluar dan berkata bahwa yang menyelamatkanmu adalah aku dan bukan dia? Apa kamu punya bukti?""Nggak.""Jadi ...."Bahunya terasa berat, Rizki tiba-tiba memegang bahunya dan menariknya, membuatnya bertatap muka dengan pria itu."Bukti adalah sesuatu yang, selama aku inginkan, pasti ada."Alya tertegun. "Apa?"Rizki berkata, "Tadinya, aku hanya ingin memutus hubungan dengannya, lagi pula dia telah menyelamatkanku. Tapi sekarang karena dia nggak menyelamatkanku, ini bukan lagi hanya tentang

DMCA.com Protection Status